Pengertian Thaharah Thaharah ( طَهَارَةٌ ) berasal dari bahasa Arab yang artinya bersih , kebersihan , atau bersuci . Menurut istilah adalah membersihkan diri , pakaian , tempat , dan benda-benda lain dari najis dan hadats menurut cara-cara yang ditentukan oleh syariat Islam. Kegiatan bersuci dapat dilakukan dengan berwudhu , tayammum , istinja ’ (cebok) , mandi , dan bersuci membersihkan badan , pakaian , dan tempat .
PENTINGNYA BERSUCI
Contoh Wudhu sebagai syarat sah shalat 1. Syarat Sah Ritual Ibadah مِفْتَاحُ الصَّلاةِ الطَّهُورُ وَتَحْرِيمُهَا التَّكْبِيرُ وَتَحْلِيلُهَا التَّسْلِيمُ Dari Ali bin Thalib ra bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Kunci shalat itu adalah thaharah , yang mengharamkannya adalah takbir dan menghalalkannya adalah salam.” (HR. Abu Daud, Tirmidzi, Ibnu Majah)
Ritual Ibadah Yang Lain Shalat Masuk Masjid Memegang Mushaf Melafadzkan Al-Quran Tawaf (mengelilingi Ka’bah saat haji) Sa’i (berlari-lari kecil saat haji) Khutbah Jumat
2. Disukai Allah إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ التَّوَّابِينَ وَيُحِبُّ الْمُتَطَهِّرِينَ Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang taubat dan orang-orang yang berthaharah ( membersihan diri ). ( QS. Al- Baqarah : 222) 3. Bagian Dari Iman الطَّهُوْرُ شَطْرُ الإِيْمَانِ Kesucian itu bagian dari Iman (HR. Muslim)
tabel Thaharah
Thaharah Jenis Hakiki Hukmi Najis Hadats Ringan Sedang Berat Kecil Besar Percikkan Cuci Cuci Wudhu Mandi Tayammum Warna Rasa Aroma 7 air 1 Tanah Yang ini kita tutup dulu yaaa...
Najis > Non Hewani
Pembagian Najis ( berdasarkan tingkat pensucian ) : Ringan (Mukhafafah) Pertengahan (Mutawasithoh) Berat (Mughaladhah)
1. Najis Ringan (Mukhafafah) Mengapa Ringan ? Karena untuk mensucikannya cukup ringan Cukup dipercikkan air Meski masih ada najis sudah dianggap suci Dalil يُغْسَلُ مِنْ بَوْلِ اَلْجَارِيَةِ وَيُرَشُّ مِنْ بَوْلِ اَلْغُلامِ Dari As- Sam'i RA berkata bahwa Nabi SAW bersabda,"Air kencing bayi perempuan harus dicuci sedangkan air kencing bayi laki-laki cukup dipercikkan air saja . (HR. Abu Daud , An- Nasai dan Al-Hakim)
Bagaimana dengan ini? Selesai menyusu
2. Najis Berat (Mughaladhah) Mengapa Berat ? Mensucikannya tidak cukup hilang warna , rasa dan aroma Harus dengan ritual khusus : 7 air + 1 tanah Dalil طَهُورُ إِنَاءِ أَحَدِكُمْ إِذْ وَلَغَ فِيهِ اَلْكَلْبُ أَنْ يَغْسِلَهُ سَبْعَ مَرَّاتٍ أُولاهُنَّ بِالتُّرَابِ - أَخْرَجَهُ مُسْلِمٌ Sucinya wadah air kalian yang diminum anjing adalah dengan mencucinya tujuh kali, salah satunya dengan tanah . (HR. Muslim) Contoh : Babi - Anjing
3. Pertengahan (Mutawasithoh) Batasan : Selain Najis Ringan dan Berat Contoh : Darah Nanah Muntah Keluar dari Kemaluan Depan Belakang Padat : kotoran , batu ginjal , dll Cair : kencing , mazi , wadi , darah , dll Gas /kentut Bangkai Disembelih tidak syar’i Mati : tercekik , tertanduk , tenggelam , terantuk batu Potongan tubuh hewan hidup
Pensucian : Dihilangkan Secara Fisik : Warna Rasa Aroma Metode : Pencucian Penyiraman Penambahan Air Pengeringan ( samak kulit ) Pengerikan Pengelapan ( gosok ) Kesetkan ke Tanah Istihalah ( Perubahan Wujud )
