Qadla dan Qadar (Ketentuan Hidup dari Allah SWT)

milaambarwati80 0 views 14 slides Aug 30, 2025
Slide 1
Slide 1 of 14
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14

About This Presentation

Materi ini merupakan materi lanjutan dari Ihsanul Amal


Slide Content

IMAN KEPADA QADAR الإيمان بالقضاء والقدر خيرهما و شرهما من الله

القدر لغة : له عدة معاني, منها : قدر الأمر: دبره, وقدر الشيء بالشيء :قاسه, و قدر رزقه: ضيق عليه رزقه, أي جعله قليلا. Menurut bahasa, kata qadar memiliki banyak makna (musytarak), diantaranya qaddara al-amra (dabbarahu /mengaturnya). Juga bermakna qaddara al-syaia bi al-syaiy, ( qaasahu/ menganalogkannya). Arti lainnya adalah qaddara rizqahuu yang berarti dhayyaqa ‘alaihi rizqahu (mempersempit rizkinya) yakni ja’alahu qaliilan (menjadikannya sedikit). [Dr. Mohammad Husain ‘Abdullah, Diraasaat fi al-Fikr al-Islaamiy , hal. 38 ] TA'RIIF QADAR

القدر اصطلاحًا : تقدير الله للأشياء فى الأزل أي أن الله قدر كل ما سيحدث من الأشياء و الأفعال قبل أن يخلقها. Qadar menurut istilah adalah takdir (ketetapan) Allah pada sesuatu di zaman azali. Artinya, Allah swt telah menetapkan segala yang akan terjadi, baik benda maupun perbuatan-perbuatan sebelum menciptakannya. [Dr. Mohammad Husain ‘Abdullah, Diraasaat fi al-Fikr al-Islaamiy , hal. 38]

Allah swt berfirman: فَأَنْجَيْنَاهُ وَأَهْلَهُ إِلاَّ امْرَأَتَهُ قَدَّرْنَاهَا مِنَ الْغَابِرِينَ Maka kami menyelamatkannya dan keluarganya, kecuali isterinya. Kami sudah menentukannya dari golongan yang tinggal (dibinasakan) (TQS. An Naml[27]: 57). Maksudnya, Kami telah menuliskan hal itu dan menetapkannya sejak zaman azaliy.

قُلْ لَنْ يُصِيبَنَا إِلاَّ مَا كَتَبَ اللهُ لَنَا Katakanlah, Sekali-kali tidak akan menimpa kepada kami kecuali apa yang telah dituliskan bagi kami (TQS. At Tawbah[9]: 51). Maksudnya, segala sesuatu yang telah ditetapkan bagi kami sejak azali sebelum kami diciptakan.

مَا أَصَابَ مِنْ مُصِيبَةٍ فِي اْلأَرْضِ وَلاَ فِي أَنْفُسِكُمْ إِلاَّ فِي كِتَابٍ مِنْ قَبْلِ أَنْ نَبْرَأَهَا إِنَّ ذَلِكَ عَلَى اللهِ يَسِير  Tidaklah sebuah musibah yang menimpa bumi dan tidak (pula) pada dirimu, melainkan (tertulis) dalam kitab sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu di sisi Allah adalah sangat mudah (TQS. Al Hadiid[57]: 22). Maksudnya, tiada suatu bencana yang menimpa bumi dan diri manusia, kecuali telah tertulis dalam kitab al-Lauh al- Mahfuudh , yang juga berarti bahwa sesungguhnya Allah mengetahuinya sebelum menciptakannya.

Ketetapan Allah seperti inilah (Qadar) yang wajib kita imani, baik atau buruknya berasal dari Allah. DI dalam hadits shahih disebutkan: «وَتُؤْمِنُ بِالْقَدْرِ خَيْرِهِ وَشَرِّهِ، قاَلَ: صَدَقْتَ» …dan engkau beriman kepada al qadar, baik dan buruknya. Kemudian (malaikat) mengatakan: Anda benar .

