REFLEKSI MODUL 3.3 CGP ANGKATAN 11 LAMPUNG.docx

dexallsonmully 27 views 3 slides Nov 14, 2024
Slide 1
Slide 1 of 3
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3

About This Presentation

REFLEKSI MODUL 3.3 CGP ANGKATAN 11 LAMPUNG.docx


Slide Content

MUHAMAD MUJIB
CGP : Angkatan 11
1.Jenis Kegiatan atau program apakah yang dideskripsikan tersebut (Apakah intrakurikuler,
ko-kurikuler, atau ekstrakurikuler)?
Jawaban Situasi 1-8: Termasuk dalam kegiatan Ko-kurikuler.
Situasi 9-10: Melibatkan kegiatan Intrakurikuler, Ko-kurikuler, dan Ekstrakurikuler.
2.Dalam setiap situasi, identifikasilah dibagian mana dan bagaimana guru mencoba
mempertimbangkan 'suara'; 'pilihan'; dan 'kepemilikan' murid untuk mendorong tumbuhnya
kepemimpinan murid.  Jelaskan jawaban Ibu/Bapak.
Jawaban Situasi 1: Pak Segar Dari situasi yang melibatkan Pak Segar dan murid-muridnya,
terungkap bahwa pendekatan partisipatif terhadap pembelajaran lingkungan sangat efektif.
Melalui diskusi, murid-murid tidak hanya mengekspresikan keinginan mereka untuk memiliki
kebun di sekolah, tetapi juga aktif dalam menyumbangkan ide dan sumber daya untuk
mewujudkannya. Dalam proses ini, Pak Segar berperan sebagai fasilitator yang mendukung
dan mendorong kolaborasi antara murid-murid, bahkan mengajukan pertanyaan untuk
memperluas wawasan mereka tentang perawatan lingkungan. Kontribusi murid yang
memiliki latar belakang keluarga petani menunjukkan betapa pentingnya melibatkan
komunitas lokal dalam proyek lingkungan seperti ini. Kesimpulannya, melalui kerja sama
antara guru, murid, dan komunitas, pembelajaran lingkungan dapat menjadi lebih bermakna,
relevan, dan berkelanjutan. Hal ini menunjukkan bahwa pendidikan lingkungan tidak hanya
tentang pengetahuan, tetapi juga tentang tindakan nyata dan keterlibatan dalam menjaga
bumi kita.
Situasi 2:  Kepemilikan Bu Ara Pendekatan Bu Ara untuk mengizinkan murid-muridnya
memilih layout kelas mereka adalah contoh yang kuat dari memberdayakan siswa dalam
proses pembelajaran. Kepala sekolah yang mendukung proses ini menunjukkan pentingnya
dukungan dari pihak sekolah dalam inisiatif guru. Proses evaluasi dan refleksi yang dipimpin
oleh Bu Ara adalah langkah kritis dalam memastikan bahwa keputusan yang diambil
bersama memenuhi kebutuhan dan kenyamanan murid dalam belajar.
Situasi 3: Suara dan Pilihan Pak Atap Pak Atap memfasilitasi proses diskusi yang membuka
kesempatan bagi murid untuk menyuarakan preferensi mereka, sementara guru
memberikan pandangan yang informatif tentang aspek keamanan dan logistik. Proses
pemilihan destinasi dengan menggunakan checklist kriteria menunjukkan pendekatan yang
sistematis dan terarah dalam pengambilan keputusan. Diskusi yang terbuka dan inklusif
membantu mengeksplorasi ide-ide dan mengatasi potensi tantangan. Selain itu, refleksi
pasca pelaksanaan studi wisata memberikan kesempatan bagi peningkatan berkelanjutan,
memastikan bahwa proses tersebut menjadi pembelajaran yang berkelanjutan bagi semua
pihak. Kesimpulannya, pendekatan partisipatif dalam perencanaan dan evaluasi studi wisata
menghasilkan pengalaman yang lebih bermakna dan relevan bagi murid, sambil
membangun keterampilan kolaboratif dan pengambilan keputusan yang penting dalam
pengembangan mereka.
Situasi 4 : suara, pilihan dan kepemilikan Pak Bahri Pendekatan Pak Bahri untuk
mendengarkan dan mengakomodasi gagasan murid membantu menciptakan program yang
lebih relevan dan menarik bagi mereka. Diskusi tentang jadwal dan sumber daya
menunjukkan kolaborasi antara guru dan murid dalam merencanakan dan mengorganisir
kegiatan. Melalui promosi yang efektif oleh OSIS, partisipasi murid dalam kegiatan
ekstrakurikuler meningkat, menunjukkan betapa pentingnya mendengarkan suara dan
pilihan murid untuk menciptakan lingkungan belajar yang beragam dan inklusif.

