Transportasi Ikan Hidup 2025dsdlsjflsfkdlkg

BhataraAyiMeata3 0 views 32 slides Oct 01, 2025
Slide 1
Slide 1 of 32
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14
Slide 15
15
Slide 16
16
Slide 17
17
Slide 18
18
Slide 19
19
Slide 20
20
Slide 21
21
Slide 22
22
Slide 23
23
Slide 24
24
Slide 25
25
Slide 26
26
Slide 27
27
Slide 28
28
Slide 29
29
Slide 30
30
Slide 31
31
Slide 32
32

About This Presentation

jkhdsdsdsfsdds


Slide Content

Transportasi Ikan Hidup Oleh: Bhatara Ayi Meata , S.Pi., M.Si

Indikator Capaian Mata Kuliah Indikator CPMK Mahasiswa m ampu menjelaskan proses anestesi dan cara transportasi ikan .

PENDAHULUAN BIAYA TERTINGGI YANG DIHADAPI OLEH INDUSTRI PERIKANAN ADALAH UNTUK MENTRANSPORTASIKAN BAHAN BAKU DAN/ATAU PRODUK DARI PRODUSEN KE KONSUMEN. BESARNYA BIAYA INI JUGA MEMPENGARUHI PEMILIHAN METODA TRANSPORTASI YANG AKAN DIGUNAKAN.

Transportasi Ikan Hidup Lobster Ikan Hias Ikan Kerapu Ikan Gurami Pengertian Transportasi Ikan Hidup Suatu tindakan memindahkan ikan dalam keadaan hidup yang di dalamnya diberikan tindakan-tindakan untuk menjaga ikan tetap hidup hingga ke tempat tujuan .

Transportasi Ikan Hidup Kenapa ikan harus ditransportasikan dalam keadaan hidup ? Adanya permintaan terhadap komoditas ikan hidup Benih ikan Ikan konsumsi Ikan hias

Sistem Kering Metode transportasi ikan hidup ? Sistem Basah Pengangkutan ikan hidup sistem basah adalah pengangkutan ikan hidup dengan menggunakan media air untuk pengangkutan. Sistem kering merupakan sistem pengangkutan ikan hidup dengan menggunakan media pengangkutan bukan air. 1 2

Transportasi Ikan Sistem Basah Tertutup Ikan diangkut dalam wadah tertutup dengan pemberian air dan oksigen. Kemasan yang digunakan berupa kantong plastik atau wadah lain yang tertutup Perbandingan air dan ikan biasanya 3:1 (v/b). Sistem Basah Tertutup Kelebihan: Media air tahan terhadap guncangan Dapat dilakukan dengan pengangkutan jarak jauh (pesawat terbang) Mudah ditata selama pengangkutan Kekurangan: Tidak ada suplai oksigen tambahan Tidak dapat dilakukan pergantian air Perhitungan jumlah oksigen yang dibutuhkan harus cermat sesuai dengan lama perjalanan

Transportasi Ikan Sistem Basah Tertutup Pengangkutan sistem basah tertutup terbagi dua: Pengangkutan yang lamanya < 8 jam Pengangkutan yang lamanya > 12 jam. Pengangkutan benih ikan yang menempuh waktu perjalanan < 8 jam : Kantong plastik (2 lapis) diisi air sebanyak 10 liter, kemudian diisi benih ikan dan ditambah oksigen dengan perbandingan air dan oksigen 1:1. Selanjutnya plastik diikat. Untuk menghindari kebocoran, kantong plastik berisi benih ikan sebaiknya dimasukkan dalam kardus dan temperaturnya tetap dipertahankan dengan kisaran 27-29 โ—ฆC. 1 Pengangkutan benih ikan yang menempuh waktu perjalanan > 12 jam : Kantong plastik (2 lapis) diisi air sekitar 10 lier, lalu masukkan benih ikan Masukkan kantong plastik tersebut ke dalam kotak karton yang bagian pinggir dan alas bagian dalamnya dilapisi gabus. Masukkan pecahan es sebanyak 10% dari volume air ke dalam kantong plastik, lalu tempatkan di antara kantong plastik berisi benih dan kotak karton. Jika temperatur air berkisar 20 C, tambahkan lagi es sampai temperatur air di bawah 20 C. Tambahkan oksigen ke dalam kantong plastik berisi benih ikan secara perlahan sampai perbandingan volume air dan oksigen 1:1, lalu ikat erat kantong plastik tersebut. 2

Design pengangkutan ikan sistem tertutup yang lamanya > 12 jam.

