Template Penulisan Skripsi - versi Juni 2024.docx

MuhammadAlfin34 28 views 67 slides Nov 02, 2024
Slide 1
Slide 1 of 67
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14
Slide 15
15
Slide 16
16
Slide 17
17
Slide 18
18
Slide 19
19
Slide 20
20
Slide 21
21
Slide 22
22
Slide 23
23
Slide 24
24
Slide 25
25
Slide 26
26
Slide 27
27
Slide 28
28
Slide 29
29
Slide 30
30
Slide 31
31
Slide 32
32
Slide 33
33
Slide 34
34
Slide 35
35
Slide 36
36
Slide 37
37
Slide 38
38
Slide 39
39
Slide 40
40
Slide 41
41
Slide 42
42
Slide 43
43
Slide 44
44
Slide 45
45
Slide 46
46
Slide 47
47
Slide 48
48
Slide 49
49
Slide 50
50
Slide 51
51
Slide 52
52
Slide 53
53
Slide 54
54
Slide 55
55
Slide 56
56
Slide 57
57
Slide 58
58
Slide 59
59
Slide 60
60
Slide 61
61
Slide 62
62
Slide 63
63
Slide 64
64
Slide 65
65
Slide 66
66
Slide 67
67

About This Presentation

Template Penulisan Skripsi - versi Juli 2024.docx


Slide Content

SKRIPSI
Analisa Perancangan Kebutuhan Air Bersih dan Head Pompa
Plumbing pada Rajawali Office Tower Jakarta
Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan untuk mencapai jenjang pendidikan derajat
kesarjanaan Strata Satu (S-1) Program Studi Teknik Mesin Fakultas Teknik dan Sains
Universitas Nasional
OLEH
NAMA : MUHAMMAD ALFIN MAULANA
NPM : 207001416062
PEMINATAN : KONVERSI ENERGI
FAKULTAS TEKNIK DAN SAINS
UNIVERSITAS NASIONAL
JAKARTA
2024

HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI
Analisa Perancangan Kebutuhan Air Bersih dan Head Pompa
Plumbing pada Rajawali Office Tower Jakarta
OLEH
NAMA : MUHAMMAD ALFIN MAULANA
NPM : 207001416062
PEMINATAN : KONVERSI ENERGI
Skripsi ini telah memenuhi syarat ilmiah dan disetujui oleh pembimbing untuk diajukan
dalam sidang Skripsi di Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik dan Sains
Universitas Nasional.
Jakarta, 11 Juli 2024
Menyetujui,
Dosen Pembimbing I
Nama: ……………………. (..............................)
NID: …………………….
Dosen Pembimbing II
Nama: …………………… (..............................)
NID: ……………………

HALAMAN PERBAIKAN SKRIPSI
Analisa Perancangan Kebutuhan Air Bersih dan Head Pompa
Plumbing pada Rajawali Office Tower Jakarta
OLEH
NAMA : MUHAMMAD ALFIN MAULANA
NPM : 207001416062
PEMINATAN : KONVERSI ENERGI
Skripsi ini telah diperbaiki sesuai saran dari Tim Penguji dalam Sidang Skripsi yang
dilaksanakan pada tanggal 11 Juli 2024.
Jakarta, 11 Juli 2024
Menyetujui,
Penguji I
Nama: … (..............................)
NID: …
Penguji II
Nama: … (..............................)
NID: …
Penguji III
Nama: … (..............................)
NID: …

HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI
Analisa Perancangan Kebutuhan Air Bersih dan Head Pompa
Plumbing pada Rajawali Office Tower Jakarta

OLEH
NAMA : MUHAMMAD ALFIN MAULANA
NPM : 207001416062
PEMINATAN : KONVERSI ENERGI
.
Telah dipertahankan dihadapan Tim Dosen Penguji dalam sidang Skripsi di Program
Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik dan Sains, Universitas Nasional, yang dilakasakan
pada :
Hari : Senin
Tanggal : 11 Juli 2024
Jakarta,11 Juli 2024
Mengesahkan,
Kepala Program Studi Teknik Mesin
Fahamsyah, S.T., M.Si., Ph.D
NID. 040022024

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
NAMA : MUHAMMAD ALFIN MAULANA
NIM : 207001416062
PROGRAM STUDI : S-1 TEKNIK MESIN
PEMINATAN : KONVERSI ENERGI
Dengan ini penulis menyatakan Skripsi ini tidak terdapat judul karya yang pernah
diajukan dengan judul “Analisa Perhitungan Kebutuhan Air Bersih dan Head
Pompa Plumbing pada Rajawali Office Tower Jakarta” adalah benar hasil karya
penulis dan bukan merupakan publikasi serta tidak mengutip sebagian atau seluruhnya
dari karya ilmiah orang lain, kecuali yang telah disebutkan sumbernya.
Jakarta, 11 Juli 2024
Penulis,
Muhammad Alfin M
207001416062

Analisa Perancangan Kebutuhan Air Bersih dan Head Pompa
Plumbing pada Rajawali Office Tower
ABSTRAK
Provinsi DKI Jakarta menjadi Provinsi terpadat di indonesia, setiap tahun semakin
banyak pendatang baru dari daerah daerah datang ke Jakarta untuk mengadu nasib mencari
pekerjaan. maka tidak heran jika DKI Jakarta di sebut dengan kota terpadat di Indonesia.
Dengan pertumbuhan kegiatan ekonomi yang semakin maju, maka para pengusaha
berlomba lomba untuk mendirikan gedung gedung bertingkat yang dijadikan sebagai
perkantorran. Gedung perkantoran bertingkat seperti ini harus dilengkapi dengan berbagai
fasilitas agar dapat difungsikan dengan layak dan sesuai aturan. Sesuatu yang tidak boleh
dilupakan ialah perencanaan sistem Mechanical, Electrical, dan plambing (MEP).
Metode penelitian ini yaitu rekayasa (perhitungan atau analisis) dengan mengumpulkan
data data dilapangan dan metode penelitian teoritis (kepustakaan) dengan mengumpulkan
data data dari referensi buku buku. Setelah mengumpulkan data dokumen internal gedung,
supply sir bersih yang ditampung pada bak penampungan air (Ground Water Tank) dengan
kapasitas sekian dan tanki atap (Elevated Water Tank) dengan kapasitas sekian m3 dan
head pompa transfer sekian Bar, dapat memenuhi kebutuhan air bersih penghuni gedung
hunian A dengan 29 lantai ini pada waktu penggunaan air secara serempak atau pada beban
puncak.
penelitian pada instalasi pemipaan bertujuan untuk mengetahui kerugian gesek di
dalam pipa, kecepatan air di dalam pipa, tekanan air di dalam pipa dan berapa debit air yang
mampu di alirkan. penelitian pada sistem plambing air bersih pada gedung perkantoran A
dengan 29 lantai Jakarta bertujuan untuk memastikan bahwa penyediaan air bersih tetap
terpenuhi dengan aman pada kondisi pick load (penuh), guna memberikan kenyamanan bagi
penghuni gedung perkantoran dengan 29 lantai di Jakarta. Jadi perencanaan dan perhitungan
design dengan asumsi yang benar dan sedetail mungkin dapat menghasilkan penyediaan air
bersih yang tercukupi bagi penghuni didalamnya.
Kata kunci : Jakarta, perencanaan, suplai air bersih, pipa.

