MANAJEMEN NON FARMAKOLOGI PADA GANGGUAN TIDUR INSOMNIA
Latar Belakang Tidur merupakan kebutuhan dasar setiap orang. Pada kondisi istirahat dan tidur, tubuh melakukan proses pemulihan untuk mengembalikan stamina tubuh hingga berada dalam kondisi yang optimal Tidur merupakan perilaku yang banyak menghabiskan waktu dalam kehidupan manusia . Gangguan tidur , baik kualitas maupun kuantitas , berhubungan dengan berbagai gangguan fisik , kognitif , dan emosional
Latar Belakang Bila individu tidak mendapatkan lama, konsistensi , atau tipe tidur yang cukup , maka individu tersebut dikatakan mengalami kekurangan ( deprivasi ) tidur . Kekurangan tidur yang berlangsung kronik akan menimbulkan berbagai gangguan , baik fisik maupun psikologis Prevalensi gangguan tidur diperkirakan mencapai 6-15 % pada populasi dewasa dan jauh lebih tinggi pada pasien dengan gangguan jiwa ( mencapai 30%)
Latar Belakang Insomnia merupakan kondisi dimana kualitas dan kuantitas tidur tidak memuaskan meskipun mempunyai waktu yang cukup untuk tidur Seseorang yang mengalami gangguan sulit tidur (insomnia) akan berkurang kuantitas dan kualitas tidurnya. Insomnia adalah gangguan tidur yang sering dikeluhkan Insomnia merupakan gangguan tidur yang paling sering ditemukan. Setiap tahun di dunia, diperkirakan sekitar 20%-50% orang dewasa melaporkan adanya gangguan tidur dan sekitar 17% mengalami gangguan tidur yang serius
Latar Belakang Penanganan gangguan tidur saat ini sangat tergantung pada farmakoterapi . Namun farmakoterapi dengan obat sedatif hipnotik juga bisa menimbulkan rebound insomnia ketika obat dihentikan Penanganan farmakoterapi untuk insomnia umumnya hanya bisa diberikan dalam jangka pendek karena ada risiko timbulnya adiksi . Metode penanganan non- farmakologis bisa bertahan dalam jangka lebih panjang , namun saat ini penggunaannya masih kurang
Perumusan Masalah “ Bagaimana Manajemen Non Farmakologi Pada Gangguan Tidur Insomnia”
Tujuan Penulisan Memberikan gambaran tentang macam macam gangguan tidur Memberikan gambaran mengenai terapi non farmakologis dalam penanganan masalah gangguan tidur insomnia
Manfaat Penulisan Menambah pengetahuan tentang macam macam gangguan tidur dan terapi non farmakologis dalam penanganan masalah gangguan tidur insomnia
TINJAUAN PUSTAKA Tidur Definisi Tidur Tidur adalah suatu kondisi dimana kesadaran atas stimulus lingkungan menurun . Tidur berbeda dari gangguan penurunan kesadaran lainnya karena penurunan kesadaran ketika tidur bersifat reversible dan bisa pulih dengan relatif cepat Tidur adalah suatu keadaan yang berulang-ulang, perubahan status kesadaran yang terjadi selama periode tertentu Tidur adalah keadaan saat terjadinya proses pemulihan bagi tubuh dan otak serta sangat penting terhadap pencapaian kesehatan yang optimal
Tahapan Tidur Tahap 1 NREM merupakan periode transisi menuju saatnya tidur, saat individu dapat dengan mudah terbangun. Pada tahap ini terjadI pengurangan aktivitas fisiologis, seperti pengurangan tanda-tanda vital dan metabolisme. Tahap 2 NREM dianggap sebagai periode tidur ringan dengan fase relaksasi yang sangat besar. Tahap ini disebut sebagai tahap tidur bersuara. Tahap ini berakhir 10-20 menit. Fungsi tubuh dalam tahap ini menjadi lambat
Tahapan Tidur Tahap 3 NREM merupakan fase pertama tidur dalam . Otot-otot menjadi rileks sehingga sulit dibangunkan . Tanda- tanda vital menurun namun tetap teratur . Tahap ini berakhir dalam 15-30 menit . Tahap 4 NREM merupakan periode tidur paling dalam. Tahap ini merupakan tahap terbesar terjadinya pemulihan. Tanda tanda vital menurun secara bermakna.
Siklus Tidur
Fungsi Tidur Oswald (1984, dalam Potter & Perry, 2005), menyatakan bahwa tidur dipercaya bermanfaat dalam pemulihan fisiologis dan psikologis individu. Tidur nyenyak bermanfaat dalam memelihara fungsi jantung. Selama tidur tahap 4 NREM, tubuh melepaskan hormon pertumbuhan untuk memperbaiki sel-sel otak .
