PRESENTATION AKHIR ekonomi kerakyatan.pptx

septykarmawan 17 views 40 slides Sep 08, 2025
Slide 1
Slide 1 of 40
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14
Slide 15
15
Slide 16
16
Slide 17
17
Slide 18
18
Slide 19
19
Slide 20
20
Slide 21
21
Slide 22
22
Slide 23
23
Slide 24
24
Slide 25
25
Slide 26
26
Slide 27
27
Slide 28
28
Slide 29
29
Slide 30
30
Slide 31
31
Slide 32
32
Slide 33
33
Slide 34
34
Slide 35
35
Slide 36
36
Slide 37
37
Slide 38
38
Slide 39
39
Slide 40
40

About This Presentation

finalisasi rekoendasi yang didapatkan setelah proses studi perencanaan


Slide Content

S t u d i peningkatan e k o n o m i M A S Y A R A K A T KoTA TANJUNGPINANG kerjasama BADAN PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN DAERAH Dan PT. KARYA HARAPAN ARCHITECT 2015 L A P O R A N A K H I R

PENDAHULUAN STUDI PENINGKATAN EKONOMI MASYARAKAT KOTA TANJUNGPINANG | 2015 Sebagai catatan diKota Tanjungpinang, laju pertumbuhan ekonomi yang diukur dari besaran PDRB atas dasar harga konstan, mengalami kenaikan sebesar 7,08 persen, yaitu dari 2.709.497,54 juta rupiah tahun 2011 menjadi 2.901.394.63 juta rupiah tahun 2012. Urgensi pertumbuhan ekonomi Indonesia dari sudut makro maupun mikro dipandang memiliki agenda strategis bagi kemajuan serta kesejahteraan bangsa yang menjadi bagian dari tanggung jawab pemerintah baik ditingkat pusat maupun ditingkat daerah. Berbagai perencanaan sebagai usaha pemerintah dalam peningkatan nilai pertumbuhan ekonomi secara riil dilakukan dalam berbagai kebijakan, program-program dan kegiatan. Akan tetapi ini dirasakan masih belum memenuhi akan tuntutan pasar dan masyarakat tentunya dalam merasakan implementasi kebijakan tersebut. Untuk menghadapi persaingan global maupun nasional, Kota Tanjungpinang dengan berbagai potensi yang dimiliki harus mempersiapkan diri menghadapi perubahan trend ekonomi yang melalui pemberdayaan ekonomi berbasis kerakyatan. Peningkatan tersebut masih belum dibarengi dengan peningkatan inovasi ekonomi kerakyatan dan juga tata kelola dalam hal ekonomi kerakyatan.

MAKSUD KEGIATAN STUDI PENINGKATAN EKONOMI MASYARAKAT KOTA TANJUNGPINANG | 2015 Adapun maksud dari K egiatan Studi Peningkatan Perekonomian Masyarakat Kota Tanjungpinang adalah : Tersedianya dokumen perencanaan ekonomi Kota Tanjungpinang dengan konsep berbasis kerakyatan dengan potensi dan sumber daya yang dimiliki daerah, begitu juga terhadap kegiatan ekonomi yang sudah berjalan baik maupun yang akan ditingkatkan dan dikembangkan untuk peningkatan perekonomian masyarakat Kota Tanjungpinang.

S ebagai acuan/panduan untuk meningkatkan dan mengembangkan sektor-sektor ekonomi potensial yang ada di Kota Tanjungpinang yang berbasis kerkayatan lokal. Mewujudkan perekonomian yang kuat berbasis kerakyatan sebagai penunjang roda ekonomi Kota Tanjungpinang. Membuat sentra-sentra usaha yang ada pada berbagai tempat di Kota Tanjungpinang sebagai penggerak jaringan-jaringan ekonomi kecil yang mampu bersaing dengan daerah-daerah lainnya di indonesia yang tidak menggunakan konomi kerakyatan. Adanya suatu pedoman yang jelas tentang peta strategi peningkatan dan pengembangan potensi daerah Kota Tanjungpinang sebagai tujuan penggerak ekonomi masyarakat lokal. Terbangun dan berkembangnya kemitraan dan aliansi strategis dalam upaya percepatan peningkatan dan pengembangan ekonomi lolak diantara stakeholder secara sinergis. Terlaksananya upaya percepatan peningkatan dan pengembangan ekonomi berbasis kerakyatan yang melibatkan pemerintah daerah, dunia usaha, masyarakat lokal, dan organisasi masyarakat madani dalam suatu proses partisipatif. Terbangunnya sarana dan prasarana ekonomi yang mendukung upaya percepatan pengembangan ekonomi lokal. Terwujudnya pengembangan dan pertumbuhan bidang Kepariwisataan, UMKM, IKM, dan Koperasi secara bertahap dan berkelanjutan. TUJUAN & SASARAN KEGIATAN STUDI PENINGKATAN EKONOMI KERAKYATAN KOTA TANJUNGPINANG | 2015

