Tafsir Al Kahfi ayat 1 sampai dengan delapan

RibutLupiyanto1 4 views 22 slides Sep 08, 2025
Slide 1
Slide 1 of 22
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14
Slide 15
15
Slide 16
16
Slide 17
17
Slide 18
18
Slide 19
19
Slide 20
20
Slide 21
21
Slide 22
22

About This Presentation

Tafsir Al Kahfi 1-8


Slide Content

TAFSIR aL -KAHFI 1-8

INDIKATOR CAPAIAN 20XX 2

20XX 3 Surah ini dinamakan surah al- Kahf karena mengandung kisah ajaib dan menakjubkan Ashabul Kahfi pada ayat 9-26 yang menjadi bukti pasti dan nyata atas kekuasaan Allah yang sangat hebat . Surah al- Kahf merupakan salah satu dari lima surah dalam Al-Qur'an yang dimulai dengan hamdallah. Kelima surah tersebut ialah al- Faatihah , al- An'aam , al- Kahfi,Saba ' dan Faathir. Kalimat hamdalah tersebut merupakan awal pembicaraan yang menggambarkan penghambaan manusia kepada Allah SWT pengakuannya terhadap segala nikmat dan kemurahan Allah, pengagungan terhadap Allah Azzawa f alla , serta pengakuan atas keagungan, kemuliaan dan kesempurnaan Allah SWT.

Ayat 1 ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ ٱلَّذِىٓ أَنزَلَ عَلَىٰ عَبْدِهِ ٱلْكِتَٰبَ وَلَمْ يَجْعَل لَّهُۥ عِوَجَا ۜ 20XX PRESENTATION TITLE 4 Segala puji bagi Allah yang telah menurunkan kepada hamba-Nya Al Kitab (Al-Quran) dan Dia tidak mengadakan kebengkokan di dalamnya Tafsir Al- Mukhtashar ( Markaz Tafsir Riyadh) Ungkapan pujian dengan sifat kesempurnaan dan kemuliaan , serta nikmat lahir dan batin hanya ditujukan kepada Allah semata yang telah menurunkan Al- Qur`ān kepada hamba dan utusan-Nya Muhammad - ṣallallāhu ' alaihi wa sallam -, dan sama sekali tidak menjadikan Al- Qur`ān ini bengkok dan menyimpang dari kebenaran . Tafsir Ibnu Katsir Allah SWT memuji DzatNya Yang Maha Suci pada permulaan dan akhir segala sesuatu . Sesungguhnya Dialah Dzat yang Maha Terpuji dalam semua keadaan ; bagiNyalah segala puji , di dunia maupun di akhirat . Oleh karena itu Dia memuji DzatNya dalam menurunkan Kitab­Nya yang mulia kepada rasulNya yang mulia , yaitu nabi Muham­mad SAW. Sesungguhnya Al-Qur'an itu adalah nikmat paling besar yang Dia anugerahkan kepada penduduk bumi , karena dengan itu Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan menuju kepada cahaya , yang mana Allah menjadikannya sebagai kitab yang lurus , tidak ada kebengkokan dan penyimpangan di dalamnya , bahkan Al-Qur'an memberikan petunjuk kepada manusia menuju jalan yang lurus , terang , dan jelas , dan memberikan peringatan terhadap orang-orang kafir serta menyampaikan kabar gembira kepada orang-orang yang beriman . ( Indikator 1: Syukur atas nikmat diturunkannya panduan yang lurus )

20XX 5 Tafsir as-Sa'di (Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di) Adalah pujian bagi Allah, dengan sifat-sifatNya yang keseluruhannya merupakan sifat-sifat sempurna , nikmat-nikmatNya yang zahir maupun yang batin , nikmat agama dan dunia . Secara mutlak , nikmat Allah yang paling agung adalah Allah menurunkan al-Quran kepada hamba dan RasulNya , Muhammad. Maka , Allah memuji DzatNya . Dalam pujian tersebut , terkandung panduan bagi para hamba agar mereka memujiNya atas pengiriman seorang rasul dan diturunkannya al-Quran kepada mereka . Kemudian Allah memberikan predikat pada al-Quran dengan dua sifat yang mengandung pengertian bahwasanya al-Quran itu sempurna dari segala sisi , yaitu penafikan kebengkokan dari al-Quran, dan penetapan bahwasanya al-Quran adalah permanen lagi lurus . Tafsir Al Munir (Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili) Allah SWT memuji diri-Nya sendiri karena Dia menurunkan Kitab-Nya yang agung kepada Rasul-Nya saw. yang mulia dan Kitab - Nya tersebut [Al-Qur'an), mengeluarkan manusia dari kegelapan menuju cahaya . Allah menjadikan Al-Qur'an sebagai kitab suci yang lurus tanpa adanya penyimpangan dan penyelewengan di dalamnya , bahkan memberikan hidayah menuju jalan yang lurus . Allah tidak menjadikan kebengkokan , penyimpangan , dan penyelewengan di dalam Al-Qur'an, tetapi Dia menjadikannya lurus .

