PEMAKNAAN KATA TSAMRAH DALAM AL-QUR'AN Kajian Semantik Toshihiko Izutsu Nama: [Nama Anda] NIM: [NIM Anda] Prodi Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin – UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Latar Belakang Kajian semantik Al-Qur'an membuka makna kata secara kontekstual. Kata "tsamrah" muncul di beberapa ayat namun belum dikaji secara semantik. Pendekatan Toshihiko Izutsu relevan untuk menyingkap makna dalam worldview Qur'ani.
Rumusan Masalah & Tujuan - Bagaimana makna kata "tsamrah" dalam Al-Qur'an? - Bagaimana perubahan maknanya dalam konteks ayat? Tujuan: - Mendeskripsikan makna "tsamrah" secara semantik - Menjelaskan relasi maknanya dalam struktur worldview Qur'ani
Tinjauan Teori Toshihiko Izutsu Konsep Kunci: - Semantic Field (Bidang Makna) - Relasi paradigmatik dan sintagmatik - Worldview Qur'ani Semantik Qur'ani = analisis struktur makna dalam teks wahyu.
Kajian Kata 'Tsamrah' Arti leksikal: buah, hasil, rezeki. Sinonim: ni'mah, barakah, thamarat. Antonim: qath (terputus), jafaf (kekeringan). Digunakan dalam konteks nikmat dan ujian.
Data Ayat yang Dikaji QS. 2:22 – Madaniyah – Nikmat hujan dan tumbuhan QS. 2:155 – Madaniyah – Ujian dengan kekurangan buah QS. 7:130 – Makkiyah – Azab pada kaum Fir‘aun QS. 13:3 – Madaniyah – Tanda kekuasaan Allah QS. 18:34 – Makkiyah – Kisah dua pemilik kebun QS. 36:35 – Makkiyah – Tanaman bumi mati QS. 41:47 – Makkiyah – Ilmu Allah atas buah QS. 47:15 – Madaniyah – Surga perumpamaan
Analisis Sintagmatik Contoh: QS. 2:22 – hubungan 'tsamrah' dengan air, tumbuh-tumbuhan → makna rezeki QS. 2:155 – dikaitkan dengan ujian → makna simbolik Struktur kalimat memberi makna tambahan lewat konjungsi dan objek sekitarnya.
Analisis Paradigmatik Perbandingan penggunaan kata 'tsamrah' antar ayat. Relasi makna dengan: ni'mah, barakah, rizq, azab. Diagram Jaringan Makna: spektrum makna dari fisik ke metafisik.
Worldview Qur'ani 'Tsamrah' tidak netral. Simbol rezeki, ujian, kemurahan Allah, atau azab. Cermin struktur makna dalam wahyu menurut Izutsu.
Temuan & Kesimpulan - Makna 'tsamrah' bersifat kontekstual. - Menunjukkan hubungan makna natural dan spiritual. - Pendekatan Izutsu efektif ungkap makna terdalam Al-Qur'an.
Kelebihan & Keterbatasan Kelebihan: - Membuka perspektif baru terhadap makna kata Qur’ani. Keterbatasan: - Keterbatasan referensi dan waktu. - Perlu eksplorasi lanjutan secara sosiolinguistik.
Penutup & Terima Kasih Terima kasih kepada: - Dosen Pembimbing & Penguji - Orang tua & teman-teman "Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda Kami..." (QS. Fussilat:53)