Kata qadla yang disebut di dalam al-Quran memiliki banyak makna, dan semuanya menunjuk pada Perbuatan dan Shifat Allah swt, bukan menunjuk pada makna “perbuatan manusia dan khasiat benda”.[Lihat Dr. Mohammad Husain ‘Abdullah, Diraasaat fi al-Fikr al-Islaamiy, hal. 39-40] MAKNA QADLA DALAM AL-QURAN

ASAL USUL ISTILAH QADLA DAN QADAR Istilah “qadla dan qadar ” adalah lafadz baru yang diadopsi oleh ahli kalam dari diskusi para filosof Yunani mengenai perbuatan dan kehendak manusia, serta khasiat benda. Istilah ini disebut juga dengan “ al-jabr wa al-ikhtiyaar ” (determinisme dan undeterminisme) dan “ huriyyat al-iraadah ” (kebebasan berkehendak (free will). Al-Quran dan Sunnah tidak pernah menyebut lafadz “qadla wa qadar” secara bersamaan, akan tetapi menyebut kata “qadla” sendiri, atau “qadar” sendiri. Makna lafadz qadla’ (saja) dan “qadar” (saja) yang disebut di dalam al-Quran dan Sunnah berbeda, bahkan tidak berkaitan dengan makna lafadz qadla’ dan qadar yang dikenalkan para filosof (perbuatan manusia dan khasiat benda).

AL-QURAN DAN SUNNAH MUTAKALLIM SHIFAT ALLAH PERBUATAN ALLAH KHASIAT BENDA PERBUATAN MANUSIA MAKNA QADLA DAN QADAR Penyebutannya terpisah , qadla sendiri , dan qadar sendiri . Penyebutannya tak terpisah , qadla dan qadar . Disebut juga dengan al-jabr wa al-ikhtiyaar, dan hurriyyat al-iradah

PERBUATAN ALLAH PERBUATAN MANUSIA ASAS PEMBAHASAN QADLA DAN QADAR APAKAH MANUSIA MEMILIKI KEHENDAK ATAU TIDAK ILMU ALLAH IRADAH ALLAH KETETAPAN ALLAH DI LAUH MAHFUDZ KHASIAT BENDA DAN HUBUNGANNYA DENGAN PERBUATAN MANUSIA MAHSUUSAT GHAIRU MAHSUUSAT Tidak memaksa perbuatan manusia dalam wilayah mukhayyar Dalilnya ‘ Aqliyyah

PERBUATAN MANUSIA ASAS PEMBAHASAN QADLA DAN QADAR APAKAH MANUSIA MEMILIKI KEHENDAK ATAU TIDAK KHASIAT BENDA DAN HUBUNGANNYA DENGAN PERBUATAN MANUSIA MAHSUUSAT Dalilnya ‘Aqliyyah MU'TAZILAH JABARIYYAH AHLUS SUNNAH

PERBUATAN MANUSIA MANUSIA TIDAK BEBAS MEMILIH MUKHAYYAR MUSAYYAR MENGUASAI MANUSIA TIDAK DIHISAB MANUSIA BEBAS MEMILIH DIKUASAI MANUSIA DIHISAB PREROGRASI ALLAH PREROGRASI MANUSIA HARUS SEJALAN DENGAN ATURAN ALLA H TUNDUK DENGAN SUNNATULLAH TIDAK TUNDUK DENGAN SUNNATULLAH QADLA POTENSI BENDA DAN MANUSIA QADAR Diciptakan Allah swt

Dalam wilayah mukhayyar, manusia berbuat sesuai dengan pilihan dan kehendaknya. Namun, ada konsekuensi yang harus dipikul atas pilihannya. Jika ia berbuat sesuai dengan aturan Allah, dapat pahala, jika menyimpang, mendapatkan siksa. Dalam wilayah mukhayyar, seorang Muslim diperintahkan untuk beramal sesuai dengan kaedah kausalitas, dan wajib memperhatikan hukum halal dan haram. Dalam wilayah musayyar, seorang Muslim wajib berserah sepenuhnya dengan qadla’ Allah swt. Ia harus menyakini sepenuhnya bahwa apa yang menimpanya (dalam wilayah ini) semua atas Kehendak dan Ijin Allah swt. Seorang Muslim tidak boleh berburuk sangka apalagi membenci “qadla Allah” yang telah menimpa dirinya. Misalnya, masalah rejeki, ajal, dan lain sebagainya. KESIMPULAN
Tags