S2 PJJ 2025_UTS Manajemen Risiko_Kelompok 1.pptx

MAFernandoNapitupulu1 0 views 47 slides Oct 13, 2025
Slide 1
Slide 1 of 47
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14
Slide 15
15
Slide 16
16
Slide 17
17
Slide 18
18
Slide 19
19
Slide 20
20
Slide 21
21
Slide 22
22
Slide 23
23
Slide 24
24
Slide 25
25
Slide 26
26
Slide 27
27
Slide 28
28
Slide 29
29
Slide 30
30
Slide 31
31
Slide 32
32
Slide 33
33
Slide 34
34
Slide 35
35
Slide 36
36
Slide 37
37
Slide 38
38
Slide 39
39
Slide 40
40
Slide 41
41
Slide 42
42
Slide 43
43
Slide 44
44
Slide 45
45
Slide 46
46
Slide 47
47

About This Presentation

oke


Slide Content

Manajemen Resiko di PT PLN Pada Kegiatan Penggantian Pin Isolator di SUTM ANDRI DANIEL SIMAMORA ( 2506574513 ) ARIEF FIRMANSYAH ( 2506574545 ) AURHEL DHAFAREZ ( 2506574564 ) M.A. FERNANDO NAPITUPULU ( 2506574822 ) MICHAEL ALVAREZ PARANGIN-ANGIN ( 2506574860 ) PEBI MUHAMMAD RIZKI ( 2506574955 )

DAFTAR ISI Pendahuluan Proses Manajemen Resiko Proses Bisnis Distribusi Listrik Analisa Resiko dan Evaluasi Risk Ranking Critical Analisis Kesimpulan

Dasar Dasar Regulasi UU No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja UU No. 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistirikan PP No. 50 tahun 2012 tentang penerapan Sistem Manajemen K3 ( SMK 3) Permenaker No 5 Tahun 2018 tentang K3 Lingkungan Kerja Permen ESDM No. 12 Tahun 2015 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Ketenagalistrikan ISO 45001:2018 Sistem Manajemen K3 ISO 31000 : 2018 Risk Management Principles and Guidelines Keputusan Direksi Terkait Implementasi SMK3L

Definisi Resiko adalah “efek ketidakpastian terhadap tujuan”. Ini mencakup ketidakpastian tentang hasil yang dapat mempengaruhi pencapaian tujuan organisasi. ISO 31000 memberikan panduan untuk manajemen resiko secara umum dan tidak terbatas pada konteks kesehatan dan keselamatan kerja. ISO 31000 : 2018 Bahaya dianggap sebagai salah satu sumber resiko. Bahaya dapat berupa aktivitas, situasi atau kondisi yang memiliki potensi untuk menimbulkan efek negati terhadap pencapaian tujuan organisasi. ISO 31000 :2018

ISO 31000 : 2018 ISO 31000 : 2018 MANAJEMEN RESIKO Memberikan Panduan tentang bagaimana organisasi dapat mengelola resiko secara efektif Prinsip, Kerangka Kerja (Frame Work) dan Proses

Proses Manajemen Resiko “Proses terkordinasi untuk mengidentifikasi, mengevaluasi, dan mengendalikan resiko yang mempengaruhi tujuan organisasi.” Sistem ini diintegrasikan ke dalam aspek kegiatan dan proses organisasi, guna meningkatkan ketahanan dan efisiensi serta mencapai hasil yang lebih baik - ISO 31000 : 2018

I dentifikasi Resiko Tujuan : Mengenali Resiko yang dapat mempengaruhi tujuan. Ruang Lingkup : Sumber Resiko, Peristiwa, Aset, dan Situasi Metode : Brain Storming, Analisis SWOT, Survei Analisa Resiko Penilaian : Menilai kemungkinan dan dampak Metode : Kualitatif ( Skala Resiko ) dan Kuantitatif ( Data Statistik ) Alat : Matriks Resiko, Analisis, Akar Penyebab

Evaluasi Resiko Tujuan : Menentukan Prioritas dan memutuskan tindakan. Kriteria : Membandingkan tingkat resiko dengan kriteria organisasi. As Low As Reasonably Practicable ( ALARP ) Pengendalian Resiko Strategi : Menghindari Resiko Mengurangi Resiko Membagi Resiko Menerima Resiko Hirarki Pengendalian : Terapkan pengendalian yang paling Efektif.