Analysis of the Design of Clean Water Needs and Plumbing Pump Heads at
Rajawali Office Tower Bekasi
ABSTRACT
DKI Jakarta Province is the most densely populated province in Indonesia, every
year more and more newcomers from the regions come to Jakarta to try their luck
looking for work. so it is not surprising that DKI Jakarta is called the most densely
populated city in Indonesia. With the growth of increasingly advanced economic
activities, entrepreneurs are competing to build high-rise buildings that are used as
offices. High-rise office buildings like this must be equipped with various facilities so
that they can function properly and according to the rules. Something that should not be
forgotten is the planning of the Mechanical, Electrical, and Plumbing (MEP) system.
This research method is engineering (calculation or analysis) by collecting data in
the field and theoretical research methods (literature) by collecting data from reference
books. After collecting internal building document data, the clean water supply stored in
a water reservoir (Ground Water Tank) with a capacity of so many and a roof tank
(Elevated Water Tank) with a capacity of so many m3 and a transfer pump head of so
many Bars, can meet the clean water needs of the residents of reside building A with 29
floors when water is used simultaneously or at peak load.
research on piping installation aims to determine friction losses in pipes, water
velocity in pipes, water pressure in pipes and how much water discharge can be flowed.
research on the clean water plumbing system in office building A with 29 floors in
Jakarta aims to ensure that the provision of clean water remains safely fulfilled in pick
load conditions (full), in order to provide comfort for the occupants of the office
building with 29 floors in Jakarta. So planning and design calculations with correct and
as detailed assumptions as possible can produce sufficient clean water provision for the
occupants in it.
Keywords: Jakarta, planning, clean water supply, pipes

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat rahmat-Nya yang begitu besar penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Analisa Perancangan Kebutuhan Air Bersih dan Head Pompa Plumbing pada Gedung
Rajawali Office Tower Jakarta”. Penulisan skripsi ini dilakukan dalam rangka
memenuhi salah satu syarat menyelesaikan studi di Program Studi Teknik Mesin
Fakultas Teknik dan Sains Universitas Nasional, Jakarta. Dalam proses penyusunan
skripsi ini, penulis mendapatkan bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena
itu, penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada:
1.Nama Dekan, Fakultas Teknik dan Sains, Universitas Nasional.
2.Nama Ketua Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik dan Sains,
Universitas Nasional.
3.Nama Sekretaris Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik dan Sains,
Universitas Nasional.
4.Nama pembimbing utama yang telah membimbing dan mengarahkan
pelaksanaan skripsi ini.
5.Nama pembimbing pendamping yang selalu menyediakan waktu dan pemikiran
untuk membantu penyusunan skripsi ini.
6.Dst
Semoga Allah SWT berkenan membalas kebaikan semua pihak yang telah
membantu. Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu.
Jakarta, 25 Juli 2024
Muhammad Alfin Maulana
207001416062

DAFTAR ISI
HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI.................................................................ii
HALAMAN PERBAIKAN SKRIPSI ...................……………………………... .iii
HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI……………..…………………….……..iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI …………………………...v
ABSTRAK..............................................................................................................vi
ABSTRACT...........................................................................................................vii
KATA PENGANTAR ..........................................................................................viii
DAFTAR ISI...........................................................................................................ix
DAFTAR TABEL...................................................................................................xi
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................xii
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................xiii
DAFTAR SINGKATAN ......................................................................................xiv
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………….1
1.1 Latar Belakang …………………………...…………………………….1
1.2. Rumusan Masalah…………….……………………...………………… 1
1.3. Tujuan Penelitian…………………..…………………………………...1
1.4. Manfaat Penelitian………….………………………………………….. 1
1.5. Kebaruan Penelitian…………………………………………………….1
1.6. Sistematika Penelitian……………..……………………………………1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA………………………………………………….. 2
2.1 Pengertian hunian apartment.……………… .......………………………2
2.2. Sistem Palmbing………..............................................…………… ….. 6
2.2.1. Pengertian Plambing ……..…………………………………….. 6
2.2.2. Prinsip Dasar Sistem Plambing………… ......………………….. .7
2.3. Sistem Penyedia Air Bersih............................................……………....7
2.3.1. Sistem Sambungan Langsung……..……...…………………….. 7
2.3.2. Sistem Tangki Atap..................………… ......………………….. .8

2.3.2. Sistem Tangki Tekan......................…......……………….. ......9
2.4. Sistem Pemipaan Air Bersih Pada Bangunan...................................... 10
2.4.1. Sistem Down Feed……..……...……….................................10
2.4.2. Sistem Up Feed.........................................…………………. .11
2.5. Sumber Air Bersih............................................................................... 12
2.5.1. Sumer Air PAM (Perusahaan Air Minum..............................12
2.4.2. Sistem Air Deepwell..................................................……….12
2.6. Syarat Air Bersih............................................................................... ..12
2.6.1. Syarat Kualitas.......................................................................13
2.6.2. Syarat Kuantitas.........................................................………13
2.6.3. Syarat Kontinuitas.....................................................………13
2.6.4. Syarat Tekanan.........................................................……….14
2.7. Laju Aliran Air....................................................................................14
2.8. Tekanan Air dan Kecepatan Air..........................................................15
2.9. Peralatan Penyedia Air Bersih.............................................................21
2.9.1. Jenis jenis Pipa Air Bersih.....................................................21
2.9.2. Kerugian Head Mayor (Mayor Looses)....................………24
2.9.3. Kerugian Head Minor (Minor Looses)....................……….28
2.9.4. Tanki Air...............................................................................33
2.9.5. Pompa....................................................................................35
BAB III METODE PENELITIAN …………………………………… .....…….38
3.1. Proses Persiapan...................……………………………………….... 38
3.2. Diagram Alur Penelitian…………………………………………… ..47
3.3. Lokasi Studi dan Fungsi Bangunan…………………………… ..……48
3.4. Metode yang dipakai.....…………………………………………...…4 9
3.5. Prosedur Perhitungan.....……………………………………………. .50
3.6. Alat dan Bahan..............……………………………………………. .53
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN …..........…………………...….. .....
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN … ...………………………………...…..

DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Laju aliran air berdasarkan nilai unit alat plambing..............................19
Tabel 2.2. Pemakaian air dingin minimum sesuai penggunaan…………………..20
Tabel 2.3. Tekanan minimum yag diperlukan alat plumbing................................26
Tabel 2.4. Nilai kekasaran untuk berbagai jenis pipa............................................27
Tabel 3.1. Beban alat plambing.............................................................................50
Tabel 3.2. Diameter nominal pipa .........................................................................53

DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Sistem sambungan langsung...............................................................9
Gambar 2.2. Sistem tanki atap...............................................................................11
Gambar 2.3. Sistem tanki tekan.............................................................................13
Gambar 2.4. Diagram sistem down feed................................................................15
Gambar 2.5. Diagram sistem up feed.....................................................................16
Gambar 2.6. Pipa pvc.............................................................................................23
Gambar 2.7. Pipa GIP............................................................................................24
Gambar 2.8. Pipa PPR............................................................................................25
Gambar 2.9. Pipa HDPE........................................................................................26
Grafik 2.1. Diagram moody...................................................................................27
Gambar 2.10. Flange besi dan flange pvc..............................................................28
Gambar 2.11. Gate valve........................................................................................30
Gambar 2.12. Globe valve.....................................................................................30
Gambar 2.13. Butterfly valve.................................................................................31
Gambar 2.14. Ball valve........................................................................................33
Gambar 2.15. Elbow besi dan elbow pvc...............................................................34
Gambar 2.16. Tee bedi dan tee pvc........................................................................35
Gambar 3.1. Design plambing air bersih proyek...................................................39

Gambar 3.2. Skematik diagram sistem air bersih..................................................40
Gambar 3.3. Denah toilet lantai B5 - B1................................................................41
Gambar 3.4. Denah toilet lantai B.mezzanine.......................................................42
Gambar 3.5. Denah toilet lantai 1..........................................................................43
Gambar 3.6. Denah toilet lantai 2..........................................................................45
Gambar 3.7. Denah toilet lantai 3 - 26...................................................................47
Gambar 3.4. Denah toilet lantai 27........................................................................48
Gambar 3.9. Diagram alir pelaksanaan penelitian.................................................49
Gambar 3.10. Peta lokasi gedung...........................................................................42
Gambar 3.11. Software Autocad............................................................................56

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. XYZ..............................................Error: Reference source not foundZ
Lampiran 2. ABC....................................................................................................Z

BAB I
PENDAHULAN
1.1Latar Belakang
Provinsi DKI Jakarta menjadi Provinsi terpadat di indonesia. DKI Jakarta
menjadi pusat perekonomian terbesar di indonesia, DKI menjadi pusat bisnis dan
pusat mode. DKI Jakarta menjadi kota metropolitan, setiap tahun semakin banyak
pendatang baru dari daerah daerah datang ke Jakarta untuk mengadu nasib
mencari pekerjaan. Berlandaskan data Badan Pusat Statistik Provinsi DKI
Jakarta tahun 2016 - 2021, dari tahun 2016 sampai tahun 2021 selalu meningkat
setiap tahunnya. Data Penduduk DKI Jakarta pada tahun 2016 berjumlah 10,27
juta jiwa, tahun 2017 berjumlah 10,37 juta jiwa, tahun 2018 berjumlah 10,46
juta jiwa, tahun 2019 berjumlah 10,55 juta jiwa, tahun 2020 berjumlah 10,56
juta jiwa, tahun 2021 berjumlah 10,64 juta jiwa. Data di atas berlandaskan Badan
Pusat Statistik di Provinsi DKI Jakarta tahun 2021. Dengan luas wilayah 664 kM²
jumlah penduduk 10,64 Juta jiwa, maka setiap 1 kM² dihuni oleh 15,97 ribu jiwa,
maka tidak heran jika DKI Jakarta di sebut dengan kota terpadat di Indonesia.
Dengan pertumbuhan kegiatan ekonomi yang semakin maju, maka para
pengusaha berlomba lomba untuk mendirikan gedung gedung bertingkat yang
dijadikan sebagai perkantoran tempat bekerja. Gedung perkantoran bertingkat
seperti ini harus dilengkapi dengan berbagai fasilitas agar dapat difungsikan
dengan layak dan sesuai aturan. Sesuatu yang tidak boleh dilupakan ialah
perencanaan sistem Mechanical, Electrical, dan plambing (MEP), item pekerjaan
terdiri dari pekerjaan pemipaan, pemasangan

1
7
equipment dan pemasangan aksesories. Sebagai bangunan bertingkat
perencanaan sistem pemipaan distribusi air bersih, air bekas, air kotor dan
venting sangat diperlukan, guna mendukung kegiatan rutin para penghuni
gedung tersebut.
Sistem plambing air bersih memegang peranan penting dalam menyediakan
kebutuhan utama air bersih pada suatu bangunan. Sedangkan instalasi air bekas
atau kotor berfungsi sebagai pembuangan air yang berasal dari sanitary, air
buangan ini akan dialirkan menuju tempat pembuangan yang biasa disebut STP
(Sewage Treatment Plant) jika gedung tersebut tidak menyediakan STP maka air
buangan akan dialirkan langsung ke bak kontrol PAL. Dalam merencanakan
sistem plambing pada gedung bertingkat, perencana harus benar benar detail,
jangan sampai salah dalam perhitungan karena akan berakibat fatal. Terutama
dalam merancang sistem plambing air bersih, perencana harus bisa
memperkirakan jumlah penghuni, kebutuhan air, kapasitas bak penampungan air,
kapasitas pompa, diameter pipa, tekanan air, faktor keserempakan pemakaian
air. Disini penulis akan melakukan penelitian pada sistem plambing air bersih
pada gedung perkantoran Rajawali Office tower dengan 29 lantai Jakarta, yang
beralamatkan di Jl. H. R. Rasuna Said Blok Kav. B/4, Kecamatan Setiabudi, Kota
Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12910. Gedung ini memiliki
ketinggian gedung +-135 mtr, dengan 29 lantai (6 Basement + 29 lantai Tower).
Sistem pemipaan air bersih pada gedung ini merupakan suatu satu kesatuan
instalasi yang tersusun dari instalasi bak penampungan air GWT (Ground Water
Tank), instalasi pemipaan, instalasi pompa, instalasi aksesoris, instalasi bak
penampungan atas EWT (Elevated Water Tank). penelitian pada kapasitas
bak penampungan air ini bertujun untuk mengetahui berapa jumlah kebutuhan air

