PRESENTASI SDN KU 05 RAPAT HAMBATAN BELAJAR MPLS.pptx

fajardermawansyah3 10 views 29 slides Sep 02, 2025
Slide 1
Slide 1 of 29
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14
Slide 15
15
Slide 16
16
Slide 17
17
Slide 18
18
Slide 19
19
Slide 20
20
Slide 21
21
Slide 22
22
Slide 23
23
Slide 24
24
Slide 25
25
Slide 26
26
Slide 27
27
Slide 28
28
Slide 29
29

About This Presentation

Hambatan Belajar pada Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah


Slide Content

HAKIKAT PENDIDIKAN INKLUSIF SDN KEMBANGAN UTARA 5 PAGI

Pendidikan inklusif Pendidikan yang memberikan kesempatan bagi semua anak ( termasuk anak berkebutuhan khusus ) untuk memperoleh pendidikan yang bermutu dan sesuai dengan kebutuhan /kondisinya tanpa diskriminasi ( menghargai perbedaan dan ramah ) . Pengertian

Anak usia sekolah termasuk anak berkebutuhan khusus (ABK). ABK yang mengalami hambatan permanen , temporer , maupun hambatan dalam perkembangan . 3 Sasaran ABK yang dapat dilayani melalui pendidikan inklusif diantaranya : C acat fisik , intelektual , sosial , emosional , cerdas dan atau berbakat istimewa A nak yang tinggal di daerah terpencil / terbelakang , suku terasing , korban bencana alam / sosial /konflik , kemiskinan , anak kembar , yatim , yatim piatu , anak terlantar , tuna wisma /pengemis , anak yang terlibat dalam sistem pengadilan remaja , anak terkena dampak narkoba HIV/AIDS (ODHA, dan lain-lain sesuai dengan kemampuan dan kebutuhannya .

Keragaman PDBK (Peserta Didik Berkebutuhan Khusus) PDBK dengan hambatan penglihatan (tunanetra) PDBK dengan hambatan pendengaran (tunarungu) PDBK dengan hambatan intelektual (tunagrahita) PDBK dengan hambatan Kesulitan Belajar Spesifik ( gangguan belajar ) PDBK dengan hambatan A utism dan ADHD PDBK dengan hambatan perilaku dan emosional ( tunalaras ) PDBK dengan hambatan gerakan anggota tubuh (tunadaksa) PDBK dengan jenis Cerdas Istimewa dan Bakat Istimewa (CIBI )

1. PDBK DENGAN HAMBATAN PENGLIHATAN (Tunanetra) Peserta didik yang mengalami gangguan penglihatan (mata) , sehingga membutuhkan layanan khusus dalam pendidikan maupun kehidupannya . Jenis ABK dengan hambatan p englihatan Low Vision , gangguan penglihatan yang masih mampu melihat dengan ketajaman penglihatan ( acuity ) 20/70 dn tidak bisa dibantu dengan kacamata Buta Total , jika anak sama sekali tidak mampu menerima rangsang cahaya dari luar

Simulasi Penglihatan Low Vision

Dalam menempatkan anak tunanetra, perlu diperhatikan hal-hal berikut: Anak tunanetra ditempatkan didepan , agar dapat mendengarkan penjelasan guru dengan jelas. Anak tunanetra hendaknya ditempatkan berdekatan dengan anak yang relatif cerdas , agar terjadi proses saling membantu. Tidak diperkenankan dua anak tunanetra duduk berdekatan , agar lebih terintegrasi dengan anak awas. Ruang belajar bagi anak tunanetra terutama anak low vision cukup mendapatkan cahaya/penerangan. Pembelajaran huruf Braille Pembelajaran Keterampilan Orientasi, Mobilitas, Komunikasi dan Sosial (OMSK) Pembelajaran Perabaan dan Pengalaman Langsung Pengoptimalan Pendengaran

