PPT Konsep Sensasi dan Persepsi MK Psikologi Kesehatan.pptx
AvidaNoorHidayahS1KE
0 views
20 slides
Oct 13, 2025
Slide 1 of 20
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
About This Presentation
materi tentang konsep sensasi dan persepsi
Size: 1.57 MB
Language: none
Added: Oct 13, 2025
Slides: 20 pages
Slide Content
KONSEP SENSASI DAN PERSEPSI
PENDAHULUAN Dalam psikologi kesehatan , persepsi dan sensasi sangat berpengaruh terhadap : Bagaimana individu merasakan kondisi tubuhnya , Bagaimana mereka menginterpretasikan gejala , Bagaimana mereka merespons penyakit atau terapi . 👉 Dua orang dengan gejala fisik yang sama dapat mengalami perbedaan respons — karena persepsi terhadap gejala berbeda .
SENSASI Sensasi adalah proses penerimaan rangsangan dari dalam atau luar tubuh melalui sistem sensorik ( panca indra dan reseptor internal). Sensasi bersifat fisiologis , terjadi secara otomatis , dan merupakan tahap awal dari proses pengalaman sensorik . Menurut Richard L. Gregory (1970): “Sensation is the immediate and direct response of the sensory organs to stimuli.”
CIRI-CIRI SENSASI Bersifat biologis dan objektif . Melibatkan reseptor sensorik (visual, auditorik , olfaktori , gustatori , taktil ). Tidak membutuhkan penilaian makna . Terjadi cepat dan otomatis
PROSES SENSASI Tahap Proses Sensasi Penjelasan Contoh Klinis 1. Stimulasi Rangsangan dari luar atau dalam tubuh diterima pancaindra atau reseptor internal. Nyeri di dada saat serangan jantung 2. Transduksi Reseptor mengubah rangsangan menjadi impuls saraf. Reseptor nyeri mengubah tekanan jadi sinyal listrik 3. Transmisi Impuls dikirim ke sistem saraf pusat (otak). Impuls nyeri sampai ke otak 4. Sensasi Otak menerima sinyal mentah tanpa makna. Pasien hanya “ merasakan nyeri ” tanpa interpretasi
JENIS SENSASI DALAM KESEHATAN Jenis Sensasi Sumber Stimulus Contoh di Layanan Kesehatan Visual Cahaya, warna Melihat luka atau ruam pada kulit pasien Auditorik Suara Mendengar monitor jantung berbunyi Taktil (peraba) Tekanan , suhu Merasakan panas saat demam Gustatori (pengecap) Rasa Merasakan pahit obat Olfaktori (penciuman) Aroma Mencium bau antiseptik atau bau khas rumah sakit Interoseptif Dari dalam tubuh Merasakan nyeri dada, kram perut , denyut jantung cepat
PERSEPSI Persepsi adalah proses mengorganisasi , menafsirkan , dan memberi makna terhadap sensasi yang diterima . Persepsi bersifat psikologis dan subjektif karena melibatkan pengalaman , emosi , keyakinan , dan budaya . Menurut James J. Gibson (1950): “Perception is the process of giving meaning to sensation.”
CIRI-CIRI PERSEPSI Melibatkan proses kognitif dan emosional . Subjektif dan dapat berbeda antarindividu . Dipengaruhi faktor internal dan eksternal . Menentukan reaksi atau perilaku individu terhadap stimulus kesehatan
PROSES PERSEPSI Walgito ( dalam Hamka, 2002) menyatakan bahwa terjadinya persepsi merupakan suatu yang terjadi dalam tahap-tahap berikut : Tahap pertama proses kealaman atau proses fisik , merupakan proses ditangkapnya suatu stimulus oleh alat indera manusia . Tahap kedua proses fisiologis , merupakan proses diteruskannya stimulus yang diterima oleh reseptor ( alat indera ) melalui saraf-saraf sensoris . Tahap ketiga proses psikologik , merupakan proses timbulnya kesadaran individu tentang stimulus yang diterima reseptor . Tahap keempat , merupakan hasil yang diperoleh dari proses persepsi yaitu berupa tanggapan dan perilaku .
JENIS PERSEPSI Jenis Persepsi Indera/Proses Contoh Klinis Dampak terhadap Perilaku Visual Mata Melihat luka terbuka Menimbulkan ketakutan atau reaksi cepat Auditorik Telinga Suara alat monitor jantung Menimbulkan kecemasan Taktil Kulit Nyeri akibat suntikan Persepsi nyeri berbeda antar pasien Interoseptif Reseptor internal Nyeri dada, sesak napas Deteksi dini penyakit Risiko Kesehatan Kognitif Persepsi tentang bahaya COVID-19 Menentukan perilaku pencegahan
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSEPSI Thoa (1993) : Faktor Internal berasal dari dalam diri individu , misalnya sikap , kebiasaan , emosi dan kemauan . Faktor eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari luar individu yang meliputi stimulus itu sendiri , baik sosial maupun fisik . Robbins (2003) : Pelaku persepsi (perceiver) Objek atau yang dipersepsikan Konteks dari situasi dimana persepsi itu dilakukan
= Oskamp ( dalam Hamka, 2002) membagi empat karakteristik penting dari faktor-faktor pribadi dan sosial yang terdapat dalam persepsi , yaitu : Faktor- faktor ciri dari objek stimulus. Faktor- faktor pribadi seperti intelegensi , minat . Faktor- faktor pengaruh kelompok . Faktor- faktor perbedaan latar belakang kultural . Persepsi individu dipengaruhi juga oleh : Faktor fungsional ialah faktor-faktor yang bersifat personal dan hal-hal lain yang bersifat subjektif . Faktor struktural adalah faktor di luar individu , misalnya lingkungan , budaya , dan norma sosial sangat berpengaruh terhadap seseorang dalam mempresepsikan sesuatu . Gilmer ( dalam Hapsari , 2004) menyatakan bahwa persepsi dipengaruhi oleh berbagai faktor , antara lain faktor belajar , motivasi , dan pemerhati perseptor atau pemersepsi ketika proses persepsi terjadi .