Kualitas Tidur Kualitas tidur meliputi aspek kuantitatif dan kualitatif tidur , seperti lamanya tidur , waktu yang diperlukan untuk bisa tidur , frekuensi terbangun dan aspek subjektif seperti kedalaman dan kepulasan tidur . Salah satu aspek kuantitatif dari kualitas tidur adalah durasi tidur Lamanya durasi tidur berbeda pada setiap orang.
Rata-rata Durasi Tidur Menurut Umur Age Range Rekomendasi Jam Tidur Perhari Bayi baru lahir 0-3 bulan 14-17 jam Bayi 4-11 bulan 12-15 jam Balita 1-2 tahun 11-14 jam P r a-sekolah 3-5 tahun 10-13 jam Usia sekolah 6-13 tahun 9-11 jam Remaja 14-17 tahun 8-10 jam Dewasa muda 18-25 tahun 7-9 jam Dewasa 26-64 tahun 7-9 jam Lansia 65 tahun atau lebih 7-8 jam
Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Tidur Stres Lingkungan Diet Obat-obatan dan Substansi Lain Latihan Fisik Penyakit Gaya Hidup
Macam – macam gangguan tidur Insomnia Insomnia merupakan kesukaran dalam memulai untuk tidur dan mempertahankan tidur sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan tidur yang adekuat, baik kuantitas maupun kualitas Hipersomnia Hipersomnia merupakan kebalikan dari insomnia. Hipersomnia adalah gangguan tidur yang di tandai dengan tidur berlebihan, terutama pada siang hari, walaupun sudah mendapatkan tidur yang cukup
Macam – macam gangguan tidur Narkolepsi Narkolepsi dari bahasa yunani narco, artinya “mati rasa” ,dan lepsis , artinya “ serangan” adalah gelombang rasa ngantuk yang berlibahan secara mendadak yang terjadi di siang hari, sehingga narkolepsis juga disebut sebagai “serangan tidur Parasomnia Parasomnia adalah sekelompok gangguan tidur yang ditandai dengan aktivitas fisik atau perilaku abnormal yang terjadi saat tidur atau pada saat fase transisi dari terbangun ke tidur
Macam – macam gangguan tidur Apnea saat tidur Apnea saat tidur merupakan kondisi ketika nafas terhenti secara periodik pada saat tidur Deprivasi tidur Merupakan sebuah gangguan yang dialami secara berkepanjangan, dimana kualitas dan konsistensi tidur dapat memicu sebuah sindrom yang disebut deprivasi (kurang) tidur Enuresa Enuresa atau mengompol merupakan kegiatan buang air kecil yang tidak disengaja pada waktu tidur
INSOMNIA Insomnia adalah ketidakmampuan untuk mencukupi kebutuhan tidur baik kualitas maupun kuantitas. Jenis insomnia ada tiga macam yaitu tidak dapat memulai tidur, tidak bisa mempertahankan tidur atau sering terjaga, dan bangun secara dini serta tidak dapat tidur Kembal i Faktor - F aktor P enyebab I nsomnia Stres atau kecemasan Depresi
Faktor - F aktor P enyebab I nsomnia Kelainan-kelainan kronis Efek samping pengobatan Pola makan yang buruk Kafein , Nikotin , dan alcohol
Klasifikasi Insomnia Menurut klasifikasi diagnostik dari WHO pada tahun 2008,insomnia dimasukkan dalam golongan DIMS ( Discorder of Innitine and Maintaining Sleep ) , yang secara praktis diklasifikasikan menjadi dua kelompok yaitu : insomnia primer dan insomnia sekunder Insomnia primer Insomnia primer merupakan gangguan sulit tidur yang penyebabnya belum diketahui secara pasti
Klasifikasi Insomnia Insomnia sekunder Insomnia sekunder merupakan gangguan sulit tidur yang penyebabnya dapat diketahui secara pasti. Menurut Kozier et al, 2010 insomnia dapat dibagi menjadi tiga jenis yaitu Insomnia inisial : ketidak mampuan untuk memulai tidur . Insomnia intermiten : ketidak mampuan untuk tetap tertidur karena terlalu sering terbangun .
Klasifikasi Insomnia Insomnia terminal : ketidakmampuan untuk tidur Kembali setelah terbangun pada malam hari
Komplikasi Insomnia Penurunan konsentrasi Menurunkan libido Kecelakaan Masalah kesehatan yang serius