BAB I BAB II BAB III BAB IV BAB V SISTEMATIKA PENULISAN STUDI PENINGKATAN EKONOMI KERAKYATAN KOTA TANJUNGPINANG | 2015

Landasan Konstitusional Pancasila ( Sila Ketuhanan , Sila Kemanusiaan , Sila Persatuan , Sila Kerakyatan , dan Sila Keadilan Sosial ) Pasal 27 ayat (2) UUD 1945: “ Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan ”. Pasal 28 UUD 1945: “ “Kemerdekaan bersrikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tertulis dan sebagainya ditetapkan dengan Undang-undang.” Pasal 31 UUD 1945: “Negara menjamin hak setiap warga negara untuk memperoleh pendidikan” Pasal 33 UUD 1945: Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan. Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara. Bumi dan air dan kekayaan yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat. Pasal 34 UUD 1945:  "Fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara." TINJAUAN LITERATUR STUDI PENINGKATAN EKONOMI MASYARAKAT KOTA TANJUNGPINANG | 2015 BAB II

Tersedianya peluang kerja dan penghidupan yang layak bagi seluruh anggota masyarakat . Terselenggaranya sistem jaminan sosial bagi anggota masyarakat yang membutuhkan, terutama fakir miskin dan anak-anak terlantar. Terdistribusikannya kepemilikan modal material secara relatif merata di antara anggota masyarakat. Terselenggaranya pendidikan nasional secara cuma-cuma bagi setiap anggota masyarakat . Terjaminnya kemerdekaan setiap anggota masyarakat untuk mendirikan dan menjadi anggota serikat-serikat ekonomi. Sasaran Pokok dalam Ekonomi Kerakyatan STUDI PENINGKATAN EKONOMI MASYARAKAT KOTA TANJUNGPINANG | 2015

Pengertian Usaha Kecil Menengah yang digunakan adalah sebagai berikut : “ Kegiatan ekonomi rakyat yang dimiliki orang perorangan , badan usaha yang tidak berbadan hukum atau badan usaha yang berbadan hukum yang mempekerjakan antara kurang dari 5 pekerja sampai 20 pekerja , termasuk pemilik usaha dan anggota keluarga , memiliki hasil penjualan antara kurang dari Rp . 200 juta per tahun sampai paling banyak Rp . 10 milyar per tahun , dan mempunyai aset di luar tanah dan bangunan antara kurang dari atau sama dengan Rp . 50 juta sampai paling banyak dengan Rp . 10 milyar ”. Peranan Usaha Kecil dan Menengah dalam Perekonomian Indonesia Peran usaha mikro , kecil dan menengah (UMKM) dalam perekonomian Indonesia paling tidak dapat dilihat dari : Kedudukannya sebagai pemain utama dalam kegiatan ekonomi di berbagai sektor , Penyedia lapangan kerja yang terbesar , Pemain penting dalam pengembangan kegiatan ekonomi lokal dan pemberdayaan masyarakat , Pencipta pasar baru dan sumber inovasi , serta Sumbangannya dalam menjaga neraca pembayaran melalui kegiatan ekspor . Sumber: (D.L . Birch, 1979). Peranan UMKM dalam Ekonomi Masyarakat STUDI PENINGKATAN EKONOMI MASYARAKAT KOTA TANJUNGPINANG | 2015 Pengertian Peranan

Pemetaan UMKM dan Koperasi yang berdaya saing Potensi sumber daya manusia pelaku usaha. Model usaha berbasis ekonomi kemasyarakatan Program – program pemerintah yang berdaya guna dan berhasil guna dari segi proses maupun kemanfaatan. Kemampuan pembiayaan modal Inovasi teknologi. Beberapa permasalahan mendasar dalam konteks pelaku ekonomi masyarakat terutamanya diKota Tanjungpinang dapat dilihat dari : PERMASALAHAN Industri Kecil Dan Menengah STUDI PENINGKATAN EKONOMI KERAKYATAN KOTA TANJUNGPINANG | 2015

Proses dimana pemerintah lokal dan atau kelompok didasarkan komunitas mengelola sumberdaya yang ada dan masuk ke dalam susunan kerjasama (kemitraan) dengan sektor swasta atau dengan diantara mereka untuk: Menciptakan pekerjaan baru Merangsang kegiatan ekonomi Sifat pengembangan ekonomi diorientasikan secara lokal, penekanan pada kebijaksanaan pengembangan endogen ( Endogenous Development ) dengan menggunakan potensi: Manusia Lembaga Sumberdaya Fisik Konsep Local Economic Development (LED) STUDI PENINGKATAN EKONOMI MASYARAKAT KOTA TANJUNGPINANG | 2015

Penelitian ini merupakan kajian ekonomi pembangunan yang membahas mengenai masalah yang berhubungan dengan perekonomian masyarakat dan sektor ekonomi unggulan Kota Tanjungpinang . Penelitian ini memfokuskan studi pada analisis mengenai peningkatan ekonomi masyarakat di Kota Tanjungpinang . Untuk Jenis penelitian yang digunakan terkait dengan tujuan penelitian di atas adalah metode deskriptif Jenis Penelitian Sumber Data Studi literatur Telaah dokumen Wawancara Kuisioner Observasi Populasi dan Sampel Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah para pelaku kegiatan ekonomi berbasis ekonomi kerakyatan di kota Tanjungpinang . Untuk itu dengan data Tanjungpinang dalam angka tahun 2014 sektor ekonomi kerakyatan yakni Usaha Mikro , Kecil dan Menengah sebesar 4924 yang terbagi dalam usaha berbasis pangan dan non pangan serta tersebar di 4 Kecamatan dan 18 Kelurahan di Kota Tanjungpinang BAB III METODE PENELITIAN STUDI PENINGKATAN EKONOMI MASYARAKAT KOTA TANJUNGPINANG | 2015

