Resume PSAK dan CASE week 3 - Kelompok 3[1].pptx

RosaliaFatmawati 0 views 41 slides Oct 08, 2025
Slide 1
Slide 1 of 41
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14
Slide 15
15
Slide 16
16
Slide 17
17
Slide 18
18
Slide 19
19
Slide 20
20
Slide 21
21
Slide 22
22
Slide 23
23
Slide 24
24
Slide 25
25
Slide 26
26
Slide 27
27
Slide 28
28
Slide 29
29
Slide 30
30
Slide 31
31
Slide 32
32
Slide 33
33
Slide 34
34
Slide 35
35
Slide 36
36
Slide 37
37
Slide 38
38
Slide 39
39
Slide 40
40
Slide 41
41

About This Presentation

Week 3


Slide Content

KELOMPOK 3 Bagus Suryo Kuncoro Adhiputro (2406371253) Kawista A.M. Widodo ( 2406463494 ) Rosalia Fatmawati ( 2406382276 )

PSAK 13 – PROPERTI INVESTASI

PSAK 13: PROPERTI INVESTASI PSAK 13 mengatur akuntansi dalam pengakuan , pengukuran , dan pengungkapan properti investasi . Tidak berlaku untuk aset biologis yang terkait dengan aktivitas agrikultur , hak penambangan dan cadangan mineral seperti minyak , gas alam , dan sumber daya serupa yang tidak dapat diperbarui . Ruang Lingkup Digunakan untuk properti investasi yang dimiliki untuk menghasilkan rental atau kenaikan nilai . Tidak berlaku untuk aset biologis yang terkait dengan aktivitas agrikultur , hak penambangan dan cadangan mineral seperti minyak , gas alam , dan sumber daya serupa yang tidak dapat diperbarui , dan properti yang digunakan dalam produksi barang / jasa . Klasifikasi : Properti Investasi yang Dimiliki : Untuk disewakan kepada pihak ketiga . Untuk kenaikan nilai investasi . Properti Investasi yang Dihasilkan dari Pengembangan : Properti yang sedang dikembangkan / dibangun dengan tujuan untuk disewakan atau dijual . Pengakuan dan Pengukuran Properti investasi diakui jika manfaat ekonomi masa depan kemungkinan besar akan dikendalikan dan biayanya dapat diukur dengan andal . Properti investasi dapat diukur menggunakan model biaya atau model nilai wajar . Model Biaya :  Harga perolehan dikurangi akumulasi penyusutan . Model Nilai Wajar :   Diukur berdasarkan nilai pasar saat ini . Biaya perolehan meliputi harga pembelian dan biaya yang dapat diatribusikan . Model Akuntansi Entitas dapat memilih model nilai wajar atau model biaya untuk pengukuran properti investasi . Model nilai wajar mengharuskan pengakuan keuntungan atau kerugian dari perubahan nilai wajar dalam laba rugi .

Pengalihan dan Pelepasan Properti diklasifikasi ulang jika ada perubahan penggunaan dan dihentikan pengakuannya saat dilepas . Pengungkapan Informasi yang harus diungkapkan antara lain kebijakan akuntansi yang diterapkan , teknik penilaian yang digunakan , dan informasi segmen usaha jika relevan . Entitas diwajibkan memberikan informasi terkait pemilihan model akuntansi , penghasilan rental, dan rincian terkait nilai wajar . Pengakuan dan Pengukuran Properti investasi diakui jika manfaat ekonomi masa depan kemungkinan besar akan dikendalikan dan biayanya dapat diukur dengan andal . Properti investasi dapat diukur menggunakan model biaya atau model nilai wajar . Model Biaya :  Harga perolehan dikurangi akumulasi penyusutan . Model Nilai Wajar :   Diukur berdasarkan nilai pasar saat ini . Biaya perolehan meliputi harga pembelian dan biaya yang dapat diatribusikan . Model Akuntansi Entitas dapat memilih model nilai wajar atau model biaya untuk pengukuran properti investasi . Model nilai wajar mengharuskan pengakuan keuntungan atau kerugian dari perubahan nilai wajar dalam laba rugi . Pengalihan dan Pelepasan Properti diklasifikasi ulang jika ada perubahan penggunaan dan dihentikan pengakuannya saat dilepas . Pengungkapan Informasi yang harus diungkapkan antara lain kebijakan akuntansi yang diterapkan , teknik penilaian yang digunakan , dan informasi segmen usaha jika relevan . Entitas diwajibkan memberikan informasi terkait pemilihan model akuntansi , penghasilan rental, dan rincian terkait nilai wajar .

DEFINISI Properti Investasi properti ( tanah atau bangunan-atau bagian dari suatu bangunan-atau keduanya ) yang dikuasai (oleh pemilik atau oleh penyewa sebagai aset hak-guna ) untuk menghasilkan rental atau untuk kenaikan nilai atau keduanya Nilai Wajar Harga yang akan diterima untuk menjual suatu aset atau harga yang akan dibayar untuk mengalihkan suatu liabilitas dalam transaksi teratur antara pelaku pasar pada tanggal pengukuran . Tanah yang Disewakan : P erusahaan membeli tanah untuk disewakan kepada pihak ketiga , yang diukur menggunakan model biaya , dan akan dilakukan penyusutan terhadap bangunan yang ada di atas tanah tersebut . Gedung Perkantoran :   P erusahaan memiliki gedung perkantoran yang disewakan kepada perusahaan lain. Properti ini diukur menggunakan model nilai wajar , dan setiap tahun nilai pasarnya diukur dan dicatat dalam laporan keuangan . Properti Investasi yang Dibangun :  Perusahaan konstruksi membangun gedung dengan tujuan untuk disewakan . Pengeluaran untuk pembangunan akan dicatat sebagai properti investasi dan dinilai berdasarkan model. CONTOH ENTITAS PSAK 13

PSAK 19 – Aset Takberwujud PSAK 238

PENDAHULUAN Tujuan Tujuan dari Pernyataan ini adalah untuk mengatur perlakuan akuntansi untuk aset takberwujud yang tidak diatur secara khusus dalam PSAK lain. Pernyataan ini mensyaratkan entitas untuk mengakui aset takberwujud jika, dan hanya jika, kriteria tertentu dipenuhi. Pernyataan ini juga mengatur cara mengukur jumlah tercatat dari aset takberwujud dan menentukan pengungkapan yang disyaratkan tentang aset takberwujud. Ruang Lingkup Pernyataan ini diterapkan dalam akuntansi untuk aset takberwujud, kecuali: (a) aset takberwujud yang diatur oleh Pernyataan lain; (b) aset keuangan sebagaimana didefinisikan dalam PSAK 232: Instrumen Keuangan: Penyajian; (c) pengakuan dan pengukuran aset eksplorasi dan evaluasi (lihat PSAK 106: Aktivitas Eksplorasi dan Evaluasi pada Pertambangan Sumber Daya Mineral); (d) pengeluaran atas pengembangan dan ekstraksi mineral, minyak, gas alam, dan sumber daya tidak dapat diperbarui lain. Aset Takberwujud Aset yang tidak memiliki wujud fisik. Contoh: IPTEK, lisensi, Hak Kekayaan Intelektual, dll. Keteridentifikasian Suatu aset dikatakan teridentifikasi jika: dapat dipisahkan, yaitu dapat dipisahkan atau dibedakan dari entitas dan dijual,dialihkan, dilisensikan, disewakan atau ditukarkan, baik secara individual ataubersama dengan kontrak terkait, aset teridentifikasi, atau liabilitas teridentifikasi,terlepas apakah entitas memiliki intensi untuk melakukan hal tersebut; atau (b) timbul dari hak kontraktual atau hak hukum lain, terlepas apakah hak tersebut dapatdialihkan atau dipisahkan dari entitas atau dari hak dan kewajiban lain.

