PPT-MN3_KELOMPOK 3_PPh 23 Pajak Penghasilan PPh 23

ChrisJuhan 0 views 28 slides Oct 13, 2025
Slide 1
Slide 1 of 28
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14
Slide 15
15
Slide 16
16
Slide 17
17
Slide 18
18
Slide 19
19
Slide 20
20
Slide 21
21
Slide 22
22
Slide 23
23
Slide 24
24
Slide 25
25
Slide 26
26
Slide 27
27
Slide 28
28

About This Presentation

PPT


Slide Content

PAJAK PENGHASILAN PASAL 23 (PPh 23) MN3/KELOMPOK 3 Christian ibad juhan 21216084 DAFIT DEFIANSYAH 21216085 INDRIANA SAFITRI S. 21216091 ADE KURNIAWAN 21216098 FARIS A. LATING 21216099 RIANA ARNETHA D. 21216103 DETIRA SITI FAJRIAH 21216120 M. ALBI TRISMANDANI 21216125

PENGERTIAN PAJAK PENGHASILAN Menurut Mardiasmo (2010) dalam Patric Walandouw (2013), s esuai dengan sebutannya pajak penghasilan itu dikenakan atas penghasilan. Pajak penghasilan merupakan salah satu jenis pajak pusat yang obyeknya adalah penghasilan. Pajak penghasilan dikenakan terhadap wajib pajak yaitu apabila telah terpenuhi syarat subyektif dan syarat obyektif sebagamaina ditentukan oleh Undang-Undang Pajak Penghasilan .

Pengertian Pajak Penghasilan Pasal 23 Pajak Penghasilan Pasal 23 ( PPh Pasal 23), yaitu pajak penghasilan yang dikenakan atas penghasilan Wajib Pajak Dalam Negeri (WPDN) atau Bentuk Usaha Tetap yang menerima atau memperoleh penghasilan yang berasal dari modal, penyerahan jasa , atau penyelenggara kegiatan selain yang telah dipotong pajak sebagaimana dimaksud dalam PPh Pasal 21 .

PIHAK-PIHAK YANG TERLIBAT DALAM PPh 23 Pihak penerima penghasilan ( pemberi jasa ) Wajib Pajak Badan Dalam Negeri . Bentuk Usaha Tetap (BUT) Pihak pemberi penghasilan ( penerima jasa ) Badan Pemerintah , Wajib Pajak Dalam Negeri , Penyelenggara Kegiatan , Bentuk Usaha Tetap (BUT) atau Perwakilan Perusahaan Luar Negeri lainnya . Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri tertentu yang ditunjuk sebagai pemotong PPh 23 oleh Direktur Jenderal Pajak melalui SE-08/PJ.4/1995

Objek PPh Pasal 23 telah ditambahkan oleh pemerintah hingga menjadi 62 jenis jasa lainnya seperti yang tercantum dalam PMK No. 141/PMK.03/2015 . 5 diantaranya yaitu: Jasa penilai ( appraisal). Jasa aktuaris. Jasa akuntansi, pembukuan, dan atestasi laporan keuangan. Jasa hukum. Jasa arsitektur. JENIS OBJEK PAJAK PASAL PENGHASILAN PASAL 23

PERHITUNGAN DAN TARIF PAJAK PENGHASILAN PASAL 23 Terdapat dua jenis tarif pajak yang dikenakan pada penghasilan yang menjadi objek PPh 23, yaitu tarif 15% dan tarif 2% . Penetapan tarif ini dibedakan berdasarkan jenis penghasilan . Berikut adalah rincian tarif PPh 23: PPh 23 = Tarif Pajak x Penghasilan

Tabel 2.1 Tarif Pajak Penghasilan Pasal 23 Jenis Penghasilan Tarif Penghasilan Sehubungan dengan Penyertaan Modal Dividen yang diterima oleh PT/BUMN/BUMD dengan syarat kepemilikan saham kurang dari 25%, kecuali pembagian dividen kepada orang pribadi yang dikenakan PPh Final. Bunga, termasuk premi, diskonto, dan imbalan karena jaminan pengembalian utang. Royalti. Hadiah, penghargaan, bonus, dan sejenisnya selain yang telah dipotong Pajak Penghasilan Pasal 21 (PPh 21) 15%