Dikerok Aisyah mengerok ( mengerik ) bekas mani Rasulullah SAW dengan kukunya كُنْتُ أَفْرُكُ الْمَنِيَّ مِنْ ثَوْبِ رَسُول اللَّهِ إِذَا كَانَ يَابِسًا Dahulu Aku mengerik bekas mani Rasulullah SAW bila sudah mengering (HR. Muslim) Penyiraman قَامَ أَعْرَابيِّ فَبَالَ فيِ المَسْجِدِ فَقَامَ إِلَيْهِ النَّاسُ لِيَقَعُوا بِهِ فَقَالَ النَّبِيُّ دَعُوْهُ وَأَرِيْقُوا عَلىَ بَوْلِهِ سِجْلاً مِنْ مَاءٍ أَوْ ذَنُوبًا مِنْ مَاءٍ Seorang Arab dusun telah masuk masjid dan kencing di dalamnya. Orang-orang berdiri untuk menindaknya namun Rasulullah SAW bersbda,”Biarkan saja dulu, siramilah di atas tempat kencingnya itu seember air”. (HR. Bukhari)
Penambahan Air Bila air di suatu tempat terkena najis , disucikan dengan menambahkan air Contoh : Sumur yang terkena najis , Penyamakan إِذَا دُبِغَ الإِْهَابُ فَقَدْ طَهُرَ Bila kulit ( bangkai ) telah disamak , maka telah menjadi suci (HR. Muslim) Hanafi Syafi ’ i : suci Maliki Hambali : tidak suci
Diusap dengan kain Pendapat Hanafi Para shahabat Nabi SAW shalat dengan menyelipkan pedang di pinggang mereka Pedang itu bekas membunuh orang kafir dalam jihad Pedang mereka tidak dicuci tetapi hanya diusap dengan kain Khusus berlaku pada benda yang licin seperti pedang atau kaca
Dikesetkan ke Tanah إِذَا أَصَابَ خُفَّ أَحَدِكُمْ أَوْ نَعْلَهُ أَذًى فَلْيَدْلُكْهُمَا فِي الأَْرْضِ وَلْيُصَل فِيهِمَا فَإِنَّ ذَلِكَ طَهُورٌ لَهُمَا Bila sepatu atau sandal kalian terkena najis maka keset-kesetkan ke tanah dan shalatlah dengan memakai sendal itu . Karena hal itu sudah mensucikan (HR. Abu Daud ) Dijemur Hingga Kering Tanah yang terkena najis bila terjemur hingga kering sampai hilang warna dan aroma najis, menjadi suci أَيُّمَا أَرْضٍ جَفَّتْ فَقَدْ ذَكَتْ Tanah yang telah mengering maka tanah itu telah suci (HR. Az-Zaila’i) Hanafi : suci Maliki Syafi’i Hambali : tidak suci kecuali disiram dulu
1. Najis mukhoffafah ( najis yang ringan ) 3. Najis Mutawasithoh ( najis sedang ) 2. Najis Mugholladhoh ( najis yang berat ) Macam-macam najis 1
Thaharah Jenis Hakiki Hukmi Najis Hadats Ringan Sedang Berat Kecil Besar Percikkan Cuci Cuci Wudhu Mandi Tayammum Warna Rasa Aroma 7 air 1 Tanah REVIEW Yang ini kita anggap selesai yaaa...
HADATS
Hadats adalah keluarnya sesuatu benda dari khubul dan dubur . Untuk menghila n gkan hadats seseorang haruslah berwudhu ( jika berhadats kecil ) atau dengan mandi besar ( jika berhadats besar ). Hadats Hadats Kecil Hadats Besar 1. Haid , 2. Nifas , 3. Wiladah , 4. Jima ’ 5. Keluar mani bagi laki – laki . 1. Keluar sesuatu dari dua jalan ( kubul dan dubur ) atau salah satu dari keduanya , baik berupa angin atau berupa benda , baik itu benda najis atau suci , baik yang keluar itu biasa keluar atau tidak biasa seperti darah dan lain sebagainya 2. Pada slide berikutnya … dinyatakan hadats kecil atau batal wudhunya jika :
2). Hilangnya akal sebab gila , mabuk , tidur ( kecuali tidurnya dalam keadaan duduk tetap yang tertutup pintu keluarnya angin / kentut ) 3). Bersentuhan kulit antara laki - laki dan perempuan ( sama - sama dewasa ) yang hukan muhrim 4). Menyentuh kubul atau dubur dengan telapak tangan baik sengaja maupun tidak sengaja , baik milik sendiri maupun milik orang lain, baik anak kecil maupun orang dewasa . Adapun cara menghilangkan / mensucikan hadast kecil tersebut adalah dengan cara berwudhu atau tayamum .