Ayat 2 قَيِّمًا لِّيُنذِرَ بَأْسًا شَدِيدًا مِّن لَّدُنْهُ وَيُبَشِّرَ ٱلْمُؤْمِنِينَ ٱلَّذِينَ يَعْمَلُونَ ٱلصَّٰلِحَٰتِ أَنَّ لَهُمْ أَجْرًا حَسَنًا 20XX 6 Sebagai bimbingan yang lurus , untuk memperingatkan siksaan yang sangat pedih dari sisi Allah dan memberi berita gembira kepada orang-orang yang beriman , yang mengerjakan amal saleh , bahwa mereka akan mendapat pembalasan yang baik Tafsir Al- Mukhtashar Tetapi Dia menjadikannya sebagai kitab yang lurus , tidak saling bertentangan dan berbeda , untuk memperingatkan orang-orang kafir akan azab yang sangat pedih dari Allah -yang telah menanti mereka , dan memberikan kabar gembira kepada orang-orang beriman yang mengerjakan amal saleh bahwa mereka akan mendapatkan ganjaran pahala yang baik , yang tidak akan ditandingi oleh jenis ganjaran apapun . Tafsir Ibnu Katsir yaitu lurus ( untuk memperingatkan akan siksaan yang sangat pedih dari sisi Allah) bagi orang yang menentangNya , mendustakanNya dan tidak beriman kepadaNya . serta memperingatkan mereka ( akan pembalasan yang keras ) dan siksaan yang disegerakan di dunia serta ditangguhkan sampai hari akhir ( dari sisi Allah) yaitu dari sisi Allah yang berupa siksaan yang tidak ada seorang pun dapat mengazab seperti azabNya , dan tidak ada seorang pun dapat mengikat seperti ikatanNya ( dan memberi berita gembira kepada orang-orang yang beriman ) yaitu , dengan Al-Qur'an ini yang imannya dibuktikan de­ngan amal shalih ( bahwa mereka akan mendapat pembalasan yang baik ) yaitu pahala yang baik dari sisi Allah ( mereka kekal di dalamnya ) pahala di sisi Allah ( Indikator 2: Kabar gembira bagi mukmin & ancaman bagi yang ingkar )

7 Tafsir as-Sa'di untuk memperingatkan ( para hamba ) dengan al-Quran ini terhadap hukuman yang ada di sisiNya . Maksudnya , ketetapan dan keputusan Allah bagi orang yang menyelisihi perintahNya . Hukuman ini meliputi hukuman di dunia dan akhirat . Peringatan ini juga merupakan salah satu kenikmatanNya , yaitu Allah menakut-nakuti hamba-hambaNya dan memperingatkan mereka dari hal-hal yang mencelakakan dan membinasakan mereka . Termasuk ( cermin ) kasih sayang Allah kepada para hambaNya , adalah Allah menetapkan hukuman-hukuman yang keras bagi orang yang menyelisihi perintahNya , menjelaskannya kepada mereka dan menerangkan faktor-faktor yang dapat menjerumuskan mereka ke dalam hukuman . Allah menurunkan kepada hambaNya , (Muhammad) al-Quran supaya dia menyampaikan kabar gembira kepada orang-orang yang beriman kepada Allah, para RasulNYa dan kitab-kitabNya , yang keimanan mereka telah sempurna . Maka keimanan tersebut telah mewajibkan amal-amal yang shalih bagi mereka . Yaitu , amalan-amalan wajib dan mustahab yang memadukan antara keikhlasan dan mutaba’ah ( mengikuti petunjuk Rasullullah ). “ Bahwa mereka akan mendapatkan pembalasan yang baik ,” yaitu pahala yang Allah tetapkan karena keimanan dan amal kebajikan ( mereka ). Penyebutan sifat ‘yang baik ’ menandakan tidak ada unsur yang mengotorinya , tidak pula mengurangi kesempurnaannya sama sekali . Sebab , seandainya dijumpai hal-hal itu , sedikit saja padanya , niscaya kebaikannya tidaklah sempurna .

