Teknik Budidaya Durian dan Cara Pemupukannya.pptx

didiwananta 6 views 73 slides Oct 17, 2025
Slide 1
Slide 1 of 73
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14
Slide 15
15
Slide 16
16
Slide 17
17
Slide 18
18
Slide 19
19
Slide 20
20
Slide 21
21
Slide 22
22
Slide 23
23
Slide 24
24
Slide 25
25
Slide 26
26
Slide 27
27
Slide 28
28
Slide 29
29
Slide 30
30
Slide 31
31
Slide 32
32
Slide 33
33
Slide 34
34
Slide 35
35
Slide 36
36
Slide 37
37
Slide 38
38
Slide 39
39
Slide 40
40
Slide 41
41
Slide 42
42
Slide 43
43
Slide 44
44
Slide 45
45
Slide 46
46
Slide 47
47
Slide 48
48
Slide 49
49
Slide 50
50
Slide 51
51
Slide 52
52
Slide 53
53
Slide 54
54
Slide 55
55
Slide 56
56
Slide 57
57
Slide 58
58
Slide 59
59
Slide 60
60
Slide 61
61
Slide 62
62
Slide 63
63
Slide 64
64
Slide 65
65
Slide 66
66
Slide 67
67
Slide 68
68
Slide 69
69
Slide 70
70
Slide 71
71
Slide 72
72
Slide 73
73

About This Presentation

Budidaya Durian Montong


Slide Content

TEKNIK BUDIDAYA durian UNTUK MENINGKATKAN MUTU DURIAN

Pertanian Berkelanjutan ( Sustainable agriculture ) Komitmen Indonesia Implementasi Komitmen Global Agenda 21 KTT Bumi Rio de Janeiro Tahun 1992 Indonesia menandatangani Agenda 21 dalam KTT Bumi di Rio de Janeiro Menyesuaikan kebijakan pembangunan pertaniannya pada prinsip Pertanian berkelanjutan ( Sustainable Agriculture ) dan memasyarakatkan konsep pertanian berkelanjutan tersebut .

Konsep Pertanian Berkelanjuta n Organic Farming ( Pertanian Organik ) Ecological Farming ( Pertanian Ekologi ) Biological Farming ( Pertanian Biologis ) Alternative Farming ( Pertanian Alternatif ) Integrated Farming ( Pertanian Terpadu ) Nature Farming ( Pertanian Alami ) Low-External Input Farming ( Pertanian dengan penggunaan input- luar yang rendah ) Regenerative Farming ( Pertanian dengan sistem regenerasi ) Balance-Input Farming ( Pertanian dengan penggunaan input berimbang ) Precision Farming ( Pertanian “ tepat ”) “Wise-use” of Input Farming ( Pertanian dengan pemanfaatan limbah )

Komponen teknologi B udidaya durian berkelanjutan ala agno Penggunaan b enih sehat dari VAK Jarak tanam ideal dan Penanaman Monokultur 12x12 m, 14x14 m, tipe ramping/iklim kering 10x10 m, Tanaman Sela 16x12 m, 16x14 m, Agrowisata 14x14 m, 16x16 m. Populasi tinggi 12x12x12 m, 14x14x14 m (plus 15%) Penanaman sistem ‘Temposo’ (busut) pada tanah berat, tinggi 0,5-1,5 m, diameter 5-10 m. Pemupukan berimbang: organik ( kompos ), hayati , dan anorganik . Konservasi tanah dengan penutup tanah (LCC Arachis pintoi / mulsa , intercrop), dan penyiangan terbatas dan strip rumput di gawangan . Pengendalian OPT secara terpadu . Aplikasi agensia hayati dan konservasinya . Pembuatan parit drainase . Pemagaran kebun dengan tanaman pohon legum /HMT . Usahatani Terpadu 10 ekor sapi/ha tanaman durian  untuk penyedia Kompos dan POC

Agroklimat Agroteknologi Varietas unggul  atribut unggul secara genetik  VAK ( Pasar ) Agroklimat  kesesuaian iklim dan cuaca  modifikasi Agroteknologi  lokal spesifik  menyesuaikan agroklimat yang dinamis Tiga faktor pembentuk durian bermutu Varietas /Klon Tiga faktor pembentuk durian bermutu : Agroteknologi