1
8
yang dipakai, penelitian pada instalasi pemipaan bertujuan untuk mengetahui
kerugian gesek di dalam pipa, kecepatan air di dalam pipa, tekanan air di dalam
pipa dan berapa debit air yang mampu di alirkan. penelitian pada sistem
plambing air bersih pada gedung perkantoran Rajawali office tower dengan 29
lantai tujuan untuk memastikan bahwa penyediaan air bersih tetap terpenuhi
dengan aman pada kondisi pick load (penuh), guna memberikan kenyamanan
bagi penghuni gedung perkantoran Rajawali Office Tower dengan 29 lantai.
Berlandaskan latar belakang yang sudah dijelaskan diatas maka peneliti
bermaksud untuk mengadakan penelitian dengan judul ‘’ ANALISIS
PERANCANGAN KEBUTUHAN AIR BERSIH DAN HEAD POMPA
PLUMBING PADA GEDUNG RAJAWALI OFFICE TOWER JAKARTA ‘’.
1.2Perumusan Masalah
Adapun perumusan pada masalah ini yakni:
1.Bagaimana sistem plambing air bersih yang digunakan untuk
mendistribusikan air bersih di gedung perkantoran Rajawali Office
tower dengan 29 lantai Jakarta sehingga debit air bersih yang
dihasilkan dapat memenuhi kebutuhan seluruh penghuni?
2.Berapa total kebutuhan air bersih dan head pompa transfer dan pompa
booster untuk gedung perkantoran Rajawali Office tower dengan 29
lantai Jakarta?

1
9
3.Berapa kapasitas tanki air bersih Ground Water Tank dan Elevated
Water tank untuk memenuhi kebutuhan air bersih di gedung
perkantoran Rajawali Office tower dengan 29 lantai Jakarta?
1.3Tujuan Penelitian
1.Mengetahui sistem plambing air bersih yang digunakan untuk
mendistribusikan air bersih di gedung perkantoran Rajawali Office
tower dengan 29 lantai Jakarta sehingga debit air bersih yang
dihasilkan dapat memenuhi kebutuhan seluruh penghuni.
2.Mengetahui berapa total kebutuhan air bersih untuk gedung
perkantoran Rajawali Office tower dengan 29 lantai Jakarta.
3.Mengetahui berapa kapasitas tanki air bersih untuk memenuhi
kebutuhan air bersih Ground Water Tank dan Elevated Water tank di
gedung perkantoran Rajawali Office tower dengan 29 lantai Jakarta.
1.4Batasan Masalah
Dalam studi analisis sistem plambing air bersih ini agar penelitian
ini bisa terfokus dan mencapai tujuan yang diinginkan maka dibuat
batasan masalahnya, ialah:
1.Penelitian dilaksanakan pada gedung perkantoran Rajawali Office
tower dengan 29 lantai Jakarta

2
0
2.Penelitian hanya mencakup analisis kebutuhan air bersih area toilet lantai
basement 5 sampai dengan lantai 27 dan head pompa transfer air bersih dari
lantai basement 2 sampai lantai 26 pada gedung perkantoran Rajawali Office
tower dengan 29 lantai Jakarta.
1.5Metode Penelitian
1.Metode penelitian rekayasa (perhitungan atau analisis) dengan mengumpulkan
data data dilapangan.
2.Metode penelitian teoritis (kepustakaan) dengan mengumpulkan data data dari
referensi buku buku.
1.6Hipotesis
Setelah mengumpulkan data dokumen internal gedung, supply sir bersih yang
ditampung pada bak penampungan air (Ground Water Tank) dengan kapasitas 176 M3
dan tanki atap (Elevated Water Tank) dengan kapasitas 72 M3 dan head pompa
transfer 14.5 Bar, dapat memenuhi kebutuhan air bersih penghuni gedung perkantoran
Rajawali Office tower dengan 29 lantai Jakarta pada waktu penggunaan air secara
serempak atau pada beban puncak. Jadi perencanaan dan perhitungan design dengan
asumsi yang benar dan sedetail mungkin dapat menghasilkan penyediaan air bersih
yang tercukupi bagi penghuni didalamnya.
.

2
1
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1Pengertian kantor
Dalam bahasa Belanda, kata “kantoor” mengacu pada suatu
kawasan yang khusus diperuntukkan bagi menjalankan bisnis atau
menjalankan perusahaan secara rutin. Sebuah kantor dapat berkisar
dari satu ruangan atau ruang kecil hingga kompleks bertingkat yang
besar. Kantor menurut KBBI ialah suatu ruangan yang diperuntukkan
pekerjaaan atau sering disebut sebagai tempat kerja.
2.2Sistem Plambing
2.2.1Pengertian Plambing
Sistem plambing mengacu pada pemasangan pipa dan
peralatan secara menyeluruh didalam gedung atau struktur didekatnya
yang berhubungan dengan pasokan air bersih dan terhubung ke sistem
drainase kota. Sistem ini berfungsi sebagai sistem terpadu untuk
menyalurkan air bersih ke berbagai lokasi dengan tekanan optimal
serta kekuatan yang cukup (Hadi, 2017).
Dalam SNI-03-6481-2000, disebutkan bahwa sistem plambing
meliputi pipa dan peralatan pada suatu bangunan atau atau bangunan

2
2
didekatnya, khusus untuk keperluan pengelolaan curah hujan, air
limbah, dan air minum. Sistem ini terkait dengan sistem kota atau
sistem resmi lainnya.
2.2.2Prinsip Dasar Sistem Plambing
Sistem pendistribusian air bersih merupakan sistem perpipaan yang disiapkan
didalam suatu bangunan atau dilura bangunan yang berfungsi untuk mengalirkan
air bersih dar sumbernya hingga menuju ke titik yang dituju. Sistem plambing ini
dibuat guna memenuhi kebutuhan air bersih digedung perkantoran Rajawali Office
tower dengan 29 lantai Jakarta agar kebutuhan air bersih yang layak dapat
terpenuhi. Sumber air bersih pada gedung ini berasal dari PAM (Perusahaan Air
Minum) dan sumur pompa deepwell. Air bersih yang masuk ke dalam gedung
kemudian ditampung pada reservoir (Ground Water Tank) kemudian dipompa
menggunakan pompa transfer menuju ke roof tank yang berada dilantai 26.
Selanjutnya dari roof tank di distribusikan menuju titik-titik outlet yang telah
dikehendaki.
2.3Sistem Penyediaan Air Bersih
Pada sistem ini penyediaan air bersih ini dibagi menjadi tiga, yakni:
2.3.1Sistem Sambungan Langsung
Sistem sambungan langsung, sistem ini berhubungan langsung
antara pipa internal bangunan dan pipa utama yang menyuplai air
bersih. Teknik ini sering dipakai dalam konstruksi properti perumahan

2
3
dan bangunan berskala kecil atau bertingkat rendah. Biasanya,
tekanan pada pipa utama dan saluran cabang dibatasi di rumah atau
bangunan kecil.
Dimana biasanya ukuran pipa cabang ditetapkan oleh perusahaan air minum
(PDAM).
Gambar 2.1 Sistem sambungan langsung
2.3.2Sistem Tangki Atap
pada sistem ini, air diakumulasikan di tangki bawah tanah
(Ground Tank) yang terletak di bagian paling bawah dari struktur atau

