Slide Fiqih kls XII Bab 3.pptx JHBSJABJBDDBJSB CHASCH CH CH H CSH CHS CSJHCSWUHUHFUBWU
adindamunifa
0 views
19 slides
Sep 30, 2025
Slide 1 of 19
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
About This Presentation
KAMU NANYA
Size: 1.89 MB
Language: none
Added: Sep 30, 2025
Slides: 19 pages
Slide Content
MEDIA MENGAJAR UNTUK MA KELAS X II Ayo Mengkaji Fiqih
KONSEP IJTIHAD DAN BERMAZHAB
APERSEPSI Ushul fiqih mengenal kaidah yang menyatakan ,"Hukum Islam selalu sesuai dengan perubahan waktu dan tempat .“ Berdasarkan kaidah ini , hukum Islam tidak bersifat statis, tetapi dinamis . Untuk mencapai hukum Islam yang selaras dengan perkembangan zaman, para ulama' ushul fiqih mengembangkan berbagai metode . Metode yang dikembangkan itu boleh jadi berbeda antara seorang ulama' dengan ulama lainnya . Keragaman tersebut disebabkan perbedaan penafsiran mereka terhadap nash , juga dilatarbelakangi oleh perbedaan tempat dan masa mereka hidup . Namun yang jelas , semua metode tersebut bertujuan mewujudkan kemaslahatan dan menghindarkan umat Islam dari mafsadat .
PENGERTIAN IJTIHAD Secara bahasa , kata ijtihad berasal dari kata ‘ jahada ’ yang berarati mengerahkan segala daya untuk mengerjakan sesuatu . Secara istilah , ijtihad didefinisikan mencurahkan segala kemampuan untuk mengeluarkan ( istinbat ) hukum syar'i dari nash ( sumber hukum ) syara ’, yaitu Al Qur'an dan sunah Rasul-Nya. Orang yang melakukan ijtihad disebut sebagai mujtahid.
HUKUM IJTIHAD Fardhu ' ain , ketika seorang mujtahid ditanyakan tentang suatu peristiwa yang hilang sebelum diketahui hukumnya . Juga, manakala seorang mujtahid mendapatkan pertanyaan hukum sesuatu yang belum ada ketetapan hukumnya . Fardhu kifayah , ketika seorang mujtahid ditanyakan tentang suatu peristiwa yang hilang , tetapi masih ada mujtahid selain dirinya . Sunah , ketika seorang mujtahid menghadapi suatu peristiwa yang belum terjadi , baik ditanyakan maupun tidak ditanyakan oleh pihak lain. Haram, ketika ijtihad dilakukan terhadap masalah-masalah yang telah ada ketetapan hukumnya dalam nash secara qat’i ( pasti ), atau terdapat dalam ijma sahabat Nabi.
SYARAT MENJADI MUJTAHID Berikut adalah beberapa syarat yang harus dimiliki seorang mujtahid : Memiliki pengetahuan yang luas tentang nash Al-Quran. Memiliki pengetahuan yang luas tentang hadits Nabi Muhammad Saw yang berhubungan dengan masalah hukum . Mengetahui sebab-sebab turunnya ayat Al-Qur'an ( asbäb an- nuziul ) dan riwayat hadits ( asbab al- wurüd ). Mengetahui mana saja hadits-hadits shahih dan dha'if , serta keadaan setiap perawinya Menguasai seluruh masalah yang hukumnya telah ditetapkan di dalam ijma sehingga hasil ijtihadnya tidak bertentangan dengan ijma. Mengetahui seluk-beluk qiyas dan dapat menerapkannya . Menguasai bahasa Arab secara mendalam karena Al- Qur an dan hadits tersusun dalam bahasa Arab. Memiliki pengetahuan mendalam tentang násikh dan mansükh ( teori penghapusan hukum ).
SYARAT MENJADI MUJTAHID ( Lanjutan ) Mengetahui kaidah-kaidah istinbaț hukum , mampu mengolah , dan menganalisis dalil-dalil hukum sehingga dapat menghasilkan hukum yang benar Mengetahui seluk-beluk qiyas dan dapat menerapkannya . Menguasai bahasa Arab secara mendalam karena Al-Quran dan hadits tersusun dalam bahasa Arab. Memiliki pengetahuan mendalam tentang násikh dan mansükh ( teori penghapusan hukum ). Mengetahui kaidah-kaidah istinbaț hukum , mampu mengolah , dan menganalisis dalil-dalil hukum sehingga dapat menghasilkan hukum yang benar .
