Presentation ppt, Presentation ppt, Presentation ppt

PutrinuraniS 6 views 56 slides Oct 23, 2025
Slide 1
Slide 1 of 56
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14
Slide 15
15
Slide 16
16
Slide 17
17
Slide 18
18
Slide 19
19
Slide 20
20
Slide 21
21
Slide 22
22
Slide 23
23
Slide 24
24
Slide 25
25
Slide 26
26
Slide 27
27
Slide 28
28
Slide 29
29
Slide 30
30
Slide 31
31
Slide 32
32
Slide 33
33
Slide 34
34
Slide 35
35
Slide 36
36
Slide 37
37
Slide 38
38
Slide 39
39
Slide 40
40
Slide 41
41
Slide 42
42
Slide 43
43
Slide 44
44
Slide 45
45
Slide 46
46
Slide 47
47
Slide 48
48
Slide 49
49
Slide 50
50
Slide 51
51
Slide 52
52
Slide 53
53
Slide 54
54
Slide 55
55
Slide 56
56

About This Presentation

Presentation1.pptx


Slide Content

Rumusan Masalah Bagaimanakah gambaran hasil pemeriksaan laboratorium infark miokard akut yang dirawat inap di RS. Labuang baji makassar periode selama satu tahun pada tahun 2021?

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian 1. Aplikatif Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan informasi dan masukan upaya peningkatan pelayanan kesehatan pasien infark miokard akut. 3. Peneliti Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sarana dalam meningkatkan wawasan dan pengetahuan mengenai infark miokard akut. 2. Institusi Hasil penelitian ini diharapkan berguna sebagai bahan bacaan untuk mahasiswa terutama di institusi kesehatan dan dapat dijadikan sebagai informasi tambahan serta menjadi rujukan untuk penelitian selanjutnya tentang infark miokard akut.

Infark miokard akut merupakan nekrosis miokard akibat adanya ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen otot jantung. Hal ini disebabkan oleh pecah atau rupturnya plak ateromatosa yang menginduksi agregasi trombosit, pembentukan trombus, dan spasme koroner sehingga terjadi sumbatan pada arteri koroner, mengakibatkan iskemik miokard. Lamina fathillah dkk, 2015. Definisi Infark Miokard Akut

Tabel 1. A ngka kejadian infark miokard akut diseluruh dunia Penulis Tahun Angka Kejadian Tempat Kejadian WHO 2002 7 juta orang meninggal Di seluruh dunia WHO 2004 7.200.000 (12,2%) Di seluruh dunia WHO 2008 7,25 juta (12,8%) Di Seluruh dunia Epidemologi

Penulis Tahun Angka Kejadian Tempat Kejadian who 2002 220.000 (14%) indonesia sistem informasi rumah sakit 2007 (13,49%) Rs di indonesia Kemenkes 2009 6,25% Rs di indonesia Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) 2010 rawat jalan (1.88%) rawat inap (2,29%) Rs di indonesia Tabel 2. Angka kejadian infark miokard akut di indonesia

Klasifikasi infark miokard akut Infark Miokard non ST-elevasi (NSTEMI) Infark Miokard Akut ST-elevasi (STEMI)

Faktor-faktor risiko infark miokard akut

Etiologi infark miokard akut

Patofisiologi infark miokard akut

Penatalaksanaan Infark miokard akut (istsial,2014) Tatalaksana Awal Tatalaksana Pra Rumah Sakit Tatalaksana di Ruang Emergensi Tatalaksana Umum Oksigen Nitrogliserin Morfin Aspirin Penyekat Beta

Tatalaksana di Rumah Sakit Aktivitas Diet Sedasi Saluran pencernaan ( bowels )

Iskemia berulang Aritmia Syok Kardiogenik Thrombus Mural dan Emboli Thrombus Aneurisma Ventrikel Kiri Gagal Jantung Kongestif Efusi Perikardial dan Perikarditis Efusi Infark Ventrikel Kanan Ruptur Dinding Ventrikel Komplikasi akut IMA

