SASTRAKONTENPORER dalam bahasa indonesia 2.pptx

marwah909641 7 views 11 slides Sep 20, 2025
Slide 1
Slide 1 of 11
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11

About This Presentation

materi sastra konten porer


Slide Content

K elompok 2 N urhidayah 2024102026 R esdha dwi pebrianti 2024102031 I ta purnama 2024102034 N anda fitriani bulan 20241020 Nur Ana 20241020 Sastra kontenporer

SASTRA KONTENPORER Sastra kontemporer adalah karya sastra yang ditulis dan berkembang pada masa kini atau era modern, biasanya mengacu pada periode pasca -Perang Dunia II, dan di Indonesia, seringkali dikaitkan dengan era setelah Reformasi 1998. Istilah " kontemporer " sendiri berarti " sejaman " atau "masa kini ", sehingga sastra ini mencerminkan kondisi , isu , dan pemikiran yang relevan dengan waktu penulisannya . Awal munculnya sastra kontemporer yang diusung oleh Sutardji Calzoum Bachri karena merasa adanya perubahan pada nilai-nilai serta tatanan masyarakat secara menyeluruh serta tidak adanya campur tangan kebiasaan masyarakat lingkungnya . Terkenalnya sastra kontemporer sampai saat ini dikarenakan awal gebrakannya dan diteruskan oleh sastrawan lainnya di Indonesia.

Sastra Indonesia Kontemporer (1998-Sekarang): Reformasi dan Kebebasan Berpendapat Sastra Indonesia pasca-1998, atau yang sering disebut sebagai sastra kontemporer , adalah cerminan dari transformasi sosial , politik , dan budaya yang luar biasa pasca -Orde Baru. Reformasi, sebagai puncak dari perjuangan panjang melawan otoritarianisme , tidak hanya membuka keran kebebasan berpendapat tetapi juga merangsang kreativitas sastrawan untuk mengeksplorasi tema-tema yang sebelumnya tabu, sekaligus mencari bentuk-bentuk ekspresi baru . Periode ini menandai pergeseran paradigma dalam dunia sastra, dari yang sebelumnya terikat pada sensor dan batasan politis , kini bergerak menuju otonomi artistik dan keberanian berekspresi . Namun , kebebasan berpendapat ini juga membawa tantangan tersendiri . sastrawan masih menghadapi tantangan dari kelompok-kelompok konservatif atau fundamentalis yang dapat mengancam kebebasan berekspresi , terutama terkait isu-isu sensitif seperti agama, seksualitas , dan identitas gender. Pembakaran buku , penolakan penerbitan , dan ancaman terhadap penulis masih menjadi isu yang kadang muncul , menunjukkan bahwa perjuangan untuk mempertahankan kebebasan berpendapat adalah proses yang berkelanjutan .

CONTOH SASTRA KONTENPRER Andrea Hirata Laskar Pelangi (2005) Novel ini adalah fenomena dalam sastra Indonesia kontemporer . Mengisahkan perjuangan sepuluh anak di Belitung dalam meraih pendidikan di tengah keterbatasan . Cerita ini sangat menginspirasi dan penuh semangat , menyoroti pentingnya mimpi dan kegigihan .

Eka Kurniawan Cantik Itu Luka (2002) Karya yang melambungkan nama Eka Kurniawan di kancah sastra internasional . Novel ini adalah epik multigenerasi yang memadukan sejarah , mitos , horor , dan komedi kelam . Mengikuti kisah Dewi Ayu, seorang pelacur cantik di Halimunda , novel ini menyingkap luka-luka sejarah Indonesia dari masa kolonial hingga pascakemerdekaan dengan gaya yang sangat unik dan memikat .

Laksmi Pamuntjak Atheis (2006) Bukan novel klasik Achdiat K. Mihardja , melainkan terjemahan Laksmi Pamuntjak sendiri ke bahasa Inggris . Namun , Laksmi juga menulis esai dan fiksi . Salah satu karya yang patut disebut adalah kumpulan cerita pendeknya , The Anagram (2007). Kumpulan cerita ini menampilkan kepiawaian Laksmi dalam menciptakan narasi yang mendalam , seringkali menyentuh isu identitas , memori , dan hubungan antarpribadi dengan sentuhan melankolis dan puitis .

Perbedaan Gaya dan Tema dalam Sastra Indonesia: Pra dan Pasca-Reformasi Kehati-hatian dan Alusi , Pembangunan dan Stabilitas , Identitas Nasional yang Tunggal, Realitas Sosial dalam Batasan Pada masa Orde Baru, sastra Indonesia sangat dipengaruhi oleh kebijakan politik dan kontrol negara. Kebebasan berpendapat sangat dibatasi , dan sensor menjadi alat utama pemerintah untuk mengontrol narasi . Akibatnya , gaya dan tema sastra cenderung mengikuti pola tertentu : Sastra Pra-Reformasi (Orde Baru: 1966-1998) Tema Gaya Realisme Sosial yang Terkontrol , Metafora dan Simbolisme , Kecenderungan Formal dan Konvensional , Fokus pada Moralitas Individu

Sastra Pasca-Reformasi (1998-Sekarang) Kejatuhan Orde Baru pada tahun 1998 menandai era baru bagi sastra Indonesia. Kebebasan berpendapat yang lebih luas memungkinkan penulis untuk berani mengeksplorasi tema-tema yang sebelumnya tabu dan bereksperimen dengan berbagai gaya . Kritik Terbuka dan Pembongkaran Sejarah, Pluralisme dan Identitas Alternatif , Realitas Urban dan Globalisasi , Isu-isu Lingkungan dan Kemanusiaan Universal Eksperimentasi Genre dan Bentuk , Bahasa yang Lebih Lugas dan Beragam , Subjektivitas dan Perspektif Personal, Pengaruh Postmodernisme , Pemanfaatan Media Baru, T ema G aya

Secara ringkas , perbedaan antara sastra pra dan pasca -Reformasi mencerminkan pergeseran dari sastra yang terkekang oleh politik menjadi sastra yang menikmati kebebasan berekspresi . Sastra pra -Reformasi seringkali terpaksa berbicara secara tersirat dan konservatif , sementara sastra pasca -Reformasi berani berbicara secara lugas , eksplisit , dan eksperimental , merefleksikan keberagaman pengalaman dan ide dalam masyarakat Indonesia yang lebih demokratis .

sastra Indonesia kontemporer adalah bukti kekuatan reformasi dalam membebaskan kreativitas artistik . Ia tidak hanya berfungsi sebagai rekaman sejarah alternatif , tetapi juga sebagai forum penting untuk diskusi publik , kritik sosial , dan eksplorasi identitas dalam masyarakat yang semakin kompleks . Meskipun tantangan baru seperti ancaman dari kelompok konservatif atau adaptasi terhadap media digital terus ada , sastra Indonesia di era kontemporer tetap menjadi suara yang vital dan beragam , yang terus mencari dan menyampaikan kebenaran dalam berbagai bentuknya . K esimpulan

Terimakasih !!!!!
Tags