PAHALA BAGI ORANG YANG MELAKUKAN IJTIHAD Dari Abdullah bin Amr bin Al-Ash ia berkata “ Rasulullah SAW bersabda : Apabila hakim memutuskan perkara , kemudian ia melakukan ijtihad dan ternyata hasilnya benar , dia memperoleh dua pahala , dan apabila hakim memutuskan perkara lalu berijtihad dan hasilnya salah, dia memperoleh satu pahala ." (H.R. Bukhari) Bagi orang yang sudah memiliki semua syarat untuk berijtihad , dan hasil ijtihadnya benar , akan mendapatkan dua pahala . Sebaliknya , ketika hasil ijtihadnya ternyata dianggap keliru , ia tetap mendapatkan satu pahala . Hal ini disebutkan dalam sabda Nabi Muhammad Saw. sebagai berikut :
TINGKATAN MUJTAHID Mujtahid fi asy-syar'i atau mujtahid mustaqil / mujtahid mutlaq , yaitu mujtahid yang merumuskan metodologi ijtihadnya secara mandiri ( mustaqil ) dan tidak mengekor kepada mujtahid lainnya . Mujtahid muntasib atau mujtahid gairu mutlaq , yaitu orang yang mempunyai kriteria seperti mujtahid mutlaq , tetapi tidak menciptakan sendiri kaidah-kaidah penggalian hukum islam secara mandiri . Mujtahid fi al- mazhab atau mujtahid takhrij , yaitu mujtahid yang mengikuti metodologi penggalian hukum dan produk hukum salah satu imam mazhab .
TINGKATAN MUJTAHID ( Lanjutan ) Mujathid muqayyad atau mujtahid murajjih, yaitu mujtahid yang mengikat diri dengan pendapat ulama salaf dan mengikuti hasil ijtihad mereka. Mujtahid muwazin yaitu mujtahid yang hanya membanding-bandingkan antara beberapa pendapat, lalu memilih salah satunya yang dianggap lebih mengena atau lebih kuat dalilnya. Mujrahid muhafiz, yaitu mujtahid yang mengetahui hasil-hasil ijtihad yang terkuat yang telah dirumuskan oleh mujtahid murajjih, lalu memberikan penilaian terhadapnya.
KEDUDUKAN DAN PERANAN IJTIHAD DALAM PENETAPAN HUKUM Ada dua pendapat mengenai kedudukan ijtihad dalam hukum Islam : Pendapat pertama nenyatakan bahwa ijtihad termasuk salah satu sumber hukum Islam. Pendapat kedua berpendapat bahwa ijtihad bukan merupakan sumber hukum Islam, melainkan metode dalam menetapkan hukum Islam. Simpulannya , objek ijtihad terbagi menjadi dua macam , yaitu terhadap sesuatu yang sudah terdapat dalam nashnya tetapi dalilnya masih bersifat zanni , yang membuka peluang terjadinya berbagai penafsiran dan sesuatu yang hukumnya memang sama sekali baru muncul seiring dengan perkembangan zaman.
PENGERTIAN MAZHAB Secara bahasa , mazhab adalah pendapat , kelompok , atau aliran pemikiran . Menurut istilah , mazhab adalah pandangan-pandangan seorang imam dalam memahami hokum- hukum fiqih . Munculnya mazhab-mazhab disebabkan perbedaan pandangan dalam memahami Al-Qur'an dan hadits yang bersifat zanniy ad- dilālah ( dalil-dalil yang multitafsir ).
MAZHAB DALAM KHAZANAH ILMU FIQIH Dalam khazanah ilmu fiqih , terdapat empat mazhab besar , yaitu mazhab Hanafi, Maliki, Syafi'i , dan Hanbali. Selain keempat mazhab tersebut , ada pula mazhab-mazhab kecil yang tidak terlalu berkembang , seperti mazhab yang didirikan oleh Imam An- Nakha'i , Imam Ath-Thabari , Imam Ats- Tsauri , Imam Al- Auza'i (88-157 H), danmazhab Zahiri yang didirikan Dawud bin Khalaf al- Isfahani (200-270 H).
MAZHAB HANAFI Mazhab Hanafi atau Hanafiyyah didirikan oleh Nu’man bin Tsabit yang lahir di Irak pada tahun 80 H (699 M). Beliau hidup di masa kekhalifahan Abdul Malik bin Marwan (Bani Umayyah ). Beliau digelari dengan Abu Hanifah atau " bapak yang suci dan lurus ” karena kemuliaan akhlaknya . Kecerdasan Imam Abu Hanifah merupakan berkah dari doa Ali bin Abi Thalib R.A. yang pernah dikunjungi oleh ayah dan kakeknya ketika sedang menetap di Kufah . Imam Abu Hanifah termasuk tabi'in . Beliau pernah berjumpa dengan sahabat nabi , Anas bin Malik R.A. Beliau sangat mengandalkan rasio ( ahlur ra'yi ) dalam menetapkan keputusan hukum . Murid- muridnya yang terkemuka , antara lain, Abu Yusut (113-182 H) dan Muhammad bin Hasan Asy-Syaibani (132-189 H). Mazhab ini banyak dianut kaum muslim di Yordania , Lebanon, Pakistan, Suriah , dan India.