Tafsir Al Munir

AYAT 3 9 مَّٰكِثِينَ فِيهِ أَبَدًا Mereka kekal di dalamnya untuk selama-lamanya . Tafsir Al- Mukhtashar Mereka akan kekal abadi dalam ganjaran pahala ini , dan tak akan pernah terputus dari mereka . Tafsir Ibnu Katsir surga yang mereka kekal di dalamnya ( untuk selama-lamanya ) abadi selamanya , tidak pernah hilang dan habis . Tafsir as-Sa'di Tidak akan pernah lenyap dari mereka , dan mereka pun tidak lepas darinya . Bahkan kenikmatan mereka senantiasa bertambah setiap waktu . Tafsir Al Munir Mereka senantiasa tetap dalam ganjaran mereka dari Allah, yaitu di dalam surga untuk selamanya , mereka kekal di dalamnya , tidak ada kepunahan dan kehilangan bagi penghuninya . ( Indikator 2: Kabar gembira bagi mukmin & ancaman bagi yang ingkar )

AYAT 4 10 وَيُنذِرَ ٱلَّذِينَ قَالُوا۟ ٱتَّخَذَ ٱللَّهُ وَلَدًا Dan untuk memperingatkan kepada orang-orang yang berkata : "Allah mengambil seorang anak ". Tafsir Al- Mukhtashar Dan Al- Qur`ān juga memperingatkan kaum Yahudi , Nasrani dan sebagian kaum musyrikin yang menyatakan , "Allah mengambil seorang anak .“ Tafsir Ibnu Katsir Ibnu Ishaq berkata ,” Mereka adalah orang-orang musyrik Arab, yang berkata ,"Kami menyembah malaikat-malaikat , dan mereka adalah anak-anak perempuan Allah“ Tafsir as-Sa'di “ Dan untuk memperingatkan kepada orang-orang yang berkata , ‘Allah mengambil seorang anak ’ ,” dari kalangan Yahudi , Nasrani dan orang-orang musyrik yang mengatakan perkataan keji ini . Tafsir Al Munir ( Indikator 3: Orientasi Dakwah )

20XX 11 AYAT 5 مَّا لَهُم بِهِۦ مِنْ عِلْمٍ وَلَا لِءَابَآئِهِمْ ۚ كَبُرَتْ كَلِمَةً تَخْرُجُ مِنْ أَفْوَٰهِهِمْ ۚ إِن يَقُولُونَ إِلَّا كَذِبًا Mereka sekali -kali tidak mempunyai pengetahuan tentang hal itu , begitu pula nenek moyang mereka . Alangkah buruknya kata-kata yang keluar dari mulut mereka ; mereka tidak mengatakan ( sesuatu ) kecuali dusta . Tafsir Al- Mukhtashar Orang-orang yang menebarkan fitnah itu sama sekali tidak memiliki pengetahuan dan bukti atas klaim mereka bahwa Allah memiliki anak , begitu pula nenek moyang yang mereka ikuti tidak memiliki pengetahuan tentang itu . Sungguh betapa besar kejelekan kata-kata yang terlontar tanpa ilmu dari mulut mereka , tidaklah mereka menyatakannya kecuali sebagai kedustaan yang tidak berdasar dan tidak pula memiliki bukti . Tafsir Ibnu Katsir ( Mereka sekali -kali tidak mempunyai pengetahuan ) yaitu dengan ucapan yang mereka buat-buat dan mereka dustakan dari diri mereka sendiri itu ( begitu pula nenek moyang mereka ) yaitu para pendahulu mereka ,( Alangkah jeleknya kata-kata) yaitu dinasab sebagai tamyiz , bentuknya adalah “ Alangkah buruk kalimat mereka ini ”. Dikatakan , bahwa ini adalah bentuk takjub , bentuknya adalah ,” Alangkah buruknya kata-kata mereka itu ”, seperti kamu berkata , " Akrim bi zaidin rajulan " ( alangkah mulianya Zaid ) Pendapat ini dikatakan sebagian ulama Bashrah , dan sebagian ulama ’ qiraah Makkah , yaitu “ kaburat kalimatan ” sebagaimana dikatakan “ Alangkah buruknya ucapanmu ” dan “ Alangkah buruknya perkaramu ” Makna yang dimaksud berdasarkan bacaan mayoritas ulama lebih jelas , bah­wa sesungguhnya ungkapan ini untuk ucapan mereka , dan kebohongan mereka yang besar . ( Indikator 3: Orientasi Dakwah )

