AKSI NYATA
MODUL 3 FILOSOFI PENDIDIKAN DAN PENDIDIKAN NILAI
TOPIK 3 “KODE ETIK GURU, APAKAH SEBAFAI PENDIDIK PERLU DIATUR?”
Nama : PUPUT PUTRIYANI, S.Pd
NIM : 2590204950554
Instansi : SMP NEGERI 2 RATOLINDO
PENDIDIKAN PROFESI GURU TERTENTU TAHAP II
LPTK UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
TAHUN 2025
“KODE ETIK GURU, APAKAH SEBAFAI PENDIDIK PERLU DIATUR?”
A.PENDAHULUAN
Profesi apapun, yang mengharuskan seseorang untuk mengambil tanggungjawab terhadap aspek
kehidupan orang lain atas dasar pengetahuan dan keahlian khusus, maka masalah etika akan selalu
muncul sehingga diperlukan suatu bentuk panduan untuk bertindak, terutama ketika harus
mengambil tanggung jawab atas individu yang masih berusia di bawah 20 tahun. Termasuk di
dalamnya adalah profesi guru, diperlukan Prinsip Etis Pengajaran untuk kalangan pendidik/guru,
terlepas dari apakah guru tersebut mengajar di lembaga pendidikan formal atau tidak, guru mau tidak
mau dan selayaknya harus menyampaikan gagasan dan prinsip moral.
Setiap negara pastinya telah memiliki seperangkat kurikulum ‘nilai-nilai moral’ untuk
ditanamkan melalui sistem pendidikan setempat. Latar belakang adanya pendidikan moral dalam
muatan kurikulum masing-masing negara salah satunya adalah kekhawatiran akan pudarnya dan
menurunnya nilai-nilai dasar yang telah diturunkan dari generasi ke generasi. Nilainilai dasar inilah
yang membentuk peradaban, sehingga ada ketakutan bahwa peradaban dan struktur sosial tidak akan
bertahan tanpa adanya sistem kepercayaan dan kode perilaku yang tetap.
B.TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari modul ini, mahasiswa PPG diharapkan mampu :
a.Mengidentifikasi dan menjelaskan pentingnya kode etik profesi guru sebagai
panduan perilaku dalam kehidupan sehari-hari.
b.Menganalisis nilai-nilai dalam kode etik guru dan menunjukkan komitmen
untuk menjunjung tinggi kode etik tersebut di sekolah mapun luar lingkungan sekolah.
c.Menerapkan kode etik guru secara konsisten dalam kegiatan pembelajaran dan
interaks profesional di lingkungan sekolah maupun diluar lingkungan sekolah.
d.Merancang aksi nyata untuk menyebarluaskan nilai-nilai etik guru kepada komunita guru.
C.SIAPA YANG DISEBUT GURU?
Guru adalah setiap orang yang memiliki ikatan dengan negara, pemilik sekolah swasta klien
serta bertugas memberikan instruksi pengajaran. Meskipun dalam pandangan luas semua orang
bisa berperan sebagai guru namun dalam konteks ini yang dimaksud guru adalah mereka yang
secara formal terlibat dalam layanan pendidikan bukan orang tua atau pihak lain di luar sistem.
D.PENGERTIAN KODE ETIK GURU
Kode etik guru adalah pedoman moral yang mengatur perilaku profesional bagi guru dalam bersikap dan
bertindak sesuai dengan nilai, norma serta tanggung jawab yang melekat pada profesinya.
E.ALASAN UTAMA PENTINGNYA KODE ETIK PROFESI
Adapun 5 (lima) alasan mengapa kode etik dibutuhkan yaitu untuk:
1.Menjamin integritas, dengan mendorong anggota profesi bertindak jujur, adil
dan bertanggung jawab.
2.Membangun kepercayaan publik, melalui komitmen terhadap standar tinggi yang
meningkatkan kepercayaan Masyarakat.
3.Mengatur perilaku profesional, agar setiap anggota memahami batasan dan menjag
nama baik profesi.
