tugas angin dan kaitannya dengan cpue pada perairan untuk menangkap ikan sardinella dan ikan lemuru pada perairan indonesia
PatrickHutagalung
8 views
19 slides
Nov 06, 2024
Slide 1 of 19
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
About This Presentation
CPUE, atau *Catch Per Unit Effort*, adalah indikator penting dalam perikanan yang digunakan untuk mengukur seberapa banyak ikan yang bisa ditangkap dalam satuan waktu atau usaha tertentu. CPUE diperoleh dengan membagi jumlah hasil tangkapan dengan upaya atau usaha yang dikerahkan, seperti jumlah wak...
CPUE, atau *Catch Per Unit Effort*, adalah indikator penting dalam perikanan yang digunakan untuk mengukur seberapa banyak ikan yang bisa ditangkap dalam satuan waktu atau usaha tertentu. CPUE diperoleh dengan membagi jumlah hasil tangkapan dengan upaya atau usaha yang dikerahkan, seperti jumlah waktu yang dihabiskan untuk menangkap ikan, jumlah kapal, atau alat tangkap yang digunakan. Sebagai contoh, jika seorang nelayan menangkap 100 kg ikan dalam 10 jam dengan satu kapal, maka CPUE-nya adalah 10 kg per jam. Semakin tinggi nilai CPUE, semakin efisien aktivitas penangkapan ikan tersebut.
CPUE sangat berguna dalam memahami stok ikan di suatu perairan. Ketika nilai CPUE tinggi, ini menunjukkan bahwa stok ikan dalam kondisi baik dan relatif mudah untuk ditangkap. Sebaliknya, jika nilai CPUE rendah, itu bisa menjadi tanda bahwa populasi ikan menurun, sehingga upaya yang lebih besar diperlukan untuk menangkap jumlah ikan yang sama. Oleh karena itu, CPUE sering dijadikan indikator utama dalam penilaian stok ikan untuk memastikan keberlanjutan sumber daya perikanan.
Selain sebagai indikator stok ikan, CPUE juga membantu pengelola perikanan dalam membuat kebijakan untuk mengatur aktivitas penangkapan. Dengan memantau perubahan CPUE dari waktu ke waktu, pengelola dapat mengidentifikasi kapan terjadi penurunan stok ikan yang signifikan. Mereka kemudian bisa mengambil tindakan, seperti membatasi jumlah kapal atau durasi waktu penangkapan, agar populasi ikan tidak habis.
Dalam konteks penelitian, CPUE memberikan data kuantitatif yang dapat digunakan dalam analisis tren populasi ikan jangka panjang. Dengan mengumpulkan data CPUE secara konsisten, para ilmuwan dapat mempelajari pola migrasi, musim penangkapan yang ideal, serta dampak lingkungan atau perubahan iklim terhadap populasi ikan.CPUE, atau *Catch Per Unit Effort*, merupakan salah satu metode yang banyak digunakan untuk menilai kelimpahan stok ikan dan tingkat eksploitasi sumber daya perikanan. Istilah ini mengacu pada jumlah ikan yang ditangkap dalam satuan upaya tertentu, yang bisa berupa waktu (seperti jam atau hari), alat tangkap, atau jumlah kapal yang digunakan. CPUE dianggap sebagai indikator langsung dari kelimpahan ikan dalam suatu ekosistem karena menunjukkan seberapa mudah ikan ditangkap dengan usaha tertentu.
Ketika nilai CPUE tinggi, ini menandakan bahwa jumlah ikan yang tersedia cukup besar, sehingga relatif mudah ditangkap. Namun, ketika CPUE menurun, ini bisa mengindikasikan penurunan populasi ikan, baik karena aktivitas penangkapan yang intensif atau karena faktor lingkungan seperti perubahan suhu air, polusi, dan degradasi habitat. Dengan begitu, CPUE membantu memantau kondisi populasi ikan secara berkelanjutan.