Tafsir as-Sa'di Sesunggguhnya mereka tidak mengatakan hal itu atas dasar ilmu dan keyakinan , mereka tidak memiliki ilmu , tidak pula memiliki ilmu dari nenek moyang mereka yang mereka ikuti . Bahkan , mereka hanyalah mengikuti prasangka dan keinginan-keinginan yang disukai oleh hawa nafsunya .“ Alangkah jeleknya kata-kata yang keluar dari mulut mereka ,” maksudnya amat besar kekejiannya dan amat parah hukumannya . Manakah kekejian yang lebih besar daripada menyandangi Allah dengan sifat bahwa Dia mengambil seorang anak yang menimbulkan konsekuensi kekuranganNya dan peran serta pihak lain ( dari makhluk ) kepadaNYa dalam sifat-sifat khusus rububiyah dan uluhiyah , dan mengadakan kedustaan atas namaNya ?! " Siapakah yang lebih lalim daripada orang-orang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah?" (Al-Kahfi:15). Oleh karena itu , Allah disini berfirman , “ Mereka tidak mengatakan ( sesuatu ) kecuali dusta ,” yaitu kedustaan murni , tidak ada kebenaran sedikit pun padanya . Perhatikanlah , bagaimana Allah menggugurkan perkataan ini sedikit demi sedikit dan berpindah dari suatu kebatilan yang lebih parah . Pertama , Allah mengabarkan bahwa , “ mereka sekali -kali tidak mempunyai pengetahuan tentang hal itu , begitu pula nenek moyang mereka .” Berkata atas nama Allah tanpa ilmu , tidak diragukan lagi larangan dan kebatilannya . Kemudian kedua , Allah mengabarkan bahwa perkataan tersebut adalah perkataan buruuk lagi keji . Maka Allah berfirman , “ Alangkah jeleknya kata-kata yang keluar dari mulut merekka ,” selanjutnya ketiga , Allah menyebutkan tingkat kejelekannya yaitu kedustaan yang meniadakan kebenaran 12

Tafsir Al Munir 20XX

20XX PRESENTATION TITLE 14 AYAT 6 فَلَعَلَّكَ بَٰخِعٌ نَّفْسَكَ عَلَىٰٓ ءَاثَٰرِهِمْ إِن لَّمْ يُؤْمِنُوا۟ بِهَٰذَا ٱلْحَدِيثِ أَسَفًا Maka ( apakah ) barangkali kamu akan membunuh dirimu karena bersedih hati setelah mereka berpaling , sekiranya mereka tidak beriman kepada keterangan ini (Al-Quran ). Tafsir Al- Mukhtashar Maka boleh jadi engkau - wahai Rasul - akan mencelakakan dirimu karena kecewa dan bersedih hati bila mereka tidak beriman kepada Al- Qur`ān ini . Maka janganlah engkau melakukannya sebab pemberian hidayah itu bukanlah tanggung jawabmu , akan tetapi engkau hanya bertugas untuk menyampaikan . Tafsir Ibnu Katsir Allah SWT berfirman seraya menghibur RasulNya SAW dalam kesedihan beliau dalam menghadapi orang-orang musyrik , karena mereka enggan beriman dan menjauhi dari beliau . Janganlah membinasakan dirimu sendiri karena kecewa.Qatadah berkata bahwa yang dimaksud adalah membu­nuh dirimu sendiri karena marah dan bersedih hati terhadap mereka.Mujahid berkata bahwa maknanya adalah kecewa . yaitu " Janganlah kamu kecewa terhadap mereka , melainkan sampaikanlah risalah Allah. Barangsiapa yang menjadikannya petunjuk , maka hal itu untuk dirinya sendiri . Dan barangsiapa yang sesat , maka janganlah dirimu binasa karena kesedihan ter­hadap mereka . ( Indikator 4: Bijak Dalam Menyikapi Hasil Dakwah Dakwah )

