Scheduling = a mechanism for selecting processes for the CPU. Goals: Increase CPU utilization Increase throughput Minimize turnaround time Minimize waiting time Minimize response time Achieve fairness

Penjadwalan Proses

1. 📘 Penjadwalan Proses Johni S Pasaribu

2. 1. Pendahuluan • Penjadwalan = mekanisme memilih proses untuk CPU. • Tujuan : Meningkatkan utilisasi CPU Meningkatkan throughput Meminimalkan turnaround time Meminimalkan waiting time Meminimalkan response time Mencapai keadilan (fairness)

3. 2. Jenis Scheduler 1. Long-term (Job Scheduler) - Memutuskan proses masuk dari job pool. 2. Medium-term - Menunda / mengaktifkan proses (swapping). 3. Short-term (CPU Scheduler) - Memilih proses dari ready queue untuk CPU.

4. 3. Kriteria Penjadwalan CPU Utilization → menjaga CPU tetap sibuk . Throughput → jumlah proses yang selesai dalam satuan waktu . Turnaround Time → waktu total dari proses masuk hingga selesai . Rumus : Turnaround Time = Completion Time – Arrival Time Waiting Time → total waktu proses menunggu di ready queue . Rumus : Waiting Time = Turnaround Time – Burst Time Response Time → waktu sejak proses masuk hingga mendapat respons pertama .

5. 4. Jenis Penjadwalan Non- preemptive Scheduling Proses yang sudah mendapat CPU tidak dapat diganggu hingga selesai atau menunggu I/O. Contoh : FCFS, SJF (non- preemptive ), Priority (non- preemptive ) . Preemptive Scheduling CPU dapat dialihkan ke proses lain sebelum proses selesai . Contoh : SJF ( preemptive /Shortest Remaining Time First), Round Robin, Priority ( preemptive ) .

6. 📘 5. Algoritma Penjadwalan

7. 5.1 First Come First Serve (FCFS) Proses dieksekusi sesuai urutan kedatangan . Kelebihan : sederhana . Kelemahan : Convoy effect (proses pendek terjebak di belakang proses panjang ).

8. 5.2 Shortest Job First (SJF) Proses dengan burst time paling pendek dijalankan lebih dahulu . Bisa non- preemptive atau preemptive (Shortest Remaining Time First) . Kelemahan : dapat menyebabkan starvation.

9. 5.3 Round Robin (RR) Setiap proses mendapat jatah waktu ( time quantum ). Jika quantum terlalu kecil → banyak context switch. Cocok untuk sistem time-sharing.

10. 5.4 Priority Scheduling Proses dengan prioritas tertinggi dijalankan lebih dulu . Bisa preemptive maupun non- preemptive . Masalah : Starvation → dapat diatasi dengan aging .

11. 5.5 Multilevel Queue Scheduling Proses dibagi ke dalam antrian berdasarkan prioritas atau jenis (foreground, background). Tidak ada perpindahan antar antrian .

12. 5.6 Multilevel Feedback Queue Mirip multilevel queue, tetapi proses dapat berpindah antar antrian . Lebih fleksibel dan adil .

13. 6. Contoh Perhitungan Studi Kasus : Tiga proses dengan data sebagai berikut : Proses Arrival Time Burst Time P1 5 P2 1 3 P3 2 8

14. Carilah urutan-urutan eksekusi serta carilah rata-rata TAT dan rata-rata WT untuk algoritma : FCFS, SJF Non-preemptive dan RR (q=2) a. FCFS → rata-rata TAT = 8.67 b. SJF Non-preemptive → rata-rata TAT = 8.67 c. RR (q=2) → urutan : P1,P2,P3,P1,P2,P3,P1,P3,P3

15. 7. Penjadwalan Real-Time Hard real-time: deadline harus dipenuhi ( contoh : sistem kontrol pesawat ). Soft real-time: deadline fleksibel ( contoh : streaming video). Algoritma umum : Rate Monotonic Scheduling (RMS), Earliest Deadline First (EDF).

16. 8. Kesimpulan Penjadwalan proses penting untuk efisiensi dan keadilan sistem . Pemilihan algoritma tergantung pada jenis sistem : Sistem batch → FCFS, SJF. Sistem time-sharing → Round Robin. Sistem real-time → Priority-based, RMS, EDF.

17. 9. Referensi • Silberschatz , A., Galvin, P. B., & Gagne, G. (2018). Operating System Concepts. • Stallings, W. (2018). Operating Systems: Internals and Design Principles.