2
4
di bawah permukaan tanah. Kemudian, air didorong ke tangki atas
(Roof Tank), sering kali ditempatkan di atap atau lantai paling atas
bangunan. Dari roof tank air mulai didistribusikan keseluruh lantai
bangunan.
Gambar 2.2 Sistem tangki atap
2.3.3Sistem Tangki Tekan
Mula-mula air yang terkumpul ditangki bawah dipindahkan ke
wadah tertutup (tanki tekan) untuk mengkompresi udara yang
terkandung didalamnya. Air dari tangka diarahkan ke sistem distribusi

2
5
bangunan. Pompa beroperasi secara mandiri, dikendalikan oleh sensor
tekanan. Kisaran variasi biasanya ditetapkan antara 1-1,5 kg/cm
2
.
Sistem tangka bertekanan biasanya memiliki volume udara yang tidak
melebihi 30% kapasitas tanki, dengan sisa 70% volume tangki di isi
air. jika tangki tekanan awalnya di isi dengan udara pada tekanan
atmosfer dan selanjutnya di isi dengan air, hanya 10% dari kapasitas
tangka yang akan terisi air.
Gambar 2.3 Sistem tangki tekan
2.4Sistem Pemipaan Air Bersih Pada Bangunan
Sistem ditribusi air pada bangunan mempunyai dua sistem
yang berbeda yakni sistem Down Feed dan sistem Up Feed. Biasanya,

2
6
kedua metode ini dipakai untuk distribusi air bersih pada bangunan
berukuran sedang dan tinggi.
2.4.1Sistem Down Feed
Sistem distribusi air bersih gedung ini memakai reservoir
bawah untuk menerima debit air dari sumur tanah dan PAM sebelum
pompa hidrolik mendistribusikannya ke reservoir atas. Sebagian besar
bagunan bertingkat sedang dan bertingkat tinggi memiliki reservoir
bawah diruang bawah tanah yang dapat menampung 2/3 dari
kebutuhan air bersih dan reservoir atas di atap dapat menampung 1/3.
Gambar 2.4 Diagram sistem Down Feed
2.4.2Sistem Up Feed
Metode up feed mengasumsikan air murni mengalir dari
PDAM dan sumur serta tidak memanfaatkan reservoir bawah seperti
down feed. Bedanya, air murni dari sumbernya langsung dialirkan ke

2
7
reservoir yang lebih tinggi. Untuk menyamakan tekanan air, pompa
booster mendistribusikannya dari reservoir atas ke dalam gedung.
Hanya waduk yang lebih tinggi yang menyimpan cadangan air murni,
sehingga volumenya lebih besar.
Gambar 2.5 Diagram sistem Up Feed
2.5Sumber Air Bersih
Sumber air mengacu pada lokasi atau wadah yang berisi air
alami dan atau buatan manusia, yang mungkin terletak diatas atau
dibawah permukaan bumi. Bangunan dapat memperoleh air bersih
dari beberapa sumber, antara lain:
2.5.1Sumber Air PAM (Perusahaan Air Minum)
Sumber air primer dari PAM telah berhasil menyelesaikan
tahap klinis untuk memenuhi kriteria air bersih. Sumber PAM ini
bersifat terus menerus dan mampu memenuhi kebutuhan air bersih
selama 24 jam penuh. Persediaan air ini dapat segera disimpan

2
8
ditangki bawah tanah (Ground Water Tank) dan kemudian diangkut ke
tanki atap.
2.5.2Sumber Air Deepwell
Pasokan air bersih yang berasal dari sumur dalam tidak
tersedia secara konsisten, berbeda dengan sumber air bersih yang
disediakan oleh PAM. Sebelum dimanfaatkan, perlu dilakukan
penilaian terhadap sumber air yang diperoleh melalui pengeboran
untuk memverifikasi kepatuhannya terhadap standar air bersih.
Sebelum dimasukkan ke dalam tangki air tanah (Ground Water Tank),
air tersebut harus melalui proses pengolahan jika tidak memenuhi
kriteria yang dipersyaratkan. Jika air yang diambil dari sumur dalam
memenuhi kriteria yang diperlukan, air tersebut dapat segera dikirim
ke tangki air bawah untuk disimpan.

2
9
2.6Syarat Air Bersih
Standar air bersih mencakup tiga aspek mendasar: kualitas, kuantitas, dan
kontinuitas. Selain itu juga harus memenuhi kriteria tekanan air.
2.6.1Syarat Kualitas
Air bersih ialah air yang memenuhi kriteria sistem distribusi
air minum. Standar yang dipermasalahkan berkaitan dengan kualitas
air, meliputi aspek fisik, biologi, dan radiologi. Persyaratan ini
memastikan bahwa air, bila dimakan, tidak menimbulkan akibat
buruk.
2.6.2Syarat Kuantitas
Air yang masuk ke dalam gedung atau sistem perpipaan harus
memenuhi kriteria kuantitas, khususnya harus mempunyai kapasitas
yang memadai untuk melayani berbagai kebutuhan fasilitas.
Perhitungan jumlah kebutuhan air bersih pada suatu bangunan
ditentukan dengan mempertimbangkan jumlah penduduk dan jumlah
unit beban peralatan perpipaan.
2.6.3Syarat Kontinuitas
Persyaratan kontinuitas penyediaan air bersih berkaitan
langsung dengan ketersediaan air, yakni air baku yang terdapat secara
alami. Kontinuitas dalam konteks ini mengacu pada kemampuan

3
0
mengekstraksi air mentah secara konsisten untuk produksi air bersih,
meskipun terdapat

3
1
variasi kecil dalam laju pembuangan. Baik di musim kemarau
maupun musim hujan.
2.6.4Syarat Tekanan
Tekanan air yang tidak memadai dapat menghambat
penggunaan air. Tingkat tekanan yang tinggi dapat menimbulkan
ketidaknyamanan saat bersentuhan dengan pancaran air, mempercepat
kerusakan peralatan pipa, dan meningkatkan risiko terkena aliran air.
Tekanan air sangat bervariasi dan ditentukan oleh kebutuhan spesifik
peralatan perpipaan yang dipakai. Tekanan air pada instalasi pipa
rumah dan hotel harus mematuhi aturan, yang biasanya membutuhkan
kisaran 2,5 kg/cm² (25meter kolom air (mka) hingga 3,5 kg/cm²
(kolom air 35 meter (mka)). Besarnya tekanan ini bergantung pada
batasan spesifik di wilayah tertentu.
2.7Laju Aliran Air
Saat membangun sistem pasokan air untuk sebuah gedung,
kapasitas peralatan dan ukuran pipa ditentukan oleh volume yang
dibutuhkan dan laju aliran air yang dibutuhkan untuk gedung tersebut.
Pengukuran dan kecepatan aliran air yang tepat harus ditentukan
berlandaskan kondisi saat ini, dan setelah itu, prediksi yang akurat
harus dibuat agar sesuai dengan aliran air sebenarnya saat bangunan

