RUANG KOLABORASI PRESNTASI KELOMPOK MODUL 1.1.pptx
faisalasdaniharahap
0 views
6 slides
Sep 01, 2025
Slide 1 of 6
1
2
3
4
5
6
About This Presentation
Rukol
Size: 5.3 MB
Language: none
Added: Sep 01, 2025
Slides: 6 pages
Slide Content
PENUGASAN KELOMPOK MODUL 1.1 Peserta mampu menemukenali nilai-nilai luhur kearifan budaya daerah asal yang relevan menjadi penguatan karakter murid sebagai individu sekaligus sebagai anggota masyarakat. KELOMPOK 2 MULAI TUJUAN PEMBELAJARAN Arma Yusniha, S.Pd.I Faisal asdani Harahap, S.Pd.I Nelly Safriah,S.Pd.I Safiuddin, S.Pd
RAPA’I GELENG APA KEKUATAN KONTEKS SOSIO-KULTURAL DI DAERAH ANDA YANG SEJALAN DENGAN PEMIKIRAN KHD? 01 Definisi Rapai Geleng merupakan salah satu kearifan lokal dan kesenian yang lahir serta dikembangkan di wilayah Aceh Barat Daya, tanpa diketahui siapa nama tokoh yang mengembangkannya. Tarian ini berasal dari dalail khairat yang kemudian bertransformasi menjadi rateb geleng yang terakhir menjadi dalam wujud tari Rapai Geleng. Tarian ini menggunakan lirik dalam bahasa Aceh dan dilantunkan oleh seorang Cahi atau Syahi (vokalis) yang diikuti oleh penarinya. Fungsi dari tarian ini adalah syiar agama , menanamkan nilai moral kepada masyarakat, dan juga menjelaskan tentang bagaimana hidup dalam masyarakat sosial. Syair yang dibawakan adalah sosialisasi kepada masyarakat tentang bagaimana hidup bermasyarakat, beragama dan solidaritas yang dijunjung tinggi. Saat ini Rapai geleng bukan hanya berkembang di Aceh Barat Daya saja namun sudah sampai ke manca Negara
Latar belakang pemilihan Rapa’i Geleng sebagai kekuatan konteks sosio-kultural karna Rapa'i Geleng pertama kali dikembangkan saat itu sebagai tarian yang dibawakan pada saat mengisi kekosongan waktu santri yang jenuh usai belajar. Lalu, tarian ini dijadikan sarana dakwah karena dapat membuat daya tarik penonton yang sangat banyak. Dewasa ini Rapai Geleng tidak hanya diminati kaum remaja saja akan tetapi dari SD sampai ketingkat perguruan tinggi, hal itu dapat kita lihat dari semua sekolah yang melaksanakan ektrakurikulernya salah satunya adalah Rapa’i Geleng. 02 Latar Belakang
BAGAIMANA PEMIKIRAN KHD DAPAT DIKONTEKSTUALKAN SESUAIKAN DENGAN NILAI-NILAI LUHUR KEARIFAN BUDAYA DAERAH ASAL YANG RELEVAN MENJADI PENGUATAN KARAKTER MURID SEBAGAI INDIVIDU SEKALIGUS SEBAGAI ANGGOTA MASYARAKAT PADA KONTEKS LOKAL SOSIAL BUDAYA DI DAERAH ANDA Salah satu pemikiran KHD adalah Tripusat Pendidikan yang berarti memberdayakan sinergitas lingkungan keluarga, masyarakat, dan sekolah dalam membentuk karakter peserta didik yang baik. Konsep ini dapat dikontekstualkan dengan nilai-nilai luhur kearifan budaya daerah asal yang relevan, seperti gotong royong, kebersamaan, Peduli Cipta, Rasa, Karya, Kreatif, Kearifan Lokal dan saling membantu dalam membentuk karakter peserta didik yang baik.
SEPAKATI SATU KEKUATAN PEMIKIRAN KHD YANG MENEBALKAN LAKU MURID DI KELAS ATAU SEKOLAH ANDA SESUAI DENGAN KONTEKS LOKAL SOSIAL BUDAYA DI DAERAH ANDA YANG DAPAT DITERAPKAN. Salah satu kekuatan Pemikiran KHD yang sesuai dengan konteks lokal sosial budaya di daerah adalah Godong Royong. Gotong royong merupakan salah satu nilai luhur budaya yang kuat di daerah Gotong ronyong merupakan elemen terpenting yang harus di miliki oleh setiap murid baik disekolah maupun di lingkungan masyarakat. Nilai ini sejalan dengan pemikiran KHD tentang pentingnya sinergi dan kerjasama antara keluarga, masyarakat , dan sekolah dalam membentuk karakter peserta didik yang baik.
TERIMA KASIH SEKIAN Semoga presentasi kami dapat memberikan manfaat dan kontribusi positif bagi kita semua SELESAI