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2010). Untuk menentukan jumlah sampel, tim kajian menggunakan rumus Slovin (Umar, 2008) untuk menentukan objek penelitian sebagai berikut: n = Dimana ; n = Jumlah sampel N = Ukuran Populasi e = Taraf kesalahan yaitu 5 % atau 0,15 Populasi (N) berjumlah 4.924 n = n = 270 . Sampel

Adapun distribusi sample untuk masing-masing kelurahan dapat terlihat pada tabel sebagai berikut

Teknik Analisa Data Analisa deskriptif Analisa deskriptif dilakukan dimana data-data yang diperoleh dipaparkan dan disajikan secara sistematis untuk kemudian dianalisis . Pada tahap ini data dikerjakan dan dimanfaatkan sedemikian rupa sampai berhasil menginterpretasikan dan merumuskan hasil penelitian berdasarkan fenomena yang dihadapi pada saat penelitian berlangsung Analisa Location Quotient Metode LQ digunakan untuk menentukan sektor basis dan sektor nonbasis yang terdapat di suatu wilayah . Menurut Tarigan (2007) metode LQ dilakukan dengan cara membandingkan porsi lapangan kerja / nilai tambah untuk sektor tertentu di wilayah kota dibandingkan dengan porsi lapangan kerja / nilai tambah untuk sektor yang sama secara nasional / provinsi . Dengan ketentuan sebagai berikut ; LQ > 1, mempumyai arti bahwa bahwa sektor tersebut merupakan sektor basis. Produk yang dihasilkan tidak hanya dapat untuk memenuhi kebutuhan di dalam wilayah saja , tetapi juga dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan wilayah lain LQ < 1, mempumyai arti bahwa bahwa sektor tersebut merupakan sektor nonbasis , karena produk yang dihasilkan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan di dalam wilayah

Analisa Shift Share Analisis shift share. di gunakan untuk mengetahui perubahan dan pergeseran serta penyebabnya pada perekonomian kota . Hasil analisis shift share akan menggambarkan kinerja sektor-sektor dalam PDRB sebuah kota dibandingkan Propinsi . Kemudian dilakukan analisis terhadap penyimpangan yang terjadi sebagai hasil perbandingan tersebut . Bila penyimpangan tersebut positif , maka dikatakan suatu sektor dalam PDRB kota memiliki keunggulan kompetitif atau sebaliknya . Melalui analisis shift share, maka pertumbuhan ekonomi dan pergeseran struktural perekonomian kota ditentukan oleh tiga komponen , yaitu : Provincial Share (PS) Proportional Shift Differential Shift Pergeseran bersih shiftshare Analisa SWOT Analisis SWOT digunakan untuk mengetahui inventarisasi faktor potensi ( strenght ), masalah (weakness), peluang (opportunities) dan ancaman (threats) dari pengembangan ekonomi kerakyatan yang akan dilakukan atau untuk mengetahui arah pengembangan ekonomi kerakyatan . Keempat faktor pada SWOT masing-masing dianalisis berdasarkan komponen dari tiap faktor untuk selanjutnya diberikan penilaian untuk mengetahui posisi obyek penelitian pada kuadran SWOT

Adapun sistem penilaian yang dilakukan adalah memberikan penilaian dalam bentuk matriks kepada dua kelompok besar yaitu faktor internal (IFAS/Internal Strategic Analysis Summary) yang terdiri dari kekuatan (strength) dan kelemahan (weakness) serta faktor eksternal (EFAS/ Eksternal Strategic Analysis Summary) yang terdiri dari peluang (opportunity) dan ancaman (threat).

Profil Kondisi Perekonomian Kota Tanjungpinang Pertumbuhan ekonomi yang diukur dari besaran PDRB atas dasar harga konstan, sebesar 6,97 persen, dari 2.901.394,63 juta rupiah tahun 2012 menjadi 3.103.869,51 juta rupiah tahun 2013. Pertumbuhan ekonomi sektoral yang mengalami pertumbuhan terbesar adalah sektor bangunan , yaitu mencapai 9,82 persen. Selanjutnya sektor pertambangan dan penggalian berada pada urutan kedua yang mana pertumbuhan ekonominya mencapai 8,47 persen. Sedangkan di posisi ketiga ditempati oleh sektor listrik, gas dan air bersih yang mana pertumbuhan ekonominya mencapai 7,82 persen. BAB IV PEMBAHASAN STUDI PENINGKATAN EKONOMI MASYARAKAT KOTA TANJUNGPINANG | 2015