Tafsir as-Sa'di Ketika Rasulullah mempunyai animo tinggi untuk memberikan hidayah kepada manusia , berupa sekuat tenaga untuk mencapainya , maka beliau bergembira dan bersuka cita dengan tercapanya kesadaran hidayah pada orang-orang, dan ( sebaliknya ) bersedih hati serta berduka cita terhadap orang-orang yang mendustakan lagi sesat karena rasa iba dan kasihan beliau kepada mereka , maka Allah membimbing beliau supaya tidak menyibukkan dirinya dengan rasa iba kepada orang-orang yang tidak beriman terhadap al-Quran ini . Di sini Allah berfirman , “ maka ( apakah ) barangkali kamu akan membunuh dirimu ,” maksudnya membinasakan dirimu disebabkan kegalauan hati dan rasa prihatin kepada mereka . Padahal pahalamu sudah pasti ditanggung oleh Allah, sedangkan mereka itu , seandainya Allah mengetahui ada kebaikan pada diri mereka , niscaya Allah akan memberi petunjuk . Akan tetapi , Allah mengetahui bahwa mereka tidak pantas kecuali untuk api neraka saja . Oleh karena itu , Allah menelantarkan mereka , tidak memberikan hidayah kepada mereka . Maka , perhatianmu (yang menyita ) dirimu lantaran kepedihan hati dan keprihatinan kepada mereka tidak ada gunanya bagimu . 15

20XX 16 Tafsir Al Munir

20XX 17 AYAT 7 إِنَّا جَعَلْنَا مَا عَلَى ٱلْأَرْضِ زِينَةً لَّهَا لِنَبْلُوَهُمْ أَيُّهُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang di bumi sebagai perhiasan baginya , agar Kami menguji mereka siapakah di antara mereka yang terbaik perbuatannya . Tafsir Al- Mukhtashar Sesungguhnya Kami telah menjadikan segala apa yang ada di bumi ini berupa makhluk-makhluk yang beragam sebagai perhiasan dan keindahan baginya , dengan tujuan untuk Kami uji mereka ; siapakah diantara mereka yang memiliki amalan paling baik lagi diridai Allah, atau siapakah diantara mereka yang memiliki amalan paling buruk , agar setiap dari mereka Kami berikan balasan yang setimpal . Tafsir Ibnu Katsir Dia telah menjadikan dunia ini sebagai rumah yang fana yang dihiasi dengan perhiasan yang fana . Sesungguhnya Dia menjadikannya sebagai tempat ujian , bukan tempat untuk mene­tap . Tafsir as-Sa'di Allah mengabarkan bahwa Dia telah menjadikan semua yang ada di muka bumi , baik berupa makanan-makanan yang lezat , aneka minuman , pakaian-pakaian yang bagus , pepohonan , sungai-sungai , sawah-sawah , buah-buahan , panorama yang mengagumkan , kebun-kebun yang memikat , suara-suara yang membangkitkan semangat , rupa-rupa yang manis , emas,perak , kuda , unta , dan lain sebagainya , semuanya Allah ciptakan sebagai perhiasan untuk perkampungan ini ( kehidupan dunia ) dan sebagai cobaan dan ujian . “Agar Kami menguji siapakah di antara mereka yang terbaik perbuatannya ,” maksudnya yang paling ikhlas dan paling benar . ( Indikator 5: Semua hasil yang dirasakan di dunia adalah ujian )