Troponin I jantung (cTnI) dan troponin T jantung (cTnT) adalah protein dalam sel otot lurik yang merupakan penanda spesifik kerusakan jantung. Bila terjadi cedera pada jaringan miokardium, protein ini dilepaskan kedalam aliran darah dilihat dalam 1 jam terjadinya infark miokard (M3) dan menetap selama satu minggu atau lebih. (Muttaqin H, Ramadhani D, editor. Buku pegangan uji diagnostic. Edisi ke 3. Jakarta; Penerbit buku kedokteran EGC. 2010.h191-99) Definisi 1. Troponin

Keratin kinase (CK) adalah enzim yang berfungsi sebagai katalisator jalur metabolic kreatinin- kreatinin dalam sel- sel otot dan jaringan otak. Karena peranannya yang erat dalam produksi energy, CK mencerminkan katabolisme jaringan yang normal; kadar dalam serum yang meningkat menunjukkan trauma sel. 2. Keratin kinase

Mioglobin biasanya ditemukan pada otot rangka dan otot jantung, berfungsi sebagai protein otot pengikat oksigen. Mioglobin dilepaskan kedalam aliran darah pada keadaan iskemia, trauma, dan inflamasi otot. (Muttaqin H, Ramadhani D, editor. Buku pegangan uji diagnostic. Edisi ke 3. Jakarta; Penerbit buku kedokteran EGC. 2010.h191-99) 3. Mioglobin

Serum Glutamat Oksaloasetat Transaminase(SGOT) atau disebut juga enzim Aspartat Aminotransferase(AST) dapat ditemukan di jantung, hati, otot rangka, otak, ginjal, dan sel darah merah. Kadar SGOT dapat meningkat pada infark miokard, penyakit hati, pankreatitis akut, anemia hemolitik, penyakit ginjal akut, penyakit otot, dan cedera. Cedera yang terjadi pada sel-sel hati dan otot jantung, menyebabkan enzim ini dilepaskan ke dalam darah. Biomarker/penanda adanya gangguan pada sel hati dan otot jantung adalah salah fungsi enzim. IRFAN SETYANTO NUGROHO,2018 4. Serum Glutamat Oksaloasetat Transaminase(SGOT)

( Muttaqin H, Ramadhani D, editor. Buku pegangan uji diagnostic. Edisi ke 3. Jakarta; Penerbit buku kedokteran EGC. 2010.h191-99) Faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan enzim jantung

(Muttaqin H, Ramadhani D, editor. Buku pegangan uji diagnostic. Edisi ke 3. Jakarta; Penerbit buku kedokteran EGC. 2010.h191-99)

( Muttaqin H, Ramadhani D, editor. Buku pegangan uji diagnostic. Edisi ke 3. Jakarta; Penerbit buku kedokteran EGC. 2010.h191-99)

IGA Tari Diva Pradnya Dewi1, 2016

(Puspita Muntiyarso,2014 ), IRFAN SETYANTO NUGROHO,2018 ( Muttaqin H, Ramadhani D, editor. Buku pegangan uji diagnostic. Edisi ke 3. Jakarta; Penerbit buku kedokteran EGC. 2010.h191-99) No. Nilai Rujukan Nilai normal Nilai tidak normal 1. Troponin I < 0,35 μ g/l (SI, < 0,35 μ g/L). 2,0 μ g/L (SI, >2,0 ug/l) 2. CKMB ≤ 24 U/L >24 U/L 3. mioglobin 0 sampai 0,09 μ g/ml (SI, 5 - 70 μ g/L) 4. (SGOT) SGOT:4-35 unit/L Nilai rujukan

Nilai abnormal Troponin t Temuan abnormal Kadar troponin meningkat secara cepat dan terdeteksi dalam 1 jam terjadinya cedera sel miokard. Kadar ctni tidak terdeteksi pada orang yang mempunyai cedera jantung. (Muttaqin H, Ramadhani D, editor. Buku pegangan uji diagnostic. Edisi ke 3. Jakarta; Penerbit buku kedokteran EGC. 2010.h191-99)