Pengelolaan perikanan juga sangat bergantung pada CPUE, terutama dalam penentuan kuota penangkapan atau batasan usaha tangkap. Data CPUE yang terkumpul dari waktu ke waktu memungkinkan pihak terkait untuk mengidentifikasi tren jangka panjang dalam stok ikan. Jika terjad
Size: 1.52 MB
Language: none
Added: Nov 06, 2024
Slides: 19 pages
Slide Content
1
Makalah Praktikum Dasar Oseanografi
ANGIN
Oleh:
Patrick Prilliansio Hutagalung
220302043
IV/A
LABORATORIUM DASAR OSEANOGRAFI
PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2023
2
LEMBAR PENGESAHAN
Judul Praktikum : Angin
Tanggal Praktikum : 26 Oktober 2023
Nama : Patrick Prilliansio Hutagalung
Nim : 220302043
Kelompok : IV/A
Program Studi : Manajemen Sumberdaya Perairan
Diketahui oleh, Diperiksa oleh,
Asisten Koordinator Asisten Korektor
Cahya Filia Gultom Clarissa Thesalonika Aurora
NIM. 200302035 NIM. 210302042
i
i
KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat dan rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah
praktikum Dasar Oseanografi yang berjudul “Angin” ini dengan baik, lancar, dan
tepat pada waktunya.
Penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu terselesaikannya makalah ini tepat pada waktunya, terutama kepada
Ibu Ipanna Enggar Susetya S.Kel.,M.Si dan Ibu Amanatul Fadhillah S.Pi, M.Si
selaku dosen mata kuliah Dasar Oseanografi dan Asisten Laboratorium Dasar
Oseanografi yang telah memberikan arahan selama praktikum berlangsung serta
membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Penulis menyadari bahwasanya makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,
sehingga kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi
sempurnanya makalah ini sehingga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca
yang membutuhkan.
Medan, Oktober 2023
Penulis
ii
ii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ................................................................................ i
DAFTAR ISI .............................................................................................. ii
PENDAHULUAN
Latar Belakang ......................................................................................... 1
Tujuan Praktikum .................................................................................... 3
Manfaat Praktikum .................................................................................. 3
TINJAUAN PUSTAKA
Angin ....................................................................................................... 4
Jenis-jenis Angin ..................................................................................... 5
Manfaat Angin ......................................................................................... 8
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan .............................................................................................. 9
Saran ........................................................................................................ 9
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Indonesia merupakan negara kepulauan yang sebagian besar wilayahnya
adalah lautan, oleh karena itu segala aktivitas di laut seperti pelayaran dan
penangkapan ikan merupakan bagian penting bagi masyarakat Indonesia, segala
aktivitas yang berkaitan dengan kelautan tentu sangat sensitif terhadap setiap
perubahan yang terjadi di laut. Gelombang laut merupakan fenomena alam yang
sangat mempengaruhi efisiensi dan keselamatan bagi kegiatan kelautan, sehingga
informasi terhadap variasi dan karakteristik gelombang laut tentu sangat
diperlukan. Secara klimatologi wilayah Indonesia dipengaruhi oleh angin musim
barat dan timur, dinamika ini akan berpengaruh secara langsung terhadap dinamika
yang terjadi di perairan Indonesia. menjelaskan bahwa kondisi muson wilayah
perairan Indonesia merupakan interaksi regular dari laut dan dari atmosfer lokal
tersebut (Kurniawan, 2018).
Angin, sebagai salah satu fenomena alam yang paling umum dan dikenal,
telah memainkan peran penting dalam sejarah dan perkembangan manusia. Angin
adalah pergerakan udara yang bergerak dari daerah bertekanan tinggi ke daerah
bertekanan rendah, menciptakan pola-pola cuaca yang kompleks di seluruh dunia.
Dalam beberapa budaya kuno, angin dianggap sebagai entitas spiritual yang
memiliki kekuatan dan pengaruh yang besar. Namun, selain memiliki aspek mistis,
angin juga memiliki dampak yang signifikan dalam berbagai aspek kehidupan
manusia, termasuk navigasi, pertanian, dan energi (Muhidin, 2019).
