Risiko Imbal Hasil di Perbankan Syariah di susun oleh kelompok 8: 1. mela yunita sari( 22421011481) 2.zol fikri
Pengantar: Perbankan Syariah & Konsep Risiko • Perbankan syariah menggunakan prinsip bagi hasil, bukan bunga. Berdasarkan akad mudharabah dan musyarakah. Risiko dalam perbankan syariah unik dan berbeda dari bank konvensional. • Salah satunya adalah risiko imbal hasil (Displaced Commercial Risk).
Definisi Risiko Imbal Hasil • Risiko saat bank harus menyesuaikan imbal hasil demi memenuhi ekspektasi nasabah. • Nasabah berharap return tinggi, tapi realisasi bisa rendah karena hasil usaha turun. • Bank terdorong memberi hasil walau kinerja investasi buruk.
Karakteristik Risiko Imbal Hasil • Tidak dijumpai dalam perbankan konvensional. • Terkait erat dengan ekspektasi versus kenyataan hasil investasi. • Menjadi tekanan tambahan bagi bank untuk menjaga loyalitas nasabah. • Dapat memicu ketidakseimbangan keuangan jika tidak dikelola baik.
Penyebab Risiko Imbal Hasil 1. Kinerja aset pembiayaan menurun. 2. Ekspektasi nasabah terlalu tinggi. 3. Perbandingan dengan suku bunga konvensional. 4. Kurangnya edukasi dan transparansi. 5. Fluktuasi ekonomi dan kondisi pasar.
Dampak Jika Tidak Dikelola • Penarikan dana secara besar-besaran (withdrawal risk). • Penurunan Dana Pihak Ketiga (DPK). Gangguan likuiditas dan reputasi. Melemahnya kepercayaan terhadap sistem syariah.
Studi Kasus Sederhana • Nasabah mengeluh karena hasil lebih rendah dari bank konvensional. • Bank mengaktifkan PER (Profit Equalization Reserve) untuk menjaga distribusi. • Dibarengi edukasi nasabah agar memahami risiko bersama.
Strategi Pengelolaan Risiko • PER (Profit Equalization Reserve): cadangan untuk menstabilkan distribusi hasil. • IRR (Investment Risk Reserve): menyerap kerugian dari hasil investasi buruk. • Diversifikasi portofolio pembiayaan. • Transparansi & komunikasi efektif kepada nasabah. • Edukasi berkelanjutan tentang prinsip syariah.
Peran Regulator dan Ketentuan Syariah • Fatwa DSN-MUI No. 15/DSN-MUI/X/2000: Hasil usaha tidak boleh dijanjikan. • OJK & BI mewajibkan manajemen risiko syariah. • Penyusunan & pelaporan cadangan risiko menjadi kewajiban. • Bank wajib melindungi prinsip keadilan dan transparansi.
Kesimpulan • Risiko imbal hasil adalah konsekuensi dari sistem bagi hasil. • Dapat dikelola dengan strategi cadangan & edukasi. • Transparansi dan akuntabilitas meningkatkan kepercayaan. • Penting untuk menjaga daya saing tanpa meninggalkan prinsip syariah.
Referensi 1. OJK (2021). Perbankan Syariah di Indonesia. 2. Bank Indonesia (2020). Stabilitas Sistem Keuangan Syariah. 3. Iqbal, Z. & Mirakhor, A. (2007). An Introduction to Islamic Finance. 4. DSN-MUI. Fatwa No. 15/DSN-MUI/X/2000. 5. Antonio, M. S. (2001). Bank Syariah: Teori dan Praktik.