APA ITU IMPOR ? Impor adalah kegiatan memasukkan barang dari luar negeri ke dalam suatu negara . Dalam konteks Perdagangan I nternasional , impor melibatkan pembelian barang dari negara lain untuk digunakan atau dijual di dalam negeri . Barang atau jasa yang diimpor berasal dari negara lain dan masuk ke dalam wilayah pabean negara yang melakukan impor . Pemberitahuan Impor Barang (PIB) dengan kode BC 2.0 digunakan untuk importasi barang yang ditujukan untuk dipakai di dalam negeri , bukan untuk ditimbun atau diolah lebih lanjut di kawasan tertentu seperti TPB atau KEK. PIB BC 2.0 harus dilengkapi dengan dokumen-dokumen yang dipersyaratkan oleh Bea Cukai , diantaranya adalah : I nvoice Packing List, Bill of lading/air waybill, Certificate of Origin ( COO) Persetujuan Impor (PI) Jika barang yang diimport perlu dokumen PI Laporan Surveyor (LS) Jika barang yang diimport perlu dokumen LS D okumen lain yang relevan . Tujuan Impor adalah , untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik , seperti bahan baku industri , barang konsumsi , atau barang modal. *TPB adalah Tempat Penimbunan Berikat *KEK adalah Kawasan Ekonomi Khusus
JENIS-JENIS KONTAINER PADA PROSES IMPORT FCL ( Full-Container Load), yaitu satu pengirim mengisi seluruh kontainer. LCL (Less than Container Load), yaitu metode pengiriman barang di mana kargo dari beberapa pengirim yang berbeda dikumpulkan dan digabungkan dalam satu container. Breakbulk container, yaitu merujuk pada pengiriman barang yang tidak dikemas dalam kontainer , melainkan diangkut secara individu atau dalam unit-unit kecil seperti peti , palet , atau karung .
ALUR ATAU PROSES IMPOR PERIKSA DOKUMEN KONFIRMASI DOKUMEN PROSES DRAFT PIB PADA WEBSITE CEISA CEISA singkatan dari Customs Excise Information System and Automation , sebuah sistem informasi kepabeanan dan cukai yang dikembangkan oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) untuk mempermudah dan mengotomatisasi proses pelayanan dan pengawasan kepabeanan dan cukai . Sistem ini terintegrasi dan dapat diakses secara online oleh pengguna jasa , baik perorangan maupun perusahaan . CEK ETA DOKUMEN 01 02 03 04 Pemeriksaan dokumen , meliputi cek HS CODE, cek ETA Kapal , dan dokumen pendukung lainnya . *HS Code adalah Harmonized System Code, adalah sistem klasifikasi barang yang digunakan secara internasional untuk keperluan perdagangan dan kepabeanan . Dapat dilihat pada website https://insw.go.id/ Setelah dilakukan pengecekan pada Draft Dokumen yang diterima , dengan HS Code dan nama barang yang sesuai , kemudian dapat dikonfirmasi bahwa proses impor dapat dilanjutkan . Setelah Bill Of Landing diterima , maka lakukan pengecekan ETA pada website pelayaran yang sesuai Bill Of Landing diterbitkan . Ada beberapa website pelayaran di Indonesia diantaranya sebagai berikut : 1. SITC Logistics Indonesia 2. Meratus 3. Cosco Shipping Line Indonesia 4. PT Samudera Indonesia 5. Mediterranean Shipping Company
Pengiriman pada jalur laut , ada beberapa lokasi penimbunan , diantaranya adalah : 1. JICT J akarta International Container Terminal. Ini adalah terminal peti kemas internasional terbesar di Indonesia yang berlokasi di Pelabuhan Tanjung Priok , Jakarta. 2. NPCT New Priok Container Terminal One. Ini adalah terminal peti kemas modern yang terletak di Pelabuhan Tanjung Priok , Jakarta. 3. KOJA Kerjasama Operasi Terminal Petikemas Koja , yang merupakan organisasi kerja sama antara PT Pelabuhan Indonesia II ( Persero ) dan PT Hutchison Ports Indonesia (HPI). Pengiriman pada jalur udara , ada beberapa lokasi penimbunan , diantaranya adalah salah satunya Terminal 3 Bandara (TER3). Pada kasus container Over Brengen , yang berarti pemindahan barang impor dari satu tempat ke tempat lain, biasanya dari pelabuhan ke tempat penimbunan sementara (TPS) atau gudang , terutama ketika proses kepabeanan belum selesai . Berikut beberapa Lokasi OB : RAYA TRMA TMAL ARN1 ARN3 WISA PESA BAND LOKASI PENIMBUNAN
BC 1.1 ATAU MANIFES Pengecekan Seluruh Dokumen Impor sudah sesuai dengan HS Code yang berlaku dan juga Certifcate of Origin telah terbit secara Electronic atau disebut juga dengan E – COO. Maka pada saat tibanya hari ETA, perlu kita cek untuk dokumen BC 1.1 BC 1.1 adalah dokumen Pemberitahuan Pabean yang berisi daftar barang yang diangkut oleh sarana pengangkut ( kapal , pesawat , atau kendaraan darat ) saat memasuki atau meninggalkan kawasan pabean (area pelabuhan , bandara , atau perbatasan ). Dokumen ini penting dalam proses kepabeanan untuk importasi dan ekspor barang . Secara lebih rinci , BC 1.1 memuat informasi mengenai : Identitas Sarana Pengangkut : Nama dan nomor registrasi sarana pengangkut . Data Pengangkut : Nama pengangkut ( perusahaan atau individu ). Data Barang : Uraian barang , jumlah dan jenis kemasan / petikemas , berat kotor ( brutto ) dan / atau ukuran /volume barang . Data Pengirim dan Penerima : Nama dan alamat pengirim (supplier) serta nama dan alamat penerima barang (consignee). Tujuan dan Asal Barang : Tempat asal dan tujuan barang . Tanggal Kedatangan : Tanggal perkiraan atau kedatangan sarana pengangkut . BC 1.1 menjadi dasar bagi petugas Bea Cukai untuk melakukan pemeriksaan dan perhitungan bea masuk , pajak , serta retribusi lainnya .
