PPT Oral Assesment Oral Assesment Oral Assesment.pptx

ChatrineAprilia1 0 views 29 slides Oct 07, 2025
Slide 1
Slide 1 of 29
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14
Slide 15
15
Slide 16
16
Slide 17
17
Slide 18
18
Slide 19
19
Slide 20
20
Slide 21
21
Slide 22
22
Slide 23
23
Slide 24
24
Slide 25
25
Slide 26
26
Slide 27
27
Slide 28
28
Slide 29
29

About This Presentation

Oral Assesment Oral Assesment Oral Assesment


Slide Content

ORAL ASSESSMENT Dosen Pengampu : Yuni Susanti Pratiwi, dr., Mkes Qorinah E, SST.,M. Kes .,PhD. Dr. Ari Indra S, SST., M.Keb .

Disusun oleh: Ria Niari Nasution NPM 131020220001 Chatrine Aprilia Hendraswari NPM 131020220002 Nadia Nur Fadila NPM 131020220007 Indah Purnamasari NPM 131020220009 Gaipyana Sembiring NPM 131020220011 Lathifah NPM 131020220011 Aqsha Wijaya NPM 131020220020

Latar Belakang Salah satu elemen penting dalam lingkungan pembelajaran ialah penilaian . Hal ini dilakukan untuk mengetahui dengan baik mengenai apa yang dipelajari oleh peserta didik ( Akimov & Malin , 2020). Terdapat berbagai macam jenis assessment/ penilaian dalam dunia Pendidikan, salah satu bentuk assessment/ penilaian yaitu penilaian secara lisan (oral assessment). Meskipun beberapa pakar Pendidikan menilai tingkat validitas dan reliabilitas assessment ini lebih rendah dibandingkan model assessment lainnya , namun beberapa negara seperti Eropa , Afrika, dan Asia masih menggunakan metode ini . Sehingga , akan dibahas lebih lanjut mengenai oral assessment dan kedudukannya sebagai metode evaluasi ( Lisiswanti , 2014).

ORAL ASSESSMENT Ujian lisan atau oral assessment adalah metode penilaian pengetahuan siswa dengan cara tatap muka dengan satu atau lebih penguji . Para siswa secara lisan diminta beberapa pertanyaan yang siswa menjawab . Ujian ini memakan waktu tertentu , biasanya 20 menit sampai 1 jam. Dalam ujian ini , penguji menggunakan rencana penilaian dan kemudian membuat pertanyaan terstruktur . Penguji memberikan kasus kepada siswa ( kasus panjang atau kasus pendek ), setelah itu siswa ditanya tentang kasus tersebut   (Amin Z, et al 2006). Melalui ujian lisan ini dimungkinkan untuk menilai selama ujian lisan ini pengetahuan siswa pada tingkat pengetahuan (knowledge) dan kompetensi (knowledge) tingkat kemahiran yang direkomendasikan oleh Miller (1990), yang kita kenal dengan piramida Miller. berasal dari taksonomi Blooms. Ujian tersebut mampu menilai pengetahuan siswa pada tataran analisis dan sintesis pemikiran (Dornan T, et al. 2011). Metode ini sering digunakan untuk menilai kemampuan mahasiswa dalam ujian selama rotasi klinik . Pemeriksaan mulut atau disebut juga viva voce adalah metode penelitian yang mengharuskan mahasiswa berinteraksi dengan pasien , mengumpulkan data, kemudian menentukan diagnosis dan pengobatan pasien untuk peneliti .  (Marks M et al, 2009).

Pengertian Oral Assesment Fakultas Kedokteran (FK) di Indonesia yang masih menggunakan oral assessment pada saat penilaian pengetahuan mahasiswa yaitu Universitas Padjajaran , Universitas Mataram , Universitas Sriwijaya dan Universitas Atmajaya . Oral assessment di modifikasi menjadi Student Oral Case Analysis (SOCA) yang pertama kali diperkenalkan oleh FK Universitas Padjajaran .

