Salinan Salinan Pengukuran FR PTM_Revisi.pptx

DesyPutriCahyani1 20 views 19 slides Sep 19, 2025
Slide 1
Slide 1 of 19
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14
Slide 15
15
Slide 16
16
Slide 17
17
Slide 18
18
Slide 19
19

About This Presentation

Pengukuran Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular


Slide Content

Pengukuran Faktor Risiko PTM

PENGUKURAN FAKTOR RISIKO PTM Deteksi Dini Obesitas🡪Pengukuran Tinggi Badan, Berat Badan dan Lingkar Perut Deteksi Dini Gangguan Indra (Penglihatan dan Pendengaran)🡪Tes hitung jari dan Tes berbisik

PENGUKURAN BERAT BADAN Kondisi/syarat pengukuran : - Pengukuran dilakukan dengan menggunakan timbangan injak atau digital, yang sudah dikalibrasi terlebih dahulu. Letakkan alat di lantai yang keras dan rata, posisikan angka sampai menunjukkan angka nol. Upayakan mata pengukur tegak lurus dengan skala Cara pengukuran: Klien berdiri tegak dengan memakai pakaian seminimal mungkin, tidak membawa beban atau benda apa pun, dan tanpa alas kaki. Kemudian dilakukan pembacaan hasil, mata kader yang mengukur tegak lurus dengan jarum penunjuk angka timbangan. 1. DETEKSI DINI OBESITAS

PENGUKURAN TINGGI BADAN Cara Pengukuran: Posisikan Klien berdiri tegak pada permukaan lantai yang rata tanpa memakai alas kaki. Posisikan ujung tumit kedua telapak kaki dirapatkan dan menempel di dinding dalam posisi agak terbuka di bagian jari kaki. Pada waktu mengukur, posisi tumit, pantat, punggung, dan belakang kepala menempel pada dinding, posisi kepala tegak, pandangan mata lurus ke depan, dan lengan menggantung santai. Meteran mikrotoa diturunkan hingga mengenai puncak kepala Klien. Kemudian dilakukan pembacaan hasil Kondisi / syarat pengukuran: Pengukuran dilakukan dengan alat mikrotoa atau alat ukur tinggi badan 2 meter, yang sudah dikalibrasi/ditera terlebih dahulu. Mikrotoa diletakkan di lantai yang rata dan dinding yang tegak lurus. Tarik pita meteran ke atas sampai menunjukkan angka 0, lalu rekatkan/tempelkan mikrotoa pada dinding. Hasil pengukuran dibaca pada garis merah dengan ketelitian 0,1 cm.

PENGUKURAN LINGKAR PERUT

TABEL KLASIFIKASI IMT

2. DETEKSI DINI GANGGUAN INDERA Sasaran Anak Usia 7-15 tahun Penduduk usia >15 tahun Indera Penglihatan dan Indera Pendengaran Pemeriksaan tajam penglihatan menggunakan metode hitung jari 1 2 Pemeriksaan tajam pendengaran dengan menggunakan metode berbisik Penilaian : Kata-kata yang dapat diulang > 80% = LULUS pemeriksaan, Kata-kata yang dapat diulang < 80% = TIDAK LULUS dan disarankan untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut menggunakan 19 audiometri.

LANGKAH PEMERIKSAAN “MELIHAT” LANGKAH 1 ME ngambil jarak dengan berjalan 20 langkah normal orang dewasa dari orang yang akan diperiksa. Yang perlu diperhatikan: Jalan 20 langkah = 6 meter Posisi orang yang akan diperiksa dengan pemeriksa berhadapan Langkah kaki biasa normal orang dewasa, tidak berlari atau melompat saat melangkah Pemeriksaan dilakukan pada tempat yang tidak gelap (tempat terang atau dengan pencahayaan yang bagus) Baik pemeriksa maupun yang akan diperiksa tidak boleh berada pada sorotan lampu (agar tidak kesulitan dalam melihat)

LANGKAH 2 L akukan h i tung jari mulai dari mata kanan, mata kiri ditutup dengan telapak tangan, kemudian lanjutkan pemeriksaan yang sama pada mata kiri.   Yang diperhatikan: Jari pemeriksa dan mata yang diperiksa harus sejajar, tidak boleh lebih tinggi atau lebih rendah Mata diperiksa secara bergantian dengan menutup salah satu mata yang tidak diperiksa Mata ditutup harus dengan telapak tangan (agar tidak mengintip dari sela jari tangan) dan tidak boleh menekan bola mata Jari tangan pemeriksa saat melakukan pemeriksaan hitung jari tidak boleh berurutan

Yang diperhatikan: Pemeriksaan dilakukan pada masing-masing mata Dikatakan tidak ada gangguan penglihatan jika benar dalam hitung jari 3 kali berturut-turut Jika dalam pemeriksaan 3 kali hitung jari tersebut salah maka dicurigai mempunyai gangguan penglihatan. LANGKAH 4 Jika ditemukan ada gangguan maka di rujuk ke Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP)

PEMERIKSAAN TAJAM PENDENGARAN/ TES BERBISIK Persiapan : Pastikan kondisi lingkungan sekitar tidak terlalu bising. Ruangan sunyi, jarak pemeriksaan 1 meter. Pemeriksaan : Posisi pemeriksa berada setengah meter di belakang orang yang akan diperiksa. Pada telinga yang tidak diperiksa, dilakukan masking yaitu menekan bagian tragus (bagian menonjol dari telinga bagian depan yang dekat dengan pipi) kemudian menggesek-gesek sehingga timbul bunyi. Gambar 1 Posisi Pemeriksaan Gambar 2 . Masking telinga yang tidak diperiksa

Pemeriksaan dimulai pada telinga kanan terlebih dahulu. Posisi kepala pemeriksa menjauh dari telinga yang diperiksa. Pemeriksa membisikkan kata-kata yang terdiri dari dua suku kata seperti mata, kaki, muka, susu, kaca dan meminta orang yang diperiksa untuk mengulang kembali kata-kata tersebut. 5. Kata-kata yang dibisikkan harus mengandung huruf lunak yang terdiri dari frekuensi rendah dan huruf desis yang terdiri dari frekuensi tinggi. Berikut daftar kata-kata yang digunakan untuk Tes Bisik Modifikasi. Gambar 3. Posisi kepala pemeriksa pada pemeriksaan telinga kanan Gambar 4. Pemeriksa menyebutkan kata-kata

6. Pemeriksaan diulang pada telinga kiri dengan langkah-langkah yang sama. Pemeriksaan pada telinga sebelah kiri, maka telinga kanan dilakukan masking . PENILAIAN : Bila kata-kata yang dapat diulang lebih dari 80%, maka dinyatakan lulus dari pemeriksaan. Bila kata-kata yang dapat diulang kurang dari 80%, maka dinyatakan tidak lulus dan disarankan untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut menggunakan audiometri. Segera bawa ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk diperiksa kembali pendengarannya lebih lanjut.
Tags