Tanggul Banjir-1.pptx khusus prodi teknik

dedeksyariahst 0 views 18 slides Oct 11, 2025
Slide 1
Slide 1 of 18
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14
Slide 15
15
Slide 16
16
Slide 17
17
Slide 18
18

About This Presentation

semogah bermanfaat dan dapat di aplikasikan


Slide Content

Tanggul Banjir Disusun oleh : Defhol Adri Mirzha Syafriadi Satria Ali Alatas Rasyid Algifary Aldi Hidayat

Tanggul adalah salah satu infrastruktur sungai pengendali banjir yang dibangun untuk menahan debit air sungai yang besar. Bangunannya berupa dinding atau tembok penghalang yang didesain untuk menahan luapan air sehingga daerah yang ada disekitarnya dapat terlindungi. Pengertian Tanggul Banjir

Tanggul banjir adalah struktur yang dibangun di tepi sungai atau saluran air untuk mencegah banjir. Tanggul ini berupa dinding atau tembok yang berfungsi untuk menahan luapan air sungai, sehingga daerah di sekitarnya terlindungi dari banjir.  Tanggul dapat berupa tanggul alami (natural levee ) yang terbentuk secara alami di tepi sungai atau tanggul buatan ( artificial levee ) yang dibangun oleh manusia. Tanggul buatan biasanya dibuat dari material seperti tanah dan pasir, dan didesain untuk menahan debit air sungai yang besar. 

T anggul alami Tanggul alami terbentuk secara alami di daerah banjir sungai setelaha terjadi banjir, dengan endapan sedimen di tepian sungai.  Jenis – jenis tanggul banjir Tanggul timbunan Tanggul timbunan dibuat dengan sengaja menimbun tanah atau material lainnya di pinggiran wilayah, seperti tanggul timbunan batuan di sepanjang pinggiran laut. 

T anggul beton Tanggul beton dibangun dengan menggunakan campuran beton untuk membuat tanggul yang kuat, seperti tanggul bendung atau dinding penahan tanah (DPT).  Jenis – jenis tanggul banjir Tanggul infrastruktur Tanggul infrastruktur adalah struktur yang didesain dan dibangun kuat, seperti jalan raya, dan dapat berfungsi sebagai tanggul karena perbaikan dan pemeliharaan yang berkelanjutan. 

Fungsi tanggul banjir Mencegah luapan air Tanggul dirancang untuk menahan debit air sungai atau laut yang besar, mencegah air meluap ke daratan dan menyebabkan banjir.  Tanggul banjir berfungsi sebagai penghalang air yang digunakan untuk mencegah luapan air sungai atau laut ke daratan, sehingga melindungi wilayah sekitar dari banjir. Tanggul juga dapat membantu menjaga kestabilan lereng sungai dan mencegah erosi.  Berikut adalah beberapa fungsi utama tanggul banjir:

Melindungi wilayah Dengan mencegah banjir, tanggul melindungi rumah, bangunan, infrastruktur, dan lahan pertanian dari kerusakan akibat banjir.  Mengatur infrastuktur Tanggul dapat membantu mengatur ketinggian permukaan air sungai, sehingga mengurangi risiko banjir di wilayah yang dilindungi. 

Melindungi wilayah Dengan mencegah banjir, tanggul melindungi rumah, bangunan, infrastruktur, dan lahan pertanian dari kerusakan akibat banjir.  Mencegah erosi Tanggul dapat membantu menjaga stabilitas lereng sungai dan mencegah erosi akibat arus air. 

1. Kebutuhan Teknis a. Desain Tanggul Ketinggian dan ketebalan disesuaikan dengan debit air maksimum yang pernah terjadi (banjir 50 tahunan/100 tahunan). Struktur penahan : menggunakan material seperti tanah, batu, geotekstil , atau beton. Stabilitas lereng dan perlindungan erosi, misalnya dengan penanaman rumput atau pelapisan batu. b. Lokasi Strategis Diperlukan studi hidrologi dan hidrolika untuk menentukan titik-titik rawan banjir. Pemetaan DAS dan data topografi untuk menentukan lokasi efektif pembangunan tanggul. c. Drainase Sistem saluran pembuangan air hujan agar tidak terjebak di balik tanggul. Pemasangan pintu air dan pompa banjir jika tanggul menyebabkan daerah di dalamnya lebih rendah dari permukaan sungai. Kebutuhan tanggul banjir