1 . Benih bermutu Varietas Anjuran Komersial (VAK)  sesuai permintaan pasar / potensial diterima pasar . Benih bersertifikat  jaminan mutu benih Sesuai dengan Iklim setempat ( adaptif ). Sesuai dengan rencana penerapan teknologi .

a. Jarak tanam Jarak tanam antar barisan 10-16 m dan dalam barisan 10-16 m cukup memadai untuk pertumbuhan tanaman durian, tergantung ukuran kanopi dan tujuan produksi . Jarak 10x10 m, 10x12 m  pohon ramping, pemangkasan intensif , iklim kering Jarak 12x12 m, 14x14 m  kebun produksi komersial Jarak 12x16 m, 14x16 m, 16x16 m  tumpangsari , kebun wisata Jarak tanam segitiga 12x12x12 m, 14x14x14 m  populasi lebih banyak 15% dibanding jarak tanam segiempat . 2 . Jarak tanam dan Penanaman

Jarak tanam dan tegakan No Jarak Tanam (m) Tegakan Keterangan 1 2 3 4 1 10 x 12 83 2 10 x 14 71 3 11 x 11 83 4 11 x 12 76 5 11 x 14 65 6 12 x 12 69 7 12 x 14 60 8 14 x 14 51 9 15 x 15 44 10 11 x 11 x 11 95 Jumlah tegakan 15% lebih banyak 11 12 x 12 x 12 80 Sda 12 13 x 13 x 13 68 Sda 13 14 x 14 x 14 59 Sda 14 15 x 15 x 15 51 Sda 15 16 x 16 x 16 48 Sda

Panen Matahari Durian tumbuh keatas dan kesamping , d ibutuhkan ruang yang cukup agar mendapatkan sinar matahari yang cukup  produktivitas dan mutu buah Jarak tanam dan Kanopi bersambung (pengamatan lapangan): - Jarak tanam 10x10 m  12-15 tahun - Jarak tanam 12x12 m  18-22 tahun - Jarak tanam 14x14 m  25-30 tahun - Jarak tanam 16x16 m  33-38 tahun

Hubungan jarak tanam dan Produktivitas durian varietas Otong / Monthong ( Fakta empiris di kutim ) No Uraian Kasus 1 Kasus 2 1 Jarak tanam 9 x 9 m 18 x 18 m 2 Produksi 70 buah / ph / th 300 buah / ph / th 3 Produktivitas 8,610 buah /ha 9,300 buah /ha

Penanaman Durian tumbuh baik dataran rendah beriklim sangat basah ( tipe A Schmidt dan Fergusson), basah ( tipe B) dan agak basah ( tipe C). Tumbuh baik pada tanah subur kaya bahan organik pada berbagai jenis tanah yang tidak tergenang . Pembukaan lahan dengan cara menebas tanpa bakar agar humus berguna untuk meningkatkan kesuburan tanah sesuai kebutuhan tanaman durian.

Pengolahan tanah

Lubang anam Tanah ringan 60 x 60 x 60 cm, Tanah berat / liat 100 x 100 x 100 cm Sebelum dikembalikan ke dalam lubang dicampur kompos (2-3 :1), dolomit , Phosfat Alam dan agens hayati atau menggunakan kompos biopestisida untuk mencegah penyakit akibat serangan cendawan . Lubang ditutup dan dibiarkan 2 minggu agar padat sebelum benih ditanam .

Menanam Penanaman dengan membuat “ lubang ” seukuran polybag di dalam lubang tanam yang telah ditutup media, tanam benih dan padatkan tanah disekitarnya , Pasang ajir untuk menegakkan tanaman

Menanam pada tanah berat Jika terpaksa menanam pada jenis tanah berat ( liat ), mengatasi drainase buruk di tanah berat menanam dengan teknik ‘Temposo’ (gundukan/busut) bisa dengan atau tanpa lubang tanam. Benih ditanam di ’temposo’/gundukan/busut yang telah diisi media subur , ‘temposo’/ gundukan dibuat melingkar batang . ‘Temposo’ (Gundukan/Busut) yang dibuat secara manual minimal tinggi 0,5 m, secara mekanis 1-1,5 m, tergantung keadaan dan jenis tanah, diameter (Ø) 8-10 m bisa dibuat secara bertahap mulai dari 0,8-1 m (Temposo Kredit) .

