SISTEM PRODUKSI KERAJINAN BUDAYA KELAS XI XM 2 KUMER.pptx
NingRum40
23 views
40 slides
Aug 27, 2025
Slide 1 of 40
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
About This Presentation
Materi Kelas 11 Semester 2 Mata Pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan
Size: 18.81 MB
Language: none
Added: Aug 27, 2025
Slides: 40 pages
Slide Content
sistem produksi kerajinan budaya nusantara PRAKARYA DAN KEWIRUSAHAAN IKA PRSETYORINI, S.Kel
KERAJINAN Kerajinan dalam bahasa inggris kita kenal dengan handicraft dipahami sebagai produk yang dihasilkan melalui ketrampilan tangan dan ketrampilan berfikir dalam mengolah material / bahan sehingga bernilai etstetik dan mempunyai fungsi tertentu Kerajinan tangan sering disebut juga dengan kriya (Sansekerta) yang berarti mengerjakan. Dalam artian luas kriya adalah mengerjakan sesuatu untuk menghasilkan benda atau objek yang mempunyai nilai seni.
Metode produksi TRADISIONAL setiap orang melakukan semua tahapan produksi waktu produksi lama jumlah produksi sedikit Harga produk relatif mahal MODERN setiap orang melakukan satu tahapan produksi yang berbeda waktu/proses produksi cepat jumlah produksi yang dihasilkan lebih banyak Harga jual produk relatif murah Produksi  adalah kegiatan menghasilkan barang maupun jasa atau kegiatan menambah nilai keginaan / manfaat suatu barang Metode produksi dibedakan menjadi :
Tahapan PRODUKSI kerajinan Tahapan sistem produksi kerajinan : Pembahanan Pembentukan Perakitan finishing
1. pembahanan Pembahanan adalah kegiatan mempersiapkan bahan baku agar siap diproduksi . Bahan yang digunakan dalam pembuatan kerajinan sangat beragam . Pada produk berbahan alami misalnya , proses pembahanan penting untuk menghasilkan produk yang awet , tidak mudah rusak karena faktor cuaca dan mikroorganisme CONTOH PEMBAHANAN A . PEMBAHANAN LIMBAH BOTOL PLASTIK Proses pengolahan limbah berbentuk bangun datar untuk produk kerajinan : Pemilahan bahan limbah Pembersihan limbah Pengeringan Pewarnaan Pengeringan setelah pewarnaan Finishing
CONTOH PEMBAHANAN B. LIMBAH KULIT JAGUNG Limbah kulit jagung yang digunakan adalah bagian dalam , kulit jagung bagian luar dipisahkan dengan kulit jagung bagian dalam . Lembaran-lembaran kulit jagung bagian dalam dikeringkan selama 2-3 hari . Kulit jagung yang sudah kering biasanya kusut dan tidak rata permukaannya . Apabila diperlukan bahan baku lembaran yang rata, kulit jagung dapat disetrika atau dipress dengan menggunakan panas perwarnaan dilakukan dengan merebus kulit yang sudah dikeringkan dengan pewarna tekstil . Setelah pewarnaan , kulit jagung dikeringkan dan kemudian siap dibentuk
CONTOH PEMBAHANAN C. LIMBAH TULANG perebusan , pembersihan dan penjemuran tulang , hingga tulang siap untuk memasuki tahap pembentukan yaitu pemotongan sesuai bentuk yang diinginkan D . KULIT KERANG memilah cangkang kerang sesuai ukuran dan bentuk Kemudian kerang dicuci dan direndam dalam larutan natrium soda agar daging sisa kerang , kotoran , dan bau hilang . Setelah direndam dan dicuci cangkan kerang dikeringkan pengering bukan menggunakan sinar matahari . Selanjutnya kerang diamplas , dikikir ataupun dipotong sesuai kebutuhan
2. pembentukan Pembentukan bahan baku bergantung pada jenis material, bentuk dasar material dan bentuk produk yang akan dibuat . Secara umum , material padat dapat dikelompokan menjadi material solid dan tidak solid ( lembaran dan serat ). Material solid seperti logam , kaca , plastik , atau kayu dapat dibentuk dengan cara dipotong , dipahat sesuai dengan bentuk yang diinginkan . Material solid juga dapat disusun dan direkatkan dengan bantuan lem . Material berupa lembaran atau serat dapat dibentuk dengan cara digunting sesuai bentuk yang diinginkan , dianyam atau dirangkai , dan direkatkan dengan bantuan lem .