2. Kebutuhan Non-Teknis a. Pendanaan Sumber dana dari APBN, APBD, atau bantuan luar negeri. Perlu perencanaan anggaran jangka pendek dan panjang, termasuk untuk pemeliharaan. b. Regulasi dan Perizinan Harus sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW). Izin dari dinas terkait seperti PUPR atau Balai Wilayah Sungai. c. Partisipasi Masyarakat Sosialisasi dan edukasi warga tentang pentingnya tanggul dan bahaya merusak tanggul. Melibatkan masyarakat dalam pengawasan dan pelaporan kerusakan. d. Pemeliharaan dan Monitoring Pemeriksaan rutin terhadap retakan, kebocoran, atau kerusakan struktur. Kesiapan peralatan tanggap darurat jika tanggul jebol.

4. Contoh Implementasi Tanggul Sungai Bengawan Solo Sungai Citarum . Kanal Banjir Timur di Jakarta

Penyebab utama kegagalan tanggul : Kapasitas Hidraulik Terlampaui : Kapasitas maksimal tanggul hanya 800 m³/s, sedangkan debit sungai saat kejadian mencapai 1.180 m³/s (melebihi ±47%). Hal ini menyebabkan air melimpas ( overtopping ) yang dapat mengikis tanggul dari sisi luar. Kondisi Geoteknik Melemah : Tanggul berbahan tanah ( earth levee ) tanpa perlindungan revetment sangat rentan terhadap erosi oleh limpasan air. Selain itu, perembesan berat di 4 titik menunjukkan kelemahan stabilitas internal ( seepage failure ) akibat tekanan air tinggi yang mengalir melalui pori-pori tanah. Umur Struktur & Minim Pemeliharaan : Tanggul dibangun tahun 2005 dan terakhir direhabilitasi pada 2012, artinya tidak diperbarui selama lebih dari 12 tahun. Tanpa perawatan berkala, kemampuan struktur menurun secara signifikan. Soal 1: Analisis Kegagalan Struktural

Jenis kegagalan : Overtopping → akibat debit sungai melebihi kapasitas tanggul. Internal Erosion ( Piping ) → karena perembesan berat yang melemahkan inti tanggul. Slope Failure ( Kelongsoran Lereng) → sebagai akibat gabungan erosi luar dan kelembapan berlebih dari dalam tanggul.

Kelebihan sistem tanggul multifungsi: Efisiensi ruang dan anggaran : Fungsi ganda sebagai pengendali banjir dan distribusi irigasi menghemat lahan dan biaya pembangunan. Akses pemantauan : Jalan inspeksi di atas tanggul mempermudah kontrol dan pemeliharaan rutin. Manfaat langsung ke masyarakat : Jalur air irigasi diintegrasikan, memudahkan distribusi air ke lahan pertanian. Soal 2: Evaluasi Sistem Multi-Fungsi

Kelemahan dalam konteks perubahan iklim: Risiko kerusakan sistemik : Bila satu fungsi gagal (misalnya tanggul jebol), fungsi lain ikut terganggu (air irigasi tak tersalur). Fleksibilitas rendah : Desain yang terlalu kaku menyulitkan adaptasi terhadap kejadian iklim ekstrem seperti La Nina. Konflik pengelolaan : Prioritas antara pengendalian banjir dan kebutuhan air pertanian bisa berbenturan, terutama di musim hujan atau kekeringan.

A. Solusi Teknik Sipil Modern Desain ulang tanggul dengan kapasitas Q50 (banjir ulang 50 tahunan). Perkuat tanggul tanah dengan geotekstil , inti kedap air ( clay core ), dan pelindung revetment berbatu atau beton. Bangun kolam retensi atau embung di hulu untuk menahan limpasan awal. Tambahkan sistem early warning berbasis sensor debit dan kelembapan tanah Soal 3: Rekomendasi Terpadu (Jangka Menengah & Panjang)

B. Tata Kelola Risiko Banjir Zonasi wilayah rawan banjir dan relokasi pemukiman rentan. SOP tanggap darurat untuk antisipasi jebolnya tanggul. Sistem monitoring real- time curah hujan dan tinggi muka air. C. Strategi Partisipasi Masyarakat Edukasi dan pelatihan masyarakat tentang fungsi tanggul dan penanganan awal kebocoran. Pembentukan kelompok pengelola tanggul berbasis desa ( community-based flood management ). Pelibatan petani dalam penjadwalan buka tutup pintu air untuk menghindari konflik hulu-hilir.

Terimakasih