Analisa Sektor Unggulan Perekonomian Kota Tanjungpinang Analisa Sektor Basis Dan Non Basis Kota Tanjungpinang Analisis Location Quetient ( LQ ) digunakan untuk mengetahui sektor – sektor ekonomi dalam PDRB yang dapat digolongkan ke dalam sektor basis dan non basis. LQ merupakan suatu perbandingan tentang besarnya peranan suatu sektor di Kota Tanjungpinang terhadap besarnya peranan sektor tersebut di tingkat Provinsi Kepulauan Riau LAPANGAN USAHA LQ 2010 LQ 2011 LQ 2012 LQ 2013 LQ 2014 RATA-RATA Pertanian , Peternakan , Kehutanan , dan Perikanan 0.459 0.435 0.432 0.437 0.436 0.440 Pertambangan dan Penggalian 0.009 0.010 0.011 0.010 0.011 0.010 Industri Pengolahan 0.446 0.442 0.433 0.436 0.428 0.437 Listrik , Gas, dan Air Bersih 1.181 1.319 1.224 1.280 1.311 1.263 Bangunan 3.165 3.114 3.177 3.175 3.104 3.147 Perdagangan , Hotel, dan Restoran 1.243 1.214 1.195 1.161 1.148 1.192 Pengangkutan dan Komunikasi 3.543 3.559 3.478 3.454 3.525 3.512 Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan 1.683 1.733 1.760 1.752 1.749 1.735 Jasa-jasa 3.618 3.643 3.563 3.484 3.524 3.566 NON BASIS BASIS LQ > 1, mempunyai arti bahwa bahwa sektor tersebut merupakan sektor basis. LQ < 1, mempunyai arti bahwa bahwa sektor tersebut merupakan sektor nonbasis , Analisa Location Quetient Kota Tanjungpinang Tahun 2010 - 2014 .

lapangan usaha KPP (Proportional Shift) Keterangan Pertanian , Peternakan , Kehutanan , dan Perikanan -17.23% KPP < 0 Pertambangan dan Penggalian -17.60% KPP < 0 Industri Pengolahan -2.31% KPP < Listrik , Gas, dan Air Bersih 6.63% KPP > 0 Bangunan 21.04% KPP > 0 Perdagangan, Hotel, dan Restoran 9.19% KPP > 0 Pengangkutan dan Komunikasi 1.79% KPP > 0 Keuangan , Persewaan , dan Jasa Perusahaan -2.94% KPP < 0 Jasa-jasa -3.56% KPP > 0 Analisa Proportional Shift KPP bernilai positif (KPP > 0 ) pada wilayah / daerah yang berspesialisasi dalam sektor yg secara nasional tumbuh cepat KPP bernilai negatif (KPP < 0 ) pada wilayah / daerah yang berspesialisasi dalam sektor yg secara nasional tumbuh lambat lapangan usaha KPPW (Differential Shift) Keterangan Pertanian, Peternakan, Kehutanan, dan Perikanan -21.46% TIDAK MEMPUNYAI DAYA SAING Pertambangan dan Penggalian 8.95% MEMPUNYAI DAYA SAING Industri Pengolahan -5.93% TIDAK MEMPUNYAI DAYA SAING Listrik , Gas, dan Air Bersih 23.71% MEMPUNYAI DAYA SAING Bangunan 20.14% MEMPUNYAI DAYA SAING Perdagangan, Hotel, dan Restoran 0.26% MEMPUNYAI DAYA SAING Pengangkutan dan Komunikasi 2.90% MEMPUNYAI DAYA SAING Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan 3.74% MEMPUNYAI DAYA SAING Jasa-jasa -5.18% TIDAK MEMPUNYAI DAYA SAING Analisa Differential Shift KPPW bernilai positif (KPPW > 0) sektor yang mempunyai keunggulan komparatif ( comparative advantage ) di wilayah / daerah tsb ( disebut juga sebagai keuntungan lokasional ) KPPW bernilai negatif (KPPW < 0) pada sektor yang tidak mempunyai keunggulan komparatif / tidak dapat bersaing

Pergeseran Bersih (PB) PB > 0, artinya pertumbuhan sektor di Kota Tanjungpinang termasuk dalam kelompok yang progresif ( maju ) PB < 0, artinya pertumbuhan sektor perekonomian di Kota Tanjungpinang termasuk kelompok yang lamban lapangan usaha KPP (Proportional Shift) KPPW ( Differential Shift ) KPP + KPPW (PB) Keterangan Pertanian , Peternakan , Kehutanan , dan Perikanan -17.23% -21.46% -38.69% MUNDUR Pertambangan dan Penggalian -17.60% 8.95% -8.64% MUNDUR Industri Pengolahan -2.31% -5.93% -8.25% MUNDUR Listrik , Gas, dan Air Bersih 6.63% 23.71% 30.34% PROGRESIF Bangunan 21.04% 20.14% 41.17% PROGRESIF Perdagangan , Hotel, dan Restoran 9.19% 0.26% 9.45% PROGRESIF Pengangkutan dan Komunikasi 1.79% 2.90% 4.69% PROGRESIF Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan -2.94% 3.74% 0.80% PROGRESIF Jasa-jasa -3.56% -5.18% -8.74% MUNDUR Interpretasi Hasil Perhitungan Pergeseran Bersih Kota Tanjungpinang