Rukun wudhu Rukun Hanafi Maliki Syafi’i Hambali 1. Niat x Ya ya ya 2. Membasuh wajah Ya ya ya Ya 3. Membasuh tangan ya ya ya Ya 4. Mengusap kepala Ya ya ya Ya 5. Membasuh kaki ya ya ya Ya 6. Tertib X X ya Ya 7. Muwalat ( tdk terputus ) X Ya x Ya 8. Ad- dalk ( menggosok tangan ke anggota wudu ) X ya X X Jumlah 4 8 6 7
Sunnah-sunnah Wudhu Mencuci kedua tangan (di awal wudhu ) Basmalah Kumur + Istinsyak (mencuci rongga hidung) Siwak (menggosok gigi) Meresapkan air ke jenggot Tiga Kali ( kec . Kepala ) Membasahi seluruh kepala Membasuh telinga Mendahulukan anggota kanan Takhil ( meratakan air di sela-sela jari )
Batalnya Wudhu Keluar sesuatu lewat kemaluan Tidur Hilang akal Menyentuh kemaluan Menyentuh kulit lawan jenis non mahram Menyentuh najis
Wudhu menurut bahasa artinya bersih , sedangkan menurut syara ’: wudhu adalah membasuh anggota badan tertentu dengan air dan dengan syarat-syarat tertentu . Rukun Wudhu Niat Membasuh seluruh muka dengan sempurna Memasuh kedua tangan sampai siku Mengusap atau menyapu sebagian kepala Membasuh kedua kaki hingga mata kaki Tetib ( berurutan ) Syarat-syarat Wudhu 1. Beragama islam 2. Mumayiz 3. Berhadas kecil 4. Memakai air yang suci dan mensucikan 5. Tidak ada yang menghalanginya sampainya air ke kulit wud h u 2
Tayammum Pengertian Bahasa : Al- Qashdu : bermaksud Istilah M engangkat hadats kecil dan besar dengan menyusapkan tanah ke wajah dan tangan
Dalil Quran فَلَمْ تَجِدُواْ مَاء فَتَيَمَّمُواْ صَعِيدًا طَيِّبًا فَامْسَحُواْ بِوُجُوهِكُمْ وَأَيْدِيكُمْ kemudian kamu tidak mendapat air, maka bertayamumlah kamu dengan tanah yang baik , sapulah wajahmu dan tanganmu . (QS. An- Nisa : 43) Dalil Hadits جُعِلَتْ الأَرْضُ كُلُّهَا ليِ وَلأُِمَّتِي مَسْجِدًا وَطَهُورًا ، فَأَيْنَمَا أَدْرَكَتْ رَجُلاً مِنْ أُمَّتِي الصَّلاَةُ فَعِنْدَهُ مَسْجِدُهُ وَعِندَهُ طَهُوْرُهُ Dari Abi Umamah ra bahwa Rasulullah SAW bersabda ," Telah dijadikan tanah seluruhnya untukkku dan ummatku sebagai masjid dan pensuci . Dimanapun shalat menemukan seseorang dari umatku , maka dia punya masjid dan media untuk bersci . (HR. Ahmad 5 : 248)
Hanya berlaku buat Muhammad SAW dan umatnya Tidak pernah disyariatkan sebelumnya أُعْطِيتُ خَمْسًا لَمْ يُعْطَهُنَّ أَحَدٌ قَبْلِي: نُصِرْتُ بِالرُّعْبِ مَسِيرَةَ شَهْرٍ وَجُعِلَتْ لِي اَلأَرْضُ مَسْجِدًا وَطَهُورًا فَأَيُّمَا رَجُلٍ أَدْرَكَتْهُ اَلصَّلاةُ فَلْيُصَلِّ Aku diberikan lima perkara yang tidak diberikan kepada seorang nabi sebelumku : Aku ditolong dengan dimasukkan rasa takut sebulan sebelumnya , dijadikan tanah sebagai masjid dan media bersuci , sehingga dimanapun waktu shalat menemukan seseorang , dia bisa melakukannya . (HR. Bukhari dan Muslim)
Kapan Dibolehkan Tayammum ? Tidak Ada Air Sakit Dingin (yang sangat ) Air Tidak Terjangkau Air Tidak Cukup Habisnya Waktu
Cara Tayammum Cara Pertama : ( Hanafi – Syafi’i ) Tepukan 1 : wajah Tepukan 2 : tangan Cara Kedua ( Maliki - Hambali ) Sekali tepuk : wajah langsung tangan