PI (PERSETUJUAN IMPOR ) Persetujuan Impor (PI) adalah izin resmi yang diterbitkan oleh Kementerian Perdagangan untuk mengizinkan kegiatan impor barang ke Indonesia. PI berfungsi sebagai dokumen untuk mengendalikan jumlah dan jenis produk impor yang masuk , serta untuk melindungi industri dalam negeri . PI adalah dokumen yang sah dari pemerintah yang memberikan izin kepada importir untuk memasukkan barang tertentu ke Indonesia. Dengan membatasi impor barang tertentu, PI dapat membantu melindungi industri dalam negeri dari persaingan yang tidak sehat dari produk impor. PI biasanya berlaku untuk produk-produk tertentu yang telah ditetapkan oleh Kementerian Perdagangan, seperti besi/baja, alas kaki, sepeda, elektronik, produk kehutanan, dan tekstil. Persetujuan Impor memiliki masa berlaku yang terbatas yaitu satu tahun . Untuk mendapatkan PI, importir perlu melengkapi berbagai dokumen , termasuk invoice, packing list, bill of lading, dan sertifikat asal . PI juga diterbitkan berdasarkan data Neraca Komoditas , yang mempertimbangkan kebutuhan barang di dalam negeri . Dengan kata lain, Persetujuan Impor adalah bagian penting dari proses perizinan impor di Indonesia, yang tidak hanya memberikan izin , tetapi juga berperan dalam mengatur dan melindungi pasar domestik . Laporan Surveyor (LS) adalah dokumen yang diterbitkan oleh surveyor pelaksana Verifikasi atau Penelusuran Teknis Impor (VPTI). LS ini menyatakan kesesuaian barang impor dengan persyaratan yang berlaku , dan berfungsi sebagai dokumen pelengkap pabean atau dokumen persyaratan impor . Dokumen ini diperlukan untuk memastikan barang yang diimpor sesuai dengan standar dan regulasi yang berlaku , terutama untuk barang-barang tertentu seperti elektronik , barang mewah , dan barang modal bekas .
L S (LAPORAN SURVEYOR) Laporan Surveyor (LS) adalah dokumen yang diterbitkan oleh surveyor pelaksana Verifikasi atau Penelusuran Teknis Impor (VPTI). LS ini menyatakan kesesuaian barang impor dengan persyaratan yang berlaku , dan berfungsi sebagai dokumen pelengkap pabean atau dokumen persyaratan impor . Dokumen ini diperlukan untuk memastikan barang yang diimpor sesuai dengan standar dan regulasi yang berlaku , terutama untuk barang-barang tertentu seperti besi baja , elektronik , barang mewah , dan barang modal bekas . Proses Mendapatkan Laporan Surveyor: Pendaftaran : Importir perlu mendaftar dan mendapatkan akses ke sistem VPTI. Pengajuan VR: Importir mengajukan Permintaan Verifikasi (Verification Request/VR) secara online. Verifikasi : Surveyor melakukan verifikasi administrasi dan pemeriksaan fisik barang . Penerbitan LS: Setelah verifikasi selesai , Laporan Surveyor diterbitkan .