Teknik ‘Temposo’ (gundukan/busut) ditanah berat (liat)

T EKNIK TEMPOSO (GUNDUKAN/BUSUT) SUDAH LAZIM DI MALAYSIA

MANFAAT TEMPOSO (GUNDUKAN/BUSUT) Teknik penanaman Temposo (Gundukan/Busut) mengatasi kematian benih akibat buruknya drainase/aerase pada tanah berat terutama di daerah bercurah hujan tinggi disekitar equator. Temposo mencegah aliran air hujan yang potensial membawa patogen masuk ke sekitar perakaran tanaman. Temposo membantu untuk tindakan stres air untuk persiapan inisiasi bunga. Kelemahannya ketika kemarau wajib tersedia pengairan.

Penyiraman Penyiraman segera setelah selesai penanaman Kebutuhan air minimal 10 liter per tanaman Ulangi sebagai pengairan 5-10 liter/ hari sebelum curah hujan cukup .

Penaung Buat naungan agar tanaman muda tidak stres , naungan setinggi 50-60 cm di atas pucuk tanaman , naungan sampai 3-6 bulan setelah tanam . Penaung Daun Kelapa

3 . Pemangkasan bentuk dan pemeliharaan Pemangkasan bentuk diperlukan untuk membentuk kerangka tanaman agar menghasilkan produksi maksimal . Pemangkasan pemeliharaan untuk membuang cabang sakit dan cabang yang tidak efektif untuk fotosintesis .

Pemangkasan dan produktivitas Produktivitas dipengaruhi Laju asimilasi netto - NAR ( Net Asimilation Rate ), NAR adalah kemampuan tanaman menghasilkan berat kering hasil asimilasi tiap satuan luas daun tiap satuan waktu . Semakin besar nilai kerapatan tajuk , semakin sulit tanaman melakukan fotosintesis ( Tohari , 1994). LAI ( Leaf Area Indeks ) merupakan ukuran kasar luas daun per satuan radiasi matahari yang tersedia . Dengan bertumbuhnya tanaman budidaya dan dengan meningkatnya LAI, makin banyak daun yang terlindung menyebabkan penurunan NAR sepanjang musim pertumbuhan . Jadi , NAR juga dipengaruhi oleh LAI dengan keadaan berbanding terbalik ( Tohari , 1994). Sebagai pedoman tingkat lapang pada durian tiap kg buah membutuhkan 50 -100 lembar daun , lai tiap kg buah 30-50 lembar daun .

Teknik pemangkasan bentuk Batang utama tunggal Jarak antar cabang 30-40 cm selebihnya dipangkas Jarak antar ranting 30-40 cm yang lain dipangkas Tinggi cabang / dahan pertama 80-100 cm dari permukaan tanah

Pembentukan arsitektur Pohon Durian Tinggi topping batang utama 3-4 m Jumlah cabang 10-14 buah Ranting dipelihara pada 1/3 bagian luar cabang

Teknik membentuk cabang sudut lebar Cabang durian ada yang tumbuh membentuk sudut lebar dan sempit Cabang yang baik sudut lebar (90 derajat ) Cabang yang bersudut sempit ditarik ke bawah membentuk sudut lebar menggunakan tali raffia atau diberi pemberat .

Topping Untuk mendapatkan sosok tanaman yang pendek  pemangkasan batang utama (Topping) Topping pada tinggi 3-4 m dari permukaan tanah Topping bisa diulang 3-5 kali sampai terakhir tinggi 4-5 m dan pertumbuhan ke atas melambat ( umur 12-14 tahun ).

Pemangkasan pemeliharaan Memangkas tunas air Memangkas cabang /ranting yang lemah / mati Memangkas cabang /ranting yang terlalu rapat (<30 cm)

Kesuburan tanah adalah mutu tanah untuk bercocok tanam yang ditentukan oleh salingtindak ( interaction ) sejumlah sifat fisika , kimia , dan biologi yang menjadi habitat akar-akar aktif tanaman . Pupuk diberikan untuk memenuhi kebutuhan hara tanaman durian Pupuk organik komponen utama budidaya durian sehat dan berkelanjutan Pupuk hayati sebagai pengurai , penyedia hara , menyehatkan tanah ( agens antagonis ), dan meningkatkan efisiensi pemupukan . Pupuk anorganik melengkapi kekurangan hara yang tidak didapat dari pupuk organik dan hayati . 4 . Pemupukan berimbang

Penaksiran dapat didasarkan atas sifat dan kelakuan fisik , kimia , dan biologi tanah yang terukur , terkorelasikan dengan keragaan ( performance ) tanaman menurut pengalaman atau hasil penelitian sebelumnya , sehingga dapat dipergunakan untuk mengetahui sebab-sebab yang menentukan kesuburan tanah . Di samping itu penaksiran dapat dilakukan secara langsung berdasarkan keragaan tanaman yang teramati ( bioassay ), cara ini hanya dapat mengungkapkan tanggapan tanaman terhadap keadaan tanah yang dihadapi ( Notohadiprawiro e t al ., 1987).