Kondisi cuaca dan angin adalah faktor kunci dalam menentukan sejauh
mana aktivitas kelautan ini dapat berjalan lancar. Kondisi cuaca dan arah angin
memainkan peran sentral dalam menentukan kelancaran aktivitas kelautan di
Indonesia. Negara Indonesia mengalami perubahan musim secara berkala yang
dipengaruhi oleh angin. Musim barat membawa hujan dan kelembapan, sementara
musim timur membawa cuaca kering. Angin bukan hanya menjadi elemen cuaca
biasa, tetapi juga menentukan musim serta memengaruhi berbagai sektor ekonomi
dan budaya. Perubahan ini menciptakan tantangan dan peluang yang unik dalam
2
manajemen sumber daya laut, termasuk penentuan kapan saat yang tepat untuk
melaut, kapan harus menunda pelayaran karena cuaca buruk, dan bagaimana
mengoptimalkan hasil tangkapan ikan. Kepulauan ini memiliki perairan yang luas
dan beragam, dan perubahan cuaca yang berkaitan dengan angin memengaruhi
berbagai aspek kehidupan masyarakat pesisir (Azizi et al., 2017).
Perubahan musim di Indonesia terkait erat dengan arah angin. Musim barat,
yang membawa hujan dan kelembapan, mencirikan musim hujan, sementara musim
timur, yang membawa cuaca kering, menggambarkan musim kemarau. Transisi
antara kedua musim ini dapat terjadi mendadak dan memiliki dampak signifikan
pada aktivitas kelautan. Para nelayan dan pelaut harus memahami perubahan musim
ini untuk memaksimalkan hasil tangkapan mereka (Kurniawati dan Febryna, 2015).
Perubahan musim yang terkait dengan angin menciptakan tantangan dan
peluang unik dalam manajemen sumber daya laut. Salah satunya adalah
menentukan kapan saat yang tepat untuk melaut. Nelayan harus memperhitungkan
cuaca dan angin saat memutuskan untuk berlayar, karena cuaca buruk dapat
berpotensi berbahaya. Pengetahuan tentang angin dan musim juga memungkinkan
para nelayan untuk merencanakan waktu yang tepat untuk berburu ikan yang
berpindah-pindah, meningkatkan hasil tangkapan mereka (Hartanto et al., 2019).
Pengaruh angin dalam perubahan musim di Indonesia memainkan peran
penting dalam kehidupan masyarakat pesisir, terutama dalam aktivitas kelautan dan
manajemen sumber daya laut. Indonesia, sebagai negara kepulauan, memiliki iklim
yang dipengaruhi oleh angin musim barat dan timur. Musim barat membawa hujan
dan kelembapan, sementara musim timur membawa cuaca kering. Perubahan
musim yang berkaitan dengan perubahan arah angin ini memengaruhi aktivitas
kelautan, seperti penangkapan ikan dan pelayaran (Irawan dan Hindrasti, 2018).
Masyarakat pesisir Indonesia telah lama bergantung pada laut sebagai
sumber mata pencaharian utama. Kegiatan seperti menangkap ikan, perikanan, dan
perdagangan laut merupakan bagian integral dari budaya dan ekonomi mereka.
Perubahan dalam angin dan cuaca memengaruhi siklus hidup ikan, migrasi spesies,
dan pola penangkapan ikan, yang pada gilirannya memengaruhi hasil tangkapan
dan pendapatan nelayan. Kegunaan paling mencolok dari angin adalah dalam
navigasi. Sejak zaman kuno, manusia telah memanfaatkan angin sebagai sarana
3
untuk berlayar di lautan yang luas. Angin memberikan daya untuk mendorong kapal
di sepanjang perairan dunia, memfasilitasi perdagangan lintas dan penjelajahan
geografis yang penting dalam sejarah. Saat ini, kapal layar masih digunakan oleh
beberapa pelaut yang mempertahankan tradisi tersebut (Patriana et al., 2013).
Angin dalam konteks pertanian, angin memiliki peran yang penting dalam
penyebaran benih dan serbuk sari tanaman. Angin membantu dalam proses
penyerbukan tanaman, memastikan reproduksi yang sehat dan beragam.