Matriks Penilaian Resiko Hirarki Pengendalian Resiko

PROSES BISNIS PLN

Pembangkitan Lisrik Mengubah energi primer (batubara, gas, diesel, air, panas bumi, surya, biomassa) menjadi energi listrik . PLTU – Pembangkit Listrik Tenaga Uap (batubara PLTG – Pembangkit Listrik Tenaga Gas PLTD – Pembangkit Listrik Tenaga Diesel PLTA/PLTMH – Pembangkit Listrik Tenaga Air / Mini Hydro PLTS/PLTBM – Tenaga Surya & Biomassa Tegangan listrik yang dihasilkan umumnya 11–20 kV di terminal pembangkit

Sistem Transmisi Dari pembangkit listrik, listrik dinaikkan tegangannya dengan trafo step-up agar bisa ditransmisikan jarak jauh dengan kehilangan daya yang kecil SUTET ( Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi) 500 kV SUTT 275 kV dan 150 kV Ada juga jalur 70 kV Tujuan: membawa listrik jarak jauh dari pusat pembangkit menuju wilayah konsumsi secara efisien.

Gardu Induk Berlokasi di wilayah yang dekat dengan pelanggan terdapat Gardu Induk (GI) . Listrik diturunkan tegangannya dengan trafo step-down : Dari 150/275/500 kV menjadi 20 kV untuk jaringan distribusi. Dalam gambar, gardu ini digambarkan sebelum jaringan distribusi.

Jaringan Distribusi Tegangan menengah 20 kV disalurkan melalui: - SUTM (Saluran Udara Tegangan Menengah) atau kabel bawah tanah. - Tegangan kemudian diturunkan lagi di gardu distribusi kecil menjadi 220/380 V . Tahap ini menghubungkan listrik ke kawasan permukiman, bisnis, industri

Konsumen (End-User) Listrik masuk ke pelanggan rumah tangga/industri melalui: SUTR (Saluran Udara Tegangan Rendah) kWh meter pelanggan untuk mencatat pemakaian. Digambarkan di paling kanan dengan ikon rumah berwarna merah dan pelanggan.

Referensi : Peraturan Direksi No:0071.P/DIR/2021 PEDOMAN UMUM MANAJEMEN RISIKO TERINTEGRASI RISK MATRIX

RISK MATRIX

Daftar Pekerjaan Bidang Distribusi berdasarkan Risiko

STUDI KASUS PENGGATIAN ISOLATOR PADA JTM KEGIATAN PADA PEKERJAAN PENGGANTIAN PIN Permohonan pemadaman (apabila diperlukan) Pengecekan Tegangan Menggunakan Volt Detector Pemasangan short 3 phasa dengan kabel AAAC dan stick 20 kV Memasang tangga dan mengikat tangga Memasang tangga dan mengikat tangga Memasang grounding set Melepas/memasang konduktor TM dari isolator

STUDI KASUS PENGGATIAN ISOLATOR PADA JTM Membongkar isolator yang akan diganti dengan kunci ring dan kunci pas Menurunkan / menaikkan isolator yang akan diganti dengan tali/tambang Mengikat konduktor pada isolator dengan distribution tie Mengikat konduktor TM pada isolator dengan distribution tie Melepas grounding set Menurunkan tangga Melepas short 3 phasa dengan kabel AAAC dan stick 20 kV Penormalan tegangan

Risk Analysis (1)

Risk Analysis (2)

Risk Analysis (3)

Risk Analysis (4)

Risk Analysis (5)

Risk Analysis (6)

Risk Analysis (7)

Risk Analysis (8)

Risk Analysis (9)

Risk Analysis (9)

Risk Analysis (9)

(2)(13). Pemasangan & Pelepasan Short 3 phasa dengan kabel AAAC dan stick 20 kV 2.1 Tersengat Listrik 20 KV karena potensi adanya Arus Sisa dan Arus Balik dari Genset Pelanggan

(3)(12). Memasang / Menurunkan tangga dan mengikat tangga 3.1 Jari terjepit saat akan memasang / menurunkan tangga 3.4 Terjatuh dari ketinggian saat akan mengikat tangga