Teknik kerajinan dari benda keras Teknik Patri : penyambungan bahan logam dibawah pengaruh panas dengan pertolongan bahan tambah logam atau campuran logam Teknik Cetak : teknik cetak yang menghasilkan sekali cetakan dan tidak dapat diperbanyak. Teknik Grafir :mengikis sebagian permukaan material dengan pola terten tu Teknik Etsa : teknik cetak yang menggunakan media cetak berupa lempengan tembag a Teknik Bubut : proses pemakanan benda kerja yang sayatan nya dilakukan dengan cara memutar benda kerja kemudian dikenakan pada pahat yang digerakkan secara transisi sejajar dengan sumbu putar dai benda kerja. Teknik Las :teknik penyambungan logam dengan cara mencairkan sebagian logam induk dan logam pengisi dengan atau tanpa tekanan dan dengan atau tanpa logam penambah dan menghasilkan sambungan yang kontinu Teknik Ukir : kegiatan menggores, memahat, dan menoreh pola pada permukaan benda yang di ukir. Teknik Menganyam : menyilang-nyilangkan bagian lusi (arah vertikal) dengan bagian pakan (arah horizontal) hingga membentuk suatu pola tertentu.
Teknik kerajinan benda lunak 1. Teknik membentuk 2. Teknik cetak 3. Teknik menganyam 4. Teknik menenun 5. Teknik bordir 6. Teknik Ukir
TEKNIK UKIR TEKNIK BUBUT TEKNIK PAHAT HASIL ALAT ALAT UKIR KAYU ALAT PAHAT BATU HASIL HASIL ALAT DAN CONTOH HASIL KERAJINAN
TEKNIK GRAVIR TEKNIK LAS TEKNIK ETSA HASIL ALAT ALAT ALAT HASIL HASIL
TEKNIK SKROL TEKNIK COIL TEKNIK BUTSIR HASIL ALAT ALAT ALAT HASIL HASIL
TEKNIK SULAM TEKNIK JAHIT TEKNIK TENUN HASIL ALAT ALAT ALAT HASIL HASIL
CONTOH KERAJINAN TEKNIK ANYAM
3. perakitan Perakitan adalah proses penggabungan dari beberapa bagian komponen untuk membentuk suatu konstruksi kerajinan yang diinginkan . Perakitan dilakukan apabila produk kerajinan yang dibuat terdiri atas beberapa bagian . Setiap jenis bahan mempunyai sifat – sifat khusus dari bahan lainnya , sehingga sewaktu dilakukan perakitan jenis bahan sebelumnya harus diketahui sifat – sifatnya . Bahan pendukung : lem, paku, benang, tali
4. finishing Finishing ini akan memberikan tampilan terhadap nilai jual produk . Finishing dilakukan sebelum produk tersebut dimasukan ke dalam kemasan . Finishing dapat berupa penghalusan dan / atau pelapisan permukaan . Penghalusan yang dilakukan diantaranya penghalusan permukaan kayu dengan amplas atau menghilangkan lem yang tersisa pada permukaan produk . Finishing dapat juga berupa pelapisan permukaan atau pewarnaan agar produk hiasan yang dibuat lebih awet dan lebih menarik .
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA Kelancaran proses produksi juga ditentukan oleh cara kerja yang memperhatikan K3 (KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA) Upaya menjaga kesehatan dan keselamatan kerja bergantung pada bahan, alat dan proses produksi yang digunakan pada proses produksi Proses pembahanan dan pembentukan materialm solid seringkali menghasilkan debu dan sisa potongan, maka dibutuhkan alat keselamatan kerja seperti kacamata pelindung dan masker antidebu. Pada proses pembahanan dan finishing menggunakan bahan kimia, maka harus menggunakan sarung tangan dan masker dengan filter untuk bahan kimia
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA SIKAP KERJA JUGA MERUPAKAN FAKTOR PENTING DALAM KESELAMATAN KERJA S ikap kerja yang rapi Hati-hati Teliti dan P enuh konsentrasi
K emasan
Tujuan pengemasan produk kerajinan Memenuhi syarat keamanan dan kemanfaatan Melindungi produk Mendukung pemasaran produk Meningkatkan laba perusahaan
Manfaat Produk lebih bersih, menarik dan tahan terhadap kerusakan Merupakan cara produsen untuk membedakan produknya(ciri pembeda produk) Menarik perhatian konsumen Menambah nilai jual produk
JENIS KEMASAN JENIS KEMASAN 1. PRIMER melekat pada produk, berfungsi melindungi produk dari benturan dan kotoran, menampilkan daya tarik produk, memberikan kemudahan distribusi. 2. SEKUNDER Berisi beberapa kemasan primer yang berisi produk. 3. TERSIER Kemasan untuk distribusi, berfungsi untuk perlindungan.
