PPT SKRIPSI AFA.pptx fikri zainal ali said

AminiLatifah 5 views 21 slides Sep 22, 2025
Slide 1
Slide 1 of 21
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14
Slide 15
15
Slide 16
16
Slide 17
17
Slide 18
18
Slide 19
19
Slide 20
20
Slide 21
21

About This Presentation

Q


Slide Content

SKRIPSI “Model Komunikasi Berdasarkan Pengalaman Barista Dalam Pelayanan Jasa Sebagai Teman Bercerita Di Coffee Bar Teman Bacarita” Dibimbing Oleh: Pembimbing I Bapak Dr. Yermia Dj. Manafe, S.Sos., M.Si Pembimbing II Ibu Maria Yulita Nara, S.Sos., M.I.Kom

“Teman Bacarita” “Latar Belakang” Munculnya kedai coffee shop di Indonesia memang sedang booming dalam beberapa tahun terakhir. Perubahan gaya hidup yang kini semakin canggih dan serba cepat dilihat sebagai kesempatan untuk para pebisnis dan pelaku industri kafe memanfaatkan momen ini, Berdasarkan hasil wawancara pra penelitian yang dilakukan peneliti yakni Teman Bacarita merupakan sebuah kedai kopi yang berpusat di Kota Kupang dengan mengusung konsep desain ruangan yang sederhana dan minimalis.Teman Bacarita merupakan salah satu wadah bagi para pecinta kopi, pencerita dan juga menjadi sarana tempat berkumpul di Kota Kupang. Fenomena Di Indonesia BAB I PENDAHULUAN

Tujuan Penelitian Untuk mengetahui dan mengkonstruksi gambaran model komunikasi berdasarkan pengalaman Barista dalam pelayanan jasa sebagai teman bercerita di Coffee Bar “ Teman Bacarita” Point 1 Untuk mengetahui pengalaman yang diperoleh Barista dalam pelayanan jasa sebagai teman bercerita di Coffee Bar “Teman Bacarita” Point 2 Untuk mengetahui motif apa saja yang mendukung pelayanan jasa oleh Barista sebagai teman bercerita di Coffee Bar “Teman Bacarita” Point 3 Untuk mengetahui makna apa berdasarkan Barista dalam pelayanan jasa sebagai teman bercerita di Coffee Bar “Teman Bacarita” Point 4

BAB II KAJIAN PUSTAKA 04 05 03 01 “Komunikasi Interpersonal Barista dengan Konsumen dalam Pelayanan Jasa Di Niti Samasta Coffeeshop, Surakarta, Universitas Muhammadiyah” Galih Adhi Santoso (2021) “Komunikasi Interpersonal Barista dalam Menciptakan Kepuasan Pelanggan, Surabaya, Universitas Islam Negeri Sunan Ampel” Anik Herawati (2020) “Analisis Komunikasi Antar Pribadi Barista dan Konsumen Dalam Menciptakan Kepuasan (Studi Pada Barista Coffee Shop Piacevole di Medan), Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara Medan” Khairina Sophia Ranti (2020) “Pola Komunikasi Barista Dengan Customer Di Coffeeshop Coconude Beverages Sweetened Bandung, Universitas Sangga Buana” Nadhia Hila Aufa (2021) “Interaksi Personal Barista Dengan Konsumen Di Crematologi Coffee Jakarta, Universitas Bunda Mulia” Sugeng Wahjudi (2022) 2 “KAJIAN EMPIRIK”

“KAJIAN KONSEPTUAL” Model-Model Komunikasi Komunikasi Bisnis Komunikasi Transaksional Bisnis Pelayanan Dalam Bisnis Fenomena Pemasaran Populer Barista Coffee Bar “Coffee Shop”

“KAJIAN TEORITIK” “Bagan Model Komunikasi Schramm” Teori model komunikasi interaksional dikembangkan oleh Schramm pada tahun 1954 yang menekankan pada proses komunikasi dua arah. Model ini menempatkan sumber dan penerima mempunyai kedudukan yang sederajat. Teori Model Komunikasi Schramm Asumsi dasar dalam teori model komunikasi Schramm adalah latar belakang individu yang terlibat dalam proses komunikasi memainkan peranan yang sangat penting dalam komunikasi. Sebagaimana diketahui, setiap orang memiliki latar belakang pengetahuan, pengalaman, serta budaya yang berbeda satu sama lain.