Pupuk Organik Pupuk Organik adalah pupuk yang berasal dari tumbuhan mati , kotoran hewan dan / atau bagian hewan , dan / atau limbah organik lainnya yang telah melalui proses rekayasa , berbentuk padat atau cair dapat diperkaya dengan mineral dan / atau mikroba yang bermanfaat untuk meningkatkan kandungan hara dan bahan organik tanah , serta memperbaiki sifat fisik , kimia , dan / atau biologi tanah ( Permentan Nomor : 01 Tahun 2019)

Kompos Bio- Pestisida dan POC- Biopestisida Kompos sangat penting untuk meningkatkan kesuburan tanah yang selanjutnya meningkatkan ketahanan tanaman terhadap pathogen dan sebagai media perkembangbiakan mikroba berguna . Mikroba pengurai seperti Tricoderma lactae , T. harzianum , T. koningi , dan Bacillus pantotkenticus yang antagonis terhadap jamur pathogen dapat diberikan sebagai kompos biopestisida dan POC biopestisida . Ekstrak kompos yang diproses dengan Bio -TRIBA bersifat pestisidal terhadap beberapa patogen tanaman ( Tombe , 2009).

Pupuk an- organik Pupuk an- organik adalah pupuk hasil proses rekayasa secara kimia , fisik dan / atau biologis , dan merupakan hasil industri atau pabrik pembuat pupuk ( Permentan Nomor : 36/ Permentan /SR/10/2017).

Pupuk Hayati Pupuk Hayati adalah produk biologi aktif terdiri atas mikroba yang telah teridentifikasi sampai minimal tingkat genus dan berfungsi memfasilitasi penyediaan hara secara langsung atau tidak langsung , merombak bahan organik , meningkatkan efisensi pemupukan , kesuburan , dan kesehatan tanah ( Permentan Nomor : 01 Tahun 2019) .

P upuk dasar . Pupuk dasar diberikan dalam lubang tanam terdiri dari kompos 10 kg, dolomit 200-300 g, posfat alam 400-600 g

Pupuk organik kompos diberikan setahun sekali , tahun pertama ( pupuk dasar ) sebanyak 10 kg per pohon , setiap tahun dosis ditingkatkan dengan menambah 30-40 kg/ pohon . Pemupukan anorganik dilakukan tiga bulan setelah tanam   sampai umur tiga tahun dengan pupuk anorganik dosis 100-150 g pupuk majemuk (NPK) disesuaikan kesuburan tanah , selanjutnya setiap 4-6 bulan sekali dengan cara dipendam dalam alur dangkal sedalam 5-10 cm dalam tanah di bawah lingkaran tajuk , setiap memupuk dosis ditambah 40-60 g sehingga pada umur tiga tahun dosis mencapai 500 g NPK per pohon .

Tabel 1. Pemupukan Durian Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) Tahun Kompos Dolomit Phonska Dosis Aplikasi Dosis Aplikasi Dosis Aplikasi (Kg)   (g)   (g)   1 2 3 4 5 6 7 I 10 1 kali 180 1 kali 150 2-3 kali II 40-50 1 kali 252 1 kali 210 2-3 kali III 70-80 1 kali 600 1 kali 500 2-3 kali

Pada tahun keempat pemupukan tujuannya untuk pembuahan dan pertumbuhan vegetatif yang mendukung pembuahan . Pemupukan menggunakan pupuk organik ( kompos ), pupuk anorganik , dan pupuk hayati . Tanaman umur tiga tahun (diameter batang ± 7 cm) diberi kompos 30 kg/ pohon / tahun dan terus ditingkatkan sesuai umur atau diameter batangnya .