Definisi Amortisasi adalah alokasi sistematis jumlah terdepresiasi aset takberwujud selama umur manfaatnya . Aset adalah sumber daya yang dikendalikan oleh entitas sebagai akibat peristiwa masa lalu dan manfaat ekonomik masa depan dari aset tersebut diperkirakan mengalir ke entitas . Aset moneter adalah kas yang dimiliki dan aset yang akan diterima dalam bentuk kas yang jumlahnya pasti atau dapat ditentukan . Aset takberwujud adalah aset nonmoneter teridentifikasi tanpa wujud fisik . Biaya perolehan adalah jumlah kas atau setara kas yang dibayarkan atau nilai wajar imbalan lain yang diserahkan untuk memperoleh aset pada saat perolehan atau konstruksi , atau jikadapat diterapkan , jumlah yang diatribusikan ke aset saat pertama kali diakui sesuai denganpersyaratan tertentu dalam PSAK lain, contohnya PSAK 102: Pembayaran Berbasis Saham. Jumlah terdepresiasi adalah biaya perolehan aset , atau jumlah lain yang merupakan pengganti biaya perolehan , dikurangi nilai residunya . Jumlah tercatat aset adalah jumlah aset yang diakui dalam laporan posisi keuangan setelah dikurangi dengan akumulasi amortisasi dan akumulasi rugi penurunan nilai . Nilai residu dari aset takberwujud adalah jumlah estimasian yang dapat diperoleh entitas saat ini dari pelepasan aset , setelah dikurangi biaya estimasian pelepasan aset , jika asettelah mencapai umur dan kondisi yang diperkirakan pada akhir umur manfaatnya . Nilai spesifik entitas adalah nilai kini dari arus kas yang diharapkan entitas akan timbul dari penggunaan aset secara berkelanjutan dan dari pelepasan aset tersebut pada akhirumur manfaatnya atau yang diharapkan terjadi saat penyelesaian liabilitas . Nilai wajar adalah harga yang akan diterima untuk menjual suatu aset atau harga yang akan dibayar untuk mengalihkan suatu liabilitas dalam transaksi teratur antara pelaku pasar pada tanggal pengukuran . ( Lihat PSAK 113: Pengukuran Nilai Wajar ). Pengembangan adalah penerapan temuan penelitian atau pengetahuan lain pada suaturencana atau rancangan produksi bahan baku , alat , produk , proses, sistem , atau jasa yangbaru atau yang mengalami perbaikan substansial , sebelum dimulainya produksi komersialatau pemakaian . Penelitian adalah penyelidikan asli dan terencana yang dilaksanakan dengan harapanmemperoleh pembaruan pengetahuan dan pemahaman teknis atas ilmu yang baru . Rugi penurunan nilai adalah suatu jumlah yang merupakan selisih lebih jumlah tercatatsuatu aset atas jumlah terpulihkannya . Umur manfaat adalah periode suatu aset yang diperkirakan dapat digunakan oleh entitas atau jumlah produksi atau unit serupa yang diperkirakan akan diperoleh dari suatu asetoleh entitas .

PENGAKUAN DAN PENGUKURAN Aset takberwujud diakui jika , dan hanya jika kemungkinan besar entitas akan memperoleh manfaat ekonomik masa depan dari asset tersebut dan biaya perolehan aset tersebut dapat diukur secara andal Dalam menilai kemungkinan adanya manfaat ekonomik masa depan , entitas menggunakan asumsi rasional dan dapat dipertanggungjawabkan yang merepersentasikan estimasi terbaik manajemen atas kondisi ekonomik yang berlaku sepanjang umur manfaat aset tersebut . Aset takberwujud pada awalnya diakui sebesar biaya perolehan . Pengeluaran penelitian dan pengembangan yang terkait dengan proyek penelitian dan pengembangan yang sedang dalam prosesyang diperoleh secara terpisah atau dalam kombinasi bisnis dan diakui sebagai asset takberwujud dan terjadi setelah akuisisi proyek tersebut . Goodwill yang dihasilkan secara internal tidak diakui sebagai as s et Entitas tidak mengakui aset takberwujud yang timbul dari penelitian ( atau dari tahap penelitian pada proyek internal). Pengeluaran untuk penelitian ( atau tahap penelitianpada proyek internal) diakui sebagai beban pada saat terjadinya . Aset takberwujud yang timbul dari pengembangan ( atau dari tahap pengembangan pada proyek internal) diakui jika , dan hanya jika , entitas dapat menunjukkan seluruh halberikut ini : kelayakan teknis penyelesaian aset takberwujud tersebut sehingga aset tersebut dapat digunakan atau dijual . intensi untuk menyelesaikan aset takberwujud tersebut dan menggunakannya ataumenjualnya . kemampuan untuk menggunakan atau menjual aset takberwujud tersebut . bagaimana aset takberwujud akan menghasilkan kemungkinan besar manfaat ekonomik masa depan . Antara lain entitas dapat menunjukkan adanya pasar bagi output asettakberwujud atau pasar atas aset takberwujud itu sendiri , atau , jika aset takberwujuditu akan digunakan secara internal, entitas dapat menunjukkan kegunaan asset takberwujud tersebut . tersedianya kecukupan sumber daya teknis , keuangan , dan sumber daya lain untuk menyelesaikan pengembangan aset takberwujud dan untuk menggunakan atau menjual aset tersebut . kemampuan untuk mengukur secara andal pengeluaran yang dapat diatribusikan terhadap aset takbewujud selama pengembangannya . Merek , kepala surat kabar , judul publisitas , daftar pelanggan , dan hal yang secara substansi serupa yang dihasilkan secara internal tidak diakui sebagai aset takberwujud .