PERBEDAAN SENSASI DAN PERSEPSI Aspek Sensasi Persepsi Pengertian Proses penerimaan stimulus sensorik Proses penafsiran stimulus oleh otak Sifat Fisiologis Psikologis Fokus Data mentah dari tubuh Makna dan penilaian terhadap data Pengaruh Lebih objektif Subjektif, dipengaruhi banyak faktor Contoh dalam kesehatan Merasa nyeri Menilai nyeri sebagai ringan atau berat
PERAN SENSASI DAN PERSEPSI Bidang Peran Sensasi dan Persepsi Deteksi dini penyakit Persepsi terhadap gejala menentukan kapan seseorang mencari bantuan medis . Pengalaman nyeri Persepsi sangat menentukan intensitas subjektif nyeri . Respons terhadap pengobatan Persepsi positif dapat mempercepat pemulihan (placebo effect). Perilaku kesehatan Persepsi risiko penyakit memengaruhi kepatuhan terhadap pengobatan . Kesehatan mental Persepsi negatif terhadap gejala dapat meningkatkan stres dan kecemasan.
APLIKASI DALAM PRAKTIK KESEHATAN Edukasi pasien → mengubah persepsi yang salah terhadap gejala penyakit . Pendekatan biopsikososial → menggabungkan faktor biologis , psikologis , dan sosial . Manajemen stres dan kecemasan → menurunkan intensitas persepsi nyeri . Desain lingkungan rumah sakit → suara , bau , warna dapat memengaruhi persepsi pasien . Komunikasi efektif → cara dokter menjelaskan penyakit sangat memengaruhi persepsi pasien .
CONTOH APLIKATIF Skenario Kasus : Dua pasien pasca cedera lutut anterior (sprain ligament ringan ) menjalani program fisioterapi . Pasien A mengatakan hanya merasa sedikit nyeri saat latihan dan tetap termotivasi untuk bergerak . Pasien B mengeluhkan nyeri berlebihan , merasa lututnya “ rusak parah ” dan takut untuk menapak . Pemeriksaan objektif menunjukkan cedera ringan yang sama pada keduanya .
CONTOH APLIKATIF Apa perbedaan sensasi yang dialami kedua pasien saat latihan fisioterapi ? Apa perbedaan persepsi nyeri mereka terhadap kondisi lututnya ? Faktor apa saja yang mungkin mempengaruhi persepsi nyeri pasien B? Bagaimana perbedaan persepsi ini memengaruhi kepatuhan dan progres rehabilitasi ? Apa peran fisioterapis dalam mengelola persepsi nyeri pasien ?
CONTOH APLIKATIF Aspek Pasien A Pasien B Implikasi Klinis Sensasi Nyeri Merasakan nyeri ringan lokal pada lutut Merasakan nyeri tajam yang dirasa menyebar Sensasi biologis bisa sama , persepsi berbeda Persepsi Menilai nyeri sebagai “wajar dalam pemulihan” Menilai nyeri sebagai tanda kerusakan lebih parah Persepsi membentuk sikap terhadap terapi Faktor yang Mempengaruhi Edukasi awal baik, pengalaman olahraga, dukungan lingkungan Trauma sebelumnya, kecemasan, kurang pemahaman, ketakutan cedera ulang Persepsi pasien dipengaruhi faktor psikologis & pengalaman Respons terhadap latihan Termotivasi, aktif mengikuti sesi fisioterapi Menolak beberapa latihan, takut menapak, cenderung pasif Perbedaan persepsi berpengaruh terhadap kemajuan rehabilitasi Strategi intervensi Menjaga semangat pasien Edukasi ulang, reassurance, teknik relaksasi, graded exposure Pendekatan biopsikososial oleh fisioterapis penting
CONTOH APLIKATIF Nyeri adalah sensasi fisiologis , tetapi persepsi nyeri sangat dipengaruhi oleh faktor psikologis seperti ketakutan , trauma, atau keyakinan negatif tentang cedera . Persepsi nyeri negatif dapat menghambat proses rehabilitasi , meningkatkan ketegangan otot , dan memperlambat pemulihan . Fisioterapis memiliki peran penting dalam edukasi pasien , memberikan dukungan psikologis ringan , dan mengajarkan teknik manajemen nyeri non- farmakologis