Transportasi Ikan Sistem Basah Terbuka Ikan diangkut dalam wadah terbuka dan secara terus menerus diberikan aerasi untuk mencukupi kebutuhan oksigen selama pengangkutan. Sistem Basah Terbuka Kelebihan: Suplai oksigen dapat berlangsung secara terus-menerus D apat dilakukan pergantian air sebagian selama perjalanan Cocok untuk pengiriman ikan ukuran konsumsi Kekurangan: Tidak dapat dilakukan pengiriman menggunakan pesawat terbang Digunakan untuk pengiriman jarak dekat

Faktor Pembatas Suhu Laju konsumsi oksigen ikan pada suhu rendah akan menurun, sedangkan apabila suhu air media meningkat maka laju konsumsi oksigen akan meningkat. Kepadatan ikan Terlalu padat ikan dapat menyebabkan kompetisi penggunaan O 2 selama transportasi. Aktivitas Ikan Ikan yang meronta-ronta selama pengangkutan menyebabkan konsumsi oksigen semakin meningkat. Mutu Ikan Ikan harus dalam keadaan sehat, tidak berpenyakit dan dalam kondisi prima. Ciri-cirinya: gesit, aktif dan responsif. Oksigen Faktor yang menjadi dasar konsumsi oksigen oleh ikan selama transportasi adalah besar ikan dan suhu air. pH, CO 2 , dan Amonia pH optimal air adalah 7-8. Kadar CO 2 yang tinggi menyebabkan pH asam, kadar amonia tinggi menyebabkan pH basa. Faktor yang mempengaruhi keberhasilan pengangkutan ikan hidup sistem basah

RESPON IKAN TERHADAP PERUBAHAN LINGKUNGAN Respon fisiologis: konsumsi oksigen; keseimbangan osmotik dan ion; aktivitas makan dan pencernaan; ekskresi dan asimilasi; sekresi mukus, dll. Respon tingkah laku: agresivitas; stress, pingsan, dll.

Transportasi Ikan Sistem Kering Sistem kering merupakan sistem pengangkutan ikan hidup dengan menggunakan media pengangkutan bukan air. Karena tidak menggunakan air, maka ikan dibuat pingsan atau dalam kondisi aktivitas rendah dengan menggunakan pembiusan. Sistem Kering Pembiusan/Anastesi Ikan Packaging

Pembiusan/Anastesi Ikan Pingsan adalah kondisi tidak sadar yang dihasilkan oleh proses terkendali dari sistem syaraf pusat yang mengakibatkan turunnya kepekaan terhadap rangsangan luar dan rendahnya respon gerak dari rangsangan tersebut. Pingsan Keberhasilan pembiusan ikan apabila memenuhi 3 kriteria: Induksi bahan pembius dalam tubuh ikan dalam waktu 3 menit atau kurang Kepulihan ikan sampai gerakan renangnya kembali normal membutuhkan waktu 5 menit atau kurang T idak ditemukan adanya kematian ikan selama 15 menit setelah pembongkaran.

Pembiusan/Anastesi Ikan Berpindahnya bahan pembius dari lingkungan ke dalam alat pernafasan i kan D ifusi ke membran tubuh menyebabkan terjadinya penyerapan bahan pembius ke dalam darah S irkulasi darah dan difusi ke jaringan menyebabkan bahan pembius menyebar ke seluruh tubuh. Proses pembiusan meliputi tiga tahap yaitu:

Keuntungan pada ikan yang dipingsankan pada transportasi ikan hidup: Tidak memerlukan wadah transportasi yang besar. Resiko kematian akibat kelelahan/stress karena pengaruh getaran, cahaya dan kebisingan mendekati nol. Ikan tidak membuang kotoran, karena selama pingsan tidak melakukan aktivitas makan.

Bahan Anastesi Kimia

Bahan Anastesi Alami Minyak Cengkeh Hasil penelitian: Mengandung equinol bebas (70-90%), equino asetat, dan koriofillen. Akbari et al., (2010) : Anastesi pada udang putih india ( Fenneropenaeus indicus ) ukuran PL ( Post Larva ) dengan konsentrasi 1,3 mg/L. Perdikaris et al., (2010) : Efektif digunakan untuk anastesi ikan goldfish ( Carrasius auratus ). Minyak Sereh Hasil Penelitian: Banyak mengandung senyawa geraniol dan sitronelol mampu menurunkan tingkat metabolisme ikan dengan cara membuat ikan pingsan atau menenangkan ikan. Semarlan (2008): Efektif sebagai obat bius kepiting bakau ( Scylla serata)

Bahan Anastesi Alami Ekstrak daun pala Hasil penelitian: Daun pala juga mengandung minyak astiri, senyawa utama minyak astiri pada daun pala adalah myristicin . Aprilia (2017): konsentrasi terbaik ekstrak kasar daun pala adalah 3%. Ekstrak bunga kamboja Hasil Penelitian: Bunga kamboja mengandung senyawa aromatik seperti eugenol, polyfenol, etanol, dan minyak atsiri (geraniol, sitronellol, linallol, dan fenetil alkohol). Ilhami et al., 2015: Konsentrasi ekstrak bunga kamboja yang paling efektif untuk teknik anestesi dalam transportasi sistem basah adalah 6,304 mg/L dengan tingkat kelangsungan hidup mencapai 94,43%.