Sebaliknya, terlalu banyak angin dapat menjadi ancaman bagi pertanian karena
dapat merusak tanaman dan menciptakan kondisi yang tidak kondusif bagi
pertumbuhan (Saleh et al., 2013).
Angin juga telah menjadi sumber energi yang semakin penting dalam era
modern. Turbin angin digunakan untuk menghasilkan listrik dengan cara mengubah
energi kinetik angin menjadi energi listrik. Ini adalah salah satu bentuk energi
terbarukan yang berperan dalam mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil
dan mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan. Peran yang begitu beragam
dan penting dalam kehidupan manusia, pemahaman tentang angin dan bagaimana
kita berinteraksi dengannya sangatlah penting. Dalam pandangan ini, dapat
mengetahui serta menjelajahi lebih dalam tentang aspek-aspek angin juga manfaat
dari jenis-jenis angin yang telah disebutkan dan dampaknya positif dan negatif
dalam berbagai konteks (Aji et al., 2020).
Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum ini yaitu sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian angin.
2. Untuk mengetahui jenis-jenis angin.
3. Untuk mengetahui manfaat angin.
Manfaat Praktikum
Manfaat dari praktikum ini adalah untuk menambah wawasaan dan
memberikan informasi kepada penulis dan pembaca mulai dari pengertian, jenis-
jenis dan manfaat angin serta sebagai syarat masuk laboratorium Dasar Oseanografi
Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan Fakultas Pertanian Universitas
Sumatera Utara.
4
4
TINJAUAN PUSTAKA
Angin
Angin adalah aliran udara yang bergerak di atmosfer Bumi. Angin
merupakan fenomena atmosfer yang mendalam dan kompleks yang memiliki
dampak signifikan di Bumi. Ini adalah pergerakan udara secara horizontal yang
disebabkan oleh perbedaan tekanan udara. Angin terbentuk ketika udara panas naik
dan udara dingin turun, menciptakan perbedaan tekanan yang mendorong aliran
udara. Angin memiliki beberapa karakteristik, seperti kecepatan, arah, dan pola
gerakan yang dapat bervariasi di berbagai wilayah. Perbedaan tekanan ini memicu
pergerakan udara, yang nantinya disebut sebagai angin (Apriano et al., 2014).
Faktor utama yang memengaruhi pembentukan angin adalah perbedaan
suhu udara. Udara panas cenderung naik karena menjadi lebih ringan daripada
udara dingin. Ketika udara panas naik, itu menciptakan zona tekanan rendah di
permukaan bumi di bawahnya. Sebaliknya, udara dingin cenderung turun dan
menciptakan zona tekanan tinggi. Perbedaan tekanan ini adalah apa yang
mendorong aliran udara dari daerah tekanan tinggi ke daerah tekanan rendah,
menciptakan pergerakan angin (Handriyono dan Eko, 2017).
Angin memiliki beberapa karakteristik yang dapat diukur, salah satunya
adalah kecepatan angin. Kecepatan Angin adalah salah satu parameter penting yang
mengacu pada seberapa cepat udara bergerak. Selain itu, arah angin menunjukkan
dari mana arah angin bertiup, yang sering diukur dalam derajat dari utara searah
jarum jam. Pola gerakan angin di seluruh dunia berkontribusi pada setiap
pembentukan iklim dan cuaca di berbagai sektor wilayah, dan pola angin seperti
angin pasat, angin barat, dan angin muson adalah contoh penting dari bagaimana
angin mempengaruhi geografi dan iklim (Surya et al., 2017).
Angin dalam sistem sirkulasi global memainkan peran utama dalam
menggerakkan air laut. Angin mendorong air laut secara horizontal, membentuk
arus permukaan yang memiliki pengaruh signifikan pada dinamika lautan. Di
khatulistiwa, angin pasat timur dan barat mengarahkan aliran air laut dari timur ke
barat atau sebaliknya. Di wilayah subtropis, angin pasat menurun dan menciptakan
5
zona bertekanan tinggi di permukaan laut, menyebabkan air mengalir dari zona
tinggi ini ke zona rendah (Koehuan, 2015).