Debu Tayamum
Tayamum di Kendaraan
Yang Memb atal kan Tayamum Semua yang membatalkan wudhu Ditemukan air Hilangnya penghalang 3
Mandi Janabah ( mandi Besar) > Non Hewani
Penyebab Harus Mandi Haidh Nifas Melahirkan Jima ’ Keluar Mani Meninggal Haram Dilakukan Bagi Yang Berhadas BESAR: Shalat Sujud Tilawah Puasa Tawaf Sai Memegang Mushaf Melafadzkan Quran Masuk Masjid
Shalat لاَ تُقْبَل صَلاَةٌ بِغَيْرِ طَهُورٍ Tidak diterima shalat tanpa thaharah (HR. Muslim) Tawaf الطَّوَافُ بِالْبَيْتِ بِمَنْزِلَةِ الصَّلاَةِ إِلاَّ أَنَّ اللَّهَ قَدْ أَحَل فِيهِ الْمَنْطِقَ Tawaf di sekeliling ka’bah sama dengan shalat , kecuali Allah membolehkan berbicara (HR. Tirmizy Al-Hakim )
Menyentuh Mushaf أَنْ لاَ يَمَسَّ اَلْقُرْآنَ إِلاَّ طَاهِرٌ Janganlah menyentuh mushaf kecuali orang yang suci dari hadats (HR. Malik ) Melafadzkan Quran لاَ تَقْرَأ الحَائِضُ وَلاَ الجُنُبَ شَيْئًا مِنَ القُرْآنِ Wanita yang haidh atau orang yang janabah tidak boleh membaca sepotong ayat Quran (HR. Tirmizy)
Masuk Masjid يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ لاَ تَقْرَبُواْ الصَّلاَةَ وَأَنتُمْ سُكَارَى حَتَّىَ تَعْلَمُواْ مَا تَقُولُونَ وَلاَ جُنُبًا إِلاَّ عَابِرِي سَبِيلٍ حَتَّىَ تَغْتَسِلُواْ Hai orang-orang yang beriman , janganlah kamu salat , sedang kamu dalam keadaan mabuk , sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan , ( jangan pula hampiri mesjid ) sedang kamu dalam keadaan junub , terkecuali sekedar berlalu saja , hingga kamu mandi .(QS. An- Nisa ' : 43) Tidak ku halalkan masjid bagi orang yang junub dan haidh `. (HR. Bukhari )
Sunnah Mencuci tangan Membersihkan kemaluan ( depan belakang ) Menghilangkan najis Wudhu Mendahulukan kanan M Rukun Niat Meratakan Air Mandi Sunnah Shalat Jumat Shalat Ied (Fitri dan Adha) Shalat Gerhana Sesudah memandikan mayat Sadar dari pingsan , gila , mabuk Haji / Umrah
Haidh
Tiga Darah Wanita Haidh Darah yang keluar karena sehat ( setiap bulan ) Nifas Darah yang keluar saat melahirkan dan sesudahnya Istihadhah Selain haidh dan nifas Masa Haidh Minimal Sekejap : Maliki ( kecuali iddah / istibra : 1 hari ) 1 hari 1 malam : Syafi’i Hambali 3 hari 3 malam : Hanafi Ma k simal 10 hari : Hanafi 15 hari : Syafi’i Hambali
Usia Wanita Haidh Mulai Usia 9 tahun Berakhir Usia 50 tahun : Hanafi Usia 70 tahun : Maliki Sampai tidak haidh Masa Suci Minimal 13 hari ( Hambali ) 15 hari ( Jumhur ) Maksimal Tak Terhingga
Haram Dilakukan Shalat Sujud Tilawah Puasa Tawaf Sai Memegang Mushaf Melafadzkan Quran Masuk Masjid Bersetubuh Diceraikan
Iddah Wanita Dicerai (3 Quru `) 3 kali haidh 3 kali suci Masa Suci 1 Haidh Masa Suci 2 Haidh Masa Suci 3 Masa Suci 1 Haidh Masa Suci 2 Haidh Masa Suci 3 Haidh Masa Suci 4 1 2 3 1 2 3
Nifas
Nifas Darah yang keluar saat melahirkan dan sesudahnya Masa Nifas Minimal Sekejap Maksimal 40 hari : Hanafi Hambali 60 hari : Syafi’i