PENGAKUAN BEBAN Pengeluaran atas aset takberwujud diakui sebagai beban pada saat terjadinya,kecuali pengeluaran itu merupakan bagian dari biaya perolehan aset takberwujud yang memenuhi kriteria pengakuan atau sesuatu yang takberwujud tersebut diperoleh melalui suatu kombinasi bisnis dan tidak dapat diakui sebagai aset takberwujud . Jika demikian kasusnya , maka pengeluaran tersebut merupakan bagian dari goodwill pada tanggal akuisisi ( lihat PSAK 103:Kombinasi Bisnis ). Pengeluaran atas pos aset takberwujud yang awalnya diakui oleh entitas sebagai beban tidak diakui sebagai bagian dari biaya perolehan aset takberwujud di kemudian hari . Setelah pengakuan awal , aset takberwujud dicatat pada jumlah revaluasian , yaitunilai wajar pada tanggal revaluasi dikurangi akumulasi amortisasi dan akumulasi rugipenurunan nilai setelah tanggal revaluasi . Untuk tujuan revaluasi berdasarkan Pernyataanini , nilai wajar diukur dengan merujuk pada pasar aktif . Revaluasi dilakukan secara regulersehingga pada tiap akhir periode pelaporan jumlah tercatat aset takberwujud tersebut tidakmemiliki perbedaan yang material dengan nilai wajarnya . Jika suatu aset takberwujud dalam kelas aset takberwujud yang direvaluasi tidak dapat direvaluasi karena tidak terdapat pasar aktif untuk aset takberwujud tersebut , maka aset takberwujud tersebut dicatat pada harga perolehan dikurangi akumulasi amortisasi dan akumulasi rugi penurunan nilai . Jika nilai wajar aset takberwujud yang direvaluasi tidak lagi dapat diukur dengan referensi pasar aktif , maka jumlah tercatat aset takberwujud tersebut adalah jumlah revaluasian pada tanggal terakhir kali revaluasi dilakukan dengan referensi nilai pasaraktif dikurangi akumulasi amortisasi dan akumulasi rugi penurunan nilai . Jika jumlah tercatat aset takberwujud meningkat akibat revaluasi , maka kenaikantersebut diakui dalam penghasilan komprehensif lain dan terakumulasi dalam ekuitas padabagian surplus revaluasi . Akan tetapi , kenaikan tersebut diakui dalam laba rugi hinggasebesar jumlah penurunan nilai aset yang sama akibat revaluasi yang pernah diakuisebelumnya dalam laba rugi . Jika jumlah tercatat aset takberwujud turun akibat revaluasi , maka penurunantersebut diakui dalam laba rugi . Akan tetapi , penurunan nilai tersebut diakui dalampenghasilan komprehensif lain sepanjang tidak melebihi saldo surplus revaluasi untukaset tersebut . Penurunan nilai yang diakui dalam penghasilan komprehensif lain tersebutmengurangi jumlah akumulasi dalam ekuitas pada bagian surplus revaluasi . PENGUKURAN SETELAH PENGAKUAN Jika aset takberwujud dicatat dengan menggunakan model revaluasi , maka seluruh aset lain dalam kelompok tersebut diperlakukan dengan menggunakan model yang sama , kecuali tidak terdapat pasar aktif untuk aset tersebut . Setelah pengakuan awal , aset takberwujud dicatat pada biaya perolehan dikurangiakumulasi amortisasi dan akumulasi rugi penurunan nilai .

UMUR MANFAAT Entitas menilai apakah umur manfaat aset takberwujud terbatas atau tidakterbatas dan, jika terbatas , jangka waktu atau jumlah produksi atau jumlah unit serupa yang dihasilkan selama umur manfaat . Aset takberwujud dianggap oleh entitas memiliki umur manfaat tidak terbatas jika , berdasarkan analisis dari seluruh faktor relevan , tidak ada batas yang terlihat pada saat ini atas periode aset diperkirakan menghasilkan aruskas neto untuk entitas . Umur manfaat aset takberwujud yang timbul dari hak kontraktual atau hak hukum lain tidak lebih lama dari masa hak kontraktual atau hak hukum lain tersebut , tetapi dapat lebih singkat bergantung pada periode kapan aset dapat digunakan entitas . Jika hak kontraktual atau hak hukum lain memiliki batasan yang dapat diperbarui , maka umur manfaat dari aset tak bewujud termasuk periode pembaruan hanya jika terdapat bukti yang mendukung pembaruan umur manfaat tidak menimbulkan biaya yang signifikan . Umur manfaat hak yang diperoleh kembali yang diakui sebagai aset takberwujud dalam kombinasi bisnis adalah sisa periode kontraktual hak tersebut diberikan dan tidak termasuk periode pembaruan . Jumlah terdepresiasi aset takberwujud dengan umur manfaat terbatas dialokasikan secara sistematis selama umur manfaatnya . Amortisasi dimulai ketika aset tersedia untuk digunakan , yaitu ketika aset berada pada lokasi dan dalam kondisi untuk beroperasi sesuai dengan cara yang diintensikan oleh manajemen . Amortisasi dihentikan pada tanggal yang lebih awal antara ketika aset tersebut diklasifikasikan sebagai aset yang dimiliki untuk dijual ( atau termasuk dalam kelompok aset lepasan yang diklasifikasikan dalam aset yang dimiliki untuk dijual ) sesuai dengan PSAK 105: Aset Tidak Lancar yang Dikuasai untukDijual dan Operasi yang Dihentikan dan tanggal ketika aset dihentikan pengakuannya . Metode amortisasi yang digunakan mencerminkan pola manfaat ekonomik masa depan yang diperkirakan dikonsumsi oleh entitas . Jika pola tersebut tidak dapat ditentukan secara andal , maka digunakan metode garis lurus . Amortisasi yang dibebankan untuk setiap periode diakui dalam laba rugi , kecuali Pernyataan ini atau PSAK lain mengizinkan atau mensyaratkan amortisasi tersebut dimasukkan dalam jumlah tercatat aset lain. ASET TAKBERWUJUD DENGAN UMUR MANFAAT TERBATAS

Nilai residu aset takberwujud dengan umur manfaat terbatas diasumsikan sama dengan nol , kecuali ada komitmen dari pihak ketiga untuk membeli aset takberwujud tersebut pada akhir umur manfaatnya , atau ada pasar aktif untuk aset takberwujud tersebut dan: nilai residu aset takberwujud dapat ditentukan dengan mengacu pada harga yang berlaku di pasar tersebut , dan (ii) terdapat kemungkinan besar bahwa pasar akan tetap tersedia sampai akhir umur manfaat aset tersebut . Periode amortisasi dan metode amortisasi aset takberwujud dengan umur manfaat terbatas ditelaah setidaknya setiap akhir tahun buku . Jika umur manfaat asetyang diperkirakan berbeda secara signifikan dengan estimasi sebelumnya , maka periode amortisasi disesuaikan . Jika terjadi perubahan yang signifikan dalam pola konsumsi manfaat ekonomik aset yang diperkirakan , maka metode amortisasi diubah sejalan dengan pola yang berubah tersebut . Perubahan tersebut diperlakukan sebagai perubahan estimasi akuntans i . Aset takberwujud dengan umur manfaat tidak terbatas tidak diamortisasi . Umur manfaat aset takberwujud yang tidak diamortisasi ditelaah setiap periode untuk menentukan apakah peristiwa dan keadaan dapat terus mendukung penilaian bahwa umur manfaat tetap tidak terbatas . Jika tidak , maka perubahan umur manfaat yang muncul dari tidak terbatas menjadi terbatas diperlakukan sebagai perubahan estimasi akuntans i . ASET TAKBERWUJUD DENGAN UMUR MANFAAT TERBATAS ASET TAKBERWUJUD DENGAN UMUR MANFAAT TIDAK TERBATAS K ETERPULIHAN JUMLAH TERCATAT-RUGI PENURUNAN NILAI Untuk menentukan apakah aset takberwujud mengalami penurunan nilai , entitas menerapkan PSAK 236: Penurunan Nilai Aset . PSAK 236 menjelaskan kapan dan bagaimana entitas menelaah jumlah tercatat aset , bagaimana menentukan jumlah terpulihkan dari aset , dan kapan entitas mengakui atau membalik rugi penurunan nilai .