Alasan Menggunakan Oral Assesment Hasil belajar siswa ditentukan dari bagaimana proses mengumpulkan informasi yang mereka lakukan Oral assessment lebih efektif jika metode evaluasi ini melibatkan interaksi siswa dengan orang lain, termasuk dengan klien atau pasien , secara langsung atau tidak , evaluasi juga memungkinkan penilaian tentang kemampuan intrapersonal siswa . Dengan atau tanpa klien , penilaian dapat digunakan untuk menilai kualitas intrapersonal seperti kepercayaan diri , kesadaran diri , dan aspek ‘ profesionalisme ’ yang mungkin tidak dimiliki oleh metode evaluasi lainnya . Metode ini dapat menilai pengetahuan siswa Salah satu karakteristik yang paling penting dari bentuk penilaian lisan adalah pertanyaan follow-up dapat digunakan untuk menentukan batasan diketahui siswa . Tidak seperti ujian tertulis , penilai dapat meminta siswa untuk menguraikan jawabannya dan dapat menggunakan serangkaian pertanyaan yang diselesaikan sampai mereka mencapai batas dari apa yang diketahui siswa .

Alasan Menggunakan Oral Assesment Metode ini mencerminkan dunia praktisi Dunia praktik mencakup bidang praktik profesional seperti bidang hukum , pengajar atau kesehatan . Kebanyakan keterampilan mereka didominasi oleh keterampilan berbicara daripada menulis , mendengarkan dan merespons saat klien membahas kebutuhan mereka , menjelaskan jenis perawatan kepada pasien serta mengajar kelas di depan siswa . Maka akan dibutuhkan pembiasaan berkomunikasi dengan banyak orang. Penilaian lisan dapat meningkatkan proses pembelajaran dalam beberapa cara : Siswa tidak dapat memprediksi pertanyaan apa yang akan dikeluarkan saat interview dan cara terbaik untuk mengatasi situasi ini adalah dengan mengembangkan pemahaman yang mendalam tentang apa yang mereka pelajari Siswa dapat mempersiapkan diri secara menyeluruh untuk menghindari terlihat lemah dan kurang persiapan di depan evaluator atau rekan-rekan serta klien mereka . Beberapa siswa akan ragu untuk mengucapkan ide yang bukan milik mereka , artinya mereka ingin memastikan bahwa mereka memahami apa yang mereka katakan .

Alasan Menggunakan Oral Assesment Cocok dengan karakteristik siswa Beberapa siswa mungkin lebih mampu mengekspresikan diri secara tulisan , sementara yang lain memiliki kesulitan khusus seperti adanya gangguan penglihatan atau faktor lainnya yang mungkin mereka memiliki keinginan atau kebutuhan tersendiri untuk mengembangkan kemampuan berkomunikasi dengan baik karena hal ini bermanfaat bagi mereka ketika mereka memasuki dunia kerja . Pertanyaan yang tidak jelas atau ambigu dapat dinyatakan atau dijelaskan kembali Oral assessment ini bertujuan untuk memastikan bahwa setiap siswa memahami pertanyaan yang diajukan , sehingga jika mereka kesulitan dalam memahami percakapan atau pertanyaan , dapat ditanyakan kembali . Berbeda dengan written assessment yang pertanyaannya sudah dianggap sangat jelas dan tidak bisa dipertanyakan kembali . Metode ini akan menjamin bahwa hasil ujian tersebut adalah hasil siswa itu sendiri Ketika siswa bertanya-tanya apa yang mereka ketahui dan mengerti , mereka harus bergantung pada pekerjaannya sendiri dan kata-kata mereka sendiri , dengan demikian mengurangi kemungkinan plagiarism terhadap peserta lain ( Joughin , 2010) .

Kelebihan dan kekurangan metode oral examination Beberapa kelebihan oral examination menurut Davis dan Karunathilake, yaitu : Komunikasi secara langsung antara penguji dan mahasiswa ( Direct personal contact ) Menilai mahasiswa dalam kemampuannya berpikir kritis, membuat pemecahan masalah, dan mengambil keputusan Aman dan menguji kompetensi klinik Menilai profesionalisme dan etika mahasiswa Menggali lebih dalam pengetahuan mahasiswa Lebih fleksibel untuk berpindah dari satu tempat ke temp a t lainnya Feedback dalam pengembangan kurikulum Kemampuan menghubungkan pertanyaan dan kebutuhan pada setiap mahasiswa