4.Melindungi peserta didik, dengan menjunjung hak dan kepentingan mereka secara adil
dan etis
5.Mencegah penyalahgunaan wewenang, karena pedoman etika membantu
menghindarkan tindakan yang merugikan
F.KODE ETIK PRINSIP UNTUK PROFESI MENGAJAR
Prinsip etika moral untuk profesi guru dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok yaitu:
1.Etika terhadap ilmu pengetahuan
2.Etika terhadap peserta didik
3.Etika terhadap profesi
Tomlinson dan Little merumuskan kode etika prinsip profesi mengajar sebagai berikut:
1.Etika terhadap Ilmu Pengetahuan, guru harus memiliki :
1)Integritas Intelektual (intellectual integrity)
Menghormati hakikat ilmu berarti memahami bahwa setiap bidang pengetahuan memiliki
cara khas dalam memperoleh, menguji dan membuktikan kebenaran termasuk rekam jejak
metodologi yang telah dijalankan.
2)Integritas Kejuruan (vocational integrity)
Menghormati profesionalisme berarti terus belajar dan menyesuaikan pembelajaran dengan
kebutuhan beragam peserta didik
3)Keberanian Moral (moral courage)
Menunjukkan kemandirian berarti berani mengajar dengan cara yang benar meski kurang
popular demi menjaga integritas profesional.
2.Etika terhadap peserta didik, guru harus :
4)Mendahulukan Kepentingan Orang Lain (altruisme)
Kemandirian berarti siap mengajar dengan materi atau metode tidak popular jika itu demi
menjaga integritas intelektual dan profesional.
5)Tidak Berpihak (Impartiality)
Mengakui saling ketergantungan sosial berarti mencegah eksploitas dan menjunjung keadilan
satu individu atau kelompok.
6)Memiliki wawasan kemanusiaan (Human Insight)
Menghormati kepentingan peserta didik mengutamakan kebutuhan mereka, membangun
harga diri dan menyadari bahwa pendidikan adalah proses dua arah antara guru dan siswa.
7)Memiliki Tanggung Jawab Pengaruh (The Responsibility of Influence)
Melaksanakan tanggung jawab berarti menyadari dampak jangka panjang dari pengajaran
dan berusaha meninggalkan jejak positif bagi peserta didik
3.Etika terhadap profesi, guru harus memiliki :
8)Kerendahan Hati (Humility)
Menyadari kekurangan diri sendiri termasuk bersedia mengakui bahwa seseorang mungkin
salah dalam kaitannya dengan pengetahuan dan perilaku.
9)Kolegialitas (Collegiality)
Menghormati dan bekerja sama dengan rekan saling mendengarkan, belajar dan bersinergi
demi kepentingan peserta didik meski berbeda disiplin ilmu.
10)Kemitraan (Partnership)
Menghormati dan bekerja sama dengan rekan kerja profesional saling mendengarkan belajar
dan berkolaborasi meski berbeda disiplin demi kepentingan peserta didik.
11)Tanggung Jawab dan Aspirasi Profesi (Professional Responsibilities and Aspirations)
Bersedia mengedepankan nilai-nilai profesional dengan memberi tanggapan secara terbuka
tentang kebijakan pendidikan dan dampak kegiatan pembelajaran.
G.TANTANGAN DALAM PENEGAKKAN KODE ETIK GURU
Adapun beberapa tantangan dalam penegakkan kode etik guru yaitu:
1.Pertentangan Antar Prinsip Etika
Guru sering dihadapkan pada situasi prinsip etika saling bertentangan, misalnya antara
kepentingan peserta didik dan kebutuhan pribadi atau profesional guru. Misal: Guru atau
dosen di perguruan tinggi harus membagi waktu antara mengajar dan melakukan penelitian
atau publikasi yang keduanya sama-sama penting. Sehingga hal menimbulkan dilema antara
tanggung jawab ganda.