Coffee Bar Teman Bacarita Pelayanan Jasa Di Coffee Bar Teman Bacarita Komunikasi Barista Dengan Pelanggan Model Komunikasi Yang Diperoleh Dari Pengalaman Barista Dalam Pelayanan Jasa Sebagai Teman Bercerita Di Coffee Bar Teman Bacarita “ KERANGKA BERPIKIR ”

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Paradigma penelitian konstruktivistik Paradigma Penelitian Contents Title Subjek dalam penelitian ini adalah Barista di Coffee Bar Teman Bacarita. Sedangkan objek dalam penelitian ini adalah model komunikasi Subjek dan Objek Penelitian Jenis penelitian kualitatif denganpendekatan deskriptif kualitatif Jenis Penelitian Kedai Kopi Teman Bacarita yang beralamat di Jl. Garuda Kampung Solor, Kota Lama Lokasi Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian fenomenologi Metode Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Jenis dan Sumber Data Jenis data berupa data kualitatif. Sumber data yakni data primer dan data sekunder. Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini peneliti menggunakan tiga teknik pengumpulan data yakni sebagai berikut: observasi terlibat, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Teknik Validasi Data Dalam melakukan validasi data, peneliti menggunakan teknik triangulasi. Teknik Analisis Data Dalam penelitian ini peneliti menggunakan tiga tahap analisis data, yaitu: Reduksi Data (Data Reduction) Penyajian Data (Data Display) Penarikan Kesimpulan dan Verivikasi (Conclusion Drawing and Verification)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN Profil Umum Coffee Bar Teman Bacarita Logo Coffee Bar Teman Bacarita Profil Informan Identitas dan Lokasi Coffee Bar Teman Bacarita SOP Coffee Bar Teman Bacarita a. Gambaran Umum Subyek Penelitian

b. Hasil dan Pembahasan Add Text Model Komunikasi Yang Diperoleh Dari Pengalaman Barista Dalam Pelayanan Jasa Sebagai Teman Bercerita Di Coffee Bar Teman Bacarita Model Komunikasi Yang Diperoleh Dari Pengalaman Barista Dalam Pelayanan Jasa Sebagai Teman Bercerita Di Coffee Bar Teman Bacarita “Model Komunikasi Berdasarkan P engalaman Barista Dalam Pelayanan Jasa Sebagai Teman Bercerita Di Coffee Bar Teman Bacarita” Model Komunikasi Memengaruhi Model Komunikasi Berbalasan Instagram Pesan Pelanggan Barista Instagram Barista Pesan Pelanggan Model komunikasi memengaruhi adalah model komunikasi yang memperlihatkan proses komunikasi yang berlangsung antara barista dengan pelanggan berdasarkan faktor-faktor yang dipengaruhi barista dalam pelayanan jasa sebagai teman bercerita di Coffee Bar Teman Bacarita, serta efektivitas komunikasi antara barista dengan pelanggan. Model komunikasi berbalasan adalah model komunikasi yang berlangsung dua arah secara tatap muka antara barista dengan pelanggan. Barista Coffee Bar Teman Bacarita memberikan pelayanan jasa sebagai pihak pendengar bagi para pelanggan yang ingin berbagi cerita atau sebagai teman bercerita. Dengan demikian, pelanggan merespon pesan yang ditawarkan barista dengan memberikan atau membagi cerita berupa pengalaman yang pernah terjadi atau dialaminya.

“Produk” “Kartu Bercerita” “Teman Bercerita” “Teman Bercerita”

b. Hasil dan Pembahasan Add Text Model Komunikasi Yang Diperoleh Dari Pengalaman Barista Dalam Pelayanan Jasa Sebagai Teman Bercerita Di Coffee Bar Teman Bacarita Model Komunikasi Yang Diperoleh Dari Pengalaman Barista Dalam Pelayanan Jasa Sebagai Teman Bercerita Di Coffee Bar Teman Bacarita “Model Komunikasi Berdasarkan Pengalaman Barista Dalam Pelayanan Jasa Sebagai Teman Bercerita Di Coffee Bar Teman Bacarita” Kedua model komunikasi ini sejalan dengan teori model komunikasi yang dicetus oleh Schramm pada tahun 1954 yang menekankan pada proses komunikasi dua arah. Artinya komunikasi berlangsung dua arah dari pengirim dan kepada penerima dan dari penerima kepada pengirim. Proses ini menunjukkan bahwa komunikasi selalu berlangsung. Model ini menempatkan sumber dan penerima mempunyai kedudukan yang sederajat. Menurut Schramm, komunikasi senantiasa membutuhkan setidaknya tiga unsur: sumber (source), pesan (message) dan sasaran (destination). Dalam penelitian ini, yang menjadi sumber adalah barista di Coffee Bar Teman Bacarita. Kemudian pesan yang disampaikan berupa pelayanan jasa sebagai teman bercerita. Dan yang menjadi sasarannya adalah pelanggan. Pada proses komunikasi yang berlangsung antara barista dengan pelanggan dalam pelayanan jasa barista sebagai teman bercerita membentuk model komunikasi yang berlangsung dua arah. Lanjutan.. Model Komunikasi Schramm