Keratin kinase CK-MM menentukan 99% dari CK total yang normalnya terdapat dalam serum. Isoenzim CK-BB yang terdeteksi mungkin menunjukkan, tapi tidak memastikan, suatu diagnosis cedera jaringan otak, tumor ganas yang menyebar, syok berat, atau gagal ginjal. Kadar CK-MB >5% dari CK total menunjukkan MI, khususnya jika rasio isoenzim laktat dehidrogenase >1 (LD yang melonjak). Pada MI akut dan setelah operasi jantung, CK-MB mulai meningkat dalam 2-4 jam, mencapai puncaknya dalam jam; peninggian yang persisten dan kadar yang meningkat menunjukan adanya kerusakan miokardium yang sedang berlangsung. Kadar CK total secara kasar mengikuti pola yang sama, tapi kemudian sedikit meningkat. Kadar CK-MB mungkin tidak meningkat pada gagal jantung atau selama angina pectoris yang tidak disertai oleh nekrosis sel miokard. Cedera otot rangka yang serius yang terjadi pada distrofi otot tertentu, poliomyelitis, dan mioglobinuria berat mungkin mengakibatkan peningkatan CK-MB yang ringan karena isoenzim tersebut dalam jumlah kecil terdapat dalam beberapa otot rangka.

Nilai CK-MM meningkat mengikuti kerusakan otot rangka akibat trauma, seperti operasi dan injeksi I.M. akibat penyakit-penyakit, seperti dermatomiositis dan distrofi otot (kadarnya mungkin kali normal). Peningkatan kadar CK-MM yang moderat terjadi pada pasien dengan hipotiroidisme; peningkatan yang tajam terjadi pada aktivitas otot yang disebabkan oleh agitasi, seperti selama suatu episode psikotik akut. Kadar CK total mungkin meningkat pada pasien dengan hipokalemia, hipertemia maligna, dan kardiomiopati alkoholik. Kadar CK mungkin juga meningkat setelah kejang dan kadangkala pada pasien yang menderita infark paru dan otak. (Muttaqin H, Ramadhani D, editor. Buku pegangan uji diagnostic. Edisi ke 3. Jakarta; Penerbit buku kedokteran EGC. 2010.h191-99)

Mioglobin Temuan abnormal Selain MI, kadar mioglobin yang meningkat dapat terjadi pada intoksikasi alcohol akut, dermatomiositis, hipotermia (dengan keadaan menggigil yang lama), distrofi otot, polimiositis, rabdomielitis, luka bakar berat, trauma, gagal jantung berat, dan lupus eritematosa sistemik. (Muttaqin H, Ramadhani D, editor. Buku pegangan uji diagnostic. Edisi ke 3. Jakarta; Penerbit buku kedokteran EGC. 2010.h191-99)

Serum Glutamat Oksaloasetat Transaminase(SGOT)

Penignkatan Troponin Pelepasan troponin dimulai pada 4-6 jam setelah cedera, mencapai puncak pada 12-24 jam, kemudian akan menjadi normal kembali setelah 7-10 hari.

CKMB CKMB terdeteksi dimulai pada 4-6 jam setelah adanya cedera dan mencapai puncak pada 12-24 jam, kemudian akan kembali normal setelah 48-72 jam. Kecepatan kembali ke normal pada CKMB dimanfaatkan untuk mendeteksi adanya infark berulang. (Puspita Muntiyarso,2014)

Mioglobin dideteksi setelah 1 jam terjadi infark dan mencapai puncak dalam 4-8 jam Serum Glutamat Oksaloasetat Transaminase(SGOT) Kadar SGOT pada infark miokard akut meningkat sejak 8-12 jam setelah serangan nyeri dada, kemudian mencapai puncak tertinggi yaitu antara 2-10 kali dari nilai normal pada 18-36 jam setelah nyeri dada, dan8akan menurun menuju nilai normal pada hari ke-3 sampai hari ke-4. Pada infark miokard kadar SGOT akan meningkat setelah 10 jam dan akan mencapai puncak pada 24-48jam. Kadar SGOT akan kembali normal setelah 4-6 hari apabila tidak ada infark tambahan (Pagana, 2015(RFAN SETYANTO NUGROHO,2018)

