Sistem Pengukuran dalam Kerja Ilmiah.pptx

sendyalibaehaqi1 40 views 18 slides Sep 11, 2025
Slide 1
Slide 1 of 18
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14
Slide 15
15
Slide 16
16
Slide 17
17
Slide 18
18

About This Presentation

Sistem Pengukuran dalam Kerja Ilmiah.pptx


Slide Content

Sistem Pengukuran dalam Kerja Ilmiah

Hakikat Fisika Sains dalam Bahasa inggris “ Science” atau juga Bahasa latin “ Scientia ” yang berarti Pengetahuan . Sains yang berarti adalah ilmu yang mempelajari gejala alam melalui pengamatan , eksperimen , dan analisis . Pengamatan Eksperimen Analisis data Fisika , mempelajari gejala alam atau fenomena alam dan interaksi yang menyertai , selain itu , fisika banyak dinyatakan dalam persamaan matematis .

Colletee dan Chiappeta Dalam hakikat sains yang merupakan sebuah produk atau kumpulan pengetahuan ( A body of knowledge ), Sikap dan berpikir ( A way thinking ), dan proses dalam menyelediki ( a way of Investigating ). Hakikat fisika Produk Proses SIkap Fakta Prinsip Konsep Hukum rumus Teori Model Mengamati ( observasi ). Mengklasifikasi . Mengukur . Mengajukan pertanyaan . Hipotesis . Merumuskan masalah . Menafsirkan informasi . berkomunikasi Rasa ingin tahu Teliti Objektif Bertanggung jawab Kritis dan kreatif Pikiran terbuka Tekun dan tidak mudah putus asa .

Metode ilmiah Cara sistematis yang digunakan untuk mengembangkan dan menemukan suatu ilmu pengetahuan . 1 Objektif Pengamatan sesuai dengan objek yang diamati dan didukung oleh fakta . 2 Metodik Pengetahuan yang diperleh dengan menggunakan cara – cara tertentu yang teratur dan terkontrol 3 Sistematik Pengetahuan disusun dalam suatu sistem yang saling berkaitan dengan pengetahuan lainnya . 4 Berlaku umum Pengetahuan berlaku untuk semua orang, baik perorangan atau kelompok tertentu dengan cara eksperimen yang sama Dan memperoleh hasil yang sama .

Metode ilmiah Unsur – unsur metode ilmiah Karakteristik ( pengamatan dan pengukuran ) Hipotesis Prediksi berupa penajbaran secara logis dari hipotesis . Eksperimen merupakan pengujian dari pengamatan , pengukuran dan hipotesis . Evaluasi dan pengulangan berupa simpulan hasil dari semua Langkah sebelumnya . Kriteria metode ilmiah Berdasarkan fakta Bebas dari prasangka dan tidak bersifat pertimbangan subjektif . Menggunakan prinsip analisis dengan menggunakan pemecahan secara logis . Perumusan masalah yang dimulai dengan menysusun hipotesis sehingga dapat mencapai sasaran dgn tepat . Mengunakan ukuran yang objektif . Menggunakan Teknik kuantitatif atau kualitatif .

Langkah – Langkah Metode Ilmiah Merumuskan Masalah Mengumpulkan Informasi atau kajian Pustaka Menyusun Hipotesis Merancang dan Melakukan eksperimen ( Variabel bebas , terikat , dan control) Menganalisis data Membuat simpulan Menulis laporan ilmiah ( abstrak , pendahuluan , landasan teori , bahan dan metode )

Keselamatan kerja di laboratorium Laboratorium merupakan salah satu tempat yang memiliki resiko untuk menimbulkan Kecelakaan . Adapun jenis bahaya yang terdapat di laboratorium , diantaranya sengatan Listrik, Kebakaran , luka akibat terkana pecahan kaca , iritasi pada kulit , dan ledakan akibat penggunaan zat kimia Reaktif . Lalu bagaimana cara terhindar dari kecelakaan selama kerja di laboratorium ? Semua yang terlibat dalam kegiatan laboratorium harus mengetahui letak saklar utama Listrik Ikuti semua petunjuk telah dituliskan dengan tepat dalam melakukan eksperimen . Lakukan eksperimen yang telah diizinkan oleh guru, jika mengalami kesulitan selalu bertanya dan bantuan kepada guru atau petugus laboratorium . Harus mengetahui letak alat-alat pemadam kebakaran , seperti tabung pemadam kebakaran , selimut tahan api , dan pasir untuk memadamkan api Gunakan APD [Alat pelindung diri ] sesuai dengan jenis kegiatan di laboratorium . Mentaati peraturan perlakuan terhadap bahan kimia yang mudah terbakar dan berbahaya lainnya Jangan meletakkan bahan kimia / reagen di tempat yang langsung terkena cahaya matahari . Jika mengenakan jas /baju praktik , janganlah mengenakan jas yang terlalu longgar . Dilarang makan dan minum di dalam laboratorium . Jangan menggunakan perhiasan selama praktik di laboratorium . Jangan menggunakan sandal atau sepatu terbuka atau sepatu hak tinggi selama di laboratorium . Tumpahan bahan kimia apapun termasuk air, harus segera dibersihkan karena dapat menimbulkan kecelakaan . Bila kulit terkena bahan kimia , segera cuci dengan air banyak-banyak sampai bersih . Jangan digaruk agar zat tersebut tidak menyebar atau masuk kedalam badan melalui kulit

Keselamatan kerja di laboratorium Laboratorium merupakan salah satu tempat yang memiliki resiko untuk menimbulkan Kecelakaan . Adapun jenis bahaya yang terdapat di laboratorium , diantaranya sengatan Listrik, Kebakaran , luka akibat terkana pecahan kaca , iritasi pada kulit , dan ledakan akibat penggunaan zat kimia Reaktif . Sumber dari ruang guru Sumber dari informasi ( materi belajar kelas 10)

Contoh lambing – lambing bahaya yang terdapat wadah zat kimia Sumber dari ruang guru

Contoh lambing – lambing bahaya yang terdapat wadah zat kimia Sumber dari ruang guru

Review Metode Ilmiah 1. Rumusan Masalah 2. Mengumpulkan informasi atau kajian pustaka 3. Menyusun hipotesis 4. Melakukan eksperimen V. terikat V. kontrol V. bebas

Review Metode Ilmiah 5. Menganalisis Data 6. Kesimpulan 7. Menulis laporan ilmiah Suatu penelitian yang dapat menilati ilimiah jika hasil penilitian Yang dilakukan dipublikasikan dalam bentuk jurnal agar diketahui oleh orang lain.