“Pengalaman Yang Diperoleh Barista Dalam Pelayanan Jasa Sebagai Teman Bercerita Di Coffee Bar Teman B acarita” Pengalaman adalah segala kejadian yang pernah dialami, dijalani maupun dirasakan dalam peristiwa hidup. Menurut Littlejohn & Foss, 2008. Pemahaman terhadap fenomena baru dapat dilakukan jika individu secara langsung mengalami sebuah fenomena tersebut. Individu akan mengerti atau memahami suatu pengalaman atau peristiwa yang dialaminya untuk mengungkapkan kebenaran tersebut. Berkaitan dengan hal tersebut, dalam penelitian ini barista Coffee Bar Teman Bacarita memiliki pengalaman dalam memberikan pelayanan jasa sebagai teman bercerita, menjiwai peran sebagai teman bercerita, pengalaman bercerita dengan para pelanggan dari berbagai latar belakang budaya yang berbeda.

“ Motif Berdasarkan Pengalaman Barista Dalam Pelayanan Jasa Sebagai Teman Bercerita di Coffee Bar Teman Bacarita” Dalam melakukan bisnis, motif pertamanya adalah memberikan informasi. Sama halnya dalam penelitian ini yang menjadi motif utamanya adalah memberikan informasi terkait konsep sebagai teman bercerita di Coffee Bar Teman Bacarita. Salah satunya juga barista gemar bercerita dan menyukai kopi sehingga membuka bisnis kopi dengan nama Coffee Bar Teman Bacarita. Memberikan Informasi Dalam komunikasi bisnis, memberikan persuasi kepada pihak lain perlu disampaikan sehingga dapat dipahami dengan baik dan benar. Sama halnya dalam penelitian ini, Barista Coffee Bar Teman Bacarita berusaha mengajak para pelanggan untuk berkunjung ke Coffee Bar Teman Bacarita melalui media sosial Instagram dengan memposting terkait produk-produk dan hal-hal yang unik dan menarik di Coffee Bar Teman Bacarita. Memberi Persuasi Kolaborasi perlu dilakukan untuk melakukan kerja sama bisnis antara seseorang dapat dengan mudah melakukan kerja sama bisnis. Sama halnya dalam penelitian ini, dari pengalaman barista dalam pelayanan jasa sebagai teman bercerita, selain memesan produk minuman, pelanggan juga bisa diajak bercerita dengan barista Coffee Bar Teman Bacarita. Melakukan Kolaborasi Motif adalah kondisi seseorang yang mendorong untuk mencari suatu kepuasan atau mencapai tujuan. Motif juga dapat diartikan sebagai suatu alasan yang menyebabkan seseorang berbuat sesuatu. Seperti yang dikatakan oleh Rosenbalt 1982:7, ada tiga tujuan atau motif komunikasi bisnis secara umum sebagai berikut:

01 Sikap , yakni hal utama yang harus dimiliki untuk memberikan pelayanan yang baik. 4 Kemampuan, sikap ramah tidak cukup untuk memberikan pelayanan yang baik, namun juga dibutuhkan dengan adanya kemampuan. 03 Tindakan, yang dimana sikap dan perhatian dari pegawai ditunjukkan dalam bentuk tindakan nyata. 6 Bertanggung jawab, setiap pegawai harus memiliki rasa tanggung jawab dalam menjalankan pekerjaannya. “ Makna Berdasarkan Pengalaman Barista Dalam Pelayanan Jasa Sebagai Teman Bercerita Di Coffee Bar Teman Bacarita” Prasojo dalam Batinggi dan Badu, 2009, mengatakan terdapat tujuh konsep dasar dalam pelayanan yang diperlukan dalam bisnis sebagai berikut: 2 5 7 Perhatian, dapat diketahui bahwa dimana-mana para pelanggan akan merasa senang apabila mereka mendapat perhatian dari pegawai Penampilan, penampilan dari seorang pegawai dapat dinilai dari dua hal yaitu penampilan luar serta penampilan non-fisik seperti gaya berbicara. Simpati, hal terakhir yang perlu diperhatikan dalam memberikan pelayanan adalah rasa simpati terhadap pelanggan. Artinya, dalam kondisi tertentu dimana pegawai harus memiliki rasa simpati kepada pelanggan.