Kekurangan dan kelebihan Troponin Troponin jantung memiliki sensitivitas yang baik dalam mendeteksi kerusakan miokard baik pada awal kerusakan sampai beberapa hari kemudian (10-14 hari). Troponin T sebagai penanda kimia lebih dipilih dalam menentukan cidera miokard karena lebih sensitif, spesifik dan lebih lamanya waktu untuk mendeteksi IMA. Kelebihan lain troponin jantung ini adalah dapat menunjukkan adanya kerusakan yang kecil pada miokard (microscopic zone).Rendi Dwi Prasetyo1, 2014 TnT merupakan biomarker nekrosis jantung yang dianggap efektif membantu diagnosis IMA bila awal kerusakan miokardium tidak diketahui.

CKMB CKMB ini tidak spesifik untuk mendeteksi kerusakan pada otot jantung. Enzim CKMB dalam serum dapat meningkat pada trauma otot, hipotiroid, penyakit ginjal. Enzim CKMB ini tidak sensitif untuk mendeteksi adanya IMA 0-4 jam setelah nyeri dada dan tidak bisa mendeteksi jejas pada pasien IMA dengan onset yang lama, serta tidak bisa mendeteksi cidera yang kecil pada miokard yang berisiko tinggi untuk IMA dan serangan jantung mendadak. Kadar normal CKMB tidak menyingkirkan adanya kerusakan ringan miokard dan risiko terjadinya perburukan penderita. Rendi Dwi Prasetyo1, 2014 Peningkatan kadar CK-MB merupakan indikator penting terjadinya nekrosis miokard, namun CK-MB ini tidak kardiospesifik, karena kadarnya dapat meningkat juga pada trauma otot dan tidak cukup sensitif untuk memprediksi IMA pada 0-4 jam setelah timbul keluhan nyeri dada. CK-MB tidak mendeteksi jejas pada pasien dengan onset IMA yang lama ataupun jejas kecil yang berisiko tinggi untuk seseorang mengalami IMA dan kematian jantung mendadak.

Mioglobin

Serum Glutamat Oksaloasetat Transaminase(SGOT) Menurut Chernecky & Berger, 2008 cit Boy, et al.,2012 peningkatan kadar SGOT pada awal infark miokard menggambarkan luasnya daerah infark meskipun SGOT tidak spesifik pada organ jantung. RFAN SETYANTO NUGROHO,2018)

Kerangka Teori

Kerangka Konsep

No Variabel Data operasional Cara ukur Alat ukur Hasil ukur Skala ukur Creatine Kinase MB (CKMB)   protein dalam sel otot lurik  yang merupakan penanda spesifik kerusakan jantung. Membandingkan hasil laboratorium kadar CKMB pasien infark miokard dengan kadar CKMB yang normal Hasil laboratorium dari data rekam medik pasien infark miokard akut Normal = < 24 U/L Tidak normal = >24 U/L numerik 2. cardiac specific troponin (cTn)T protein dalam sel otot lurik  yang merupakan penanda spesifik kerusakan jantung. Membandingkan hasil laboratorium kadar cardiac specific troponin (cTn)T pasien infark miokard dengan kadar cardiac specific troponin (cTn)T yang normal Hasil laboratorium dari data rekam medik pasien infark miokard akut Normal = < 0,35 g/l Tidak normal > 2.0 g/l numerik Data Operasional