Lanjutan Penghasilan Sehubungan dengan Sewa dan Penggunaan Harta 1. Sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta, kecuali sewa tanah dan/atau bangunan. 2% Penghasilan Sehubungan dengan Imbalan Jasa 1. Imbalan jasa teknik, jasa manajemen, jasa konstruksi, jasa konsultan, dan jasa lain yang diatur berdasarkan Peratura n Menteri Keuangan, selain jasa yang telah dipotong PPh 21. 2% Penghasilan atas Imbalan Jasa Lainnya (PMK No. 141/PMK.03/2015) tarif sebesar 2 %

PENTING!! Dalam hal Wajib Pajak tidak memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), besarnya tarif pemotongan adalah lebih tinggi 100% sebagai denda dari tarif yang telah ditentukan diatas . PPh 23 yang harus dibayar = 200% x PPh 23 Terutang

Pemotongan Pembayaran dan Pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 23

Pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 23 Saat Pemotongan Pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 23 UU PPh dilakukan pada akhir bulan dibayarkan nya penghasilan. Saat Terutang Saat terutang nya Pajak Penghasilan Pasal 23 UU PPh adalah pada saat pembayaran. Tempat Pemotongan kantor pusat . kantor cabang yang bersangkutan . Ketentuan tentang pemusatan pelaksanaan pemotongan , penyeoran , pelaporan PPh Pasal 23 tidak diatur dalam peraturan perundang-undangan perpajakan .

PEMBAYARAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 23 Pembayaran pajak dilakukan oleh pihak pemotong ke Kas Negara menggunakan aplikasi e-Billing membuat ID billing membayarnya melalui Bank Persepsi memperoleh Nomor Transaksi Penerimaan Negara (NTPN) Note : Jatuh tempo pembayaran PPh 23 adalah tanggal 10 bulan berikutnya

PELAPORAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 23 e-Fil l ing SPT Masa PPh 23 formulir kertas Jatuh tempo pelaporan adalah tanggal 20 bulan berikutnya ke KPP terdaftar.

Pemotong pajak wajib menerbitkan bukti potong PPh 23 kepada wajib pajak pada akhir bulan saat: Dibayarkan penghasilan. Disediakan untuk dibayarkan nya penghasilan Jatuh tempo nya pembayaran penghasilan yang bersangkutan Dibayarkan penghasilan . 01 02 03 NOTE: Penerbitan bukti potong ini dibuat dalam 3 (tiga) rangkap

SPT Masa PPh 23 dan/atau PPh 26 terdiri dari: Induk SPT     Daftar (SSP), (BPN), Bukti Pemindah bukuan untuk Penyetoran Daftar Bukti Pemotongan

PERSYRATAN E -SPT Menerbitkan lebih dari 20 (dua puluh) bukti pemotongan PPh 23 dan/atau Pasal 26 dalam 1 (satu) Masa Pajak . Jumlah penghasilan bruto menjadi dasar pengenaan PPh lebih dari Rp100.000.000 dalam satu bukti pemotongan. 01 02

PENGECUALIAN OBJEK PAJAK PENGHASILAN PASAL 23 NO OBJEK PAJAK 1 Penghasilan yang dibayar atau terutang kepada bank. 2 Sewa yang dibayarkan atau terutang sehubungan dengan sewa guna usaha dengan hak opsi. 3 Dividen : yang diterima atau diperoleh terbatas sebagai WP dalam negeri, BUMN/D, bank pemerintah dan bank pembangunan daerah dari penyertaan modal pada badan usaha yang didirikan dan bertempat kedudukan di Indonesia dengan syarat: Dividen berasal dari cadangan laba yang ditahan. Bagi perseroan terbatas, BUMN/D yang menerima dividen, kepemilikan saham pada badan yang memberikan dividen paling rendah 25% dari jumlah modal yang disetor dan harus mempunyai usaha aktif di luar kepemilikan saham tersebut . y ang diterima oleh WP Orang Pribadi Dalam Negeri (bersifat final) 4 Bagian laba yang diterima anggota dari perseroan komanditer yang modalnya tidak terbagi atas saham-saham, persekutuan, perkumpulan, firma, dan kongsi termasuk pemegang unit penyertaan kontrak investasi kolektif. 5 Sisa hasil usaha koperasi yang dibayarkan oleh koperasi kepada anggotanya 6 Penghasilan yang dibayar atau terutang kepada badan usaha atas jasa keuangan yang berfungsi sebagai penyalur pinjaman dan/atau pembiayaan yang diatur dengan Peraturan Menteri Keuangan.