Untuk melihat sector unggulan kota Tanjungpinang mengacu pada dua alat analisis yang telah dilakukan yaitu hasil perhitungan LQ dan Pergeseran Bersih shift share, maka dapat dlakukan dengan melihat overlay ( gabungan ) kedua analisis tersebu dengan penjelasan sebagai berikut : - Jika LQ > 1 dan PB > 0 maka sector tersebut merupakan sector Unggulan Jika LQ< 1 dan PB < 0 maka sector tersebut merupaka sector Terbelakang Jika LQ > 1 dan PB < 0 maka sector tersebut merupakan sector yang potensial - Jika LQ < 1 dan PB > 0 maka sector tersebut merupakan sector yang berkembang Lapangan Usaha Lq Pb Pertanian , Peternakan, Kehutanan, dan Perikanan LQ < 1 PB < 0 Pertambangan dan Penggalian LQ < 1 PB < 0 Industri Pengolahan LQ < 1 PB < 0 Listrik, Gas, dan Air Bersih LQ > 1 PB > 0 Bangunan LQ > 1 PB > 0 Perdagangan, Hotel, dan Restoran LQ > 1 PB > 0 Pengangkutan dan Komunikasi LQ > 1 PB > 0 Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan LQ > 1 PB > 0 Jasa-jasa LQ > 1 PB < 0

SEKTOR BERKEMBANG SEKTOR UNGGULAN LQ < 1 PB < 0 SEKTOR TERBELAKANG SEKTOR POTENSIAL Prioritas # 1 : Pengangkutan dan komunikasi Prioritas # 2 : Bangunan Prioritas # 3 : Keuangan,persewaan dan jasa perusahaan Prioritas # 4 : Listrik,gas dan air bersih Prioritas # 5 : Perdagangan , hotel dan restoran Pengangkutan dan komunikasi Bangunan Keuangan,persewaan dan jasa perusahaan Listrik,gas dan air bersih Perdagangan,hotel dan restoran Diagram Prioritas Pengembangan sektor ekonomi ( sektor unggulan ) Kota Tanjungpinang Pertanian,peternakan,kehutanan dan perikanan Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan . Jasa LQ < 1 PB > 0

Kegiatan ekonomi kerakyatan Kota Tanjungpinang no Tahun Jenis produksi Jumlah Makanan Non Makanan 1 2009 44 122 166 2 2010 195 192 258 3 2011 209 192 401 4 2012 195 258 453 5 2013 383 294 677 No kecamatan Jenis Produksi Total Makanan non Makanan 1 Bukit Bestari 76 84 160 2 Tanjungpinang timur 188 149 337 3 Tanjungpinang Kota 49 18 67 4 Tanjungpinang Barat 70 43 113 NO KECAMATAN PERCETAKAN INDUSTRI LAS JASA ELEKTRONIK JAHIT BORDIR BAHAN BANGUNAN DAN MEUBEL KERAJINAN PERKAPALAN BENGKEL TOTAL 1 BUKIT BESTARI 8 8 8 16 22 14 8   84 2 TANJUNGPINANG BARAT 6 4 29 1 3     43 3 TANJUNGPINANG KOTA   1 2 2 3 3 6 1 18 4 TANJUNGPINANG TIMUR 25 31 23 30 28 4 8   149     33 46 37 77 54 24 22 1   TOTAL JUMLAH IKM NON MAKANAN KOTA TANJUNGPINANG 294 Perkembangan sector IKM dilihat dari Jenis Produksi Kota Tanjungpinang 2010 - 2014 Jumlah I KM Berdasarkan Jenis Produksi Tiap K ecamatan Di Kota Tanjungpinang Tahun 2014 hasil rekapitulasi jenis usaha IKM non makanan di kota Tanjungpinang Perkembangan Industri Kecil dan Menengah (IKM) KotaTanjungpinang

NO KECAMATAN KUE KERING/BASAH ROTI KERUPUK AIR ISI ULANG MAKANAN RINGAN KATERING LAIN-LAIN TOTAL 1 BUKIT BESTARI 25 10 11 5 21 3 1 76 2 TANJUNGPINANG BARAT 42 6 16 5 1 70 3 TANJUNGPINANG KOTA 24 9 3 2 9 2 49 4 TANJUNGPINANG TIMUR 85 5 57 4 26 4 7 188 176 30 87 11 61 7 11   TOTAL JUMLAH IKM MAKANAN KOTA TANJUNGPINANG 383 Hasil rekapitulasi jenis usaha IKM makanan di kota Tanjungpinang

no tahun jenis produksi jumlah makanan non makanan 1 2009 786 549 1335 2 2010 1.222 1.661 2.883 3 2011 2.534 1.73 4.264 4 2012 2.585 1.814 4.399 5 2013 2.914 2.010 4.924 no Kecamatan Jenis Produksi Jumlah Makanan non Makanan   1 Bukit Bestari 770 534 1304   2 Tanjungpinang Timur 820 579 1399   3 Tanjungpinang Kota 722 536 1258   4 Tanjungpinang Barat 602 361 963 Perkembangan sector UMKM dilihat dari Jenis Produksi Kota Tanjungpinang 2010 - 2014 Jumlah UMKM Berdasarkan Jenis Produksi Tiap K ecamatan Di Kota Tanjungpinang Tahun 2014 Perkembangan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Kota Tanjungpinang