PENGHENTIAN DAN PELEPASAN Aset takberwujud dihentikan pengakuannya jik a dilepas atau ketika tidak terdapat lagi manfaat ekonomik masa depan yang diperkirakan dari penggunaan atau pelepasannya . Keuntungan atau kerugian yang muncul dari penghentian pengakuan asset takberwujud ditentukan sebagai selisih antara hasil neto pelepasan ( jika ada ) dan jumlah tercatat aset . Keuntungan atau kerugian diakui dalam laba rugi ketika aset tersebut dihentikan pengakuannya ( kecuali PSAK 116: Sewa mensyaratkan sebaliknya dalam jualdan sewa-balik ). Keuntungan tidak diakui sebagai pendapatan . rekonsiliasi atas jumlah tercatat pada awal dan akhir periode yang menunjukkan penambahan , yang secara terpisah mengindikasikan aset takberwujud dari pengembangan internal, diperoleh secara terpisah , dan diperoleh melalui kombinasi bisnis ; aset yang dikelompokkan sebagai aset yang dimiliki untuk dijual atau termasuk dalam kelompok aset lepasan yang dikelompokkan sebagai dimiliki untuk dijual sesuai dengan PSAK 105; peningkatan atau penurunan selama periode yang berasal dari revaluasi dan dari pengakuan rugi penurunan nilai atau pembalikan dalam penghasilan komprehensif lain; rugi penurunan nilai yang diakui dalam rugi laba selama periode sesuai dengan PSAK 236 ( jika ada ); rugi penurunan nilai yang dibalik dalam rugi laba selama periode sesuai dengan PSAK 236 ( jika ada ); setiap amortisasi yang diakui selama periode ; selisih kurs neto yang timbul dari penjabaran laporan keuangan ke mata uang penyajian , dan penjabaran operasi luar negeri ke mata uang penyajian yang digunakan entitas ; dan perubahaan lain pada jumlah tercatat aset tersebut selama periode . PENGUNGKAPAN Entitas mengungkapkan hal berikut untuk setiap kelas aset takberwujud , dipisahkan antara aset takberwujud yang dihasilkan secara internal dan aset takberwujud lain umur manfaat tidak terbatas atau terbatas dan, jika umur manfaat terbatas , umurmanfaat atau tarif amortisasi yang digunakan ; metode amortisasi yang digunakan untuk aset takberwujud dengan umur manfaatterbatas ; jumlah tercatat bruto dan akumulasi amortisasi ( secara gabungan dengan akumulasirugi penurunan nilai ) pada awal dan akhir periode ; pos dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain yang mana amortisasiaset takberwujud termasuk di dalamnya ;

Jika aset takberwujud dicatat pada jumlah revaluasian , maka entitasmengungkapkan hal-hal berikut : berdasarkan kelas aset takberwujud :( i ) tanggal efektif revaluasi ;(ii) jumlah tercatat aset takberwujud yang direvaluasi ; dan(iii) jumlah tercatat yang akan diakui jika aset takberwujud diukur dengan model biaya setelah pengakuan awal ; dan jumlah surplus revaluasi aset takberwujud pada awal dan akhir periode , mengindikasikan perubahan selama periode dan pembatasan apa pun dalam pendistribusian saldo (surplus) kepada pemegangng saham . Entitas mengungkapkan nilai gabungan dari pengeluaran penelitian danpengembangan yang diakui sebagai beban selama periode . PENGUNGKAPAN E ntitas juga mengungkapkan : untuk aset takberwujud yang dinilai dengan umur manfaat tidak terbatas , jumlah tercatat aset dan alasan yang mendukung penilaian umur manfaat tidak terbatas tersebut . Dalam memberikan alasan , entitas mendeskripsikan faktor signifikan dalam menentukan aset yang memiliki umur manfaat tidak terbatas . deskripsi , jumlah tercatat , dan sisa periode amortisasi dari setiap aset takberwujud yang material terhadap laporan keuangan entitas . untuk aset takberwujud yang diperoleh melalui hibah pemerintah dan awalnya diakui pada nilai wajar : ( i ) nilai wajar pada pengakuan awal atas aset tersebut ;(ii) jumlah tercatatnya ; dan(iii) setelah pengakuan awal aset tersebut diukur dengan model biaya atau model revaluasi . keberadaan dan jumlah tercatat aset takberwujud yang kepemilikannya dibatasi dan jumlah tercatat aset takberwujud yang menjadi jaminan untuk liabilitas nilai komitmen kontraktual untuk akuisisi aset takberwujud .