2. PDBK DENGAN HAMBATAN PENDENGARAN (Tunarungu) Pengertian anak tuna rungu ialah keadaan seseorang yang mengalami kerusakan indra pendengaran sehingga menyebabkan tidak bisa menangkap berbagai rangsang suara Suara diukur dalam satuan yang disebut dengan desibel (dB). Jika semakin tinggi tingkat desibelnya, maka akan semakin keras suaranya.  Pendengaran normal mampu mendengar suara < 25 dB dan batas kebisingan aman yang diterima telinga manusia yaitu sebanyak 80 dB

Nafas: 10 dB Detak jam tangan: 20 dB Bisikan: 30 dB Percakapan: 60 dB Suara mesin cuci: 70 dB Suara kemacetan: 80 dB Mesin pemotong rumput: 80-85 dB Suara motor: 95 dB Suara kereta, klakson mobil: 100 dB Suara maksimal perangkat suara: 105-110 dB Kebisingan suara dalam desible (dB)

Tingkat gangguan : Gangguan pendengaran sangat ringan (27 - 40 dB) Gangguan pendengaran ringan (41 - 55 dB) Gangguan pendengaran sedang (56 -70 dB) Gangguan pendengaran berat (71 - 90 dB) Gangguan pendengaran ekstrim / total (di atas 91 dB) Karakteristik khusus anak tuna rungu ialah: Tidak menyadari adanya bunyi jika tidak melihat ke sumber suara / tidak ada getaran Terlihat mendekatkan telinga pada sumber bunyi Berbicara keras dan tidak jelas Cenderung menggunakan mimik / gerakan (tangan, tubuh) untuk berkomunikasi Cenderung pemata (mendapatkan informasi dengan melihat langsung).

Layanan yang diberikan bagi anak tuna rungu ialah : Bicara berhadapan muka dengan muka agar gerak bibir dan mimik terlihat Gunakan gambar dalam memperkenalkan kata/konsep baru Bicara dengan artikulasi yang jelas Gunakan bahasa isyarat Gunakan bahasa tubuh (menggeleng, mengangguk, dll) Gunakan komunikasi tulis Untuk latihan bicara bibir, dapat menggunakan cermin untuk meniru bentuk dan gerakan mulut https://www.instagram.com/reel/CyGR8c7rvaq/?igsh=Y3Y1NGo5b2JsbjRj

3. PD BK DENGAN HAMBATAN INTELEKTUAL (Tunagrahita) Anak mengalami hambatan intelektual ialah anak yang mempunyai kemampuan intelektual di bawah rata-rata , sehingga mereka mengalami kesulitan dalam menyelesaikan tugas-tugasnya Klasifikasi Tunagrahita 1. Tunagrahita ringan IQ nya 51-70 2. Tunagrahita sedang IQ nya 36-51 3. Tunagrahita berat IQ nya 20-35 4. Tunagrahita sangat berat IQ nya < 20

Berikut ini dikemukakan karakteristik anak tunagrahita secara umum : A. Akademik Mengenai hal-hal yang abstrak. Mereka lebih banyak belajar dengan membeo (rote learning) dari pada dengan pengertian. Dari ke hari mereka membuat kesalahan yang sama. Mereka cenderung menghindar dari perbuatan berfikir. Mereka mengalami kesukaran memusatkan perhatian dan lapang minatnya sedikit. Mereka juga cenderung cepat lupa, sukar membuat kreasi baru, serta rentang perhatiannya pendek. B . Sosial Dalam pergaulan, anak tunagrahita tidak dapat mengurus diri, memelihara dan memimpin diri.

Berikut ini dikemukakan karakteristik anak tunagrahita secara khusus : A. Karakteristik tunagrahita ringan Mereka masih dapat belajar membaca, menulis, dan berhitung sederhana . Pada usia 16 tahun atau lebih mereka dapat mempelajari bahan yang tingkat kesukarannya sama dengan kelas 3 - 5 SD Kematangan belajar membaca baru dicapainya pada usia 9 - 12 tahun sesuai dengan berat dan kelainannya. Sesudah dewasa banyak di antara mereka yang mampu berdiri sendiri. b. Karakteristik anak tunagrahita sedang Anak tunagrahita sedang hampir tidak bisa mempelajari pelajaran-pelajaran akademik. Perkembangan bahasanya lebih terbatas dari anak tunagrahita ringan. Mereka berkomunikasi dengan beberapa kata. Mereka dapat membaca dan menulis, seperti namanya sendiri, alatnya, nama orangtuanya dan lain-lain. Dan mereka mengenal angka-angka tanpa mengerti artinya.