MAZHAB MALIKI Mazhab Maliki atau Malikiyah didirikan oleh Malik bin Anas bin Malik bin Abi Amir Al- Asybahi atau lmam Malik. Imam Malik tidak pernah meninggalkan kota Madinah. kecuali untuk keperluan ibadah haji. Dalam memahami sunnah Nabi beliau cenderung memahaminya secara tekstual . Beliau juga termasuk periwayat hadits . Karyanya , al- Muwatta ' adalah kitab hadits pertama yang berhasil dibukukan . Mazhab yang beliau dirikan banyak terinspirasi oleh tradisi ahli Madinah yang nenek moyangnya menyaksikan langsung cara Rasulullah Saw. beribadah dan menetapkan suatu hukum . Murid-murid beliau yang terkemuka , antara lain Imam Asy-Syafhi’i , Yahya bin Yahya AL- Andalusi , 'Abdurrahman bin Kasim, dan Asad AL- Furat AtTunisi . Mazhab ini banyak dianut kaum muslim di Mesir , Maroko , dan Tunisia.
MAZHAB SYAFI'I Mazhab Syafi'i atau Syafi ' iyyah didirikan oleh Muhammad bin ldris bin ' Utsman bin Asy-Syafi’i Al- Hisyami Al- Quraisyi Al- Muthallibi . Beliau dilahirkan pada tahun 150H di Gaza, Palestina . Nasab beliau bertemu dengan Rasulullah Saw pada kakek Nabi yang bernama Abdul Manaf bin Qushai . Sejak kecil . Imam Asy-Syafi'i dikenal sebagai penghafal yang ulung . Beliau mampu menghafalkan Al-Qur'an di usia tujuh tahun . DiMakkah , beliau mempelajari fiqih kepada mufti Makkah, Muslim bin KhalidAz-Zanji sampai diizinkan memberikan fatwa ketika berusia 15 tahun . Beliau menghabiskan hidupnya di tiga kota besar , yaitu Bagdad, Madinah, dan Mesir . Hal ini membuat corak pemikirannya adalah perpaduan antara tradisi pemikiran tradisionalis dan rasionalis . Imam Asy-Syafi i mengakui Al- Qur an, sunnah, ijma, dan qiyas sebagai sumber hukum Islam. Beliau disebut-sebut sebagai orang yang pertama kali membangun disiplin ilmu ushul fiqih dengan karyanya ar-Risälah . Mazhab beliau banyak dianut kaum muslim di Mesir , Palestina , Suriah , Lebanon, Irak , India, Iran, Yaman , dan Indonesia.
MAZHAB HANBALI Mazhab Hanbali atau Hanabilah didirikan oleh Ahmad bin Muhammad bin Hanbal atau Imam Ahmad bin Hanbal . Menurut pendapat yang masyhur , beliau dilahirkan pada tahun 164 H. Beliau berguru kepada Abu Yusuf dan Imam Asy-Syafi'i . Corak mazhab fiqihnya adalah tradisionalis . Ketika memberikan fatwa. selain mengacu pada Al- Qur an, sunnah, dan pendapat sahabat Nabi, beliau juga menggunakan hadits mursal dan qiyas jika dirasa perlu . Beliau dikenal sebagai ahli hadits . Karyanya yang terkenal adalah Musnad Abmad . Pemikiran beliau banyak diikuti oleh ulama terkemuka , seperti Ibnu Aqil, AbdulQadir Al- Jili , Ibnu Al- Jauzi , Ibnu Qudamah . Ibnu Taimiyyah , dan Ibnu QayyimAl-Jauziyyah . Mazhab Hanbali banyak dianut kaum muslim di Irak , Mesir , Suriah , Palestina , dan umumnya Arab Saudi.
DASAR HUKUM BERMAZHAB “Dari Katsir bin Qais , ia berkata , Aku pernah duduk bersama Abu Darda di masjid Damaskus , lalu datanglah seorang laki-laki kepadanya dan berkata , Wahai Abu Darda , Sesungguhnya aku datang kepadamu dari kota Rasulullah SAW. karena sebuah hadits yang sampai kepadaku bahwa engkau meriwayatkannya dari Rasulullah Saw. Dan tidaklah aku datang kecuali untuk itu . Abu Darda lalu berkata , Aku mendengar Rasulullah Saw. bersabda : Barang siapa meniti jalan untuk menuntut ilmu , Allah akan mempernmudahkannya menuju surga . Sungguh , para malaikat merendahkan sayapnya sebagai keridhaan kepada penuntut ilmu . Orang yang berilmu akan dimintakan ampun oleh penduduk langit dan bumi hingga ikan yang ada di dasar laut . Kelebihan seorang alim dibandingkan ahli ibadah seperti keutamaan rembulan pada malam purnama atas seluruh bintang . Para ulama adalah pewaris para nabi , dan para nabi tidak mewariskan dinar dan dirham. Mereka hanyalah mewariskan ilmu . Barang siapa mengambilnya , maka ia telah mengambil bagian yang banyak . " (H.R. Abu Daud)
KLASIFIKASI HUKUM BERMAZHAB Ittiba ' adalah menerima pendapat seorang mujtahid dengan mengetahui dasar-dasar lahirnya pendapat tersebut . Taqlid adalah menerima pendapat seorang mujtahid tanpa mengetahui dasar-dasar lahirnya pendapat tersebut . Talfiq adalah mempraktikkan beberapa pendapat mazhab yang berbeda dalam mengerjakan satu masalah / perkara . Tarjih adalah memenangkan pendapat yang kuat di antara dua pendapat yang saling bertentangan untuk dipilih dan diamalkan .