Kebutuhan Hara Durian per 100 kg ( Diczbalis dan Westerhuis , 2005) No Jenis Hara Kebutuhan Hara (Kg) Bentuk Hara 1 Nitrogen 0,32 NO 3, NH 4 2 Porfor 0,25 P 2 O 5 3 Potasium 0,85 K 2 O 4 Magnesium 0,20 MgO 5 Kalsium 0,39 CaO 6 Boron 0,005 B NR = CNR + Other Loses NR : Nutrient Requirement (Hara yang dibutuhkan ) CNR : Crop Nutrient Removal (Hara yang terangkut tanaman ) Other Loses : Kehilangan karena pencucian , aliran air, penguapan , dan terikat .

Jumlah Hara yang Hilang Saat Panen Jumlah Buah Rerata Bobot buah (kg) Bobot Panen (kg) Hara yang hilang per pohon (kg/ ph ) N P K Ca Mg 25 2 50 0.074 0.012 0.13 0.13 0.016 30 2 60 0.089 0.015 0.16 0.16 0.019 35 2 70 0.10 0.018 0.18 0.18 0.022 40 2 80 0.12 0.021 0.21 0.21 0.025 45 2 90 0.13 0.023 0.24 0.24 0.029 50 2 100 0.15 0.026 0.26 0.26 0.032 100 2 200 0.29 0.051 0.53 0.53 0.064 200 2 400 0.59 0.103 1.05 1.05 0.128 Sumber : Bureau of Plant Industry - Davao National Crop Research & Development Center. Production Technology In Durian . Makalah 26 Maret 2012. Bago Oshiro , Davao City, Filipina.

TM umur 8-9 tahun menurut Anonim (2004) diberikan pupuk organik sebanyak 280 kg/ pohon / tahun dan umur 10 tahun sebanyak 360 kg/ pohon / tahun . Pupuk anorganik (N, P, K, Mg, dan Ca) diberikan sesuai pertumbuhan tanaman yang dihitung berdasarkan diameter batang . Tanaman umur tiga tahun membutuhkan pupuk NPK 500 gram/tahun, untuk tanaman di atas tiga tahun (TM) setiap tambahan satu cm diameter batang ditambahkan 150-250 gram NPK (untuk memudahkan telah dibuat tabel).

DOSIS PUPUK RUMUS: Keterangan : D = Dosis C = Lingkar batang 200 g/cm = konstanta ( nilai tengah 150-250 g/cm) 500 g = konstanta ( Agus Priyono , 2006)  

Pengukuran Lingkar/Diameter Batang

Tabel 1. Waktu dan Dosis Pemupukan Lai TM di Desa Batuah No. Jenis Waktu dan Dosis (kg, g/ pohon ) 1 Keterangan P-I Feb.-Maret P-II Mei- Juni P-III Sept.- Okt . 1 2 3 4 5 6 1. Kompos/Pkd 280-360 kg - - Tergantung umur /diameter batang 2. Dolomit 2 1,2 x D - - 3-4 minggu sebelum NPK   Dosis: 0,31 x D 0,46 x D 0,23 x D   3. Phonska 1 x D 1 0,75 x D 2 -     TSP Atau SP-36 -   - 0,25 X D 2   Sda x 1,33 0,25 x D 3   Sda x 1,33. -   -   KCl - - 0,75 x D 3   4. Pupuk Hayati 3-7 hari sebelum atau sesudah pupuk anorganik , 3-4 kali setahun - 5. PDV (Pupuk Daun Vegetatif) 2 minggu sekali selama 2 bulan - - - 6. PDG ( Pupuk Daun Generatif ) - 2 minggu sekali sampai P-III 2 minggu sekali sampai menjelang panen - [1 ] Waktu pemupukan bisa berubah disesuaikan dengan cuaca/iklim, untuk memudahkan perhitungan dibuat tabel seperti pada lampiran. [2] Penggunaan dolomit setelah tiga tahun berturut-turut dievalusi , selanjutnya tergantung status hara Mg dan Ca atau menggunakan dosis 10 persen dari dosis pada tabel .