4.1 Terjatuh dari Ketinggaian Saat akan memasang Grounding Set (4) Memasang grounding set

4.1 Terjatuh dari Ketinggaian Saat akan melepas/memasang konduktor HUTM dari isolator (6) Melepas/memasang konduktor TM dari isolator

(7) Membongkar isolator yang akan diganti dengan kunci ring dan kunci pas 7.1 Terjatuh dari Ketinggaian Saat akan membongkar isolator yang akan diganti dengan kunci ring dan kunci pas

(8) Menurunkan / menaikkan isolator yang akan diganti dengan tali/tambang 8.1 Terjatuh dari Ketinggaian Saat menurunkan / menaikkan Pin isolator

RISK RANKING Tersengat Listrik Terjepit Terjatuh 1 2 3 Fatality, terjadinya sengatan Listrik 20 KV, yang diakibatkan oleh adanya arus sisa / arus bocor dan arus balik dari Beban (PC X A5) Fatality , Jatuh dari ketinggian saat mengikat tangga, memasang Grounding Set, melepas/memasang konduktor HUTM dari isolator, Saat akan membongkar isolator yang akan diganti dengan kunci ring dan kunci pas, Terjatuh dari Ketinggaian Saat menurunkan / menaikkan Pin isolator (PC X A5) Cidera serius (LTI) anggota tubuh terjepit Saat memasang dan menurunkan tangga (PB X S4)

RISK RANKING Tegangan Listrik Ketinggian Pemasangan Tangga Pemasangan Grounding Cluster

Critical Analysis NO SISTEM SAAT INI CRITICAL ANALYSIS SARAN Proses Risk Management yang dilakukan oleh Perusahaan terdiri dari tahapan Risk Identification, Risk Analysis & Evaluation, Risk Control, dan Risk Monitoring. implementasi Risk management belum dilakukan sepenuhnya masih dalam tahap Risk Identification, Risk analysis agar setiap tahapan dalam risk management dilakukan dari risk assessment sampai risk treatment dan monitoring dan review serta communication and consultation dilaksanakan setiap tahapan dalam pekerjaan

Critical Analysis NO SISTEM SAAT INI CRITICAL ANALYSIS SARAN Penerimaan risiko (batasan ALARP) telah ditetapkan oleh Perusahaan, termasuk ketentuan penerapan dispensasi jika risk level melebihi batas ALARP. perusahaan telah memberikan batasan ALARP pada risiko moderat namun batasan belum jelas. Mengingat dan menimbang kemampuan personil berbeda beda dan lokasi pekerjaan juga berbeda-beda Agar perusahaan dapat menetapkan dengan lebih spesifik batasan nilai ALARP yang spesifik dengan mempertimbangkan kondisi lokasi pekerjaan dan kemampuan petugas.

Critical Analysis NO SISTEM SAAT INI CRITICAL ANALYSIS SARAN Perusahaan telah memiliki matriks risiko yang mengatur mengenai batasan likelihood. Belum tersedia acuan yang jelas mengenai Likelihood (berdasarkan database) agar setiap tahapan dalam risk management dilaksanakan setiap tahapan dalam pekerjaan sehingga penetapan likelihood lebih tepat dan didasarkan pada data yang ada sehingga penilaian terhadap likelihood tepat.

Critical Analysis NO SISTEM SAAT INI CRITICAL ANALYSIS SARAN Perusahaan telah memiliki matriks risiko yang menilai risiko safety matriks risiko saat ini masih sebatas bahkan dominan di aspek safety agar perusahaan menambahkan matriks risiko terkait health, ergonomi, dan risiko phobia

Critical Analysis NO SISTEM SAAT INI CRITICAL ANALYSIS SARAN pengendalian risiko sudah dilakukan sesuai urutan Eliminasi – Substitusi – Engineering Control – Administrative Control – PPE. hirarki pengendalian yang dilakukan belum maksimal dalam top risk pekerjaan penggantian Pin Isolator agar perusahaan melakukan eliminasi risiko maksimal misal denhan rekayasa enginering seperti menggunakan crane saat bekerja diketinggian dilokasi yang memungkinkan.

Terimakasih

Goals for next meeting Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit Sed do eiusmod tempor incididunt ut labore Ut enim ad minim veniam, quis nostrud exercitation