PPT Quality and safety pada laboratorium

revikaastriani 0 views 12 slides Sep 25, 2025
Slide 1
Slide 1 of 12
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12

About This Presentation

PPT Quality and safety pada laboratorium


Slide Content

Keselamatan pasien dalam Patologi Anatomi Quality and Safety

Laporan Institute of medicine tahun 1999 meningkatkan jumlah kesadaran nasional terkait kesalahan medis dan keselamatan pasien . Kesalahan patologi anatomi dilaporkan terjadi pada 1% sampai 43% dari semua spesimen Patologi Anatomi , rentang persentasi ini bergantung apda metode pendeteksian dan definisis dari apa yang dianggap sebagai suatu kesalahan . Deteksi kesalahan yang digunakan dalam PA paling sering bergantung berupa bentuk tinjauan kasus yang ditetapkan sebagai konfrensi kasus sulit antar departemen , tumor board atau second opinion dengan persetujuan patolog  apabila didapatkan 1 kesalahan dari salah satu proses ini dapat disebut sebagai ketidaksesuaian / perbedaan interpretasi / pelaporan antar 2 patolog . Journal reading

Outcome : 21% dari semua ketidaksesuaian disebabkan oleh perubahan interpretasi antar kategori . Meskipun sebagian besar ketidaksesuaian tidak berpengaruh pada perawatan pasien , 5,3% memiliki efek sedang atau mencolok pada perawatan pasien . Berdasarkan data korelasi sitologi-histologis non- ginekologi , Clary et al6 melaporkan bahwa 23% perbedaan interpretasi berdampak besar pada hasil pasien . Mengukur Perbedaan Frekuensi dan Penyebab Frekuensi deteksi kesalahan berdasarkaan metode review sekunder yang berbeda telah dipelajari secara bervariasi . Namun tinjauan metode sekunder lainnya tidak dipelajari secara rinci sehingga sebagai konsekuensinya metode ini tidak dapat digunakan dalam program meningkatkan kualitas laboratorium Program Q-Probes CAP telah mengukur dan menentukan sejumlah indikator kualitas utama dalam patologi anatomi dan klinis . Studi Q-Probes ini adalah studi multi- lembaga pertama yang mengukur dan mendokumentasikan frekuensi perbedaan patologi anatomi dan pengaruh perbedaan ini pada hasil pasien .

Tabel 1. pengertian diskrepansi

Tabel 2. Definisi pengaruh perbedaan pada manajemen pasien

Laboratorium yang terdaftar dalam program peningkatan kualitas Q-Probes sukarela CAP berpartisipasi dalam penelitian ini pada tahun 2003. Program Q-Probes dan format pengumpulan dan penanganan data sebelumnya telah dijelaskan secara rinci . pe serta secara prospektif mengidentifikasi 100 spesimen patologi bedah atau sitologi berturut-turut yang ditinjau oleh ahli patologi kedua setelah ahli patologi pertama keluar dari kasus tersebut . Untuk membakukan proses pengumpulan data di semua laboratorium yang berpartisipasi , istilah terkait didefinisikan ( Tabel 1 dan 2). Untuk setiap kasus , laboratorium yang berpartisipasi mencatat jenis spesimen ( patologi bedah atau sitologi ), organ atau situs anatomi ( dipilih dari daftar tertentu ), alasan utama untuk tinjauan sekunder ( dipilih dari daftar tertentu ), kejelasan laporan , keberadaan atau tidak adanya perbedaan ( Tabel 1), efek perbedaan pada hasil pasien ( Tabel 2), dan modifikasi laporan ( jika dilakukan ) Bahan dan Metode

Tabel 9 menunjukkan bahwa alasan tinjauan kasus berkorelasi dengan hasil pasien dalam kasus diskrepan (P5 .02). Kerusakan lebih sering terjadi pada kasus-kasus diskrepan yang ditinjau atas permintaan dokter (23,5%) dan konferensi antardepartemen (25,0%). Tinjauan yang diarahkan oleh dokter adalah metode yang paling umum yang mendeteksi perbedaan (23,0% dari semua kasus yang ditinjau ). Sebagian besar kasus diskrepansi yang terdeteksi pada konferensi intradepartemen dikaitkan dengan peristiwa yang tidak membahayakan .

Hasil F rekuensi perbedaan laboratorium rata-rata dan median masing-masing adalah 6,7% dan 5,1%. 48% dari semua perbedaan disebabkan oleh perubahan dalam kategori interpretasi yang sama ( misalnya , 1 jenis tumor diubah menjadi jenis tumor lain). 21% dari semua perbedaan disebabkan oleh perubahan kategori interpretasi ( misalnya , diagnosis jinak diubah menjadi diagnosis ganas ). Meskipun sebagian besar ketidaksesuaian tidak berpengaruh pada perawatan pasien , 5,3% memiliki efek sedang atau mencolok pada perawatan pasien . Peserta . 74 laboratorium yang melaporkan data sendiri . Kesimpulan. Studi ini menetapkan frekuensi perbedaan rata-rata multi- lembaga ( terkait dengan tinjauan sekunder ) sebesar 6,7%.

Conclussion

Ketidakjelasan laporan merupakan contoh kesalahan yang sulit diukur dan termasuk dalam ranah kesalahan komunikasi . Komunikasi yang buruk merupakan sumber kesalahan yang penting dalam kedokteran klinis dan dapat mengakibatkan bahaya yang parah ; Dovey dkk melaporkan bahwa 5,8% dari kesalahan praktik keluarga adalah hasil dari miskomunikasi . Kejelasan laporan bersifat subyektif , dan Powsner et al melaporkan bahwa ahli bedah salah memahami 30% dar i laporan patologi . Beberapa peneliti keselamatan pasien terkemuka , seperti Resar et al, berpendapat bahwa program pencegahan kesalahan harus menargetkan kesalahan yang berdampak pada hasil pasien , dari semua kesalahan . Data studi Q-Probes ini menunjukkan bahwa sebagian besar perbedaan patologi anatomi tidak mengakibatkan bahaya , mirip dengan data yang dilaporkan di bidang nonpatologi . Menentukan efek kesalahan patologi pada hasil pasien merupakan tantangan karena adanya hambatan kontak antara patologi dan klinisi.
Tags