Kelemahan metode oral examinations, yaitu : Rendahnya reliabilitas dalam menilai kompetensi. Rendahnya reliabilitas akan berpengaruh pada validitas hasil dari assassment karena materi yang bervariasi kepada setiap mahasiswa. Biaya yang dikeluarkan dalam penilaian oral examination ini terbilang tinggi, Waktu dan energi yang dikeluarkan cukup banyak. Banyaknya tahapan yang harus dilalui dalam pelaksanaan oral examination seperti mempersiapkan struktur, administrasi, pemberian scoring dan pengambilan keputusan sehingga memerlukan persiapan yang cukup lama.

Mengetahui secara langsung kemampuan mahasiswa dalam mengemukan pendapatnya secara lisan Tidak ada soal-soal yang tertulis, cukup mencatat pokok-pokok permasalahannya saja. Dapat menghindari kemungkinan mahasiswa akan menerka dan berspekulasi dalam menjawab pertanyaan Sedangkan menurut Arifin kelebihan dan kekurangan metode oral examinations, antara lain:

Menyita waktu cukup banyak, apalagi jika jumlah mahasiswa yang banyak. Sering muncul unsur subjektivitas bila situasi dalam ujian hanya seorang dosen dan mahasiswa.   Adapun, kelemahan metode oral examinations, adalah

6 Dimensi Perencanaan Oral Assessment Apa yang dinilai? Interaksi Keaslian Struktur Siapa yang menilai? Murni lisan atau kombinasi mode?

Petunjuk praktis dalam pelaksanaan oral assessment menurut Arifin (2011) yaitu : Tidak terpengaruh oleh faktor-faktor subjektivitas, misalnya penampilan , status ekonomi , dan hubungan keluarga. Memberikan skor pada masing-masing jawaban yang di sampaikan peserta didik. Mencatat hal-hal atau masalah yang akan ditanyakan dan ruang lingkup jawaban yang di harapkan untuk setiap pertanyaan. Menc iptakan suasana ujian yang menyenangkan.

Langkah-Langkah Pelaksanaan Oral Assesment sebagai berikut: Langkah 2 Menyusun kisi-kisi yang akan menjadi pedoman dalam pembuatan pertanyaan, perintah yang harus dijawab siswa secara lisan. Langkah 1 Me ng analisis KD sesuai dengan muatan pelajaran. Analisis KD dilakukan pada Tema, Subtema, dan pembelajaran. Hal tersebut bertujuan agar s eluruh kompetensi yang ingin dicapai dalam KD terwakili dalam instrumen yang akan disusun. Langkah 3 Menyiapkan pertanyaan, perintah yang akan disampaikan secara lisan. Langkah 4 Melakukan tes dan analisis untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan peserta didik. Melalui analisis ini guru akan mendapatkan informasi yang digunakan untuk menentukan perlu tidaknya remedial atau pengayaan (Ubabuddin & Herwani, 2022)

Beberapa hal yang juga perlu diperhatikan dalam merencanakan oral assement diantaranya : 5 4 3 2 1 Menyiapkan rubrik penilaian, berupa format yang akan digunakan untuk mencatat skor hasil penilaian keberhasilan menjawab setiap pertanyaan yang diajukan. (Kusaeri, 2014). Menyusun pedoman pertanyaan yang menunjukkan kemampuan menggunakan bahasa lisan, sistematika berpikir, memecahkan masalah, mengungkap hubungan sebab akibat, dan mempertanggungjawabkan pendapat sesuai dengan pokok-pokok pertanyaan yang diajukan Menetukan kriteria kunci yang menunjukkan capaian indikator hasil belajar pada kompotensi pengetahuan. Menyusun indikator proses dan hasil belajar berdasarkan kompetensi pengetahuan yang di nilai melalui tes lisan. Menentukan kompetensi pengetahuan yang sesuai dinilai melalui tes lisan.