2.Keterbatasan Waktu Dan Tenaga
Tuntutan etis seperti memberi konseling, remedial atau bimbingan melebihi jam kerja formal
sementara guru juga memiliki keterbatasan kapasitas pribadi..
3.Tuntutan Profesionalisme Yang Tinggi
Guru dituntut untuk mampu memahami dinamika prinsip-prinsip etika dan mengambil
keputusan yang bertanggung jawab secara moral.
4.Penilaian Yang Bersifat Subjektif
Keputusan etis seringkali dinilai benar atau salah tanpa mempertimbangkan latar belakang
dan kompleksitas dilema yang dihadapi guru. Misal: Ketika ada anak yang datang terlambat
kesekolah dengan alasan transportasi bermasalah maka sesuai peraturan guru harus
memberikan sanksi namun keputusan ini sering kali dinilai secara sepihak tanpa
mempertimbangkan alasan dan situasi anak sehingga penilaian menjadi kurang
adil dan subjektif.
F. MEDIA PROMOSI
Saya memilih untuk mempromosikan kode etik melalui poster edukasi dalam aksi nyata
ini sebagai media promosi visual utama untuk menyampaikan nilai-nilai dalam kode etik
guru . alasan saya memilih poster adalah karena poster memiliki kekuatan visual yang
efektif dalam menyampaikan pesan dengan cepat., ringkas, dan mudah dipahami.
REFLEKSI
1.Pembelajaran yang Bapak/Ibu dapatkan selama proses dan merancang kode etik
guru ini ?
selama proses merancang dan melaksanakan promosi kode etik ini , saya menyadari
bahwa kode etik sangat penting dalam dunia kerja , agar dapat menciptakan komunikasi
yang efektif dan adaptasi dengan berbagai audiens.
2.Tantang apa saja yang Bapak/Ibu hadapi dalam mempromosikan kode etik guru?
Bagaimana cara Bapak/Ibu mengatasinya?
Tantangan sava dalam mempromosikan kode etik guru yaitu kurangnva pemahaman
akan pentinonva kode etik, ketidaktegasan penegakan, dan kurangnya pelatihan yang
memadai. Cara mengatasinya adalah meningkatkan kesadaran melalui berbagai
kegiatan menjalin kerjasama dengan pihak terkait, dan menyediakan pelatihan
berkelanjutan.
3.Apa langkah selanjutnya yang akan Bapak/Ibu lakukan untuk terus
meningkatkan kesadaran dan kepatuhan terhadap kode etik guru di
lingkungan kerja Bapak/Ibu?
Langkah selanjutnya yang akan sava lakukan untuk terus meningkatkan kesadaran
dan kepatuhan terhadap kode etik guru di lingkungan kerja adalah mengadakan
sosialisasi rutin, melibatkan guru dalam diskusi dan pelatihan etika, serta
memberikan contoh perilaku yang sesuai dengan kode etik. Selain itu, akan
dilakukan monitoring dan evaluasi secara berkala, serta memberikan penghargaan
bagi guru yang mencontohkan perilaku etis.
DOKUMENTASI DENGAN REKAN SEJAWAT
UMPAN BALIK TEMAN SEJAWAT
Setelah menyimak poster yang sudah di promosikan oleh ibu
putri mengenai “kode etik guru” sebagai seorang guru saya
menyadari betapa pentingnya kode etik dilinngkungan
pendidikan yang dimana kita sebagai guru harus memahami
kode etik tersebut yaitu Etika ilmu pengetahuan , peserta
didik dan profesi. Poster yang sangat menarik.
IBU FIRANIKA MOHA, S.Pd
GURU PPKN
Poster yang ibu putripromosikan sangat bermanfat, terimakasih
sudah mengingatkan pentingnya kode etik terhadap guru
BAPAK FAISAL HASMAN, S.Pd
GURU PJOK
Pendapat saya dengan kode etik yang telah ibu putri buat ini
sangat di pahami dan mengerti pentingnya kode etik untuk seorang
guru.
PAK RIDWAN I.TALIBANA, S.Pd
GURU PJOK