Material kemasan Kertas, karton Plastik Kayu, tripleks Kain
Teknik penyajian dan kemasan Perancangan desain kemasan Persiapan alat dan bahan Pembuatan kemasan
LANGKAH PEMBUATAN KEMASAN Buatlan desain terlebih dahulu T entukan dan siapkan bahan yang digunakan Tentukan dan siapkan alat yang akan digunakan Siapkan tempat , peralatan , dan bahan Gunakan peralatan keselamatan kerja Lakukan proses kerja sesuai prosedur Bersihkan ruang dan peralatan .
HAL YANG WAJIB ADA DALAM LABEL PRODUK Nama produk Nama dagang Berat atau ukuran No pendaftaran (perijinan) Nama dan alamat produsen Kode produksi
PELABELAN FUNGSI LABEL IDENTIFIKASI memberikan informasi produk PEMASARAN mempromosikan diri LEGALITAS pemenuhan Undang-Undang
Batik ekoprint
PENGERTIAN E coprint atau eco printing berasal dari bahasa Inggris , yakni eco ( ekosistem ) yang berarti ' alam ' dan print yang berarti ' mencetak '. Beerdasarkan buku yang berjudul Pengelolaan Kain dengan Teknik Ecoprint di Daerah Istimewa Yogyakarta oleh Dr. Noto Pamungkas , M. Si., dkk , (2020:1), ecoprint atau eco printing merupakan teknik cetak yang menggunakan pewarna alami , tekniknya sederhana dan tidak melibatkan mesin atau cairan kimia sama sekali . Secara sederhana , teknik pembuatan batik ecoprint dilakukan dengan menyerap pigmen alami dari tumbuhan sehingga menghasilkan warna dan pola yang eksotis . Teknik eco printing memanfaatkan bahan-bahan alami sebagai pewarna . Teknik ini juga cenderung sederhana dan tidak memerlukan mesin .
Jenis tanaman untuk ekoprint Selain memastikan daun yang digunakan menghasilkan wana tajam , ada beberapa kriteria khusus yang perlu dipertimbangkan yaitu ketebalan daun yang tidak terlalu tipis atau terlalu tebal , dan permukaan daun tidak licin supaya tdak mudah bergeser ketika disusun . Ciri tanaman yang cocok untuk ecoprint beraroma tajam , meninggalkan bercak noda , tahan panas . Beberapa contoh tanaman yang digunakan untuk ekoprint Daun jati Daun Tinta Daun jarak Daun truja Daun kesumba Daun jambu biji Daun pepaya Daun murbei Jarak kepyar Adaun kersen / talok Daun ungu kembang sepatu Daun lanang Daun jeruju bunga kenanga Daun antorium Daun kelor bunga telang
Pewarna batik Pewarna batik alami lebih lebih aman untuk digunakan dan memiliki keunikan warna . Namun , mudah pudar dan tidak menyediakan banyak pilihan warna . Contoh pewarna batik alami adalah : Daun indigo untuk warna biru . Daun manga untuk warna hijau . Daun kelengkeng untuk warna oranye . Ketapang dan ranting gambir untuk warna hitam . Kayu tageran , daun sukun , dan akar mengkudu untuk warna kuning . Kulit kayu secang , buah pinang , dan daun gambir untuk warna merah . Buah aren , buah kering mangrove, kayu manis , mahoni , dan teh untuk warna coklat . SINTETIS ALAMI Indigosol adalah pewarna sintesis yang larut dalam air Napthol adalah bahan pewarna sintesis berupa larutan jernih yang tidak larut dalam air dan biasanya digunakan bersama dengan larutan asam . Rapid adalah pewarna batik sintesis yang terbuat dari campuran napthol dan garam diazodium . Penggunaan rapid harus difiksasi menggunakan asam sulfat untuk memperoleh warna yang diinginkan .