No Lingkar Batang (cm) Diameter Batang (cm) Dosis Pemupukan (Gram/Kg/ Tahun ) Pemupukan I Februari-Maret Pemupukan II Mei- Juni Pemupukan III September- Oktober Kompos (Kg) DOLOMIT PHONSKA () PHONSKA () SP-36 (P 2 5 36%) KCl (K 2 0 55%) SP-36 (P 2 5 36%) PHONSKA () 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 1 22 7,0 30 600 167 167 167 2 27 8,6 49 982 273 273 273 3 32 10,2 68 1.364 379 379 379 4 37 11,8 87 1.745 451 502 223 251 112 5 42 13,4 106 2.127 550 612 272 306 136 6 47 15,0 125 2.509 648 721 321 361 160 7 52 16,5 145 2.891 747 831 369 416 185 8 57 18,1 164 3.273 845 941 418 470 209 9 62 19,7 183 3.655 944 1.051 467 525 233 10 67 21,3 202 4.036 1.043 1.160 516 580 258 11 72 22,9 221 4.418 1.141 1.270 565 635 282 12 77 24,5 240 4.800 1.240 1.380 613 690 307 13 82 26,1 259 5.182 1.339 1.490 662 745 331 14 87 27,7 278 5.564 1.437 1.600 711 800 355 15 92 29,3 297 5.945 1.536 1.709 760 855 380 16 97 30,9 316 6.327 1.635 1.819 808 910 404 17 102 32,5 335 6.709 1.733 1.929 857 964 429 18 107 34,0 355 7.091 1.832 2.039 906 1.019 453 19 112 35,6 360 7.473 1.930 2.148 955 1.074 477 20 117 37,2 360 7.855 2.029 2.258 1.004 1.129 502 Tabel 1. Dosis (Tengah) dan Waktu Pemupukan Menurut Diameter Batang .

No Lingkar Batang (cm)      Diameter Batang (cm)      Dosis Pemupukan (Gram/Kg/ Tahun ) Pemupukan I (P-1) Setelah panen Pemupukan II (P-2) 2-3 bulan setelah P-1 Pemupukan III (P-3) 1,5-2 bulan setelah persarian Kompos Dolomit Mutiara MKP KPB Growmore MKP KPB Growmore (Kg) 16:16:16     6:30:30     6:30:30 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 22 7.0 30 600 167 111 56 -  111 56 - 2 27 8.6 49 982 273 182 91 -  182 91  - 3 32 10.2 68 1,364 379 253 126 -  253 126  - 4 37 11.8 87 1,745 451 483 242 73 75 37 11 5 42 13.4 106 2,127 550 589 295 88 91 45 14 6 47 15.0 125 2,509 648 695 347 104 107 53 16 7 52 16.5 145 2,891 747 800 400 120 123 62 19 8 57 18.1 164 3,273 845 906 453 136 139 70 21 9 62 19.7 183 3,655 944 1,012 506 152 155 78 23 10 67 21.3 202 4,036 1,043 1,117 559 168 172 86 26 11 72 22.9 221 4,418 1,141 1,223 612 184 188 94 28 12 77 24.5 240 4,800 1,240 1,329 664 199 205 102 31 13 82 26.1 259 5,182 1,339 1,435 717 215 221 110 33 14 87 27.7 278 5,564 1,437 1,541 770 231 237 118 36 15 92 29.3 297 5,945 1,536 1,646 823 247 253 127 38 16 97 30.9 316 6,327 1,635 1,751 876 263 269 135 40 17 102 32.5 335 6,709 1,733 1,857 929 279 286 143 43 18 107 34.0 355 7,091 1,832 1,963 982 295 302 151 45 19 112 35.6 360 7,473 1,930 2,069 1,034 310 318 159 48 20 117 37.2 360 7,855 2,029 2,175 1,087 326 335 167 50 Tabel 1. Dosis (Tengah) dan Waktu Pemupukan Menurut Diameter Batang untuk Pembuahan di Luar Musim ( Off Season )