3
2
beroperasi. Laju aliran air dapat dihitung dengan memakai dua
metode: dengan mempertimbangkan jumlah penghuni atau dengan
mempertimbangkan satuan beban peralatan perpipaan.
Tabel 2.1 Laju Aliran Air Berlandaskan Nilai Unit Alat Plumbing

3
3
Sumber: Plumbing Code 2018 hal 147
Tabel 2.2 Pemakaian air dingin minimum sesuai penggunaan gedung
Ada beberapa metode yang dapat dipakai untuk menaksir besarnya
laju aliran air, diantaranya ialah sebagai berikut:
1.Berlandaskan Jumlah Pemakai
Metode ini bergantung pada penghitungan rata-rata konsumsi
air harian per orang dan perkiraan jumlah individu. Dengan memakai
metode ini, penggunaan air sehari-hari dapat diperkirakan, terlepas
dari jenis atau jumlah peralatan pipa yang dipakai. Jika jumlah
penduduk diketahui, maka dipakai untuk menghitung rata-rata

3
4
konsumsi air harian, dengan memperhitungkan penggunaan air
"standar" per orang per hari untuk keperluan spesifik bangunan.
Pendekatan ini sering kali memakai angka penggunaan air untuk
memastikan kapasitas tangki bawah, tangki atap, pompa, dan
komponen terkait lainnya.
a.Perhitungan jumlah
penghuni Jumlah
penghuni:
………………………………….
(ref.Soufyan Moh. Noerbambang dan Takeo
Morimura, 1996 hal 69)
b.Pemakaian air rata-rata perhari
………………………………………...........
(ref.Soufyan Moh. Noerbambang dan Takeo Morimura, 1996
hal 68)
Keterangan:
Qd= Jumlah penghuni x pemakaian air per
orang/hari. Qh = Pemakaian air rata-rata (m3
/hari)

3
5
Qd= Pemakaian air rata-rata sehari (m3
/hari) T = Jangka waktu pemakaian
(h)

21
c.Pemakaian air pada jam puncak
…………………………...........
(ref.Soufyan Moh. Noerbambang dan Takeo Morimura, 1996
hal 69)
Dimana konstanta untuk “C1” antara 1.5 sampai 2.0 tergantung kepada
kepada lokasi, sifat penggunaan gedung dan sebagainya,
konstanta untuk “C2” antara 3,0 sampai 4,0. Sedangkan
pemakaian air pada menit puncak dapat dinyatakan dengan
rumus:
……………………...........
(ref.Soufyan Moh. Noerbambang dan Takeo Morimura, 1996
hal 68)
2.8Tekanan Air dan Kecepatan Air
Tekanan air yang tidak memadai akan menghambat penggunaan air. Tekanan
yang berlebihan dapat mengakibatkan paparan pancaran air menjadi tidak
nyaman, mempercepat kerusakan pada peralatan saluran air, dan
meningkatkan risiko terkena aliran air. Tingkat tekanan air sangat bervariasi

22
dan bergantung pada kebutuhan spesifik pengguna atau peralatan yang
disuplai.
Tekanan minimum pada titik aliran keluar 50 kPa (0,5 kg/cm2) pada saat
tertentu. Biasanya, tekanan "standar" adalah 1,0 kg/cm2, meskipun tekanan
statis berkisar antara 2,5 hingga 3,5 kg/cm2 untuk hotel dan perumahan.
Selain itu, beberapa perlengkapan pipa mungkin tidak beroperasi secara
efektif jika tekanan air turun di bawah ambang batas yang ditentukan. Tabel
di bawah ini menampilkan tekanan minimum yang diperlukan untuk peralatan
pemipaan.
Tabel 2.3 Tekanan Minimum Yang Diperlukan Alat Plambing
Nama Alat Tekanan yang dibutuhkan
(kg/cm
2
)
Katup gelontor kloset 0,7
1)
Katup gelontor peturasan 0,4
2)
Keran yang menutup sendiri 0,7
3)
Pancuran mandi dengan
pancaran halus/tajam
0,7
Pancuram mandi biasa 0,35
Keran biasa 0,3
Sumber : SNI 03-7065-2005
Catatan:
1) 2) Tabel tersebut mencantumkan tekanan minimum yang
diperlukan untuk katup siram di kloset dan urinoir yang harus sama

23
dengan atau lebih besar dari tekanan statis selama aliran air. Tekanan
maksimum yang diperbolehkan adalah 4 kg/cm².
3)Jika tekanan air turun di bawah ambang batas minimal, keran yang
dilengkapi katup penutup otomatis tidak akan mampu menutup rapat,
sehingga air dari keran terus menetes.
a. Untuk mencari tekanan kerja di tiap lantai menggunakan rumus:
……………………...……………….………… (2.5)
Keterangan:
P = Tekanan (N/m²)
ρ = Kerapatan air (998.2 kg/m³)
g = Percepatan gravitasi
(9.81m/s²)
h = Tinggi potensial (m)
Kecepatan aliran air yang berlebihan dapat meningkatkan
kemungkinan dampak air, sehingga menimbulkan kebisingan
dan potensi ausnya pada lapisan dalam pipa. Biasanya, tolok
ukur kecepatan antara 0,9 - 1,2 m/s dipakai, dengan ambang
batas atas bervariasi antara 1,5 hingga 2,0 m/s (Soufyan Moh.
Noerbambang dan Takeo Morimura, 1996, hal 71). Kecepatan
maksimum 2,0 m/s harus diterapkan saat pertama kali

24
menentukan ukuran pipa. Penentuan kecepatan aliran dapat
dilakukan dengan memakai persamaan berikut:
.. …………………...……………….………… (2.6)
Keterangan:
V = Kecepatan aliran (m/det)
Q = Laju aliran (m³ /det)
D = Diameter pipa (m)
2.9Peralatan Penyediaan Air Bersih
Peralatan pasokan air sangat penting untuk sistem perpipaan. Peralatan
dalam dan luar ruangan yang menyediakan air bersih dingin dan panas
serta membuang air limbah disebut peralatan penyediaan air bersih. Alat-
alat penyedia air bersih antara lain:
2.9.1Jenis-jenis Pipa Air Bersih
Pipa ialah alat yang dipakai untuk mengangkut cairan. Berikut ini ialah
macam-macam pipa yang sering dipakai untuk instalasi dalam gedung:
a.Pipa PVC (Poly Vunil Chloride)
Pipa PVC merupakan pipa tahan lama dan ringan yang dibuat dari
campuran bahan plastik vinyl. Viva ini tahan terhadap korosi dan memiliki

25
viskositas internal yang tinggi. Bentuk pipa khusus ini sering dipakai untuk
instalasi sistem air yang menangani air bersih, dingin, dan terkontaminasi.

