Trematoda Parasit dalam bentuk ppt, semoga bermanfaat
AdelinaRahayu
1 views
45 slides
Oct 11, 2025
Slide 1 of 45
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
About This Presentation
Trematoda Parasit PPT, semoga bermanfaat.
Size: 8.7 MB
Language: none
Added: Oct 11, 2025
Slides: 45 pages
Slide Content
Trematoda Parasit Adelina Khristiani Rahayu , M. Si
Pembagian Parasitologi Protozoologi ilmu yang mempelajari kajian tentang Protozoa Helmintologi ilmu yang mempelajadi tentang cacing - filum Nelmathelmintes cacing benang Nematoda intestinal Nematoda jaringan - filum Platyhelminthes cacing pipih Trematoda = cacing daun Cestoda = cacing pita Entomologi ilmu yang berisi kajian tentang serangga
Morfologi Ciri – ciri cacing yang hidup sebagai parasit Tidak bersegmen , berbentuk bulat seperti benang , Ukuran besar dan panjang berbeda – beda dari 2 mm – 1 m Mempunyai kepala , ekor , dinding dan rongga badan , saluran pencernaan , sistem saraf , sistem ekskresi , dan sistem reproduksi yang terpisah Stadium e fektif masuk ke dalam tubuh manusia secara aktif , tertelan , atau dimasukkan oleh vektor dengan tusukan , gigitan
TREMATODA Trematoda termasuk dalam filum Platyhelminthes Morfologi umum : Pipih seperti daun , tidak bersegmen Tidak mempunyai rongga badan Mempunyai 2 batil isap : mulut dan perut . Mempunyai saluran pencernaan yang menyerupai huruf Y terbalik dan buntu . Hermafrodit , kecuali Schistosoma .
Morfologi dan Anatomi
Macam – macam hospes Hospes definitif hospes akhir , dimana terdapat parasit dalam stadium dewasa dan di dalam tubuh hospes terjadi perkembangbiakan parasite secara seksual Hopes perantara Manusia atau hewan tempat parasit tumbuh menjadi stadium inefektif yang dapat ditularkan kepada hospes lain Hospes reservoir Hewan yang mengandung parasit yang sama dengan parasit manusia dan dapat ditularkan kepada hospes lain Hospes obligat hospes tunggal yang merupakan satu – satunya spesies yang dapat menjadi tuan rumah dari parasit dewasa Hospes alternatif hospes utama yang mangandung parasit , namun ada spesies lain yang dapat sebagai hospes yang mengandung parasit dewasa
Klasifikasi Trematoda Hospes definitif : hewan dan manusia Menurut habitat cacing dewasa , dibagi dalam : Trematoda hati (liver flukes) : Clonorchis sinensis Opisthorchis felineus Opisthorchis viverrini Fasciola 2. Trematoda usus (intestinal flukes) : - Fasciolopsis buski - Heterophyidae - Echinostomatidae 3. Trematoda Paru (lung flukes) - Paragonimus westermani 4. Trematoda darah (blood flukes) : - Schistosoma japonicum - Schistosoma mansoni - Schistosoma haematobium
Morfologi cacing dewasa dan larva dari Trematoda
Lingkaran Hidup Trematoda Cacing hidup didalam tubuh hospes sesuai dengan habitatnya Lingkaran hidup cacing memerlukan 2 hospes perantara Hospes perantara I : keong air dari jenis Melania sp., Semisulcospira , dan Thiara sp . Perkembangan dalam HP 1 : terjadi stadium Mirasidium (M), Sporokista (S) Redia (R) Cercaria (C). Hospes 1 biasanya cacing air Hospes Perantara II: ikan , ketam , dan tumbuh – tumbuhan air . Potamon sp. Eriocheir sp . Cambarus virilis Perkembangan dalam HP 2 : Cercaria (C) Metacercaria (MC)
