Studi Kelayakan Investasi Agribisnis Pertemuan 7.pptx

rakhasatyaidsan 0 views 20 slides Oct 20, 2025
Slide 1
Slide 1 of 20
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14
Slide 15
15
Slide 16
16
Slide 17
17
Slide 18
18
Slide 19
19
Slide 20
20

About This Presentation

Studi Kelayakan Investasi Agribisnis


Slide Content

http://www.free-powerpoint-templates-design.com Penentuan Harga Output Rakha Satya Idsan, S.TP., M.TP.

Sub Topik Shadow Prices ( Harga Bayangan ) 01 Tradeable and Non Tradeable 02 Social Opportunity Cost 03

Pendahuluan Dalam dunia usaha utamanya yang berkaitan dengan kemanfaatan ekonomi akan membawa konsekuensi cash in flow dan cash out flow . Oleh karena itu , seringkali dilakukan suatu perhitungan yang memasukkan unsur yang dikenal dengan shadow prices . Meliputi bermacam-macam barang dan jasa, baik hasil produksi maupun sumber - sumber untuk keg iatan Produksi.

Pendahuluan Memerlukan pengukuran serta peramalan data secara tepat, padahal data itu sendiri umumnya tidak pasti dan tidak tepat. Bagi seorang penilai proyek, analisis tersebut menghabiskan banyak waktu  pemborosan

Shadow Prices ( Harga bayangan ) Shadow Price ( harga bayangan ) atau disebut juga Accounting Prices. M erupakan suatu penyesuaian terhadap harga pasar dengan beberapa faktor produksi atau hasil produksi tertentu , berhubung harga-harga tersebut tidak mencerminkan atau mengukur biaya sosial yang sebenarnya ( social opportunity cost ) dari unsur atau hasil produksi . Penyimpangan harga pasar dari social opportunity cost terutama disebabkan karena kebijakan pemerintah berupa pajak , subsidi dan pengaturan harga atau upah . * biaya sosial yang sebenarnya ( social opportunity cost )

Shadow Prices ( Harga bayangan ) Tidak mencerminkan nilai sebenarnya dalam : Apa yang sebenarnya diperoleh masyarakat melalui produksi proyek Apa yang sebenarnya dikorbankan seandainya hasil dan faktor-faktor produksi telah dipilih untuk dipakai pada proyek tertentu bukan pada penggunaan lain

Shadow Prices ( Harga bayangan ) Penyebab hal ini : Perubahan di dalam perekonomian yg terlalu cepat segingga mekanisme pasar tidak sempat mengikutinya , timbul disequilibrium. Proyek yang terlalu besar dan invisible menyebabkan perubahan di dalam harga pasar baik untuk harga input dan harga output sehingga tidak dapat diperoleh satu harga pasar yang dapat dipakai untuk mengukur nilainya Unsur-unsur monopolis di dalam pasar baik pajak maupun subsidi Berbagai macam input dan output sehingga adanya sebab-sebab teknis , administrative ataupun sosial maka menyebabkan tidak dapat dijual / dibeli dengan cara yang biasa * Disequilibrium kondisi di mana  kuantitas permintaan   tidak sama dengan   kuantitas penawaran

Shadow Prices ( Harga bayangan ) Karena pasar tidak sempurna sehingga harga pasar yg dipakai , hal ini menyebabkan kesalahan dalam analisis proyek Misalnya : Valuta asing dinilai tinggi maka proyek rugi Upah tenaga kerja dinilai rendah maka proyek padat karya lebih menguntungkan

Shadow Prices ( Harga bayangan ) Shadow Price dari suatu produk atau faktor produksi merupakan social opportunity cost, yaitu nilai tertinggi suatu produk atau faktor produksi dalam penggunaan alternatif yang terbaik . Dalam analisis proyek terdapat arus benefit dan biaya : Benefit suatu proyek berbentuk output ( hasil produksi ), seperti barang fisik atapun jasa . Biaya merupakan input yang digolongkan dalam dua kelompok , yaitu : Sarana Produksi dan Bahan Baku Faktor Produksi Sama hal nya dengan output , harga ditentukan berdasarkan jenis barang (tradeable atau non tradeable).

Shadow Prices ( Harga bayangan ) Harga dianggap tidak mencerminkan harga pasar jika : Tidak mencerminkan apa yang sebenarnya diperoleh masyarakat melalui produksi yang diciptakan suatu proyek . Tidak mencerminkan apa yang sebenarnya dikorbankan seandainya Shadow Price dari faktor produksi umumnya ditentukan oleh saling dipengaruhinya penawaran dan permintaan terhadap faktor produksi tersebut pada tingkat perekonomian secara keseluruhan .