Validitas Oral Assessment Validitas adalah suatu metode assessmen mampu mengukur atau menilai apa yang seharusnya dinilai. Terdapat empat macam validitas yaitu : Validitas konten adalah mengukur materi atau konten yang sesuai dengan tujuan pembelajaran. Validitas konkuren adalah instrumen penilaian tersebut dapat membedakan kemampuan kelompok mahasiswa yang dinilai Validitas prediktif adalah instrumen penilaian tersebut dapat menilai kemampuan mahasiswa pada waktu yang akan datang. Face validity adalah ujian tersebut sesuai dengan apa yang diajarkan.

Realibilitas Metode ases s men t yang dipilih untuk menilai keterampilan mahasiswa dalam pendidikan kedokteran harus mempertimbangkan validitas , reliabilitas , kelayakan , implikasi pendidikan dan akseptabilitas . Setidaknya di antara semua kriteria tersebut , ada tiga kriteria yang dipertimbangkan , yaitu validitas , reliabilitas , dan kelayakan . 

Realibilitas Niehous et al. (2011) mengemukakan bahwa ujian lisan tidak direkomendasikan sebagai gold standar , tetapi merupakan tantangan dalam mengevaluasi peran ujian lisan dalam sains dalam kaitannya dengan komunikasi interpersonal dan sintesis pengetahuan . Dalam penelitian ini , Niehous et al , juga menemukan bahwa tidak ada perbedaan hasil siswa yang kurang baik pada ujian lisan dan metode penilaian lainnya . Dari hasil tersebut dapat kita lihat bahwa metode penilaian ini tetap dapat digunakan , namun dengan pengetahuan atau keterampilan tertentu .

Realibilitas Reliabilitas yang rendah akan mempengaruhi validitas hasil dari assassment karena variasi materi yang dihadapkan kepada mahasiswa. Biaya yang dikeluarkan untuk penilaian oral examination ini juga cukup tinggi, waktu dan energi yang dikeluarkan juga banyak terpakai, diperberat lagi dengan reliabilitasnya rendah dalam menilai kompetensi.

Kejujuran Menurut Kesuma, dkk (2012: 16) jujur merupakan suatu keputusan seseorang untuk mengungkapkan perasaannya, kata-katanya atau perbuatannya bahwa realitas yang ada tidak dimanipulasi dengan cara berbohong atau menipu orang lain untuk keuntungan dirinya. Makna jujur erat kaitannya dengan kebaikan (kemaslahatan). Kemaslahatan memiliki arti bahwa mementingkan kepentingan orang banyak dari pada mementingkan diri sendiri maupun kelompoknya.

Jika bertekad ( inisiasi keputusan ) untuk melakukan sesuatu , tekadnya adalah kebenaran dan kemaslahatan . Jika berkata tidak berbohong ( benar apa adanya ). Jika adanya kesamaan antara yang dikatakan hatinya dengan apa yang dilakukannya . . Karakteristik Kejujuran Menurut Kesuma , dkk (2012: 17) orang yang memiliki karakter jujur dicirikan dengan perilaku diantaranya yaitu :

Kriteria Oral Assasement Penggunaan rubrik dalam penilaian lisan memiliki banyak manfaat : Memberikan titik referensi umum bagi penilai untuk penilaian mereka. Penilaian Ini mengurangi kemungkinan penilaian akan didasarkan pada faktor faktor asing Memberi siswa panduan penilaian sebelumnya membantu mereka memahami sifat pekerjaan yang baik dan membantu mereka mengevaluasi kualitas pekerjaan mereka sendiri dalam penilaian. Ini memberikan dasar untuk evaluasi/umpan balik rekan Membuat penilaian lebih efisien Memberikan kerangka kerja yang berguna untuk umpan balik kepada siswa.

Kriteria Oral Assasement Banyak universitas mengharuskan semua penilaian lisan untuk dicatat : Mempersiapkan siswa untuk penilaian lisan Siswa akan memiliki berbagai pengalaman penilaian lisan di sekolah atau kursus sebelumnya. Ini mungkin telah menginformasikan harapan mereka tentang penilaian lisan dan bagaimana mereka harus bersiap. Penilaian lisan yang akan mereka jalani mungkin sangat berbeda. Siswa perlu belajar tentang bentuk-bentuk penilaian sama seperti mereka belajar tentang hal-hal lain . M emberi tahu siswa secara tertulis atau lisan di kelas apa yang diminta. Melihat contoh penilaian (baik secara langsung atau video), memiliki kesempatan untuk mendiskusikan harapan, dan memiliki kesempatan untuk mempraktekkan format penilaian sebelum digunakan untuk tujuan formal adalah semua cara penting untuk mempersiapkan penilaian lisan.