26
Gambar 2.6 Pipa PVC
(sumber: foto google)
b.Pipa GIP (Galvanized Iron Pipe)
Pipa GIP (Galvanized Iron Pipe) ialah jenis pipa yang terbuat dari
besi dan dilapisi dengan lapisan seng untuk melindungi besi dari
korosi. Proses pelapisan ini disebut galvanisasi, yang membentuk
lapisan seng yang tahan terhadap karat dan korosi. Pipa GIP sering
kali hanya dipakai untuk sistem air dingin dan air minum karena
kemampuannya menahan peningkatan tekanan air.

27
Gambar 2.7 Pipa GIP
(sumber: foto google)
c.Pipa PPR (Polypropylene Random Copolymer)
Pipa PPR (Polypropylene Random Copolymer) ialah jenis pipa
yang terbuat dari polipropilene, sebuah polimer plastic yang kuat,
tahan terhadap panas, dan tahan terhadap korosi.
Gambar 2.8 Pipa PPR (sumber: foto
google)
d.Pipa HDPE (High Density Poly Ethylene)

28
Pipa HDPE diproduksi memakai bahan polythene yang memiliki
kepadatan tinggi. Karakteristik ini memungkinkan pipa HDPE
menahan tekanan kompresi yang lebih besar. Biasanya pipa jenis
ini dipakai untuk instalasi air bersih PDAM.
Gambar 2.9 Pipa HDPE
(sumber: foto google)
Saat memilih pipa, penting untuk mempertimbangkan sifat
fluida, laju aliran air, dan kecepatan aliran. Komponen-
komponen ini juga akan memastikan diameter pipa yang akan
dipakai. Diameter pipa dapat ditentukan dengan memakai
persamaan berikut:

29
Keterangan:
Q = Laju aliran air yang dibutuhkan (m3 /s)
V = Kecepatan aliran air yang melalui pipa
(m/s) A = Luas penampang pipa (m2)
Pada saat air mengalir melalui suatu pipa maka akan terjadi
kerugian-kerugian yang meliputi kerugian gesekan di dalam
pipa serta kerugian pada tikungan, reduksi, tee, katup, filter,
dan komponen lainnya.
2.9.2Kerugian Head Mayor (Mayor Looses)
Gesekan antara fluida dan dinding pipa, bersamaan dengan
perubahan kecepatan fluida (dikenal sebagai kerugian kecil),
merupakan penyebab utama penurunan tekanan yang
signifikan. Sebelum menghitung kerugian gesekan pada suatu
pipa, penting untuk mengetahui sifat alirannya, yakni apakah
aliran tersebut laminar atau turbulen. Untuk mengetahui jenis
aliran, dipakai persamaan bilangan Reynolds:
..…………………...…………………….…………
(2.7) Keterangan:

2
10
Re = Bilangan Reynolds (tak berdimensi)
v = Kecepatan rata-rata aliran dalam pipa
(m/s) D = Diameter pipa (m)
 = Viskositas kinematik zat cair
(m² /s) R < 2000, aliran bersifat laminar
Re > 4000, aliran bersifat turbulen
Re = 2000 - 4000, aliran bersifat transisi
Kerugian gesek dalam pipa dapat dihitung dengan persamaan
Darcy-Weisbach:
………………...…………………….………… (2.8)
Keterangan:
hf = Kerugian head karena gesekan (m)
f = faktor gesekan (didapat dari diagram
moody) D = Diameter pipa (m)
L = Panjang pipa (m)
v = Kecepatan rata-rata aliran dalam pipa
(m/s) g= Percepatan gravitasi (9,81 m/s
2
)

2
11
Tabel 2.4 Nilai Kekasaran Untuk Berbagai Jenis Pipa
Grafik 2.1 Diagram Moody

2
12
(sumber https://www.researchgate.net/figure/Fig-1-The-Moody-1-
chart_fig1_253819408)
Menurut hagen-Poiseuille untuk aliran laminar (Re<2000),
factor gesekan ialah hanya fungsi bilangan Reynolds saja.
Sehingga factor gesekan dirumuskan dengan:
………………...…………………………….…………
(2.9) Namun apabila aliran bersifat turbulen persamaan yang
dipakai ialah
sebagai berikut:
………...…………………………....………… (2.10)
Untuk mencari  kita memakai formula Darcy-Weisbach
untuk aliran turbulen, dengan persamaan:
...…………………………….………… (2.11)
2.9.3Kerugian Head Minor (Minor Looses)
Selain kerugian head yang signifikan akibat gesekan, jaringan
pipa juga mengalami kerugian head yang kecil karena
perubahan geometri aliran secara tiba-tiba yang disebabkan
oleh variasi ukuran pipa, tikungan, katup, reduksi, dan

2
13
berbagai jenis sambungan. Besarnya kerugian kecil akibat
pemasangan pipa dinyatakan dengan persamaan:
………………………………….………… (2.12)
Keterangan:
hf= Kerugian head (m)
n = Jumlah kelengkapan pipa k
= Koefisien kerugian
v
2
= Kecepatan aliran dalam pipa (m/s)
g = Percepatan grafitasi (9,81 m/s
2
)
Perlengkapan dan aksesories pipa
a.Flange Besi dan PVC

2
14
flange besi flange PVC
Gambar 2.10 Flange besi dan
Flange PVC (sumber: foto google)
Flange dipakai untuk menghubungkan dua bagian pipa atau peralatan
lainnya seperti pompa dan manual valve dalam sistem pemipaan
dengan memakai mur dan baut sebagai pengikatnya, memberikan antar
muka yang kuat dan tahan lama antara dua bagian yang terhubung.
Serta dapat memberikan kemudahan dalam melakukan perawatan. Hal
yang perlu diperhatikan adalah dalam penggunaan flange ini harus
disesuaikan dengan material pipanya, jika menggunakan pipa PVC
maka yang digunakan adalah flange PVC begitupun juga dengan
penggunaan flange besi maka harus digunakan pada pipa besi.
b.Gate Valve
Gambar 2.11 Gate Valve

30
(sumber: https:// www.alvindocs.com/blog/panduan-lengkap-
tentang- valve-dan-jenisnya)
Gate Valve ialah jenis katub yang dipakai untuk mengontrol aliran
fluida dalam sistem pemipaan dengan cara membuka atau menutup
aliran secara penuh.
c.Globe Valve
Gambar 2.12 Globe Valve
(sumber: https:// www.alvindocs.com/blog/panduan-lengkap-
tentang- valve-dan-jenisnya)
Globe Valve dipakai untuk tujuan menghentikan, mengendalikan, dan
mengatur pergerakan fluida. Globe Valve dipakai dalam sistem
yang menginginkan pengaturan aliran dan memiliki kemampuan untuk
meminimalkan kebocoran. Globe valve memiliki kemampuan kontrol
aliran yang lebih unggul dibandingkan dengan Gate Valve, namun
dengan biaya yang lebih tinggi.
d.Butterfly Valve