Shadow Prices ( Harga bayangan ) Penggunaan Shadow Price yang sering dipakai adalah dari faktor : Modal Tenaga kerja tak terdidik Devisa

1. Modal Discount Rate Sosial (Tingkat Suku Bunga ) dapat dianggap sebagai biaya B erupa bunga yang harus ditutupi oleh perusahaan sebelum proyek tersebut dianggap menguntungkan Pemerintah sering beranggapan bahwa salah satu hambatan utama dalam pertumbuhan ekonomi adalah kekurangan investasi yang diakibatkan oleh biaya modal ( tingkat suku bunga ) terlalu tinggi

2 . Tenaga Kerja Tak Terdidik Biasa disebut dengan Shadow Wage Shadow wage tenaga kerja tak terdidik sama dengan social opportunity cost pada shadow price faktor modal, nilai produksi yang dikorbankan dalam kegiatan lain karena orang itu dipekerjakan pada suatu proyek . Gagasan shadow price dikembangkan tahun 1950-an, dengan perhatian yang terpusat pada masalah pengangguran di negara berkembang , baik pengangguran terbuka maupun pengangguran terselubung (orang yang memang aktif mencari penghasilan , tetapi produktivitasnya sangat rendah )

2 . Tenaga Kerja Tak Terdidik Contoh Kasus Sebuah proyek pembangunan jalan memperkerjakan tenaga tak terdidik dari golongan mantan buruh tani yang produk marjinalnya waktu bekerja di pedesaan diperkirakan sebesar Rp 1.000 per hari . Upah yang akan dibayar sebesar Rp 2.500 , di mana Rp 2.250 merupakan nilai konsumsi dan sisanya Rp 250 merupakan unsur pajak . Nilai sosial dari simpanan ditetapkan 50% lebih tinggi daripada konsumsi . Jadi kenaikan konsumsi buruh jalan tadi adalah sebesar Rp 1.250 ( Rp 2.250-Rp 1.000 ) dikalikan dengan 0,50, sama dengan Rp 625, merupakan unsur biaya sosial . Shadow Price dalam proyek adalah produk marjinal yang dilepaskan di desa ditambah dengan nilai sosial kenaikan konsumsi di kota , yaitu : 1000 + 625 = 1.625 . Ternyata shadow wage ini hanya mencerminkan 1625/2500 atau 62,5 dari upah pasar .

3. Devisa Devisa shadow price - nya merupakan suatu nilai tukar implicit ( harga satu dolar dalam rupiah) yang tidak sama dengan nilai tukar resminya . Nilai tukar implisit itu merupakan suatu koefisien untuk menilai semua jenis barang dan jasa yang bersifat tradeble , yaitu jenis barang dan jasa yang : Sekarang diimpor atau diekspor, Bersifat pengganti yang erat hubungannya dengan jenis lain yang diimpor / ekspor , Jenis barang atau jasa yang tidak memenuhi syarat 1. atau 2. oleh karena adanya kebijakan dari pihak pemerintah yang menghindari diimpor ataupun diekspornya jenis barang dan jasa tersebut .

Tradeable Yaitu jika suatu produk tersebut bisa diperoleh di pasar dunia ( ekspor-impor ) Yang termasuk produk tradeable adalah : produk yang diimpor produk yang diekspor produk yang dihasilkan sebagai barang substitusi impor

Tradeable Untuk menilai produk tersebut menggunakan border price karena : Untuk tradeable input, harga domestik sering mengandung domestic revenue taxes, impor tariff, tindakan kebijakan untuk melindungi infant industry Untuk impor substitution output, harga pasar dlm negeri terlalu tinggi karena mengandung segala macam proteksi * Border Prices , yakni tingkat harga internasional yang berlaku pada perbatasan negara yang bersangkutan terhadap luar negeri

Non Tradeable Non tradeable suatu barang yg tidak bisa diperdagangkan apabila : harga impornya lebih besar dari biaya domestik dan harga ekspornya kurang dari biaya produksi domestik

Dengan mendasarkan analisis biaya dan manfaat ( cost and benefit analysis ) Maka profitabilitas ekonomi nasional bisa dihitung . Analisis biaya dan manfaat proyek lebih menitikberatkan pada usaha memasukkan seluruh faktor yang ada pada proyek baik kuantitatif maupun kualitatif daripada beberapa faktor yang dianggap penting saja . Faktor-faktor yang perlu dianalisis dalam analisis kemanfaatan ekonomi nasional adalah kemanfaatan sosial dan analisis biaya dan manfaat . Di dalam melakukan analisis biaya dan manfaat perlu mengadakan penyesuaian harga pasar atau lebih dikenal dengan shadow prices agar benar-benar mencerminkan nilai sosial dari proyek yang dinilai . Kesimpulan

THANK YOU