PSAK 48 - PENURUNAN NILAI PSAK 236

TUJUAN DAN RUANG LINGKUP Tujuan PSAK 48: menetapkan prosedur agar aset dicatat tidak melebihi jumlah terpulihkannya (melalui penggunaan/penjualan aset) Jumlah tercatat aset > jumlah terpulihkan PSAK 48 diterapkan ke semua aset kecuali: Persediaan Aset yang timbul dari kontrak konstruksi (PSAK 72 ) Aset pajak tangguhan (PSAK 46) Aset yang timbul dari imbalan kerja (PSAK 24) Aset keuangan yang termasuk dalam ruang lingkup PSAK 71 Properti investasi yang diukur pada nilai wajar (PSAK 13 ); Biaya akuisisi tangguhan, dan aset tidak berwujud, yang timbul dari hak kontraktual penanggung berdasarkan kontrak asuransi yang termasuk dalam ruang lingkup PSAK 62 : Kontrak Asuransi; dan Aset tidak lancar (atau kelompok lepasan) yang diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual sesuai dengan PSAK 58 berlaku untuk aset keuang an yang dikelompokan sebagi investasi dalam: entitas ana k (PSAK 65 ) entitas asosiasi dan Ventura bersama (PSAK 66 ) entitas sosial (PSAK 15) Berlaku juga untuk aset yang dicatat pada jumlah revaluasian ISTILAH LAIN YANG DIGUNAKAN Aset Korporat adalah aset selain goodwill yang berkontribusi terhadap arus kas masa depan baik dari unit penghasil kas yang sedang ditelaah maupun unit penghasil kas lain Jumlah tercatat =carrying amount Jumlah terpulihkan suatu aset atau unit penghasil kas adalah jumlah yang lebih tinggi antara nilai wajarnya dikurangi biaya pelepasan dengan nilai pakainya Jumlah terdepresiasi = biaya perolehan (jumlah pengganti lain) - nilai residu nilai pakai = nilai sekarang dari jumlah yg diterima di masa depan nilai wajar : (harga yang diterima untuk menjual aset, uang yg harus dibayarkan untuk mengalihkan kewajiban) rugi penurunan nilai selisih lebih jumlah tercatat aset/UPK atas jumlah terpulihkannya Unit Penghasil Kas: kelompok aset terkecil yg menghasilkan arus kas masuk Penurunan nilai dari aset terjadi jika: Nilai tercatat aset > jumlah terpulihkan Reviu dilakukan secara periodik ( test of impairment) Jika terdapat indikasi, perusahaan harus menaksir recoverable amount dari aset tersebut Bila ada indikasi penurunan nilai setelah dilakukan pengujian: perusahaan akan mengakui adanya rugi penurunan nilai ( Impairment Loss ) Impairment Loss : Nilai tercatat aset - jumlah terpulihkan

Identifikasi Aset Penurunan Nilai Akhir Periode, entitas menilai apakah terdapat indikasi suatu aset mengalami penurunan nilai Jika terdapat indikasi, entitas mengestimasi nilai terpulihkan aset Apabila tidak terdapat indikasi, entitas tetap perlu melakukan pengujian penurunan nilai untuk aset berikut: intangible aset masa manfaat tak terbatas aset tidak berwujud yg belum digunakan goodwill yg diperoleh dalam kombinasi bisnis Informasi minimum yang dipertimbangkan: Sumber-sumber eksternal perubahan signifikan nilai pasar perubahan signifikan teknologi, pasar, ekonomi dan lingkup hukum perubahan suku bunga jumlah tercatat aset neto entitas melebihi kapitalisasi pasarnya Sumber-sumber internal bukti keusangan atau kerusakan fisik aset perubahan signifikan atas penggunaan, penghentian, dan masa manfaat aset bukti internal bahwa kinerja ekonomi aset lebih buruk dari yang diharapkan Pengukuran Jumlah Terpulihkan Nilai Wajar Dikurangi Biaya Penjualan Nilai wajar dikurangi biaya penjualan adalah jumlah yang dapat dihasilkan dari penjualan dikurangi biaya pelepasan aset harga dalam suatu perjanjian penjualan yang mengikat yang dibuat dalam suatu transaksi antara pihak-pihak yang independen , Apabila tidak terdapat perjanjian penjualan yang mengikat namun aset diperdagangkan di pasar aktif Apabila tidak terdapat perjanjian penjualan yang mengikat dan tidak ada pasar aktif untuk aset :Berdasarkan pada informasi terbaik yang ada untuk menggambarkan jumlah yang dapat diperoleh entitas, pada akhir periode pelaporan, Nilai pakai adalah nilai sekarang dari taksiran arus kas yang diharapkan akan diterima/UPK Hal-hal yang menjadi pertimbangan estimasi arus kas masa depan kemungkinan variasi dari jumlah/waktu arus kas masa depan nilai waktu uang (berdasarkan suku bunga pasar bebas risiko) harga atas ketidakpastian faktor-faktor lain, contoh: likuiditas Estimasi nilai pakai aset seperti langkah berikut estimasi arus kas masuk dan ke luar masa depan menerapkan tingkat diskonto yang tepat (Jumlah yang lebih tinggi antara Nilai Wajar dikurangi biaya penjualan dan Nilai Pakai)

Pengukuran Jumlah Terpulihkan Hambatan proyeksi arus kas: asumsi yang masuk akal dan didukung oleh fakta/ teori. Didasarkan pada anggaran keuangan yang terbaru dan telah disahkan oleh manajemen. Tidak memasukkan komponen arus kas masa depan yang berasal dari restrukturisasi. Pendasaran kepada anggaran hanya meliputi periode 5 tahun , kecuali jika periode yang lebih lama dapat dijustifikasi. Periode setelah anggaran hanya dapat menggunakan tingkat yang tetap atau menurun , kecuali jika tingkat yang naik dapat dijustifikasi. Tingkat pertumbuhan yang digunakan dalam proyeksi ekstrapolasi tidak dapat melebihi rata-rata jangka panjang pertumbuhan untuk produk, industri, atau negara tempat entitas beroperasi atau pasar dimana aset tersebut digunakan, kecuali jika tingkat yang lebih tinggi dapat dijustifikasi. Komposisi Estimasi Arus Kas Masa Depan: proyeksi arus kas masuk dari penggunaan aset proyeksi arus kas keluar yang diperlukan untuk menghasilkan arus kas masuk dari penggunaan aset (termasuk arus kas keluar untuk menyiapkan aset agar dapat digunakan) dan dapat dikaitkan secara langsung, atau dialokasikan dengan dasar yang layak dan konsisten, pada aset Arus kas neto, jika ada, yang akan diterima (atau dibayarkan) untuk pelepasan aset pada akhir masa manfaatnya Arus Kas Masa Depan Valuta Asing diestimasi dalam satuan mata uang ketika akan dihasilkan, setelah itu didiskontokan kurs spot pada tanggal perhitungan nilai dipakai Tingkat Diskonto Ditetapkan atas dasar Tingkat diskonto sebelum pjak mencerminkan penilaian pasar saat ini dari: Nilai waktu uang Risiko spesifik atas aset – estimasi arus kas masa depan belum disesuaikan