Pengertian Istihadhah Keluar darah di luar haidh atau nifas Contoh : Sebelum usia haidh (9 tahun ) Setelah lewat usia haidh (50-70 tahun ) Setelah masa haidh (13-15 hari ) Sebelum melahirkan – keguguran bukan bayi Setelah lewat masa nifas (40-60 hari )
Hukum Batal wudhu Berwudhu tiap shalat Menyumbat darah Hadats Kecil bukan hadats besar Tidak wajib mandi janabah Tetap wajib shalat puasa Tidak berlaku larangan spt haidh & nifas
Suci Mensucikan ( Air Mutlak ) yaitu air yang suci dan dapat dipergunakan untuk bersuci serta belum berubah keadaanya seperi : air sumur , air sumber , air hujan , air laut , air embun , air sungai , dan air salju . Suci Tidak Mensucikan 1. Air Musta`mal yaitu air suci tetapi tidak dapat dipergunakan untuk bersuci karena telah dipergunakan untuk bersuci sebelumnya . 2. Air Musammas yaitu air suci tetapi makruh digunakan untuk bersuci , seperti air yang terkena panan matahari ; karena dapat mengakibatkan penyakit kulit c . Air Mutanajis yitu air yang terkena najis . Air ini tidak dapat dipergunakan untuk bersuci jika telah berubah salah satu sifatnya ( bau , rasa, atau warnanya ) MACAM-MACAM AIR
Air yang suci dan mensucikan serta tidak makruh bila digunakan dinamakan AIR MUTLAK . Maksudnya adalah bahwa air itu selain suci, juga dapat digunakan untuk bersuci . 1
Air Suci dan Mensucikan (Air Mutlak ) 1. Air Langit. Maksudnya adalah air yang berasal dari langit yaitu air hujan. Air hujan ini dapat digunakan untuk bersuci. 2. Air Laut. Air ini juga dapat digunakan untuk bersuci. 3. Air Bengawan/Danau. 4. Air Sumur. 5. Air Sumber. Air yang berasal dari mata air. 6. Air Salju. 7. Air Embun .
AIR YANG SUCI NAMUN TIDAK MENSUCIKAN . Misalnya air yang terkena panas matahari ( musyammas ), dan air yang suci namun tidak mensucikan yaitu air yang telah digunakan ( musta’mal ), atau air yang telah berubah karena sebab barang yang menyampuri air dari perkara yang suci. 2
Musta’mal dalam Syafiiyah Air sedikit yang telah digunakan untuk mengangkat hadats dalam fardhu thaharah dari hadats. Air itu menjadi musta`mal apabila jumlahnya sedikit yang diciduk dengan niat untuk wudhu` atau mandi meski untuk untuk mencuci tangan yang merupakan bagian dari sunnah wudhu`. Namun bila niatnya hanya untuk menciduknya yang tidak berkaitan dengan wudhu`, maka belum lagi dianggap musta`mal .
Air Mutan ajis . Yaitu air yang tercampur dengan barang najis dan jumlah air yang ada kurang dari 2 kulah . Atau lebih dari dua kulah namun najisnya juga dominan. 3
AIR 2 KULLAH Para ulama kontemporer mencoba mengukur dengan besaran zaman sekarang, berapa dua kulah itu? Dan ternyata dalam ukuran masa kini kira-kira sejumlah 270 liter . Sumber: Syaikh Wahbah az-Zuhaili dalam Al-Fiqhul Islami Wa Adillatuhu .)
Referensi Kampussyariah.com Google Image Fiqh Sunnah Sayyid Sabiq Arsip Pribadi