No Lingkar Batang (cm)      Diameter Batang (cm)      Dosis Pemupukan (Gram/Kg/ Tahun ) Pemupukan I (P-1) Setelah panen Pemupukan II (P-2) 2-3 bulan setelah P-1 Pemupukan III (P-3) 1,5-2 bulan setelah persarian Kompos Dolomit Mutiara MKP KPB Growmore MKP KPB Growmore (Kg) 16:16:16     6:30:30     6:30:30 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 22 7,0 30 600 167 111 56 -  111 56 -  2 27 8.6 49 1,077 299 199 100 -  199 100 -  3 32 10.2 68 1,555 432 288 144 -  288 144 -  4 37 11.8 87 2,032 525 563 281 84 87 43 13 5 42 13.4 106 2,509 648 695 347 104 107 53 16 6 47 15,0 125 2,986 771 827 414 124 127 64 19 7 52 16.5 145 3,464 895 959 480 144 147 74 22 8 57 18.1 164 3,941 1,018 1,091 546 164 168 84 25 9 62 19.7 183 4,418 1,141 1,223 612 184 188 94 28 10 67 21.3 202 4,895 1,265 1,355 678 203 209 104 31 11 72 22.9 221 5,373 1,388 1,488 744 223 229 114 34 12 77 24.5 240 5,850 1,511 1,620 810 243 249 125 37 13 82 26.1 259 6,327 1,635 1,751 876 263 269 135 40 14 87 27.7 278 6,805 1,758 1,883 942 283 290 145 44 15 92 29.3 297 7,282 1,881 2,016 1,008 302 310 155 47 16 97 30.9 316 7,759 2,004 2,148 1,074 322 331 165 50 17 102 32.5 335 8,236 2,128 2,280 1,140 342 351 175 53 18 107 34,0 355 8,714 2,251 2,412 1,206 362 371 186 56 19 112 35.6 360 9,191 2,374 2,544 1,272 382 391 196 59 20 117 37.2 360 9,668 2,498 2,677 1,338 402 412 206 62 Tabel 2. Dosis ( Maksimal ) dan Waktu Pemupukan Menurut Diameter Batang untuk Pembuahan di Luar Musim ( Off Season )

Penggunaan pupuk hayati dapat mengurangi penggunaan pupuk anorganik , meningkatkan efektivitas pemupukan , dan meningkatkan kesehatan tanah .

Pemupukan I Tanaman umur 4 tahun (TM = tanaman menghasilkan ) diberikan pupuk tiga kali setahun .

Pemupukan II

Pemupukan III

CH cukup dan distribusinya hampir merata sepanjang tahun  tidak diperlukan irigasi . C urah hujan tinggi pada hari hujan pendek, menyebabkan perlunya draenase dan sistem irigasi yang baik untuk mengairi tanaman saat musim kemarau , d an menimbulkan bahaya banjir dan erosi. 5 . Irigasi ( Pengairan )

K ontrol terhadap kelebihan air dengan dra i nase perlu direncanakan. Suhu yang tinggi disertai dengan kelemba p an udara yang rendah berbahaya terutama bagi buah muda dan daun tanaman. Kenaikan suhu secara tiba-tiba juga dapat menyebabkan daun gugur dan ranting mati dari pucuk. Pada suhu tanah yang terlalu tinggi, akar tanaman juga tidak aktif menyerap air, sehingga tanaman dapat kekeringan.

Suhu yang terlalu tingg i pada saat tanaman berbunga atau saat buah muda terbentuk dapat menyebabkan gugur bunga/buah. Indikasi kebutuhan air 1-5 liter/m 2 / hari , tergantung cuaca , terutama setelah pemupukan . Pengairan dapat berfungsi sebagai fertigasi Fertigasi  pemupukan dalam larutan air pengairan , keuntungannya hara selalu tersedia pada saat paling dibutuhkan .

Panen Curah Hujan Embung Banjaroya , Kulon Progo Kapasitas 5,7 juta liter mengairi 12-15 ha durian Embung Trawas , Arjosari , Pacitan Kapasitas 12 juta liter, mengairi 25-32 ha durian

Sprinkle atau Manual

6 . Konservasi Lahan Teknik konservasi : teras , parit drainase , LCC, strip rumput , mulsa serasah ( mulching ), dan penyiangan piringan . Pembukaan lahan dengan cara menebas tanpa bakar agar humus berguna untuk meningkatkan kesuburan tanah sesuai kebutuhan tanaman durian.

Penyiangan terbatas dan LCC (Legume cover crops) Babat tandes LCC Gulma di gawangan dipangkas pendek Arachis pintoi

LCC Arachis pintoi Manfaat A.pintoi Menekan gulma dan mengurangi biaya penyiangan Stabilitas suhu dan kelembapan tanah Serasah A. pentoi sbg media pertumbuhan dan perkembangan APH antagonis Sbg habitat ( refugia ) musuh alami (parasitoid) Mencegah erosi Meningkatkan BO tanah Sbg pakan ternak kambing / sapi . Arachis pintoi

Masalah Clean Weeding ( Aplikasi Herbisida ) Erosi meningkat Kandungan bahan organik cepat menurun Struktur tanah rusak / padat Populasi mikroba dan APH menurun Daya simpan air menurun Fluktuasi suhu tanah siang dan malam Tidak ramah lingkungan

Pengendalian gulma Pengendalian gulma / penyiangan dengan cara membuat piringan disekitar bawah tajuk , gulma pada gawangan tanaman cukup ditebas pendek setelah mencapai tinggi lebih 30 cm.