Pengakuan dan Pengukuran Rugi Penurunan Nilai Aset individual selain Goodwill: <=> Jumlah terpulihkan aset < jumlah tercatatnya Aset diturunkan menjadi sebesar jumlah terpulihkan. Penurunan tersebut adalah rugi penurunan nilai Rugi penurunan nilai diakui pada laporan laba rugi , kecuali aset disajikan dengan model revaluasi, maka diperlakukan sebagai penurunan revaluasi Apabila estimasi rugi penurunan nilai > nilai tercatat , diakui sebagai liabilitas <=> disyaratkan dengan pernyataan lain Setelah rugi penurunan nilai diakui maka depresiasi (amortisasi) aset disesuaikan di periode masa depan Unit Penghasil Kas (UPK) dan Goodwill Jika tidak memungkinkan mengestimasi aset individual, maka ditentukannya melalui UPK Jumlah terpulihkan UPK adalah jumlah yg lebih tingggi antara nilai wajar UPK dikurangi biaya pelepasan dan nilai pakainya Jumlah tercatat UPK ditentukan dengan dasar yang konsisten (menentukan jumlah terpulihkan dari UPK) Rugi Penurunan Nilai diakui untuk UP <=> jumlah terpulihkan dari unit tersebut (kelompok dari unit) < jumlah tercatatnya Rugi Penurunan Nilai dialokasikan untuk mengurangi jumlah tercatat aset dari unit tersebut (kelompok dari unit) dengan urutan sbb: pertama, untuk mengurangi jumlah tercatat atas setiap goodwill yang dialokasikan ke unit penghasil kas tersebut (kelompok dari unit); dan selanjutnya, ke aset lain dari unit tersebut (kelompok dari unit) dibagi pro rata atas dasar jumlah tercatat setiap aset di dalam unit tersebut (kelompok dari unit). Dalam mengalokasikan rugi penurunan nilai, entitas tidak harus mengurangi jumlah tercatat aset dengan jumlah yang tertinggi dari: nilai wajarnya dikurangi biaya untuk menjual (jika ditentukan); ilai pakainya (jika dapat ditentukan); dan nol. Jumlah rugi penurunan nilai yang semestinya dialokasikan ke aset => harus dialokasikan pro rata ke aset lain dari unit (kelompok dari unit).

Pembalikan Rugi Penurunan Nilai Rugi penurunan nilai yang telah diakui dalam periode-periode sebelumnya untuk aset selain goodwill harus dibalik jika, dan hanya jika, terdapat perubahan estimasi yang digunakan untuk menentukan jumlah terpulihkan atas aset tersebut sejak rugi penurunan nilai terakhir diakui. jika kasusnya seperti ini, jumlah tercatat aset, (ada pengecualian) dinaikkan ke jumlah terpulihkannya. Kenaikan ini merupakan suatu pembalikan rugi penurunan nilai Aset Individu Jumlah tercatat aset yang meningkat (selain goodwill), yang disebabkan pembalikan rugi penurunan nilai, tidak boleh melebihi jumlah tercatat (neto setelah amortisasi atau depresiasi) seandainya aset tidak mengalami rugi penurunan nilai di tahun-tahun sebelumnya. Pembalikan rugi penurunan nilai untuk aset (selain goodwill) diakui segera dalam laba rugi, kecuali aset disajikan pada jumlah direvaluasi sesuai dengan Pernyataa lain (contohnya, model revaluasi di PSAK 16). Setiap pemulihan rugi penurunan nilai aset revaluasian harus diperlakukan sebagai kenaikan penilaian kembali sesuai dengan PSAK terkait. UPK Dialokasikan kepada aset-aset dari unit (kecuali untuk goodwill) pro rata dengan jumlah tercatat dari asetnya. Diperlakukan sebagai pembalikan rugi penurunan nilai untuk aset individual dan diakui sesuai dengan PSAK ini.  Alokasi pembalikan rugi penurunan nilai  jumlah tercatat aset tidak boleh dinaikkan diatas nilai yang terendah dari: jumlah terpulihkan (jika ditentukan); dan jumlah tercatat yang telah ditentukan (amortisasi atau depresiasi neto) seandainya tidak ada rugi penurunan nilai yang telah diakui untuk aset tersebut dalam periode sebelumnya. Jumlah pemulihan rugi penurunan nilai yang sebaliknya telah dialokasikan untuk aset tersebut harus dialokasikan pro rata ke aset lain dari unit itu, kecuali untuk goodwill.

Pengungkapan Untuk setiap kelas aset, entitas mengungkapkan hal berikut: Jumlah rugi penurunan nilai yang diakui dalam laba rugi dan penghasilan komprehensif lainnya yang mencakup rugi penurunan nilai Jumlah pembalikan rugi penurunan nilai dan penghasilan komprehensif lainnya yang mencakup pembalikan rugi penurunan nilai Jumlah rugi penurunan nilai atas aset revaluasian yang diakui dalam penghasilan komprehensif lain selama periode Jumlah pembalikan rugi penurunan nilai atas aset revaluasian yang diakui dalam penghasilan komprehensif lain selama periode Pengungkapan tambahan utama yang ekstensif dianjurkan Pengungkapan tambahan utama termasuk: setiap UPK (atau kelompok UPK) yang memiliki nilai tercatat goodwill atau aset tidak berwujud dengan masa manfaat tidak terbatas termasuk: Asumsi utama dan pendekatan manajemen yang digunakan untuk mengukur nilai terpulihkan Periode dimana manajemen telah memproyeksikan arus kas, tingkat pertumbuhan, tingkat diskonto jumlah terpulihkan aset (unit penghasil kas) dan apakah jumlah terpulihkan aset (unit penghasil kas) adalah nilai wajarnya dikurangi biaya pelepasan atau nilai pakainya. jika jumlah terpulihkan merupakan nilai wajar dikurangi biaya pelepasan, maka entitas mengungkapkan informasi: Tingkat hirarki sesuai PSAK 68 Deskripsi teknik penilaian (level 2 dan 3) Asumsi utama (level 2 dan 3) Jika jumlah terpulihkan merupakan nilai wajar dikurangi biaya pelepasan: diungkapkan penjelasan pendekatan manajemen: level hirarki dan alasan perubahan teknik penilaian

ISAK 14 Aset Takberwujud - Biaya Situs Web

PENDAHULUAN PSAK 1: Penyajian Laporan Keuangan . PSAK 14: Persediaan PSAK 16: Aset Tetap PSAK 19: Aset Takberwujud PSAK 22: Kombinasi Bisnis PSAK 48: Penurunan Nilai Aset PSAK 72: Pendapatan dari Kontrak dengan Pelanggan PSAK 73: Sewa Tahapan dari pengembangan situs web dapat digambarkan sebagai berikut : Perencanaan - termasuk melakukan studi kelayakan , menentukan tujuan dan spesifikasi,mengevaluasi alternatif , dan memilih preferensi . Pengembangan Aplikasi dan Infrastruktur - termasuk perolehan nama domain, pembeliandan pengembangan perangkat keras dan sistem operasi , instalasi aplikasi yang telahdikembangkan , dan pengujian stabilitas sistem (stress testing). Pengembangan Desain Grafis - termasuk perancangan tampilan halaman web. Pengembangan Konten - termasuk pembuatan , pembelian , persiapan , dan pengunggahaninformasi (uploading information), baik secara tekstual maupun grafis , dalam situs websebelum penyelesaian pengembangan situs web. Informasi ini dapat juga disimpandalam database terpisah yang diintegrasikan ke dalam ( atau diakses dari ) situs web ataudikodekan secara langsung ke halaman web. Ketika pengembangan situs web telah selesai , tahapan operasi segera dimulai . Selamatahapan ini , entitas mempertahankan dan meningkatkan aplikasi , infrastruktur , desain grafis,dan konten dari situs web. Referensi Entitas dapat melakukan pengeluaran internal atas pengembangan dan pengoperasian situs web miliknya untuk akses internal maupun eksternal . Situs web yang dirancang untuk akses eksternal dapat digunakan untuk berbagai keperluan seperti untuk mempromosikan dan mengiklankan produk dan jasa , menyediakan layanan elektronik , dan menjual produk dan jasa . Situs web yang dirancang untuk akses internal dapat digunakan untuk menyimpan kebijakan dan rincian pelanggan serta mencari informasi yang relevan . Permasalahan