No Variabel Data operasional Cara ukur Alat ukur Hasil ukur Skala ukur 3. mioglobin protein dalam sel otot lurik  yang merupakan penanda spesifik kerusakan jantung. Membandingkan hasil laboratorium kadar mioglobin  pasien infark miokard dengan kadar mioglobin yang normal Hasil laboratorium dari data rekam medik pasien infark miokard akut Normal = 0-0,09 g/ml numerik 4. Serum Glutamat Oksaloasetat Transaminase ( SGOT) Adalah enzim yang ditemukan di jantung, hati, otot rangka. Kadar SGOT dapat meningkat pada infark miokard Membandingkan hasil laboratorium kadar SGOT pasien infark miokard dengan kadar SGOT normal Hasil laboratorium dari data rekam medik pasien infark miokard akut Normal = 4-35 unit/l numerik

Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif yang dilakukan dengan tujuan utama untuk melihat gambaran atau deskriptif tentang Creatine Kinase MB (CKMB), cardiac specific troponin (cTn)T, Serum Glutamat Oksaloasetat Transaminase(SGOT) pada pasien infark miokard dimana semua variabel diamati pada saat bersamaan pada waktu penelitian beralangsung di RS. Labuang Baji Makasar dari januari

Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilaksanakan selama satu tahun pada tahun 2021. Penelitian ini dilakukan di instalasi rekam medik RS. Labuang baji makassar. 1. Tempat penelitian 2. Waktu penelitian

Populasi dan sampel penelitian

Kriteria sampel

Cara pengambilan sampel Cara pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data sekunder yang diambil dari data rekam medik laboratorium dengan metode total sampling yaitu semua populasi yang memenuhi kriteria penelitian dijadikan sebagai sampel jika jumlahnya kurang dari 100. jika jumlah populasi yang memenuhi kriteria penelitian lebih dari 100 maka pengambilan sampel dilakukan dengan metode simple random sampling.

Alur penelitian

Prosedur penelitian

Teknik pengumpulan data Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data sekunder, dimana data-data tersebut diperoleh dari RS. Labuang Baji Makassar dengan melihat rekam medik laboratorium pasien infark miokard akut.

Kadar Troponin f N (%) Nilai Normal Nilai Tidak Normal Total Dummy tabel Tabel 4. gambaran hasil pemeriksaan laboratorium pasien infark miokard berdasarkan kadar Troponin di RS. Labuang Baji.

Kadar CKMB f N (%) Nilai Normal Nilai Tidak Normal Total Tabel 5. gambaran hasil pemeriksaan laboratorium pasien infark miokard berdasarkan kadar CKMB di RS. Labuang Baji.

Kadar Mioglobin f N (%) Nilai Normal Nilai Tidak Normal Total Tabel 6. gambaran hasil pemeriksaan laboratorium pasien infark miokard berdasarkan kadar Mioglobin di RS. Labuang Baji.

Kadar SGOT f N (%) Nilai Normal Nilai Tidak Normal Total Tabel 7. gambaran hasil pemeriksaan laboratorium pasien infark miokard berdasarkan kadar SGOT di RS. Labuang Baji.

Aspek etika penelitian Sebelum melakukan penelitian, peneliti menjelaskan secara lengkap tentang tujuan dan manfaat penelitian. Menyertakan surat pengantar yang ditujukan kepada pihak rumah sakit dan kepala instalasi rekam medik sebagai permohonan izin untuk melakukan penelitian dan permintaan pengambilan data rekam medik. Peneliti akan menjamin keselamatan rekam medik Peniliti tidak akan mencantumkan nama penderita pada lembar pengumpulan data yang nantinya akan disajikan secara lisan maupun tulisan secara anonim.

Peneliti tidak akan membawa rekam medik keluar dari ruangan instalasi rekam medik tanpa sepengetahuan kepala instansi serta tidaka akan melakukan tindakan yang merusak rekam medik. Memperhitungkan manfaat dan kerugian yang ditimbulkan dalam penelitian. Peneliti harus sesuain dengan prosedur yang ditetapkan dan meminimalisasi dampak yang merugikan bagi subyek penelitian. Diharapkan penelitian ini dapat memberi manfaat kepada semua pihak yang terkait sesuai dengan manfaat penelitian yang telah disebutkan sebelumnya.
Tags