MUHAMAD MUJIB
CGP : Angkatan 11
Situasi 5: Pilihan dan kepemilikan Dari situasi ini, terlihat bahwa memberikan kesempatan
kepada murid untuk memilih dan memiliki proyek mereka sendiri dalam pembelajaran dapat
menghasilkan solusi kreatif dan inovatif. Guru TPK memberikan tantangan yang relevan dan
memungkinkan murid untuk mengidentifikasi serta menyelesaikan masalah secara mandiri.
Melalui eksperimen dan penelitian, murid menemukan solusi pakan organik yang ekonomis.
Kolaborasi dengan media lokal membantu memperluas dampak proyek mereka, bahkan
menarik perhatian industri. Ini menunjukkan betapa pentingnya memberikan ruang bagi
murid untuk mengambil inisiatif dan memiliki hasil dari pembelajaran mereka, memperkuat
rasa kepemilikan mereka dalam proses pendidikan.
Situasi 6 : sda
Situasi 7 : Suara dan Pilihan Ide awal dari murid-murid mengilhami pembentukan program
ITS yang sukses. Meskipun mengalami kendala dana, kreativitas dan kerja keras murid-
murid serta dukungan dari Pak Tegas memungkinkan program ini tetap berjalan. Dengan
menyediakan jasa service komputer sebagai langkah awal, murid-murid dapat
mengumpulkan modal untuk mengembangkan program lebih lanjut. Ini menunjukkan betapa
pentingnya memberdayakan suara dan pilihan murid dalam menciptakan lingkungan belajar
yang beragam dan inovatif.
Situasi 8 : Pilihan Dari situasi ini, kita bisa menyimpulkan bahwa inisiatif seperti pasar
tradisional senin legi di Bank SALAM mencerminkan pentingnya memberikan ruang ekspresi
bagi para warga belajar. Pasar ini tidak hanya sekadar tempat untuk berbelanja, tetapi juga
menjadi wadah bagi anak-anak untuk mengekspresikan preferensi dan kecenderungan
mereka melalui permainan peran. Dalam konteks pendidikan, memberikan kesempatan bagi
anak-anak untuk membuat pilihan dan mengekspresikan diri mereka adalah langkah penting
untuk memperkuat rasa kepemilikan mereka terhadap lingkungan belajar mereka. Ini juga
dapat membantu dalam pengembangan kreativitas, kemandirian, dan penemuan identitas
anak-anak. Dengan demikian, pasar tradisional senin legi di Bank SALAM tidak hanya
menjadi tempat untuk berinteraksi dan berbelanja, tetapi juga menjadi simbol dari
pendekatan pendidikan yang inklusif dan mendukung perkembangan holistik anak-anak.
Situasi 9 : Suara, Pilihan dan Kepemilikan Dari pengalaman Alfonsina di Sanggar Anak Alam
(SALAM) Yogyakarta, terlihat betapa pentingnya memberikan suara, pilihan, dan rasa
kepemilikan kepada siswa dalam proses pembelajaran. Di SALAM, Alfonsina diberi
kebebasan untuk melakukan riset yang diminatinya, berpartisipasi dalam diskusi, dan
merumuskan target masa depannya. Pendekatan ini memungkinkan Alfonsina untuk
berkembang secara baik, menghargai proses pembelajaran, dan merencanakan masa
depannya dengan jelas. Kesimpulannya, pendekatan pendidikan yang memperkuat peran
siswa dalam pengambilan keputusan dan pengembangan diri mereka membawa dampak
positif yang signifikan dalam pembentukan pribadi yang mandiri dan berdaya. Situasi 10 :
Suara, Pilihan dan Kepemilikan Dari beberapa situasi sekolah yang merancang program
berbasis suara, pilihan, dan kepemilikan, terlihat bahwa memberikan kesempatan kepada
murid untuk berpartisipasi secara aktif dalam pembelajaran dapat menghasilkan dampak
positif. Dalam lingkungan pendidikan yang memungkinkan murid untuk mengemukakan
suara dan membuat pilihan mereka sendiri, murid menjadi agen perubahan yang berharga
bagi diri sendiri, teman-teman, dan lingkungan masyarakat mereka. Ini mencerminkan
pentingnya pendekatan pendidikan yang inklusif dan memberdayakan, di mana murid diberi
kepercayaan dan tanggung jawab untuk mengambil peran aktif dalam pembentukan
pengalaman belajar mereka.

MUHAMAD MUJIB
CGP : Angkatan 11
3.Dalam setiap situasi yang digambarkan di atas, apa dimensi Profil Pelajar Pancasila yang
dikembangkan? Jelaskan jawaban Anda!
Jawaban Dalam konteks situasi yang dijelaskan, dimensi-dimensi utama dari Profil Pelajar
Pancasila yang telah dikembangkan mencakup: beriman, bertaqwa kepada tuhan yang
maha esa dan berakhlak mulia, berkebhinekaan blobal, bergotong royong, mandiri, bernalar
kritis, dan kreatif. Hal ini dapat menunjukkan bahwa pendidikan Pancasila tidak hanya
berkaitan dengan pemahaman nilai-nilai filosofis, tetapi juga menggali aspek spiritual, sosial,
dan intelektual. Dengan demikian, profil pelajar Pancasila yang terbentuk melalui proses
pendidikan tersebut memiliki pondasi yang kuat untuk memperkuat identitas kebangsaan,
mempererat persatuan, serta membentuk karakter yang berintegritas dan berdaya saing
global.
Tags