BAB II
PEMBAHASAN
A.Urgensi
Kalau dilihat dari aspek bahasa, kata dakwah adalah ism al-mashdar dari
da’â-yad’û-da’wan-wa da’watan (ةوعدو -اوعد-وعدي-اعد (. Asalnya adalah da’wah
(dengan huruf ‘ain), kemudian di-Indonesiakan dengan dakwah (dengan
memakai huruf k). Menurut Ibn Faris, asal makna kata da’â adalah
memalingkan sesuatu kepada diri kita melalui suara atau pembicaraan.
Ibrahim Anis memaknainya dengan menuntut kehadiran sesuatu atau
mengharapkan kebaikan. Di dalam bahasa Indonesia, kata da’â dimaknai
dengan berseru, menyeru, memohon, atau berdo’a. Sedangkan dakwah, berarti
mengajak orang kepada kebaikan (da’watun nâs ila al-khayr). Orang yang
mengajak atau berdo’a disebut dengan dâ’i.
Kata da’wah disebut sebanyak enam kali dalam al-Qur’an. Sementara
kata dâ’I sebanyak tiga kali, seperti surat al-Baqarah ayat 186; beerkaitan
dengan pernyataan Tuhan, bahwa Dia sangat dekat dengan hamba-Nya dan
akan mengabulkan permohonan orang yang berdo’a hanya kepada-Nya. Dan
al-Qamar ayat 6, yang berkaitan keadaan hari Kiamat.
Kemudian, terkait dengan tugas dakwah tersebut, di dalam al-Qur’an
Allah Swt. telah menjelaskan beberapa metode yang harus diterapkan. Hal ini
telah cukup jelas dalam surat al-Nahl ayat 125, Allah Swt. berfirman:
َّ
لَVVض ْنَمِب ُمَلْع
َ
أ َوVVُه َكَّبَر َّنِإ ُنَVVسْح
َ
أ َيِه يِتَّلاVVِب ْمُهْلِداVVَجَو ِةَنَسَحْلا ِةَظِعْوَمْلاَو ِةَمْكِحْلاِب َكِّبَر ِليِبَس ىَلِإ ُعْدا
َ
نيِدَتْهُمْلاِب ُمَلْع
َ
أ َوُهَو ِهِليِبَس ْنَع
Surat al-Nahl di atas juga menggambarkan, bahwa selain dengan cara
yang persuasif dan mendidik atau nasehat yang baik (al-maw’idzatul
hasanah) juga lewat diskusi yang elegan (mujâdalah hasanah, tukar pikiran
yang dialogis). Dengan metode yang persuasif, materi dakwah akan dapat
diharapkan lebih signifikan dibanding dengan kekerasan.
Seorang pendakwah harus terlebih dahulu berperang dengan musuh
yang bersarang dalam dirinya melalui jihad bi al-nafs sebelum berhadapan
dengan musuh lain. Untuk memeperoleh keberhasilan yang gemilang,
seorang pendakwah juga perlu mempersiapkan beberapa hal, seperti:
wawasan yang luas terutama dalam bidang agama, memahami kandungan al-
Qur’an, iman yamg kuat, sabar, optimis dan rela berkorban, baik waktu,
pikiran dan tenaga maupun harta. Tidak kalah pentingnya, yaitu semangat
yang tinggi dalam mencapai tujuan, menyiapkan diri bekerja secara terus
menerus, teratur dan berkesinambungan.
Selanjutnya, apa pentingnya berdakwah,Secara lahiriyah dapat diketahui
harus ada sekelompok orang yang terorganisir dan terkordinir untuk
mengajak orang lain kepada berbuat baik dan menegakkan kebenaran di
tengah-tengah masyarakat. Secara formal tugas mengajak lebih tepat apabila
diemban oleh para ilmuwan (Ulama). Sedangkan untuk mencegah
kemunkaran tersebut lebih signifikan apabila ditangani pihak berwenang