Telur Diletakkan dalam saluran hati , rongga usus , paru , p. darah atau jaringan tempat hidup . Dikeluarkan bersama tinja , urin atau sputum. Umumnya berisi sel telur dan beberapa spesies berisi mirasidium (M). Menetas dalam air atau menetas setelah ditelan oleh keong ( hospes perantara )
Telur Trematoda : 1. F. buski ( spt telur ayam dgn operculum kecil & tidak nyata), ukuran 130-140 µ m x 80-85 µ m . 2. S. mansoni ( telur agak panjang & mpy duri lateral nyata dekat 1 ujung, ukuran 114-117 µ m x 45-68 µ m) 3. S. haematobium (telur agak panjang dgn duri kecil pd ujung, ukuran 112-170 µ m x 40-70 µ m). 4. S. japonicum (telur agak bulat dgn tonjolan tumpul pd sisi lateral, ukuran 70-100 µ m x 50-65 µ m). 5.S. intercalatum (telur agak pjg dgn duri terminal yg lebih pjg & runcing dibdg dg S. haematobium , ukuran 140-240 µ m x50-85 µ m). 6. G. hominis (telur lonjong & bbtk kumparan dg operkulum nyata pd satu ujung, ukuran 150-152 µ m x 60-72 µ m). 7 . P. westermani (telur ovoid dg operkulum mendatar, ukuran 80-118 µ m x 48-60 µ m) 8. C. sinensis (telur ovoid dg operkulum nyata yg trltk pd bahu, dg tonjolan kecil pd ujung posterior, ukuran 27-35 µm x 12-70 µm). 9. Heterophyes-heterophyes (telur ovoid dg operkulum spt kerucut, ukuran 28-30 µm x 15-17 µm)
Perkembangan larva
Perkembangan larva dalam Hp. I
Perkembangan dalam hospes perantara I M-S-R- Sk : Clonorchis dan Opisthorchis M-S1-S2-Sk : Schistosoma M-S-R1-R2-Sk: trematoda lainnya Cara infeksi : Makan ketam / udang mentah atau kurang masak yang mengandung metaserkaria . Eksistasi terjadi di usus halus menembus dinding usus masuk rongga abdomen cacing muda menembus diafragma menjadi cacing dewasa di paru-paru dalam 8-12 minggu
Hospes Perantara Ketam Potamon sp.
Sistem pencernaan, eksresi dan saraf trematoda
Patologi dan gejala klinis Faktor yang mempengaruhi : Lokalisasi cacing dalam tubuh hospes Rangsangan setempat Zat toksin yang dikeluarkan oleh cacing Diagnosis Menemukan telur dalam tinja , urin , sputum atau dalam jaringan biopsi Reaksi serologi Pengobatan Prazikuantel ( biltricide , Distocide )
TREMATODA PARU Paragonimus westermani Hospes : Manusia dan binatang spt. kucing , luak , harimau , anjing , serigala dll . Penyebaran geografik : Timur jauh , Asia Tenggara. Morfologi dan daur hidup Habitat : saluran pernapasan ( paru-paru ) Cacing dewasa : Seperti biji kopi, biasanya berpasangan Warna coklat tua Ukuran 8-12 x 4-6 mm Telur : Lonjong dgn operkulum agak tertekan ke dalam . Ukuran 80-118 μ Matang didalam air dalam waktu 16 hari .
Daur hidup P. westermani
Patologi dan Gejala Klinik Cacing muda tidak menimbulkan gejala klinis Cacing dewasa membentuk kista di paru-paru . Di dalam kista cacing terdapat dalam bentuk diploid ( berpasangan ) maupun triploid Gejala : batuk dengan sputum bergaris merah ( endemic hemoptysis ) disertai nyeri pleura dan sesak napas (dyspnea) Cacing dewasa dapat bermigrasi ke alat-alat lain dan menimbulkan abses pada alat tersebut ( hati , limpa , otak , otot , dinding usus ). Di otak dapat menimbulkan gejala epilepsi tipe Jackson
Diagnosis Menemukan telur dalam sputum, juga telur dalam tinja . Tes serologis : ELISA dan Western blot Pengobatan Praziquantel Bitionol . Triclabendazol Epidemiologi dan Pencegahan Berhubungan erat dengan kebiasaan makan ketam yang tidak dimasak dengan baik .