14 15 12 11 12 10 4 12 9 10 17 5 9 20 16 19 15 12 20 23 22 20 20 7 6 7 6 7 5 7 7 7 6 5 5 7 5 19 22 12 11 10 13 5 14 13 18 17 13 9 17 16 10 7 13 13 4 3 4 7 6 6 5 4 3 1 4 3 2 1 4 3 2 1 1 2 1 2 1 1 3 2 1 3 2 1 3 2 1 4 3 3 2 1 1 PROSES SUBMIT PIB PADA CEISA Pada saat hari ETA telah tiba , Draft PIB telah dilengkapi dengan dokumen impor tersebut , maka dapat dilakukan submit pada sistem CEISA. Maka akan terbit beberapa respon berikut ini : 1. Reject , apabila PIB yang disubmit ada kesalahan dalam input HS Code, satuan barang , atau dokumen lainnya . Maka PIB tersebut akan mendapat respon reject pada sistem CEISA dan harus dilakukan perbaikan kembali . 2. Billing , apabila PIB yang disubmit telah sesuai dengan ketentuan INSW. Billing PIB adalah tagihan resmi yang dikeluarkan oleh DJBC untuk kegiatan Kepabeanan dan Cukai . Apabila Billing telah dibayarkan oleh Importir , maka akan terbit beberapa respon berikut ini : 1. Approval similarity adalah proses verifikasi kesamaan atau kesesuaian antara data atau dokumen yang diajukan dengan data atau dokumen yang ada di sistem atau basis data Bea Cukai . Tujuannya adalah untuk memastikan keabsahan dan kebenaran informasi yang diberikan , serta untuk mencegah terjadinya kecurangan atau pelanggaran aturan kepabeanan dan cukai . 2. SPPB ( Surat Persetujuan Pengeluaran Barang ) adalah persetujuan pengeluaran barang dari Kawasan Pabean atau Tempat Lain yang Diperlakukan Sama dengan TPS. 3. SPJM ( Surat Pemberitahuan Jalur Merah ) adalah memberitahukan bahwa barang impor akan melalui jalur merah , yang berarti barang tersebut akan dikenai pemeriksaan fisik sebelum dikeluarkan dari kawasan pabean .
ALUR RESPON SPPB Menyiapkan Dokumen SPPB, PIB yang telah terbit No Pendaftaran dan Dokumen Delivery Order Untuk dilakukan Costum Clearence dan Pembuatan Tila ( Tanda Izin Lanjutan atau Tanda Izin Lanjut Administrasi ) Setelah mendapatkan Tila , maka container sudah dapat dikeluarkan dalam wilayah Pabean untuk dikirim ke Lokasi pengiriman container tersebut .
ALUR RESPON SPJM Menyiapkan Dokumen Shipment Impor seperti ( Bill Of Landing, Packing List, Invoice, E-COO, dan Dokumen Pendukung Lainnya pada Shipment tersebut ) untuk diberikan kepada Pihak yang diberi Kuasa untuk menangani Proses SPJM tersebut . Menunggu Respon dari BC terkait dengan Pengajuan Dokumen untuk Proses Pemeriksaan Fisik Pada saat Pemeriksaan Fisik berlangsung , maka akan terbit beberapa respon : BAP ( Berita Acara Pemeriksaan ) SPTNP ( Surat Penetapan Tarif dan/atau Nilai Pabean) SPBL ( Surat Pemberitahuan Barang Larangan / Perbatasan ) SPPB ( Surat Pemberitahuan Pengeluaran Barang ) Apabila setelah BAP kemudian mendapat respon SPTNP, maka Importir wajib membayar SPTNP tersebut agar mendapatkan respon SPPB. Tetapi , apabila setelah BAP kemudian mendapat respon SPBL, maka Importir harus melakukan re-export barang yang terkena SPBL tersebut . Sehingga untuk barang lainnya yang tidak kena SPBL dapat dikeluarkan dalam wilayah Pabean atau SPPB sebagian .
RESPON NPD (NOTA PERMINTAAN DATA/ATAU DOKUMEN) YANG TERBIT SETELAH SPPB NPD adalah Nota Permintaan Dokumen yang diterbitkan oleh Pejabat Pemeriksa Dokumen Bea Cukai untuk meminta dokumen pelengkap terkait barang impor . NPD berfungsi untuk memastikan kejelasan informasi barang impor , seperti harga dan uraian barang , sehingga petugas Bea Cukai dapat menetapkan bea masuk dan pajak dengan tepat . Pada Umumnya Permintaan Dokumen meliputi Bill Of Landing, Packing List, Invoice, E-COO, Asuransi , Dokumen Freight, PI dan LS ( Apabila shipment tersebut dilengkapi dengan PI dan LS), Katalog Barang , dan T/T ( Bukti Bayar Shipment tersebut ), Sales Contract, Surat Kuasa dan Dokumen DNP ( Deklarasi Nilai Pabean ) dan Dokumen yang relevan lainnya . Kemudian Proses Submit NPD dilakukan pada website https:// bcpriok.net/slim3.0 , dengan Pengajuan Penerimaan NPD. Submit NPD Mendapat Tiket Pengajuan NPD Cek secara berkala Tiket NPD, dengan respon yang akan terbit : Diterima Dikembalikan ( karena ada kesalahan penginputan Dokumen )