30
Gambar 2.13 Butterfly Valve
(sumber: https:// www.alvindocs.com/blog/panduan-lengkap-
tentang- valve-dan-jenisnya)
Butterfly Valve ialah sejenis katup yang memakai gerakan berputar
seperempat putaran untuk mengontrol aliran fluida dengan cara
menghentikan, mengatur, atau memulainya. Butterfly valve dicirikan
oleh desainnya yang kompak dan melingkar. Butterfly valve sangat
cocok untuk aplikasi katup besar karena desainnya yang kecil dan
ringan, sehingga menempati ruang lebih sedikit dibandingkan valve
lainnya.
e.Ball Valve
Gambar 2.15 Ball Valve

30
(sumber: https:// www.alvindocs.com/blog/panduan-lengkap-
tentang- valve-dan-jenisnya)
Ball valve ialah sejenis katup yang beroperasi dengan memutar
cakram berbentuk bola untuk mengontrol aliran fluida, sehingga dapat
berhenti atau terbuka. Mayoritas ball valve dicirikan oleh sifatnya
yang bekerja cepat, karena katup tersebut dapat dioperasikan hanya
dengan putaran 90° untuk memfasilitasi pergerakan katup. Ball valve
lebih kompak dan memiliki rasio berat terhadap ukuran yang lebih
rendah dibandingkan katup gerbang, meskipun ukuran dan
kapasitasnya sama.
f.Fitting elbow
Elbow Besi Elbow pvc
Gambar 2.15 Elbow besi dan elbow PVC
(sumber: foto google)

30

Fitting Elbow ialah salah satu jenis fitting pipa yang dipakai untuk
mengubah arah aliran fluida dalam sistem pipa. Fungsi utamanya
ialah untuk memungkinkan perubahan arah aliran dengan sudut
tertentu, biasanya 90 derajat, 45 derajat, tergantung pada elbow yang
dipakai.
g.Fitting Tee
Tee besi Tee PVC
Gambar 2.16 Tee besi dan Tee PVC
(sumber: foto google)
Fitiing Tee ialah salah satu jeis fitting pipa yang memiliki tiga cabang
dengan bentuk seperti huruf “T” fiiting tee dipakai dalam sistem pipa
untuk beberapa tujuan yang berbeda.

30
2.9.4Tanki Air
Bangunan bertingkat tinggi memerlukan teknologi penyimpanan air
yang mampu menyediakan pasokan air bersih secara konstan untuk
sistem plambingnya. Tangki yang dipakai untuk penyediaan air
minum harus mempunyai kemampuan untuk menjaga kualitas air.
a.Tangki Air Bawah (Ground Water Tank)
Tangki air bawah ialah fasilitas penyimpanan air yang sering
terletak di bawah bangunan dan basement. Air dari sumber PDAM
dan Deepwell ditampung di tangki air bagian bawah.
Untuk menentukan kapasitas tangki air yang hanya
digunakan untuk menampung air, dapat memakai
rumus:
VR = Qd – (QS–T).....................................................(ref.
Soufyan
Moh. Noerbambang dan Takeo Morimura, 1996 hal 96)
Keterangan:
VR = Volume tanki air (m3)
Qd = Jumlah kebutuhan air perhari
(m3/jam) QS = kapasitas pipa dinas (m3/jam)

30
T = Rata-rata pemakaian air perhari
(jam/hari)
b.Tangki Air Atas (Roof Water Tank)
Tangki atas dirancang untuk memenuhi kebutuhan maksimum dan
biasanya memiliki kapasitas yang cukup untuk memenuhi periode
permintaan puncak, yang berlangsung sekitar 30 menit. Dalam
kondisi tertentu, kebutuhan air tertinggi mungkin terjadi bersamaan
dengan ketinggian air terendah di tangki atas. Dalam kasus seperti
ini, penting untuk menentukan jumlah air yang dapat
ialirkan oleh pompa pengangkat dalam jangka waktu 10 hingga
15 menit. Kapasitas tangki atas dilambangkan dengan rumus:
VE = (QP – Qmax) TP + QPU x TPU.................................................(ref.
Soufyan
Moh. Noerbambang dan Takeo Morimura, 1996 hal 97)
Keterangan:
VE= kapasitas efektif tanki atas (m3)
QP= Kebutuhan puncak (m3/s)
QMax= Kebutuhan jam puncak (m3/s)
QPU= Rata-rata pemakaian air perhari (jam/hari) ‘

30
TP = jangka waktu kebutuhan puncak (menit)
TPU= jangka waktu kerja pompa pengisi (menit)
2.9.5Pompa
Untuk memudahkan proses mengalirkan dan menaikkan air ke tangki
bagian atas maka diperlukan penggunaan pompa. Desain pompa harus
memiliki kemampuan untuk menyediakan aliran dan tekanan air yang
cukup. Dua jenis pompa yang umum dipakai dalam sistem penyaluran
air bersih ialah pompa transfer dan pompa booster.
a.Pompa Pengangkat
Pompa pengangkat, juga dikenal sebagai pompa transfer, ialah
alat yang dipakai menghisap air dari tangki air yang lebih rendah
dan memindahkannya ke tangki air yang lebih tinggi. Pompa
sentrifugal ialah bentuk pompa angkat yang paling umum dipakai.
Dalam sistem dengan tangki atap, biasanya kapasitas pompa
angkat dianggap setara dengan kebutuhan air maksimum selama
jam sibuk (Qh.max). Untuk menentukan head pompa yang
diperlukan, persamaan Bernoulli dapat dipakai sebagai berikut:
H = Ha + ∆Hp + Hl............................................................................(ref.
Soufyan Moh. Noerbambang dan Takeo Morimura, 1996 hal 99)
Keterangan:

30
Ha = Tinggi potensial ialah jarak antara permukaan air bak
penampungan atas dengan permukaan air bak penampungan bawah
dalam gedung
ΔHp = Perbedaan head tekanan pada kedua permukaan air, karena P1
dan P2 merupakan tangka terbuka maka P1dan P2=0
Ha = Head mayor + Head minor
b.Pompa Booster
Pompa booster mengirimkan air dari lantai atap ke 5 lantai yang
berada dibawahnya. Untuk pompa ini, tekanan lebih penting daripada
head total. Penghuni 5 lantai teratas menentukan kapasitas pompa
booster untuk memenuhi tekanan minimum peralatan pipa.
...…………….… ………………….. ……....…. (2.17)
Keterangan:
Q = Kapasitas pompa booster
(m3/menit) n = jumlah pemakai (orang)

31
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V
KESIMPULAN DAN SARA N
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

32

30

20

20

20

10

10

10
Tags