CONTOH SOAL Penghasilan Sehubungan dengan Penyertaan Modal 1. PT Garmindo, merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang industri garmen dan beralamat di Jl. Mangga No. 11, Jakarta Barat. PT Garmindo telah memiliki NPWP dengan nomor 01.111.444.8-085.000. Pada tanggal 10 Juni 2018, perusahaan membayar dividen tunai kepada pemegang saham yang sebelumnya telah diumumkan melalui RUPS. Berikut informasi data pembayaran dividen tunai tersebut : Pemegang Saham NPWP Pernyertaan Modal Dividen (Rp) PT Cakrawala 01.524.443.8-039.000 26% 130.000.000,00 PT Sumber Jaya 01.524.443.8-039.000 18% 90.000.000,00 PT Aman Jaya 01.524.443.8-039.000 12% 60.000000,00

Pembahasan:   Perhitungan PPh 23 atas Dividen Pemegang Saham Penyertaan Modal Dividen (Rp) PPh 23 (Rp) (15%) PT Sumber Jaya 18% 90.000.000,00 13.500.000 PT Aman Jaya 12% 60.000000,00 9.000.000 Jumlah 150.000.000,00 22.500.000 Catatan : PT Cakrawala dikategorikan menjadi non- objek pajak sebab persentase penyertaan modalnya lebih dari 25%. Pembayaran PPh 23 ditanggung oleh PT Sumber Jaya dan PT Aman Jaya. PT Garmindo wajib memotong PPh 23 atas penghasilan yang dibayarkan kepada PT Sumber Jaya dan PT Aman Jaya. Selain itu, PT Garmindo juga wajib menyetorkan pajak yang telah dipotong tersebut kepada kas negara sebesar total Rp 22.500.000. pembayaran ini dapat dilakukan melalui e-billing.

b. Perlakuan Akuntansi PT Garmindo   Saat Pengumuman Dividen Saat pengumuman di RUPS   Dividen Rp150.000.000,00 Hutang Dividen Rp127.500.000,00 Hutang PPh 23 Rp 22.500.000,00 Saat Pembayaran Dividen Dibayarkan tanggal 10 Juni 2018   Hutang Dividen Rp127.500.000,00 Kas/Bank Rp127.500.000,00 Saat Pembayaran PPh 23 Paling lambat tanggal 10 Juli 2018   Hutang PPh 23 Rp 22.500.000,00 Kas/Bank Rp 22.500.000,00 PT Sumber Jaya   Saat Penerimaan Dividen Diterima tanggal 10 Juni 2018   Kas/Bank Rp 76.500.000,00 PPh 23 Dibayar Dimuka Rp 13.500.000,00 Pendapatan Dividen Rp 90.000.000,00 PT Aman Jaya   Saat Penerimaan Dividen Diterima tanggal 10 Juni 2018   Kas/Bank Rp 51.000.000,00 PPj 23 Dibayar Dimuka Rp 9.000.000,00 Pendapatan Dividen Rp 60.000.000,00

Contoh Soal 2 Penghasilan Sehubungan dengan Sewa dan Penggunaan Harta   Pada tanggal 5 Mei 2018 PT Baja Konstruksi (pihak pertama) melakukan kontrak dengan PT Sumber Alam Machinery selaku perusahaan persewaan alat berat (pihak kedua) untuk menyediakan jasa sewa alat berat berupa forklift dengan nilai kontrak sebesar Rp 100.000.000,00. Kedua pihak tersebut telah memiliki NPWP. Berapa PPh 23 yang dikenakan atas transaksi tersebut? Perhitungan Sesuai dengan UU Pajak Penghasilan Pasal 23, pembayaran kepada PT Sumber Alam Machinery masing-masing harus dipotong PPh 23 oleh PT Baja Konstruksi sebesar : PPh 23 Terutang = 2% x Rp100.000.000,00 = Rp2.000.000,00

PT Baja Konstruksi   Saat Pembayaran Sewa Peralatan Dibayarkan tanggal 5 Mei 2018   Beban Sewa Peralatan Rp100.000.000,00 Hutang PPh 23 Rp 2.000.000,00 Kas/Bank Rp 98.000.000,00 Saat Pembayaran PPh 23 Dibayarkan paling lambat tanggal 10 Juni 2018   Hutang PPh 23 Rp 2.000.000,00 Kas/Bank Rp 2.000.000,00 PT Sumber Alam Machinery   Saat Menerima Pembayaran Sewa Diterima tanggal 5 Mei 2018   Kas/Bank Rp 98.000.000,00 PPh 23 Dibayar Dimuka Rp 2.000.000,00 Pendapatan Sewa Rp100.000.000,00 Perlakuan Akuntansi