7 . Aplikasi dan konservasi agensia hayati No Gol . Agensia Hayati Jenis agensia hayati A. Predator Vertebrata Pemangsa Hama. B. Parasitoid Trichogramma sp., Diadegma semiclausum , Hemiptarsenus varicornis . C. Pathogen serangga ( entomopatogen ) Paecilomyces fumosoroseus , Beauveria bassiana , Metarrizhium anisopliae , Verticlium sp. D. Agens antagonis Trichoderma sp ., Bacillus sp ., Gliocladium sp . E. PGPM Bacillus pantotkenticus , Trichoderma lactae , Psudomonas flourescens , P. putida .

Pathogen serangga ( entomopatogen ) Paecilomyces fumosoroseus (Pf) Bacillus thurigiensis ( Bt ) Bauveria bassiana (Bb) Metharizium anisopliae (Ma)

Bio- insektisida Paecilomyces fumosoroseus (Pf)

Hiperparasitisme ( agens antagonis memparasit patogen tumbuhan ); Kompetisi ruang dan hara ( karbohidrat , nitrogen, ZPT dan vitamin); Mekanisme antibiosis dan lisis atau mungkin dengan cara menetralisasi aktivitas patogen . Cara Kerja Bio- fungisida  Mekanisme antagonis :

Mekanisme antagonis Mikroorganisme  menekan , mereduksi , dan pengendalikan aktivitas patogen : Secara Langsung  m emusnahkan  lisis  memparasit Tdk Langsung  Induksi ketahanan tanaman  Fitoalexin . Lisis  penghambatan dan penghancuran suatu organisme oleh senyawa metabolik yang diproduksi oleh organisme lain.

Pengendalian secara kultur teknik Pengendalian secara mekanis dan fisik Pengendalian secara kimia 8 . Pengendalian OPT secara terpadu Pengendalian secara kultur teknik : Bahan tanaman Irigasi Pemangkasan bagian tanaman Pemupukan dan komposisinya Pengendalian hayati Pemanfaatan agens hayati dan konservasinya Penanaman LCC, mulching , dan penyiangan terbatas Membuat pagar keliling

Kombinasi budidaya durian dan ternak, penanaman penutup tanah ( Arachis pintoii )  refugia bagi parasitoid dan agens antagonis dan sebagai pakan ternak . Ternak menghasilkan pupuk organik yang sangat dibutuhkan tanaman durian. Pengendalian hayati penyakit  aplikasi agens hayati antagonis Tricoderma spp., gleocladium sp. Dll . Pengendalian hayati hama  aplikasi entomopatogen Paecilomyces fumosoroseus , Beauveria bassiana , Metarrizhium anisopliae , Verticlium sp.

Teori Segitiga Penyakit Inang (durian) Lingkungan Patogen Tanaman bisa sakit harus terpenuhi tiga hal yaitu : Patogen virulen dan jumlahnya cukup , Tanamannya rentan dan Lingkungan mendukung . Satu hal saja dari tiga tidak terpenuhi , tidak akan terjadi penyakit tumbuhan , ini yang dikenal dengan teori segitiga penyakit .

Penggerek Buah durian PHT : Pengendalian Hayati ( Entomopatogen ) : Beauveria bassiana , Metarrizhium anisopliae , Refugia  rumah Parasitoid Predator  Semut rang-rang Cara Mekanis  Perangkap lampu utk menangkap imago Cara fisik  brongsong Cara Kimia  Insektisida

Hama Mamalia Tupai ( pemakan serangga ) Pengendalian : Bajing : Pagar seng Predator Monyet : Pagar seng Pagar listrik

APA BEDA TUPAI DAN BAJING? Tupai ( pemakan serangga ) B AJING (Pemakan buah)

Panen Durian panen jatuhan , ikat buah setelah 3 bulan sejak bunga mekar atau pasang jaring untuk mencegah buah jatuh ketanah Ciri buah tua telah terjadi perubahan warna buah dan ciiri-ciri khusus sesuai varietasnya . Buah lai dan mandong dipanen dengan cara dipetik dan masak setelah 2-3 hari setelah panen .

Terima Kasih … Wassalam …
Tags