PPT Talimul Quran Oleh burhannudin rohid taufiqurrahman.
afrilliayulfa64
0 views
9 slides
Oct 01, 2025
Slide 1 of 9
1
2
3
4
5
6
7
8
9
About This Presentation
TALIMUL QURAN
Size: 1.12 MB
Language: none
Added: Oct 01, 2025
Slides: 9 pages
Slide Content
B ACAAN RA’ M UFAKHAMAH , M URAQQAQAH DAN M UFAKHAMAH ATAU M URAQQAQAH Dosen pengampu : Purwanto , M.Pd .
KELOMPOK 8 Mochamad Irsyad Kusyairi 223111021 Burhannudin Rohid T 223111022 Lusy Riyan Noor Mita Sari 223111023
Tafkhim Tarqiq Tafkhim artinya tasmin,yaitu menebalkan atau menggemukkan. Sedangkan secara istilah,tafkhim adalah mengucapkan huruf dengan tebal hingga memenuhi rongga mulut Pada pengertian itu dapat disimpulkan,bahwa bacaan-bacaan tafkhim itu menebalkan huruf tertentu dengan cara mengucapkan huruf di bibir (mulut) dengan menjorok kedepan, bacaan tafkhim kadang-kadang disebut sebagai isim maf’ul Mufakhamah. Sedangkan lawan dari tafkhim adalah tarqiq,Tarqiq artinya tahnif, yaitu menipiskan atau menguruskan. Sedangkan menurut istilah,tarqiq adalah mengucapkan huruf dengan tipis atau ringan sehingga tidak sampai memenuhi rongga mulut. Pada pengertian tersebut disimpulkan bahwa tarqiq menghendaki adanya bacaan yang tipis dengan cara mengucapkan huruf di bibir (mulut) agak mundur sedikit dan terlihat sedikit meringis. Bacaan tarqiq kadang-kadang disebut dengan isim maf’ulnya,yakni muraqoqoh.
Huruf RA’ jika dibaca Mufakhamah , apabila : Ra’ berharakat fathah Contohnya : رَبِّنَا dibaca: rab-ba-naa رَضِيَ dibaca : ra-dhi-ya Ra’ berharakat dhammah Contohnya : حُرُمٌ dibaca: hu-ru-mun كَفَرُوا dibaca: ka-fa-ruu Ra ’ berharakat sukun, sedang huruf sebelumnya berharakat kasrah yang asli, tetapi sesudah ra’ itu ada salah satu huruf isti’la’ (kha’, shad, dhath, tha’, zha’, ghain, qaf) yang tidak berharakat kasrah Contoh : لَبِالْمِرْصَادِ dibaca: la-bil-mir-shaa-di فِرْقَةٍ dibaca: fir-qa-tun
Ra ’ berharakat sukun, sedang huruf sebelumnya berharakat fathah atau dhammah Contoh : مَرْضِيَّةً dibaca: mar-dhiy-yah وَانْصُرْنَا dibaca: wang-shur-naa Ra’ berharakat sukun, sedang huruf sebelumnya berharakat kasrah, tetapi kasrah itu bukan harakat asli dari asal katanya: Contoh : فَارْجِعُوا dibaca: far-ji-‘uu وَارْحَمْ dibaca: war-ham
Huruf RA’ jika dibaca Muraqqaqah , apabila : Huruf ra’ berharakat kasrah , baik pada permulaan, pertengahan, maupun akhir kata, baik pada kata kerja maupun kata benda Contohnya : رِجَالٌ dibaca : ri-jaa-lun فَرِحُونَ dibaca : fir-‘au- na 2. Huruf ra’ berharakat sukun yang didahului ya’ sukun Contohnya : خَبِيرٌ dibaca : kha-biir بَصِيرٌ dibaca : ba-shiir 3. Sebelum ra’ sukun terdapat huruf yang berharakat kasrah yang asli , tetapi huruf yang sesudahnya bukan huruf isti’la’ di atas (kha’, shad, dhath, tha’, zha’, ghain, qaf ) Contohnya : الْفِرْدَوْسِ dibaca : al-fir- dau - si فِرْعَوْنَ dibaca : fir-‘au- na
Huruf ra’ boleh dibaca mufakhamah atau muraqqqah apabila huruf ra’ itu berharakat sukun dan huruf yang sebelumnya berharakat kasrah, dan sesudah huruf ra’ itu ada salah satu huruf isti’la’ yang berharakat kasrah. Contoh Bacaan Ra’ Mufakhamah dan Muraqaqah Dalam al-Qur’an, bacaan ini hanya ada dalam satu tempat, yaitu: Surat al-Syu’ara’ ayat 63. فِرْقٍ dibaca: fir (boleh tebal atau tipis)-qin
Kesimpulan kita memerlukan pengetahuan tentang tafkhim dan tarqiq. Tafkhim artinya tasmin,yaitu menebalkan atau menggemukkan. Sedangkan secara istilah,tafkhim adalah mengucapkan huruf dengan tebal hingga memenuhi rongga mulut . Tarqiq artinya tahnif, yaitu menipiskan atau menguruskan. Sedangkan menurut istilah,tarqiq adalah mengucapkan huruf dengan tipis atau ringan sehingga tidak sampai memenuhi rongga mulut . Hukum bacaan RA’ terbagi menjadi 2 yaitu Mufakhamah dan Muroqoqoh. Mufakhamah berarti tebal sedangkan Muroqoqoh berarti tipis, RA’ mufakhamah ada 5 keadaan yaitu 1) Ra’ berharakat fathah 2) Ra’ berharakat dhammah 3) Ra’ berharakat sukun, sedang huruf sebelumnya berharakat fathah atau dhammah 4) Ra’ berharakat sukun ,sedangkan huruf sebelumnya berharakat kasrah, tetapi kasrah itu bukan harakat asli dari asal katanya 5) Ra’ berharakat sukun, sedang huruf sebelumnya berharakat kasrah yang asli, tetapi sesudah Ra’ itu ada salah satu huruf isti’la yang tidak berharakat kasrah. 1) Ra ’ yang dibaca muroqoqoh ada pada tiga keadaan yaitu: 2) Ra ’ yang berharakat kasroh baik pada permulaan, pertengahan maupun akhir kata baik pada kata kerja maupun kata benda. 3) Ra ’ berharakat sukun yang didahului ya’ sukun. Sebelum ra’ sukun terdapat huruf yang berharakat kasrah yang asli tetapi huruf yang sesudahnya bukan huruf isti’la.
Kesepian tanpa kekasih , cukup sekian dan terima kasih , jika ada kurangnya kami minta maaaf dan jika ada lebihnya tidak usah di kembalikan karna kami sekelompok orangnya ikhlas