Pemingsanan/Anastesi ikan dengan Pendinginan Pendinginan bertahap: yaitu dengan memasukkan ikan ke dalam bak, kemudian bak diberikan es secara bertahap hingga suhunya mencapai 10-15 o C. Pendinginan langsung: yaitu dengan mendinginkan bak terlebih dahulu dengan es hingga suhu mencapai 10-15 o C, setelah itu ikan dimasukkan. 10-15 o C

Jenis ikan Cara pemingsanan Waktu ( menit ) Suhu ( ยบ C ) Ikan mas (Cyprinus carpio ) Pendinginan bertahap Pendinginan cepat 30 10 6 - 7 6 - 7 Ikan kakap (Lates calcarifer ) Pendinginan bertahap Pendinginan cepat 25 10 10 - 11 10 - 11 Kepiting (Scylla serrata ) Pendinginan bertahap Pendinginan cepat 30 20 15 - 17 15 - 17 Tabel 1. Hubungan metode suhu dan waktu pada pemingsanan

Pemingsanan/Anastesi ikan dengan Listrik Pemingsanan ikan dengan listrik: Kejutan arus listrik dapat menyebabkan terganggunya kesetimbangan kationik pada ikan, sehingga menyebabkan ikan mati rasa (pingsan) akibat sistem syaraf tidak berfungsi. Hasil penelitian: Abimanyu, Andin (2021): Besar tegangan kejut listrik yang baik digunakan untuk pemingsanan ikan nila yaitu 220 volt. Penyetruman ikan dengan voltase 110 volt pada frekuensi arus listrik 50Hz selama 3 menit dapat memingsankan ikan nila

Pembugaran dilakukan setelah proses imotilisasi dilakukan dan ikan telah sampai tujuan konsumsi . Ikan yang akan dibugarkan dimasukkan ke dalam wadah yang berisi air bersih . Media pembugaran (air) minimal harus dalam kondisi yang sama dengan tempat hidup ikan yang akan dibugarkan . Kandungan oksigen media pembugaran harus diperhatikan dan sebaiknya menggunakan sirkulasi atau aerator agar kandungan oksigen merata . PEMBUGARAN

Media Pendinginan Fungsi media pendingin: Mempertahankan suhu lingkungan tetap rendah Menahan ikan agar tidak bergeser dari posisinya Memberi lingkungan udara Mempertahankan kelembaban Sekam padi Serutan kayu Kertas koran Serbuk gergaji Jerami Spons/busa

Pengemasan Ikan Sistem Kering Serbuk gergaji dicuci dan direndam selama 24 jam kemudian dijemur hingga kering Serbuk gergaji dilembabkan dengan air tawar/laut Dinginkan serbuk gergaji pada fre e zer hingga suhu mencapai 14 o C Ikan dipuasakan terlebih dahulu selama 24 jam Ikan dianastesi Siapkan kotak styrofoam Masukkan hancuran es yang dibungkus plastik pada dasar styrofoam Hamparkan media pendingin setebal 10 cm Ikan disusun di atas media pendingin dalam posisi tegak berjejer Lapisi atas ikan dengan media pendingin Tutup dengan rapat kotak styrofoam Penyusunan lobster pada transportasi ikan sistem kering

ALASAN UTAMA PEMILIHAN SISTEM TRANSPORTASI KERING TRANSPORTASI BASAH Kapasitas angkut terbatas karena keberadaan media air Sangat dipengaruhi oleh goncangan Hanya untuk waktu transportasi yang singkat Tidak disukai untuk transportasi udara Tidak perlu dilakukan imotilisasi TRANSPORTASI KERING Kapasitas angkut lebih besar Kurang sensisitif terhadap goncangan Waktu transportasi yang lebih lama (untuk ekspor) Lebih disukai untuk transportasi udara Perlu dilakukan imotilisasi

Menurut Konvensi International Multimoda Transport of Goods, Pasal 1 ayat (2): Angkutan multimoda intinya adalah cara mengangkut barang dengan menggunakan sedikitnya 2 (dua) moda angkutan (yang berbeda ) berdasarkan satu dokumen perjanjian angkutan multimoda . Barang diangkut dari suatu tempat /negara ke suatu tempat /negara lain di mana barang akan diserahkan . Pada angkutan multimoda , barang yang diangkut , resiko yang timbul dialihkan ke pelaksana angkutan multimoda . 28 MULTIMODA TRANSPORTASI

MULTIMODA TRANSPORTASI 29

MULTIMODA TRANSPORTASI 30

Project Based Penggunaan bahan alami terhadap proses anestesi ikan hidup dan transportasinya ( article review ). Buat poster softfile , sertakan literatur jurnal yang dituju (minimal 3 jurnal ). Buat 6 kelompok ( dibagi PJ). Tidak boleh sama jenis ikan dan jenis bahan anestesinya . Dikumpulkan di Minggu ke-10 perkuliahan .

THANK YOU