Perlakuan Situs Web Permasalahan yang timbul dalam akuntansi untuk pengeluaran internal ataspengembangan dan operasi situs web yang dimiliki entitas untuk akses internal maupuneksternal , adalah : apakah situs web adalah aset takberwujud yang dikembangkan secara internal sesuaidengan persyaratan dalam PSAK 19: Aset Takberwujud ; dan bagaimana perlakuan akuntansi yang sesuai atas pengeluaran tersebut . P engeluaran seperti pembelian , pengembangan , dan pengoperasian diperlakukan sesuai PSAK 16: Aset Tetap . PSAK 19: Aset Takberwujud tidak berlaku untuk aset takberwujud yang dikuasai untuk dijual dalam kegiatan usaha normal atau sewa aset takberwujud (PSAK 73: Sewa ) Situs web yang muncul dari pengemangan dan digunakan untuk akses interna maupun eksternal dianggap sebagai as s et takberwujud (PSAK 19)

isak 31 interpretasi atas Ruang Lingkup PSAK 13: Properti Investasi

isak 31: interpretasi atas Ruang Lingkup PSAK 13 - Properti Investasi ISAK 31 merupakan Interpretasi Atas Ruang Lingkup PSAK 13: Properti Investasi , terutama mengenai karakteristik fisik suatu bangunan yang digunakan untuk menghasilkan rental atau kenaikan nilai . Mengatur penyajian dan pengungkapan yang terkait , terutama terkait dengan bagaimana kontrak pembangunan dan pengadaan barang jangka waktu lama harus dicatat dan dilaporkan . Tujuan : Memberikan panduan mengenai karakteristik fisik bangunan yang memenuhi syarat sebagai properti investasi . Misalnya harus memiliki karakteristik fisik tertentu yang umumnya diasosiasikan dengan bangunan , seperti adanya dinding , lantai , dan atap. Pengkajian Kembali: Aset yang ada sebelum penerapan ISAK 31 harus dikaji kembali untuk menentukan apakah memenuhi kriteria sebagai bangunan sesuai dengan definisi dalam PSAK 13. Penentuan Pendapatan : Pendapatan dari kontrak jangka panjang diakui sesuai dengan kemajuan pekerjaan , menggunakan metode persentase penyelesaian . Metode ini mengharuskan estimasi biaya dan pendapatan dari proyek yang sedang dikerjakan . Pengungkapan : Kebijakan akuntansi yang digunakan untuk kontrak jangka panjang . Estimasi biaya dan pendapatan terkait dengan kontrak . Kemajuan proyek dan pengaruhnya terhadap laporan keuangan . Kriteria untuk pengakuan dan pengukuran properti investasi dibahas untuk memastikan konsistensi dalam penerapan PSAK 13 dan menjawab keraguan terkait aset yang tidak memiliki karakteristik fisik suatu bangunan .

IAS 40 yang awalnya diterbitkan oleh International Accounting Standards Committee ( saat ini menjadi IASB) didasarkan pada pemahaman bahwa terdapat kebutuhan standar akuntansi tersendiri untuk aset properti investasi . IASC memutuskan bahwa : karakteristik properti investasi berbeda dengan karakteristik properti yang digunakan oleh pemilik ( dicatat sebagai aset tetap sesuai IAS 16 Property, Plant and Equipment – PSAK 16: Aset Tetap ) properti investasi menghasilkan arus kas secara independen dari aset lain yang dimiliki entitas informasi mengenai nilai wajar properti investasi dan perubahan dalam nilai wajar tersebut sangat relevan bagi pengguna laporan keuangan . DSAK IAI telah mempertimbangkan tanggapan yang disampaikan oleh publik , khususnya yang terkait dengan kriteria karakteristik fisik aset dalam menginterpretasikan ruang lingkup PSAK 13. Rerangka pengaturan yang ada saat ini dalam IAS 40 adalah gabungan antara ; jenis aset tertentu yaitu tanah atau bangunan atau bagian dari suatu bangunan atau kedua-duanya dan model bisnis tertentu yaitu penggunaan aset tertentu untuk menghasilkan rental atau untuk kenaikan nilai atau keduanya .

Contoh entitas isak 31 Kontrak Konstruksi :  Perusahaan konstruksi menandatangani kontrak untuk membangun jembatan . Pendapatan diakui setiap bulan berdasarkan persentase penyelesaian dari jembatan yang telah dibangun . Pengadaan Peralatan :  Perusahaan pengadaan teknologi bekerja berdasarkan kontrak untuk menyediakan peralatan selama 2 tahun . Pendapatan diakui secara proporsional berdasarkan penyelesaian setiap tahap pengadaan . Proyek Infrastruktur :   Pemerintah melakukan kontrak dengan perusahaan untuk membangun jalan raya . Perusahaan akan mengakui pendapatan setiap kali bagian dari jalan selesai dibangun , dengan mempertimbangkan estimasi total biaya yang terlibat . Dewan Standar Akuntansi Keuangan IAI. 2021. Standar Akuntansi Keuangan (SAK) No. 31: Properti Investasi . Jakarta: Ikatan Akuntan Indonesia. Dewan Standar Akuntansi Keuangan IAI. 2015. Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) No. 31 Interpretasi atas Ruang Lingkup PSAK 13: Properti Investasi . Jakarta: Ikatan Akuntan Indonesia. Daftar pustaka

ISAK 36 INTERPRETASI ATAS INTERAKSI ANTARA KETENTUAN MENGENAI HAK ATAS TANAH DALAM PSAK 16: ASET TETAP DAN PSAK 73: SEWA

Interpretasi ini diterapkan untuk akuntansi atas hak atas tanah Perlakuan akuntansi atas suatu hak atas tanah mencerminkan substansi bukan pada bentuk legalnya Dicatat sebagai Aset Tetap dan Mengikuti PSAK 16 apabila: Memberikan hak secara substansi menyerupai pembelian aset tetap, meskipun hak kepemilikan legal tidak beralih. Entitas memperoleh pengalihan pengendalian atas tanah tersebut dan bisa memperoleh sisa manfaat dari tanah Terdapat pengalihan risiko dan manfaat signifikan terhadap hak atas tanah tersebut, contoh dapat dijual hak atas tanah dan dijadikan kolateral Tidak didepresiasikan Dicatat sebagai Sewa dan Mengikuti PSAK 73 apabila: Hanya memberikan hak untuk menggunakan aset pendasar tersebut selama jangka waktu tertentu, sehingga tidak ada pengalihan pengendalian Misalnya: dalam suatu skema hak atas tanag, dimana entitas memiliki kewajiban kontraktual untuk dan tidak memiliki alternatif lain selain mengembalikan hak atas tanah tersebut ke pemilik primer