Kain untuk ecoprint Kain untuk ecoprint lebih maksimal jika menggunakan kain-kain berbahan dasar serat alam , diantaranya : Serat kapas dari biji tanaman ordo malvales ( contoh kain katun , mori balu , mori biru , mori prima, kain primis ) Serat linen / tumbuhan rami Serat rayon/ selulosa tumbuhan ( kain sahntung ) Bemberg ( / urunan rayon ( modal dobby viscose) Serat sutra dari larva sutra murbei
Teknik ecoprint TEKNIK POUNDING Teknik pounding merupakan teknik pembuatan motif pada kain yang paling sederhana , karena pembuatannya hanya dengan cara memukulkan palu ke atas daun atau bunga yang sudah ditata pada kain . TEKNIK STEAMING Teknik steaming merupakan teknik pembuatan ecoprint dengan cara dikukus . Teknik ini dapat dikatakan menjadi teknik paling rumit dalam pembuatan ecoprint karena memerlukan bahan dan langkah-langkah yang cukup banyak dan panjang . TEKNIK FERMENTASI Fermentasi daun merupakan teknik pembuatan ecoprint yang dilakukan dengan merendam daun ke dalam air cuka yang kemudian dipukul seperti teknik pounding
ALAT DAN BAHAN TEKNIK POUNDING dan FERMENTASI Kain polos warna putih dengan serat alami seperti katun , sutera , atau kanvas . Palu . Ember Dedaunan atau bunga yang memiliki pigmen warna Kain Plastik Air cuka . Campuran air tawas TEKNIK SETAMING Kain polos warna putih Dedaunan atau bunga yang memiliki pigmen warna Kayu atau pipa untuk mengpress daun Plastik Tali Panci / steamer ( alat kukus) Kompor Tawas Cuka Ember Air
LANGKAH KERJA Teknik pounding berikut beberapa langkah yang bisa dilakukan : Siapkan kain yang akan diwarnai , kertas untuk alas, palu , tawas serta beberapa bagian tumbuhan yang mengandung pigmen-pigmen pewarna . Bentangkan kertas diatas permukaan lantai untuk melindungi kain agar tidak kotor , kemudian letakkan kain diatasnya . Letakkan bagian tumbuhan yang telah disiapkan di atas kain dan di tata sedemikian rupa supaya menghasilkan motif yang eksotis atau indah . Tutup dengan sisa kain tersebut atau bisa dengan kain lain. Pukul-pukul di bagian kain yang terdapat bunga atau daun menggunakan palu supaya mengeluarkan warna secara maksimal . Setelah selesai memukul , diamkan selama 15 menit kemudian kain baru bisa dibuka dan dibersihkan dari daun atau bunga yang menempel . Diamkan kain tersebut selama 2-3 hari supaya warna meresap dengan sempurna . Selanjutnya bilas kain pada air yang telah dicampur tawas tanpa perlu diperas langsung dijemur . Setelah benar-benar kering , rendam kain ke dalam air yang sudah dicampur tawas selama satu jam. Ini dilakukan agar warna tidak luntur saat dicuci .
LANGKAH KERJA Teknik steaming A. Tahap mordant atau perendaman daun Cuci bersih kain dan daun sebelum direndam . Masukkan kurang lebih 1 sendok makan tawaa ke dalam ember yang berisi air untuk merendam kain . Masukkan kain dan rendam selama kurang lebih 5 jam. Siapkan air di dalam ember dan campurkan dengan cuka untuk merendam dedaunan . Setelah direndam , angkat dan peras kain lalu jemur kain di bawah terik matahari hingga kering . PERENDAMAN DAUN . PRENDAMAN KAIN
B. Tahap pewarnaan dan pembentukan motif Basahi kain dengan air bersih lalu peras . Bentangkan plastik pada bidang datar sebagai alas lalu bentangkan kain di atasnya . Tata daun yang sudah direndam dengan air cuka di atas kain sesuai selera . Tutup kembali daun menggunakan plastik , lalu press daun menggunakan pipa atau kayu agar tidak begeser . Gulung kain secara perlahan lalu ikat dengan kuat menggunakan tali . Kukus kain selama kurang lebih 2 jam menggunakan api sedang . Setelah 2 jam, ambil kain dari kukusan lalu diamkan sebentar agar tidak terlalu panas , kemudian buka tali . Bersihkan daun yang menempel pada kain dan angin-anginkan di tempat yang teduh sampai kering . Diamkan selama 3 hari sampai benar-benar kering untuk kemudian difiksasi .
C. Tahap fiksasi Siapkan ember yang berisikan campuran air tawas untuk merendam kain . Rendam kain selama kurang lebih 15 menit . Angkat kain dan cuci kain pada ember yang berisikan air bersih lalu peras kain . Jemur kain hingga kering . Kain sudah jadi .
LANGKAH KERJA Teknik fermentasi Berikut langkah-langkah untuk membuat kain ecoprint menggunakan teknik fermentasi daun . Kumpulkan daun , bunga atau bagian tumbuhan lainnya yang mengandung pigmen pewarna alami kemudian rendam di air cuka . Hal ini dilakukan supaya warna dari bagian tumbuhan tersebut bisa terlihat dengan jelas . Setelah direndam beberapa saat , susun daun atau bunga di atas permukaan kain yang telah dibentangkan dipermukaan yang rata. Tutup kain menggunakan plastik lalu pukul dengan palu atau benda lainnya . Kemudian lihat hasilnya dan kain ecoprint pun siap digunakan . Demikianlah penjelasan mengenai teknik eco printing. Untuk hasil ecoprint yang bagus , disarankan untuk menggunakan kain-kain berbahan serat alami seperti katun , rayon, kain modal, bemberg dan sutra. Baik yang masih mentah ( greige ) maupun yang sudah diproses finish .