Pengukuran besaran dan satuan Pengukuran besaran fisis yang merupakan pembandingan besaran tersebut dengan besaran Serupa yang telah didefinisikan secara tepat . Misalnya : ketebalan sebuah buku dapat diukur dengan membandingkan tebal buku dengan jarak antara dua garis yang berdekatan pada mistar sebesar 1 mm. Jika pembanding yang diperoleh 15, artinya tebal buku = 15 x 1 mm = 15 mm. Jadi kompenen hasil suatu pengukuran ada dua yaitu nilai pembanding dan satuan yang digunakan . Dalam pengukuran selalu terjadi ketidakpastian nilai yang didapatkan , hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor berikut Nilai skala terkecil : pada setiap alat ukur selalu terdapat nilai skala terkecil . Misalnya nila skla terkecil dari mistar adalah 1 mm, maka besaran Panjang yang kurang dari 1 mm tidak dapat ditentukkan secara pasti . Ketidakpastian sistem pengukuran adalah : kesalahan kalibarasi , kesalahan titik nol , kelelahan alat , dan kesalahan paralaks .

3. Ketidakpastian acak , dalam pengukuran ketidakpastian acak adalah sebagai berikut . Gerak brown molekul udara mengganggu penunjukkan jarum alat yang sangat halus dan berbasis mikroskopik . Fluktasi tegangan jaringan Listrik dapat mengganggu alat – alat Listrik. Noise ( gangguan bising ) dari alat – alat elektronik 4. Keterbatasan keterampilan pengamat , peralatan yang semakin canggih dan kompleks seperti mikroskop electron, osiloskop , dan spectrometer, pencacah partikel menuntut keteramppilan yang lebih dari pengguna atau pengamat . Kesalahan pada hasil pengukuran Dengan adanya ketidakpastian pada pengukuran , hasilnya pengukuran besaran fisis dituliskan sebagai berikut . Keterangan x : besaran fisis yang diukur : ketidakpastian pada pengukuran . Alat ukur dengan skala analog terdiri dari dua jenis , yaitu alat ukur tanpa skala nonius , contohnya mistar dan alat ukur dengan skala nonius , contohnya jangka sorong dan mikrometer sekrup . Alat ukur dengan skala digital, stopwatch dengan neraca digital.  

Pengukuran Tunggal tanpa skala nonius Pengukuran Tunggal menggunakan alat berskala analog tanpa skala nonius mempunyai nilai ketidakpastian setengah dari nilai skala terkecil . Keterangna Nst = nilai skala terkecil   Jangka sorong dapat digunakan untuk mengukuran ketebalan pelat , diameter dalam pipa, dan diameter luar pipa. Keterangan : SN : nilai satu skala nonius SU : nilai satu skala utama N : banyaknya skala nonius   Untuk jangka sorong , nilai satu skala nonius utamanya adalah 0,1 cm atau 1mm dan ada 10 skala nonius untuk jangka sorong tersebut . SU = 0,1 = 1mm N = 10 SN = SU/N = 0,1 cm/10 = 0,01 cm = 0,1 mm Dengan demikian ketelitian alat ukur jangka sorong adalah 0,01 cm atau 0,1 mm   Jangka sorong

Mikrometer sekrup Mikrometer sekrup dapat digunakan untuk mengukur ketebalan selembar kertas atau diameter kawat tembaga yang sangat halus . Mikrometer sekrup memiliki dua skala yaitu skala utama dan skala nonius . Skala nonius mikrometer sekrup terdiri dari atas 50 skala . Skala utama ditunjukkan oleh silinder pada lingkaran dalam , sedangkan skala nonius ditunjukkan oleh selubung pada lingkngan luar . Jika selubung lingkaran luar diputar satu kali putaran penuh , skala utama 0,5mm sehingga satu skala nonius hasilnya adalah SN = SU/N = 0,5mm/50 = 0,01mm Ketidakpastian pengukuran Tunggal menggunakan mikrometer sekrup adalah sebagai berikut  

Pengkuran Tunggal dengan skala digital Pengukuran Tunggal menggunakan alat berskala digital dilakukan satu kali dengan nilai ketidakpastian diambil dengan nilai skala terkecil alat yang dipakai Keterangan   Pengukuran berulang Pengukuran berulang dalam suatu percobaan akan memperoleh hasil yang lebih baik atau mendekati nilai yang sebenarnya . Dengan melakukan pengukuran berulang diharapkan akan diperoleh hasil yang lebih akurat dari pengukuran suatu besaran fisis . Keterangani i: 1,2,3…n : nilai rata – rata hasil pengukuran n: banyak pengukuran Nilai ketidak pastina dari pengkuran berulang didapatkan dari simpangan baku nilai rata – rata pengukuran yang disebut deviasi standar standar rata – rata sampel . Simpangan baku (S) dinyatakan dengan persamaan Keterangan ,  

Hasil pengkuran berlang dapat dinyatakan dengan notasi berikut