Karateristik Pelaku Usaha Ekonomi Kerakyatan Kota Tanjungpinang

Faktor – Faktor Permasalahan pelaku usaha ekonomi kerakyatan kota Tanjungpinang

Analisa SWOT Pengembangan Kegiatan Berbasis Ekonomi Kerakyatan Kota Tanjungpinang Kekuatan dan Kelemahan Faktor Strategis Internal INPUT STAGE Internal Strategic Factors Analysis Summary Key Internal Factor Bobot Peringkat Skor Kekuatan Pangsa Pasar yang relative pasti 0,20 4 0,80 2. Tenaga kerja dari anggota keluarga 0,15 1 0,15 3. Harga jual yang terjangkau 0,15 2 0,30 4. Pemanfaatan bahan baku local 0,10 2 0,20 Kelemahan Sumber Modal yang terbatas 0,15 2 0,30 2. Teknologi yang digunakan masih sederhana 0,10 2 0,20 3. Informasi tentang peluang pasar masih terbatas dan efisiensi rendah 0,10 3 0,30 4. Manajemen yang masih sederhana 0,05 1 0,15 TOTAL 1,0 2,40 Dalam analisis kekuatan faktor strategis internal/IFAS (Internal Strategic Factor Summary) menunjukkan bahwa total skor rata-rata dibawah 2,5. Hal ini mengindentifikasikan bahwa pelaku ekonomi kerakyatan di Kota Tanjungpinang belum mampu mengembangkan kekuatan dan meminimalkan kelemahan yang ada .

Peluang dan Ancaman Faktor Strategis Eksternal INPUT STAGE Eksternal Strategic Factors Analysis Summary Key Eksternal Factor Bobot Peringkat Skor Peluang Daya beli masyarakat meningkat 0,20 4 0,80 Penerapan otonomi daerah 0,10 3 0,30 Adanya Free Trade Zone 0,05 1 0,05 Meningkatnya perkembangan pariwisata dan perdagangan 0,10 2 0,20 Ancaman Kompetisi dengan pembisnis yang didukung modal,teknologi dan jaringan usaha yang luas 0,10 3 0,30 Inflasi 0,05 2 0,10 Kebijakan pemerintah belum focus pada pelaku usaha ekonomi kerakyatan 0,15 3 0,45 Terbatasnya sarana dan prasarana usaha 0,05 1 0,05 TOTAL 1,0 2,25 Dalam analisis kekuatan faktor strategis eksternal /EFAS ( Eksternal Strategic Factor Summary) menunjukkan bahwa total skor rata-rata dibawah 2,5. Hal ini mengindentifikasikan bahwa pelaku ekonomi kerakyatan di Kota Tanjungpinang belum mampu memanfaatkan peluang dan meminimalkan ancaman yang ada ..

MATRIK SWOT PENGEMBANGAN ANAL I SIS USAHA EKONOMI KERAKYATAN KOTA TANJUNGPINANG FAKTOR INTERNAL FAKTOR EKSTERNAL KEKUATAN Pangsa Pasar yang relative pasti Tenaga kerja dari anggota keluarga Harga jual yang terjangkau Pemanfaatan bahan baku local KELEMAHAN Sumber Modal yang terbatas Teknologi yang digunakan masih sederhana Informasi tentang peluang pasar masih terbatas dan efisiensi rendah Manajemen yang masih sederhana PELUANG Daya beli masyarakat meningkat Penerapan otonomi Daerah Penerapan Free Trade Zone Meningkatnya perkembangan pariwisata dan perdagangan STRATEGI (SO) Optimalisasi kerja sama perdagangan internasional (bilateral, regional, dan multilateral) yang bisa mendorong perluasan pasar ekspor produk-produk berbasis ekonomi kerakyatan Pengembangan dan optimalisasi pusat-pusat sperti “UMKM Service Center” yang berfungsi sebagai pusat informasi pasar dan peluang bisnis di pasar internasional STRATEGI (WO) Bantuan / kemudahan akses peralatan / teknologi untuk meningkatkan kualitas ( keseragaman kualitas , kontinuitas , desain , dan kemasan ), efisiensi produksi , produktivitas dan daya saing produk yang dihasilkan pemecahan masalah permodalan untuk usaha mikro , usaha kecil , dan usaha menengah , adalah dengan menjamin kredit mereka di lembaga kuangan yang ada , dan atau memberi subsidi bunga atas pinjaman mereka di lembaga keuangan melaksanakan pendampingan dalam proses produksi agar sesuai dengan standar nasional Indonesia dan international standarrization organization