Contoh Soal 3 Penghasilan Sehubungan dengan Imbalan Jasa PT Pandu Putra Coal merupakan perusahaan kontrak karya pertambangan batubara (PKP2B), menggunakan jasa konsultan manajemen dari Ducker Consulting yang berasal Irlandia yang berada di Indonesia selama 5 bulan . Atas jasa konsultasi tersebut PT Pandu Putra Coal membayar fee jasa konsultan sebesar Rp 300.000.000,00; diketahui tidak ada Tax Treaty/P3B antara Indonesia dan Irlandia . Berapa PPh 23 yang dikenakan atas transaksi tersebut ? a. Perhitungan Transaksi pembayaran fee jasa konsultan manajemen oleh PT Pandu Putra Coal kepada Ducker Consulting dikenakan pemotongan PPh 23 sebesar 2% dari nilai bruto yang dihitung sebagai berikut: b. Pembayaran PPh 23 ditanggung oleh Ducker Consulting dan dipotong oleh PT Pandu Putra Coal dari penghasilan yang dibayarkan kepada Ducker Consulting. PT Pandu Putra Coal dapat melakukan pembayaran melalui e-billing. PPh 23 = 2% x Rp300.000.000,00 = Rp6.000.000,00

PT Pandu Putra Coal   Saat Pembayaran Jasa Konsultan Manajemen: Dibayarkan tanggal 5 Mei 2018 Beban Jasa Konsultan Rp300.000.000,00 Hutang PPh 23 Rp 6.000.000,00 Kas/Bank Rp294.000.000,00 Saat Penyetoran PPh 23: Dibayarkan paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya Hutang PPh 23 Rp 6.000.000,00 Kas/Bank Rp 6.000.000,00 c. Perlakuan Akuntansi

Contoh Soal 4 Penghasilan atas Imbalan Jasa Lainnya PT Safari Outsourcing adalah perusahaan penyedia tenaga kerja (outsourcing). PT Safari Outsourcing mendapat kontrak penyediaan tenaga kerja sebanyak 20 orang dari PT Dwi Jaya. Tenaga kerja tersebut tetap terdaftar sebagai pegawai PT Safari Outsourcing. Kontrak yang disepakati atas penyerahan jasa oleh PT Safari Outsourcing terdiri dari gaji untuk 20 orang tenaga kerja per bulan sebesar Rp 100.000.000,00 dan imbalan atas jasa penyediaan tenaga kerja per bulan sebesar Rp 10.000.000,00. PT Safari Outsourcing melampirkan bukti pendukung atas rincian tagihan penyerahan jasa tenaga kerja tersebut kepada PT Dwi Jaya: Rincian gaji 20 orang tenaga kerja Rp 100.000.000,00 Imbalan Jasa Rp 10.000.000,00 Berapa PPh 23 yang harus dipotong oleh PT Dwi Jaya atas transaksi di atas ?

Pembahasan: a. Perhitungan Pemotongan PPh 23 yang dilakukan oleh PT Dwi Jaya atas pembayaran transaksi penyerahan jasa tenaga keamanan kepada PT Safari Outsourcing adalah sebesar : b. Pembayaran PPh 23 ditanggung oleh PT Safari Outsourcing dan dipotong oleh PT Dwi Jaya dari penghasilan yang dibayarkan kepada PT Safari Outsourcing. PT Dwi Jaya dapat melakukan pembayaran PPh 23 melalui e-billing. PPh 23 = 2% x Rp10.000.000,00 = Rp200.000,00

c. Perlakuan Akuntansi PT Dwi Jaya Saat Pembayaran Jasa Outsourcing Beban Jasa Outsourcing Rp110.000.000,00 Hutang PPh 23 Rp200.000,00 Kas/Bank Rp109.800.000,00 Saat Penyetoran PPh 23 Dibayarkan paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya Hutang PPh 23 Rp200.000,00 Kas/Bank Rp200.000,00   PT Safari Outsourcing Saat Penerimaan Pembayaran Jasa Outsourcing Kas/Bank Rp109.800.000,00 PPh 23 Dibayar Dimuka Rp200.000,00 Pendapatan Jasa Rp110.000.000,00

TERIMA KASIH! -Kelompok 3-
Tags