Tafsir Al Munir 20XX 18

20XX 19 AYAT 8 وَإِنَّا لَجَٰعِلُونَ مَا عَلَيْهَا صَعِيدًا جُرُزًا Dan sesungguhnya Kami benar-benar akan menjadikan (pula) apa yang di atasnya menjadi tanah rata lagi tandus Tafsir Al- Mukhtashar Dan Kami akan merubah segala apa yang ada di atasnya berupa makhluk-makhluk yang beragam menjadi tanah yang tandus lagi kosong dari tumbuhan , dan ini akan terjadi setelah berakhirnya masa kehidupan makhluk-makhluk ini , sebab itu mereka ( manusia ) hendaknya mengambil pelajaran darinya . Tafsir Ibnu Katsir Dunia itu pasti lenyap , fana , habis , lenyap dan hancur . Sesudah menghiasinya Kami benar-benar akan men­jadikan dunia rusak dan hancur , dan Kami akan menjadikan segala sesuatu yang ada di atasnya binasa , rata dan tandus yang tidak dapat menumbuhkan tanaman apapun dan tidak bermanfaat . Qatadah berkata bahwa ”ash- sha’id ” adalah tanah yang tidak ada pohon dan tanaman di atasnya.Ibnu Zaid berkata bahwa ”ash- sha’id ” adalah tanah yang tidak ada apapun sama sekali di atasnya . Muhammad bin Ishaq berkata bumi dan apa yang ada di atasnya pasti akan lenyap dan binasa . Dan sesungguhnya tempat kembali adalah kepada Allah . Maka janganlah membuatmu bersedih apa yang kamu dengar dan kamu lihat . ( Indikator 5: Semua hasil yang dirasakan di dunia adalah ujian )

20XX PRESENTATION TITLE 20 Tafsir as-Sa'di Meskipun demikian , Allah akan menjadikan semua yang telah disebutkan sebagai obyek-obyek yang fana ( sirna ) lagi musnah , lenyap dan berakhir . Bumi akan kembali , “ menjadi tanah yang rata lagi tandus ,” telah pergi kenikmatan-kenikmatannya , sungai-sungainya berhenti ( mengalir ) dan bekas-bekasnya hilang serta kenikmatannya sirna.Inilah hakikat dunia . Allah telah mempertontonkannya dengan jelas kepada kita , seolah-olah dunia itu seperti melihat dengan dua mata kita , memperingatkan kita agar tidak terpedaya olehnya dan ( juga ) merangsang kita untuk lebih menyukai suatu tempat , yang kenikmatannya abadi dan penghuninya berbahagia . Semua itu merupakan rahmat Allah kepada kita . Orang yang melihat penampilan ( pesona ) fisik dunia semata tanpa ( memperhatikan ) hakikatnya , niscaya akan tertipu dengan keindahan dan perhiasannya , lalu mereka bersahabat dengannya layaknya binatang-binatang ternak ( bersahabat ) dan bersenang-senang dengan dunia seperti binatang-binatang yang digembalakan . Mereka tidak menoleh kepada hak Rabb mereka , dan tidak berkepentingan untuk mengenalnya . Bahkan obsesi mereka hanyalah ingin menikmati syahwat dunia dengan cara apa pun dihasilkan dan pada kesempatan kapanpun yang muncul . Mereka ini , apabila ajal mendatangi mereka , pasti mereka gundah lantaran dirinya hancur dan kenikmatannya lenyap . Bukan ( merasa bersalah ) disebabkan perbuatan yang telah dilakukannya berupa penyepelean aturan (Allah) dan dosa-dosa . Adapun orang yang memperhatikan hakikat dunia , memahami maksud penciptaan dunia dan dirinya , maka dia akan mengambil ( bagian ) dari dunia tersebut sekedar untuk dipakai merealisasikan tujuan penciptaan dirinya . Dia memanfaatkan kesempatan dalam umurnya yang berharga , lalu menjadikan dunia sebagai jembatan penyeberangan , bukan tempat bersenang-senang , tempat transit dalam perjalanan , bukan tempat menetap . Dia mengorbankan segala kemampuannya untuk mengenal Rabbnya , melaksanakan perintah-perintahNya dan memperbagus amalannya.Orang ini akan berada di tempat sebaik-baiknya di sisi Allah, dan dia layak untuk menerima segala kemuliaan , kenikmatan , dan kebahagiaan , serta penghormatan di sisi Allah. Dia melihat hakikat dunia , tatkala orang yang tertipu melongok pesona fisiknya , beramal untuk kehidupan akhiratnya tatkala para pemburu dunia beramal untuk dunia .

Tafsir Al Munir 20XX 21

THANK YOU 20XX PRESENTATION TITLE 22
Tags