ANCAMAN Kompetisi dengan pembisnis yang didukung oleh modal, teknologi dan jaringan usaha yang luas Inflasi Kebijakan pemerintah belum focus pada pelaku usaha ekonomi kerakyatan Terbatasnya sarana dan prasarana usaha STRATEGI (ST) Menumbuhkan iklim usaha yang sehat dan kondusif bagi perkembangan usaha berbasis ekonomi kerakyatan melalui penyederhanaan perijinan dan birokrasi , penghapusan berbagai pungutan yang tidak tepat , memadukan kebijakan lintas sektoral , serta pengawasan dan pembelaan terhadap praktek-praktek persaingan usaha yang tidak sehat dan didukung penyempurnaan perundang-undangan serta pengembangan kelembagaan Perluasan pengembangan usaha ekonomi kerakyatan berbasis kluster , antara lain berdasarkan : keunggulan lokal , rantai supply bahan baku dan pasar , serta keterkaitan dengan industri ; Pembangunan infrastruktur ( sistem logistik / distribusi dan energi ) dan efisiensi pelayanan birokrasi untuk mereduksi biaya produksi / distribusi Mensinergikan pola pembinaan pelaku ekonomi kerakyatan yan terpadu antara instansi non pemerintah – non pemerintah dengan pola partisipatif pembangunan prasarana produksi dan pemasaran STRATEGI (WT) Peningkatan kualitas SDM dilakukan melalui berbagai cara seperti pendidikan dan pelatihan , seminar dan lokakarya , on the job training, pemagangan dan kerja sama usaha . Untuk meningkatkan akses pemasaran dengan menyelenggarakan even pameran , serta mengikutkan para pelaku ekonomi kreatif untuk mengikuti even pameran di tingkat regional, dan nasional , maupun international Memfasilitasikan kerjasama antar pelaku usaha ekonomi kerakyatan

Pertama Mempertegas komitmen daerah dalam menjaga stabilitas harga Kedua Melakukan percepatan pembangunan infrastruktur dan mewujudkan kedaulatan pangan di daerah . Upaya ini dilakukan melalui kemudahan perizinan , optimalisasi alokasi APBD, dan melakukan pengawasan intensif pada distribusi sarana produksi pertanian , dan merealisasikan pembenahan rantai distribusi . Ketiga Melakukan penajaman langkah Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah dalam pengelolaan anggaran . Rekomendasi Peningkatan Ekonomi Masyarakat STUDI PENINGKATAN EKONOMI MASYARAKAT KOTA TANJUNGPINANG | 2015 Peningkatan Fungsi Tim Pengendali Inflasi Daerah BAB V KESIMPULAN & REKOMENDASI STUDI PENINGKATAN EKONOMI MASYARAKAT KOTA TANJUNGPINANG | 2015

Rekomendasi Strategi Reformasi Ekonomi Mikro Rekomendasinya adalah: Sektor pengembangan usaha kecil, K ebutuhan untuk memastikan ekuitas (melalui berbasis UMKM, IKM, Koperasi, Sektor Informal (UIKSI) dan inisiatif gender), M emprioritaskan sektor pertumbuhan, Fokus geografis khusus (terutama di daerah kemiskinan tinggi dan pengangguran), dan perlunya koordinasi yang kuat langkah-langkah dukungan, di jantung reformasi ekonomi mikro. Pada Strategi reformasi ekonomi mikro menempatkan pada:

Rekomendasi Peningkatan Sektor Ekonomi Unggulan Kota Tanjungpinang Penetapan kebijakan pembangunan dan pengembangan sektoral perekonomian daerah hendaknya lebih memprioritaskan sektor yang berpotensi menjadi unggulan (leading sektor ) untuk dikembangkan sebagai lokomotif pendorong pertumbuhan perekonomian daerah . Meskipun demikian , sektor-sektor lainnya yang bukan merupakan unggulan tetap mendapat perhatian secara proporsional sesuai dengan potensi dan peluang pengembangannya , Pembangunan di Kota Tanjungpinang dengan pendekatan pembangunan sektoral dengan memperhatikan sektor yang berpotensi menjadi unggulan (leading sektor ), maka akan diperoleh kebijakan pembangunan yang sesuai dengan kondisi dan potensi daerah serta lebih memberikan prioritas pembangunan di tiap-tiap sektor . Peningkatan profesionalisme aparatur dan kemudahan birokrasi perijinan usaha dapat menumbuhkan kepercayaan masyarakat untuk ikut mendorong perkembangan perekonomian daerah . Dengan demikian masyarakat ikut aktif melakukan usaha di sektor-sektor ekonomi dalam rangka meningkatkan kesejahteraannya

Sumber: Sumber: BUKU III Rencana Pembangunan Berdimensi Kewilayahan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), 2014 Rekomendasi Inovasi Industri Kreatif bagi Peningkatan Sektor Ekonomi Unggulan Kota Tanjungpinang Rencana Pembangunan Berdimensi Kewilayahan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Provinsi Kepulauan Riau R ekomendasi pada bagian ini adalah perlu adanya identifikasi dan prospek industri ekonomi kreatif pada SKPD terkait menjadi salah satu rekomendasi penting bagi perkembangan ekonomi mengikuti tren ekonomi yang berkembang pada masa akan datang.