2. Berikan saran untuk mempersiapkan siswa Beberapa langkah dapat diambil untuk membantu membiasakan siswa dengan format dan persyaratan penilaian lisan: Cari tahu pengalaman penilaian lisan apa yang anda miliki sebelumnya Luangkan waktu untuk menanyai siswa setelah penilaian. Berikan kesempatan untuk berlatih di waktu kelas. Misalnya, jika penilaian didasarkan pada presentasi kelompok, buatlah kegiatan presentasi singkat dengan waktu untuk diskusi dan umpan balik ke dalam waktu kelas reguler. Jika penilaian dilakukan di depan teman sebaya, gunakan teman sebaya pengalaman penilaian lisan apa yang a nda miliki sebelumnya Siswa sering tidak berpengalaman dalam mengekspresikan diri secara lisan dalam disiplin yang mereka pilih. Bangun peluang untuk berbicara di kelas, dengan cara informal dan semi formal yang berbeda. Gunakan strategi dalam kelas yang menuntut semua siswa untuk sering berbicara, termasuk pembicaraan singkat. Berikan informasi tertulis yang jelas tentang penilaian dan Siswa akan memiliki berbagai pengalaman penilaian lisan di sekolah atau kursus sebelumnya. Ini mungkin telah menginformasikan harapan mereka tentang penilaian lisan dan bagaimana mereka harus bersiap. Penilaian lisan yang akan mereka jalani mungkin sangat berbeda.

KESIMPULAN Oral examination atau ujian lisan adalah metode penilaian terhadap pengetahuan mahasiswa dengan cara mahasiswa berhadapan langsung dengan seorang atau beberapa penguji . Alasan menggunakan Oral Assessment : Hasil belajar siswa ditentukan dari bagaimana proses mengumpulkan informasi yang mereka lakukan , Metode ini dapat menilai pengetahuan siswa , Metode ini mencerminkan dunia praktisi , Penilaian lisan dapat meningkatkan proses pembelajaran , Cocok dengan karakteristik siswa , Pertanyaan yang tidak jelas atau ambigu dapat dinyatakan atau dijelaskan Kembali , Metode ini akan menjamin bahwa hasil ujian tersebut adalah hasil siswa itu sendiri Menurut Arifin kelebihan dan kekurangan metode oral examinations, antara lain: Mengetahui secara langsung kemampuan mahasiswa dalam mengemukan pendapatnya secara lisan , Tidak ada soal-soal yang tertulis , cukup mencatat pokok-pokok permasalahannya saja dan Dapat menghindari kemungkinan mahasiswa akan menerka dan berspekulasi dalam menjawab pertanyaan 6 Dimensi Perencanaan Oral Assessment : apa yang dinilai , interaksi,keaslian , struktur , siapa yang menilai dan murni lisan / kombinasi mode. Reabilitas Metode asessment yang dipilih untuk menilai keterampilan mahasiswa dalam pendidikan kedokteran harus mempertimbangkan validitas , reliabilitas , kelayakan , implikasi pendidikan dan akseptabilitas . Menurut Kesuma , dkk (2012: 16) jujur merupakan suatu keputusan seseorang untuk mengungkapkan perasaannya , kata- katanya atau perbuatannya bahwa realitas yang ada tidak dimanipulasi dengan cara berbohong atau menipu orang lain untuk keuntungan dirinya . Kriteria dan rubrik adalah Salah satu keuntungan dari penilaian lisan adalah sering dapat ditandai dengan cepat di tempat . 

