problem solving penting dalam menyelesaian permasalahan sehari hari
Size: 7.21 MB
Language: none
Added: Sep 16, 2025
Slides: 29 pages
Slide Content
PROBLEM SOLVING (Mengatasi Masalah ) dalam Industry Garment Dept Quality Quality ??....... Defect ??........
Permaslahan yang berulang Meningkatnya Quality level dari Buyer ( pelanggan ) dan adanya kompetitor Keterlambatan pengiriman karena terjadinya banyaknya cacat ( defect ) LATAR BELAKANG
Menghindari terulangnya masalah Meningkatkan pengetahuan . terhadap pentingnya qualitas oleh Pangsa pasar yang berkembang . Meningkatkan kapasitas yang di target kan . TUJUAN
Kesesuaian terhadap permintaan pasar (standar) , atau bisa juga semua keistimewaan dari ciri-ciri yang dimiliki oleh suatu barang atau jasa yang menyebabkan adanya kemampuan untuk memuaskan kebutuhan ( oleh Profesor Hajime Karatsu ) Quality ( Mutu )
Quality Control (QC) = Kontrol kualitas = pengawasan mutu = pengendalian mutu = yaitu serangkaian kegiatan yang telah terencana , bertujuan untk memperbaiki taraf atau standar yang telah dicapai sebelumnya . Atau dapat juga diartikan sebagai suatu kegiatan yang dilakukan oleh suatu perusahaan untuk menjamin keseragaman dari hasil yang telah dicapai sebelumnya dengan patokan standar yang telah ditetapkan .
Buyer Konsumen = Pembeli
Pemeriksaan yang dilakukan pada saat proses produksi baru saja dimulai dan tahap penyelesaian produknya baru mencapai antara 10-20% dari keseluruhan order ( no more than 20% of the total order ), yaitu dengan cara mengambil produk pertama untuk diperiksa . Inline Inspection Final Inspection Pemeriksaan yang dilakukan ketika produksi telah diselesaikan dan keseluruhan order ( total order ) sudah dikemas ( packed ) dan siap untuk dikapalkan ( shipment ).
Dalam arti yang umum , pembuatan produk ( garmen ) yang menyimpang dari standar yang telah di tentukan oleh konsumen ( Buyer ) , Dan ada juga yang gagal memenuhi standar . ( oleh Profesor Hajime Karatsu ) Defect ( Cacat ) ??....
1.Pedoman produksi atau work sheet . 2.Proses sesuai dengan layout sampai produksi jadi 3.Hasil cutting per komponen sesuai dengan sample dan toleransi 4.jumlah stikan dalam 1 inch (stitch/inch) atau SPI yang telah di tentukan sesuai dengan permintaan Konsumen (Buyer ) 5.Hasil jahitan dan ukuran tiap tahapan proses, jahitan harus baik , rapi , tidak loncat . 6.Hasil jadi sesuai dengan work sheet 7.Hasil jadi setelah dilakukan trimming Dalam hal ini apa yang di namakan standar menurut dunia garmen ??:
Pengendalian Standar Spesifikasi produk ( Garmen ) Meliputi aspek kesesuaian , keindahan , kenyamanan dipakai dsb , yaitu aspek-aspek fisik dari produk
-. Major defect adalah sebuah kondisi garmen yang diindikasikan akan menjadi second quality atau tidak memenuhi standar karena beberapa alasan berikut : KLASIFIKASI DEFECT - Defect tersebut akan mempengaruhi integrity / keutuhan dari product - Defect tersebut akan mempengruhi terhadap daya jual dari product - Defect tersebut akan mempengaruhu kepercayaan dan kepuasan konsumen terhadap product - Defect tersebut menjadikan ketidak sesuaian pada style
adalah sebuah kondisi dimana defect tersebut tidak akan menimbulkan complain dari konsumen . Minor defect
- Crooked label / label tidak di tengah +/- 1/16” dari tengah masih diperbolehkan - Label seam ends on yoke / jahitan label tembus satu jarum pada bahu . Diperbolehkan tidak melebihi 1/8” - Label stitching over run / jahitan label keluar . Diperbolehkan tidak melebihi satu jarum - Nose on band extension / pemasangan kaki kerah nonjol . Diperbolehkan tidak melebihi 1/16”. - Fullness in Cuff/ Gelembung pada manset . Harus diperbaiki . Contoh sebagian kecil Defect pada bagian sewing pada produksi Kemeja ( Minor)
- Skip stitch top centre/ jahitan loncat pada bagian tengah . Tidak ada toleransi . - Open seam joining/ jebol pada penggabungan . Tidak ada toleransi - Incorrect pocket location/ penempatan saku yang tidak sesuai . Diperbolehkan tidak melebihi ¼” - Hi Low Pocket/ Pocket kiri dan kanan tidak sama posisinya . Diperbolehkan tidak melebihi 1/4” - Sleeve not even at armhole / tangan tidak sama pada bagian ketiak . Diperbolehkan tidak melebihi ¼” - One sleeve longer than other/ panjang tangan kiri dan kanan tidak sama . Diperbolehkan tidak melebihi ¼” - Puckering/ Kerut . Tidak diperbolehkan . Contoh sebagian kecil Defect pada bagian sewing pada produksi Kemeja ( Major )
Prinsip dasarnya adalah , apabila jumlah produk cacat dikurangi melalui pengendalian mutu , maka mutu produk akan lebih baik dan biaya produksinya akan menurun . Bagi kebanyakan orang “ lebih baik , lebih murah ” masih merupakan slogan yang janggal , namun bagi mereka yang telah menerapkan pengendalian mutu , prisip tersebut masuk diakal . ( oleh Profesor Hajime Karatsu )
Ada beberapa alat pengedalian mutu yang efektif , alat yang digunakan oleh seseorang , belum tentu disukai orang lain. Tetapi , perbedaan itu merupakan pilihan pribadi dan bukan hal yang penting , salah satu alat yang terpenting adalah diagram sebab-akibat orang sering mengatakan diagram tulang ikan . Alat-alat penyelesaian masalah ( pengedalian Mutu )
Masalah Mesin Matrial Metode Manusia
Mari kita selesaikan beberapa masalah di atas satu-persatu dengan menggunakan diagram sebab-akibat atau diagram tulang ikan . Mengatasi masalah
Matrial Fabric / kain Katun tipis Plyester tipis Benang Ukuran benangnya besar 1. Puckering / jahitan kerut Mesin Single needle/ jarum 1 Double needle/ jarum dua Tipe mesin Jarum Needle plat Gigi mesin Sepatu mesin Spring tension/ kawat per penyetabil tegangan benang Thread tension Bobbin / spool Skoci mesin Pressure foot
Manusia Tua Muda Karakter Susah mengerti Methode Handling/ cara menjahit
Sediakan mesin jahit standar yang lengkap kondisi layak pakai Bahan yang sering terjadi hasi jahitan kerut ( bahan tipis) Benang yang sering mengakibatkan hasil jahitan kerut ( benang besar ) Praktek untuk mengatasi hasil jahitan kerut ( Puckering )