1. Fashion Melihat potensi konveksi di Kota Tanjungpinang sebenarnya bisa menarik “ pangsa pasar ” lain di Pasar Baru -Bandung. Dimana transaksi didominasi dengan pelaku usaha dan juga turis dari negara-negara tetangga seperti singapura , brunei dan Malaysia. Ditambah lagi dengan daya saing produk seperti kain , songket hingga kebaya cukup tinggi diminati baik lokal maupun international. 2. Kerajinan Penyerapan tenaga kerja dari kerajinan cukup prospektif . Pemerintah perlu terus mendorong kewirausahaan agar ide kreatif pekerja punya manfaat ekonomi . Salah satunya dengan menumbuhkan pertalian usaha dari pemanfaatan output dan atau limbah dari usaha lain dapat dikembangkan untuk mendukung penerapan konsep pembangunan berkelanjutan dalam industri kreatif . Dengan karakteristik kelautan dan perikanan , selain produksi perikanan basah dan kering , limbah perikanan dan kelautan juga dapat dimanfaatkan . 3. Penerbitan dan Percetakan Terkait erat dalam mendokumentasikan berbagai respon masyarakat sehingga perlu menggali karakteristik kehidupan sosial yang beragam dan bersifat inklusif di Kota Tanjungpinang . Antara lain dengan mengangkat potensi budaya , sosial dan ekonomi dalam tema kegiatan industri kreatif yang berkembang , misalnya fashion, kerajinan , musik , dan lain sebagainya . 4. Musik Industri musik di Kota Tanjungpinang cukup berpotensi untuk dikembangkan . Salah satu grup musik yang memiliki potensi besar adalah Grup musik tradisional . 5. Fotografi Industri fotografi juga mulai bermunculan di Kota Tanjungpinang . Hal ini ditunjukkan mulai banyak komunitas-komunitas pecinta fotografi yang bermunculan , bahkan kontributor seperti Sijori Images telah merambah dunia internasional seperti Australia, Inggris , Amerika . 6. Desain Grafis Perlu adanya dukungan dari pemerintah untuk mengembangkan usaha produksi karya-karya animasi contohnya , yang diharapkan kemudian dapat mempengaruhi perkembangan industri lain seperti hanya percetakan dan penerbitan , desain , periklanan . 7. Audio Visual Perkembangan industri audio visual mampu membawa pengaruh yang sangat besar dalam mempromosikan perkembangan industri kreatif yang lain, seperti fashion, kerajinan , penerbitan dan percetakan , musik , dan lain sebagainya .

8. Audio Ide kreatif yang muncul dari perusahaan radio-radio tercermin dalam program-program yang disiarkan . 9. Seni Pertunjukan Akulturasi dari budaya yang ada di Kota Tanjungpinang dapat menjadi modal utama saat ini , 10. Layanan Komputer dan Piranti Lunak & Otomotif Layanan komputer dan peranti lunak di Kota Tanjungpinang belum berkembang dan belum memberikan citra bagi Kota Tanjungpinang sendiri.Agar mampu bersaing , maka perlu upaya pembelajaran masyarakat melalui berbagai mekanisme transfer teknologi , antara lain dalam pendidikan vokasi seperti SMK. 11. Arsitektur Pengembangan industri kreatif jenis arsitektur saat ini tergolong dalam kategori sedang , sementara di Kota Tanjungpinang , potensi arsitektur dan bangunan bersejarah sangatlah besar untuk dikembangkan yang tercermin dari banyaknya bangunan-bangunan bersejarah yang memiliki gaya arsitektur yang khas . 12. Periklanan Industri periklanan tidak berkembang di Kota Tanjungpinang . Berdasarkan hasil survei yang telah dilakukan , ditemukan informasi bahwa industri periklanan di Kota Tanjungpinang , banyak diminati oleh investor dari kota / kab tetangga bahkan dari provinsi Riau, Sumatera Selatan telah membuka cabang . Terdapat beberapa kemungkinan yang melatarbelakangi berkembangnya industri periklanan di Kota Tanjungpinang , antara lain daya saing .

Peningkatan Kapasitas dan Daya Saing IKM, UMKM dan Koperasi. Perlu adanya sinergi antara kegiatan yang dilakukan pemerintah , pelaku pasar modern dengan kebutuhan para pelaku kegiatan ekonomi berbasis ekonomi kerakyatan di kota Tanjungpinang guna menjawab permasalahan yang dihadapi . Perluasan usaha berbasis klaster antara lain berdasarkan keunggulan local, rantai supply bahan baku dan pasar , serta keterkaitan dengan industri Bantuan akan kemudahan akses teknologi dan peralatan untuk meningkatkan kualitas ( keseragaman kualitas , kontinuitas , desain , dan kemasan ), efisiensi produksi , produktivitas dan daya saing produk yang dihasilkan ; Peningkatan alokasi anggaran pemda : Meningkatkan jumlah wirausaha ( pengembangan SDM dan modal awal usaha ); Dukungan permodalan bagi Koperasi & UMKM yang berada di wilayah-wilayah yang belum terjangkau oleh lembaga keuangan - Asistensi, terutama jenis Usaha Mikro dan Kecil agar bankable sehingga dapat mengakses pendanaan dari lembaga keuangan 5. Perluasan akses pasar Upaya perluasan akses pasar dapat dilakukan melalui promosi produk dan kegiatan pameran . Kegiatan promosi dapat dilakukan melalui pembuatan katalog produk atau dengan mendirikan tenant-tenant khusus yang menampung dan mempromosikan produk yang dihasilkan .

kerjasama BADAN PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN DAERAH Dan PT. KARYA HARAPAN ARCHITECT 2015 S T U D I PENINGKATAN E K O N O M I M A S Y A R A K A T KoTA TANJUNGPINANG L A P O R A N A K H I R
Tags