Daftar pustaka Dewan Standar Akuntansi Keuangan IAI. 2021. Standar Akuntansi Keuangan (SAK) No. 31: Properti Investasi . Jakarta: Ikatan Akuntan Indonesia. Dewan Standar Akuntansi Keuangan IAI. 2015. Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) No. 31 Interpretasi atas Ruang Lingkup PSAK 13: Properti Investasi . Jakarta: Ikatan Akuntan Indonesia. Dewan Standar Akuntansi Keuangan IAI. 2024 . P SAK No. 238 : Properti Investasi . Jakarta: Ikatan Akuntan Indonesia. Dewan Standar Akuntansi Keuangan IAI. 20 22 . Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) No. 14: Aset Takberwujud - Biaya Situs Web . Jakarta: Ikatan Akuntan Indonesia.

KASUS 1

ABC Limited was granted land to build an electricity plant, which is carried in the statement of financial position as December 31, 2023 at $5.5 billion. As the end of 2023, the remaining useful life of the plant is 10 years. However, the government has required ABC to remove the plant if it ceases operation or returns the land together with the electricity plant as a whole to the government. The estimated removal cost of the plant is around $300 million. At the end of 2023, due to the demand for electricity dropping a lot in the region, ABC forecasts that the net cash inflows in the next five years should be revised to $600 million per year. After five years, the plant should still have a value of $2 billion. A similar plant was disposed of last month in another place with net proceeds of $4 billion. The pre-tax discount rate of ABC is around 5%. Required: Justify and calculate whether any impairment loss should be recognised by ABC on the electricity plant in 2023 What is amount of depreciation expense for 2024 ? What is the balance of electricity plant as per balance sheet date 31 December 2024

KASUS 1 Perbandingan nilai tercatat dengan jumlah terpulihkan Nilai Aset Tercatat = 5.500.000.000 + PV 300.000.000= 5.735.057.850 Nilai Pakai = PV (5,5%) 600.000.000+ 2.000.000.000= 4.597.686.002 Nilai Wajar = 4.000.000.000 Sesuai dengan PSAK 48, Jumlah terpulihkan menggunakan Nilai Pakai (Nilai Pakai > Nilai Wajar) sedangkan Nilai Aset Tercatat > Jumlah Terpulihkan, mengindikasikan adanya penurunan nilai Depresiasi Tahun 2024 = (4.597.686.002 – 2.000.000.000)/5= 519.537.200 Electricity Plant 4.597.686.002 Acc Depreciation E.P ( 529.537.200) Electricity Plant Netto 4.078.148.802

KASUS 2

XYZ limited has several divisions and has conducted an impairment test for its electronic division (cash generating units). As December 31, 2024 the fair value less cost to sell of the electronic divisions is $1,900 million wits estimated value in use $2,250 million.The book value of electronics division’ assets are as follows: Required: Based on PSAK suggest journal entries for XYZ limited to record the impairment of electronic division Goodwill 300.000.000 PPE 825.000.000 Intangible assets 600.000.000 IP at fair value 450.000.000 Financial aset fair value 255.000.000 Trade Receivable 450.000.000 Total 2.880.000.000

KASUS 2 Nilai Tercatat = 2.880.000.000 Fair Value Less Cost to Sell = 1.900.000.000 Nilai Pakai = 2.250.000.000 Jumlah Terpulihkan menggunakan nilai pakai Terdapat penurunan nilai yang diindikasikan dari Nilai Tercatat > Jumlah Terpulihkan Rugi Penurunan Nilai = 2.880.000.000 – 2.250.000.000= 630.000.000 IP at Fair Value, Financial aset fair value, dan Piutang Dagang tidak termasuk ke ruang lingkup penuruan nilai Alokasi Rugi Penurunan Nilai pertama dialokasikan ke goodwill selanjutnya ke aset lainnya Goodwill = 300.000.000 PPE = (825.000.000/1.425.000.000*) x 330.000.000**= 191.052.632 Intangible Aset = (600.000.000/1.425.000.000*) x 330.000.000**= 138.947.368 *) 2.250.000.000-300.000.000-450.000.000-225.000.000-450.000.000 **) 630.000.000-300.000.000 Aset Nilai Tercatat Alokasi Impairmen Goodwill 300.000.000 300.000.000 PPE 825.000.000 191.052.632 Intangible assets 600.000.000 138.947.368 IP at fair value 450.000.000 - Financial aset fair value 255.000.000 - Trade Receivable 450.000.000 - Total 2.880.000.000 630.000.000 Jurnal Kerugian Penurunan Nilai 630.000.000 Goodwill 300.000.000 PPE 191.052.632 Intangible Assets 138.947.368

KASUS 3

KASUS 4

On 1 April 2023, ABC Group purchased a freehold property in County Andrew with an original cost of $20 million and estimated useful life of 50 years. On 31 March 2025, a revaluation was made and resulted in a carrying amount of $24 million. The accumulated depreciation of $800,000 up to 31 March 2025 was frozen. No revaluation was made in 2026 and 2027. On 31 March 2028, when the fair value of the property increased to $30 million, ABC signed a lease to rent out the property for rental purpose. ABC proposed to continue to revalue the property on a regular basis. Required: Based on PSAK discuss the proper accounting treatment and suggest journal entries for the year ended 31 March 2028. Explain how ABC present and measure the property in its Statement of Financial Position as per March 31, 2028 In May 2028, after ABC Group had leased out its property for rental purpose, the property got some serious damage and a revaluation has been scheduled to determine the amount of damages. The directors proposed to claim the compensation from the counterpart and, simultaneously, consider disposing of the property. Based on PSAK, discuss the treatment of compensation and disposal of an investment property

KASUS 4 31/03/28 D r. Property, Plant, Equipment 6.000.000 D r. Acc Depreciation 1.500.000 C r. Surplus Revaluasi 7.500.000 D r. Investment Property 30.000.000 C r. Property, Plant, Equipment 30.000.000 Financial Position Investment Property 30.000.000 Ekuitas Surplus Revaluasi 12.300.000 Dalam PSAK 13 paragraph 72 disebutkan bahwa kompensasi dari pihak ketiga diakui dalam laba rugi ketika kompensasi tersebut menjadi piutang Berdasarkan hasil revaluasi akan diperoleh penurunan nilai akibat kerusakan tersebut , kemudian penurunan nilai tersebut akan mengurangi surplus revaluasi di ekuitas Nilai Buku Sisa Masa Manfaat (tahun) Nilai Revaluasi Depresiasi per tahun 01-04-23 20.000.000 50 400.000 31-03-25 19.600.000 48 24.000.000 500.000 31-03-28 22.500.000 45 30.000.000 500.000
Tags