C. Karakteristik tunagrahita berat dan sangat berat Anak tunagrahita berat dan sangat berat sepanjang hidupnya selalu tergantung pada pertolongan dan bantuan orang lain. Mereka tidak dapat memelihara diri sendiri (makan, berpakaian, ke WC, dan sebagainya harus dibantu). Mereka tidak dapat membedakan bahaya dan tidak bahaya. Mereka juga tidak dapat berbicara kalaupun berbicara mereka hanya mampu mengucapkan kata-kata atau tanda sederhana saja. Tujuan pendidikan anak tunagrahita adalah: dapat mengembangkan potensi dengan sebaik baiknya; dapat menolong diri, berdiri sendiri, dan berguna bagi masyarakat; memiliki kehidupan lahir batin yang layak.

4. PD BK DENGAN HAMBATAN G ANGGUAN BELAJAR Suatu gangguan dalam satu atau lebih proses psikologis dasar yang melibatkan pemahaman membaca , menulis , atau melakukan perhitungan matematika. Klasifikasi Gangguan Belajar 1. Disleksia atau kesulitan membaca (kesulitan memaknai huruf atau simbol) Menambahkan huruf pada suku kata Contoh : suruh → disuruh; gula → gulka Menghilangkan huruf pada suku kata Contoh : kelapa → lapa; kompor → kopor Membalikkan bentuk huruf, kata, ataupun angka dengan arah terbalik kiri-kanan. Contoh : buku → duku; palu → lupa Membalikkan bentuk huruf, kata, ataupun angka dengan arah terbalik atas bawah. Contoh : m → w; u→ n; nana → uaua; mama → wawa; 2 → 5;

2 . Disgraphia atau kesulita menulis (kesulitan mengeja dan menulis cetak/sambung) Kesulitan yang kerap muncul dalam proses menulis permulaan antara lain: 1) Ketidak konsistenan bentuk/ukuran/proporsi huruf 2) Ketiadaan jarak tulisan antar-kata 3) Ketidakjelasan bentuk huruf 4) Ketidakkonsistenan posisi huruf pada garis

3 . D iskalkulia atau kesulitan menghitung Kesulitan berhitung adalah kesulitan dalam menggunakan bahasa simbol untuk berpikir, mencatat, dan mengkomunikasikan ide-ide yang berkaitan dengan kuantitas atau jumlah dan operasi hitung Lamban Belajar (Slow Learner) Adalah anak yang memiliki keterbatasan potensi kecerdasan, sehingga proses belajarnya menjadi lamban. Tingkat kecerdasan mereka sedikit di bawah rata-rata dengan IQ antara 80-90. Kelambanan belajar mereka merata pada semua mata pelajaran. Slow learner disebut anak border line ( ”ambang batas”), yaitu berada di antara kategori kecerdasan rata-rata dan kategori mentalretardation (tunagrahita) https://www.instagram.com/p/C3_0vP8rjr2/?igsh=MXRtMjBieTZyNDRlbw%3D%3D&img_index=2

5. PDBK DENGAN HAMBATAN A UTISM dan ADHD Autisme berasal dari kata auto yang berarti menyendiri , maka kita akan mendapat kesan bahwa individu autisme itu seolah-olah hidup di dunianya sendiri dan aktivitas imajinasi . Sedangkan karakterisik yang tampak pada anak autisme dalam buku Bimbingan Anak Berkebutuhan Khusus (Hidayat, dkk) yaitu : Anak tampak seperti tuli, sulit berbicara, atau pernah berbicara, tetapi kemudian sirna. Anak tidak dapat mengikuti jalan pikiran orang lain, kadang-kadang anak berperilaku menyakiti dirinya sendiri. Anak tidak mempunyai empati dan tidak tahu apa reaksi orang lain atas perbuatannya Anak belum dapat bersosialisasi dengan teman sekelasnya, seperti sukar bekerja sama dalam kelompok sebayanya, bermain peran dan sebagainya. Kesulitan mengekspresikan perasaanya, seperti : suka marah, mudah frustasi bila tidak dimengerti dan dapat menimbulkan tantrum (ekspresi emosi dalam bentuk fisik atau marah yang tidak terkendali).