DAFTAR PUSTAKA Akimov , A., & Malin , M. (2020). When old becomes new: a case study of oral examination as an online assessment tool. Assessment and Evaluation in Higher Education , 45 (8), 1205–1221. https://doi.org/10.1080/02602938.2020.1730301 Amiel GE, Tann M, Krausz M, Bittermann A, Cohen R. (2002). Increasing examiner involvement in an objective structured clinical examination by integrating structured oral examination. Exerpta Medic Journal : 173(6):546-9 Amin Z, Seng CY, Hoon eng K. (2006). Practical guide to medical student assessment. World Scientific. Singapore Arifin, Zaenal . ( 2011 ) . Evaluasi pembelajaran ( Prinsip , Teknik, Prosedur ). PT. Remaja Rosdakarya : Bandung. Chan C.(2009) Assessment: Oral Assessment, AssessmentResources@HKU , University of Hong Kong [http://ar.cetl.hku.hk]: Available:Accessed : 2 nd   May 2023 Davis MH, karunathilake I. (2005). The place of the oral examination intoday’s assessment systems. Medical Teacher.; 27(4):294-7 Dornan T, Mann Karen, Scherpbier A, Spencer J. (2011). Medical education theory and practice. Churchill Livingstone: Elsevier Downing MS. ( 2004). Reability : on the reproducibility of assessment data. The metric of medical education. Medical Education.; 38:1006-12 Fergus G. (1997). AMEE medical education guide no.9: assessment of clinical competence using the objective structured long examination record (OSLER). Medical Teacher : 97(1):1-12 Joughin , Gordon. (2010). A Short Guide to Oral Assessment. University of Wollongong. https://www.researchgate.net/publication/228844594 : Available: Accessed: 2 nd May 2023 Kesuma, Dharma dkk. (2012). Pendidikan Karakter Kajian Teori dan Praktik di Sekolah. Bandung: PT Remaja Rosdakarya . Kusaeri. (2014). Acuan & Teknik Penilaian Proses & Hasil Belajar dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta : Ar-Ruzz Media. Lisiswanti , R. (2014). THE BENEFIT AND WEAKNESS OF ORAL EXAMINATION IN MEDICAL EDUCATION. JUKE , 4 (8), 233–238. Marks M, Murto SH, Dent AJ, Harden RM. A. (2009). Practical guide for medical teachers: Performance Assessment. Churchill livingstone ; Elsevier

DAFTAR PUSTAKA Mohamad Mustari . (2011). Nilai Karakter . Yogyakarta: LaksBang PRESSindo . Niehous D, Jordaan e, Koen L, Mashile M, Mall S. (2012). Applicability and fairness of the oral examination in undergraduate psychiatry training in South Africa. African Journal Psychiatry ; 15:119-23. Diakses 2 Mei 2023 pukul 12.40. Nitko AJ. (1996). Educational assessment of students. Second Edition. Merrill. New Jersey: Prentice-Hall; Norcini JJ, McKinley DW. (2007). Assessment methods in medical education. Teaching and Teacher Education; 23:239-50 Nurul Zuriah . (2008). Pendidikan Moral & Budi Pekerti dalam Perspektif Perubahan . Jakarta: PT Bumi Akasa . Shumway JM, Harden RM. (2005). AMEE Guide No. 25: The assessment of learning outcomes for the competent and reflective physician. Medical Teacher ; 25(26):569-84 Stujanna , E. N., Pandhita , G., Putranti , R. A., Lakshmi, B. S., & Sukarya , W. S. (2021). ONLINE STUDENT ORAL CASE ANALYSIS DURING COVID-19 PANDEMIC: A CASE STUDY. Jurnal Pendidikan Kedokteran Indonesia: The Indonesian Journal of Medical Education , 10 (2), 133. https://doi.org/10.22146/jpki.61822 Ubabuddin, & Herwani. (2022). Pelaksanaan Penilaian Pengetahuan Lisan dalam Pembelajaran PAI. Jurnal Pendidikan Profesi Guru , 2 ( Guruku ). Wass V, Wakeford R, Neighbour R, Vleuten CV. ( 2003). Achieving acceptable reliability in oral examinations: an analysis Royal Colledge of General Practisioners membership examination’s oral component. Medical Education,; 37:126-31 Yaphe J, street S. (2003). How do examiner decide?: a Quality study of the prosess of decision making in the oral examination component of the MRGP examination. Medical Education. 37:764-71

THANK YOU
Tags