TREMATODA HATI Fasciola hepatica Morfologi dan daur hidup Habitat : saluran empedu Cacing dewasa : Seperti daun dan mempunyai bahu , panjangnya 30mm, lebar 13 mm Batil isap mulut dan batil isap perut hampi sama besarnya dan letaknya berdekatan Hermafrodit Telur : Dikeluarkan dari saluran empedu kedalam tinja dalam keadaan belum matang Ukuran 140 x 80 μ Didalam air telur akan menetas mirasidium masuk kedalam keong air Didalam keong air terjadi sklus : M S R1 R2 C Cercaria keluar dari keong air dan menempel pada tumbuh – tumbuhan air ( tumbuh menjadi Metacercaria )
Diagnosis Telur ditemukan dalam tinja Patologi Dapat menyebabkan infeksi sekunder bakteri yang menimbulkan abses Menyebabkan fascioliasis Pengobatan Praziquantel Bitionol . Triclabendazol Epidemiologi dan Pencegahan Tidak makan hati mentah dan sayuran air yang mentah , mencuci sayur lembar perlembar dengan air mengalir , mencuci dengan air sabun
Diagnosis Telur ditemukan dalam tinja Patologi Asimtomatis (tidak menimbulkan gelaja ) muncul jika jumlah cacing di dalam tubuh sekitar 101 – 1000 ekor Didalam saluran empedu , cacing menimbulkan iritasi mekanis Toksin lemah badan , penurunan berat badan , anemia, edema rabun senja , diare Dapat menyebabkan kanker saluran empedu Dapat menyebabkan clonorchiacis ( penyakit pada bagian saluran hati atau empedu ) Epidemiologi dan Pencegahan Memasak ikan hingga matang , tidak BAB disembarang sungai
TREMATODA USUS Fasciolapsis buski Morfologi dan daur hidup Habitat : Dinding duodenum dan jejunum Cacing dewasa : Berbentuk bulat panjang seperti daun Ukuran 2 – 7,5cm, lebar 0,8 – 2 cm ( trematoda tebesar ) Berwarna merah seperti daging Hermafrodit Telur : Ukuran 135 μ Dikeluarkan bersama tinja , didalam air 3 – 7 minggu menjadi matang dan menetas mirasidium keong air Didalam keong air terjadi sklus : M S R1 R2 C Cercaria keluar dari keong air dan menempel pada tumbuh – tumbuhan air ( tumbuh menjadi Metacercaria )
Diagnosis Telur ditemukan dalam tinja Patologi Cacing melekat dalam usus halus ulkus yang menimbukan diare eosinophilia, cachexim Infeksi berat Pengobatan Tetrachior ethylene Hexylresorsional Epidemiologi dan Pencegahan Tidak memakan tumbuhan air yang mentah atau dimasak dengan tidak sempurna
TREMATODA DARAH Schistosoma spp. ( S. japonicum , S. mansoni , S. haemotobin ) Morfologi dan daur hidup Habitat : S. japonicum dinding vena mesenterica usus halus Telur : Telur dikeluarkan bersama tinja ke air Telur memiliki bentukan duri ( spina ) yang khas telur saat dikeluarkan dari tubuh sudah mengandung larva stadium 1 ( mirasidium ) Mirasidum masuk kedalam siput Sporokista : Terdapat dalam tubuh siput Serkaria : Tubuh terdiri kepala dan ekor . Ekor bercabang dua stadium infektif yang hidup di air dan mampu menembus kulit hopes definitive Cacing dewasa : Bersifat uniseksual cacing jantan dan betina terpisah
Diagnosis Telur ditemukan dalam tinja Patologi Selama 2 – 3 hari setelah penetrasi kulit kaki oleh serkaria S. japonicum , menimbulkan dermatitis serkaria terasa gatal dan panas Terjadi demam terbentuknya telur Kerusakan dan pendarahan , batuk , asama Pengobatan Praziquantel Antiparasitik Epidemiologi dan Pencegahan Tidak BAB sembarangan , pemberantasan siput yang menjadi hospes perantara