5. PDBK DENGAN HAMBATAN A UTISM dan ADHD ADHD atau attention deficit hyperactivity disorder lebih sering dikenal dengan istilah hiperaktif ini. Sebagian besar kasus ADHD terdeteksi pada usia 6-12 tahun dengan gejala yang meliputi: Sulit berkonsentrasi dan perhatiannya mudah teralihkan. Sulit mematuhi instruksi. Cenderung terlihat tidak mendengarkan. Ceroboh dalam mengerjakan tugas. Tidak bisa diam atau selalu aktif dan tampak gelisah. Tidak sabar. Sering lupa dan kehilangan barang, misalnya alat tulis. Sering tidak menyelesaikan tugas yang diberikan dan beralih-alih tugas. Terus-menerus berbicara.

Layanan yang diberikan untuk anak autis ialah: Ajarkan rutinitas sedikit demi sedikit dan gunakan simbol-simbol gambar untuk mewakili kegiatan dan memahami aturan Ajarkan komunikasi eksperimen Koreksi langsung dengan instruksi pendek disertai dengan clue visual Buat kesepakatan dengan aturan yang jelas dan tegas Membiasakan berbicara dengan kalimat singkat dan jelas. Selalu memanggil anak dengan namanya . Membatasi suara-suara yang timbul di dekatnya.

6. PDBK DENGAN HAMBATAN EMOSIONAL (tunalaras) Adalah anak yang mengalami gangguan atau hambatan emosi dan berkelainan tingkah laku, sehingga kurang dapat menyesuaikan diri dengan baik terhadap lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Anak tunalaras kadang-kadang tingkah laku suka menarik diri dari lingkungan, sehingga merugikan dirinya sendiri dan orang lain dan bahkan kadang merugikan di segi pendidikannya. Anak tunalaras juga sering disebut anak tunasosial karena tingkah laku anak tunalaras menunjukkan penentangan terhadap norma-norma sosial masyarakat yang berwujud seperti mencuri, menganggu dan menyakiti orang lain .

Anak yang mengalami gangguan perilaku: Berkelahi, memukul menyerang Pemarah, pembangkang Suka merusak, ceroboh, pengacau Kurang ajar, tidak sopan Penentang, tidak mau bekerjasama Suka mengganggu, suka ribut, pembolos Mudah marah, suka pamer Hiperaktif, pembohong Iri hati, pembantah Suka menyalahkan orang lain, mementingkan diri sendiri

7. PDBK DENGAN HAMBATAN ANGGOTA GERAK TUBUH (tunadaksa) Individu yang tingkat kecacatan fisiknya mengakibatkan mereka mengalami kesulitan yang berat atau ketidakmungkinan melakukan gerak dasar dalam kehidupan sehari-hari seperti berjalan dan menulis meskipun dengan memgunakan alat-alat bantu pendukung . Jenis ABK dengan hambatan Gerakan anggota tubuh : Cerebral Palsy, kelainan yang disebabkan kerusakan pada cerebral system, seperti : cerebral palsy yang meliputi jenis spastic, athetosis , rigid, hipotonia , tremor, ataxia, dan campuran kelainan pada sistem otot dan rangka , seperti poliomyelitis , muscle dystrophy dan spina bifida .

IQ diatas 130 Anak yang memiliki potensi kecerdasan ( intelegensi ), kreativitas , dan tanggung jawab terhadap tugas ( task commitment ) di atas kemampuan anak-anak seusianya ( anak normal), sehingga untuk mengoptimalkan potensinya , diperlukan pelayanan pendidikan khusus . Anak cerdas dan berbakat istimewa disebut sebagai gifted & talented children ( Dudi Gunawan , 2011). 8. PDBK DENGAN HAMBATAN CERDAS ISTIMEWA BAKAT ISTIMEWA (CIBI)

DAMPAK YANG DIHARAPKAN

TERIMA KASIH
Tags