3. Empati Barista Coffee Bar Teman Bacarita memiliki kemampuan atau sifat rasa peduli membantu untuk memahami perasaan dan pengalaman orang lain. 4. Kesejahteraan Mental Barista mampu meningkatkan kesejahteraan mental, memberikan dukungan sosial dan merasa berguna bagi orang lain yang dapat memberikan kepuasaan secara emosional. 2. Sikap dan Perhatian 1. Point Center Point center dalam konteks yang lebih luas bisa merujuk pada fokus atau pusat perhatian dalam situasi atau pengalaman. Point center yang dimaksud dalam penelitian ini adalah barista Coffee Bar Teman Bacarita yang menjadi titik pusat yang berperan penting dalam proses pelayanan sebagai teman bercerita. Dengan penjelasan diatas, maka terdapat tujuh makna yang diperoleh dari barista dalam pelayanan jasa sebagai teman bercerita, sebagai berikut: Barista Coffee Bar Teman Bacarita memiliki sikap pelayanan yang cukup luas, rapi, ramah, dan perhatian. Perhatian yang dimaksud adalah barista mampu membuat pelanggan merasa senang bila mereka mendapat perhatian kecil .

7. Pengaruh positif Ketika barista menunjukkan rasa kepeduliannya ia dapat menjadi model peran bagi orang lain dan menginspirasi tindakan baik dan kebaikan dalam skala yang lebih besar. 6. Kemanusiaan 5. Pembelajaran dan pertumbuhan pribadi Melalui rasa peduli barista dapat belajar dari pengalaman orang lain, memperluas wawasan, dan tumbuh menjadi individu yang lebih baik. Dari adanya rasa empati dari barista, ini menjadi salah satu nilai kemanusiaan yang mendasar, mengingatkan barista akan tanggung jawab moral terhadap orang lain sebagai sesama manusia.

BAB V PENUTUP Model komunikasi yang diperoleh dari pengalaman barista dalam pelayanan jasa sebagai teman bercerita di Coffee Bar Teman Bacarita adalah model komunikasi memengaruhi dan model komunikasi berbalasan. Model Komunikasi 01 Barista mempelajari dan menjiwai peran sebagai teman bercerita. Pengalaman barista bercerita dengan pelanggan dari berbagai latar belakang pengetahuan, budaya yang berbeda. Dan pelanggan diberi kebebasan untuk bercerita. Pengalaman 02 Yang menjadi motif pendukung barista dalam pelayanan jasa sebagai teman bercerita adalah barista memberikan informasi, memberikan persuasi, dan melakukan kolaborasi dengan pelanggan di Coffee Bar Teman Bacarita. Motif 03 Makna yang terdapat dari pengalaman barista dalam pelayanan jasa sebagai teman bercerita di kedai kopi Teman Bacita adalah: Point center, sikap dan perhatian, empati, kesejahteraan mental, pembelajaran dan pertumbuhan pribadi, kemanusiaan dan pengaruh positif. Makna 04 Kesimpulan

60% 70% Saran Akademis Diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat menarik peneliti-peneliti selanjutnya untuk meneliti subjek yang sama dengan topik yang berbeda yang mana belum diteliti penulis seperti: strategi marketing dalam upaya menarik minat beli pelanggan di Coffee Bar Teman Bacarita. Penelitian seperti ini perlu dilakukan oleh peneliti selanjutnya karena dalam penelitian ini banyak hal yang menarik dan harus diangkat sebagai bahan penelitian. Peneliti juga berharap agar penelitian ini bisa digunakan sebagai bahan referensi bagi peneliti-peneliti selanjutnya. Praktis Penelitian ini disarankan kepada pihak Coffee Bar Teman Bacarita untuk membuat media sosial lain selain media sosial Instagram untuk mempromosikan produknya. Misalnya seperti Tiktok dan Website, karena seiring dengan perkembangan dan kemajuan teknologi di era Generasi Z yang dominannya lebih menyukai konten produk yang menarik dari Coffee Bar Teman Bacarita. Kemudian pada Website yakni memungkinkan penyajian informasi produk secara lengkap dan terperinci, mempromosikan produk melalui Website juga dapat memperluas jangkauan pasar secara signifikan.

Thank You ! Jadilah Pencerita Yang Terbuka & Pendengar Yang Baik 
Tags