Angin juga tercermin dalam pengaruhnya pada proses upwelling dan
downwelling di lautan. Upwelling adalah ketika angin bertiup dari lepas pantai ke
laut, membawa air dingin dan kaya nutrien ke permukaan laut, mendukung
produktivitas ekosistem laut. Sebaliknya, downwelling terjadi ketika angin turun ke
laut, mendorong air permukaan ke lapisan dalam dan mengurangi nutrien di
wilayah tertentu (Hapsari et al., 2022).
Perubahan dalam angin juga dapat memengaruhi kondisi cuaca lokal dan
dapat memainkan peran penting dalam pemodelan perubahan iklim. Ini adalah hasil
dari pergerakan udara secara horizontal, yang terjadi karena perbedaan tekanan
udara di berbagai lokasi di atmosfer. Oleh karena itu, pemahaman yang mendalam
tentang fenomena angin sangat penting dalam ilmu meteorologi, geografi, dan ilmu
lingkungan (Sarinda et al., 2017).
Jenis-jenis Angin
Jenis-jenis angin dalam mengatur dinamika lautan dan kondisi cuaca di
berbagai wilayah tidak bisa diabaikan. Angin-angin ini memiliki peran sentral
dalam lingkungan oseanografi. Mereka memengaruhi suhu, membawa hujan, dan
membentuk pola cuaca. Setiap jenis angin memiliki karakteristik dan peran yang
unik. Jenis angin yang biasa ditemui dalam oseanografi meliputi Angin Laut (Angin
Siang), Angin Darat (Angin Malam), Angin Gunung, Angin Lembah, Angin Fohn
(Angin Terjun/Angin Jatuh), Angin Musim Barat/Angin Muson Barat, dan Angin
Musim Timur/Angin Muson Timur. Setiap jenis angin ini memiliki manfaat khusus
dalam membentuk ekosistem dan cuaca di berbagai wilayah. Peran dari masing-
masing jenis angin sangat penting dalam konteks ilmu oseanografi dan prediksi
cuaca (Hernowo dan Sigit, 2020).
Angin Laut (Angin Siang) adalah salah satu jenis angin yang terkait dengan
perubahan cuaca dan lingkungan di sepanjang wilayah pesisir. Angin Laut (Angin
Siang) terjadi pada siang hari. Ini disebabkan oleh perbedaan suhu antara daratan
dan laut. Ketika sinar matahari menghangatkan daratan lebih cepat daripada
permukaan laut, udara di atas daratan menjadi panas dan naik. Udara yang panas
ini kemudian digantikan oleh udara sejuk yang bertiup dari laut ke daratan. Inilah
6
yang disebut sebagai Angin Laut. Angin Laut memiliki dampak penting dalam
menjaga iklim pesisir. Ini membawa kelembaban dari laut ke daratan, yang dapat
mempengaruhi curah hujan dan kelembaban di wilayah pesisir. Selain itu, Angin
Laut juga seringkali membawa angin-angin segar yang menyegarkan di daerah
pesisir tersebut, membuatnya penting dalam mengatur suhu dan cuaca di wilayah
pantai (Anggraeni et al., 2022).
Angin Darat (Angin Malam) adalah salah satu jenis angin yang terjadi di
sepanjang pantai atau wilayah yang berdekatan dengan perairan. Ciri khasnya
adalah angin ini berhembus dari daratan menuju laut. Angin Darat terjadi pada
malam hari ketika daratan mendingin lebih cepat daripada permukaan laut. Ketika
daratan menjadi lebih dingin daripada laut, udara di atas daratan menjadi lebih padat
dan cenderung turun. Hal ini mengakibatkan angin bertiup dari daratan ke laut.
Angin Darat (Angin Malam) memiliki peran penting dalam pengaturan cuaca dan
iklim di wilayah pesisir. Angin ini dapat membawa kelembaban dari laut ke daratan,
mempengaruhi suhu, dan memberikan pengaruh mikroklimat yang khas di wilayah
pesisir. Selain itu, dalam konteks surfing, angin darat juga sering diharapkan oleh
para peselancar karena angin ini dapat menciptakan gelombang ombak yang bagus
untuk berselancar (Dewita et al., 2015).
Angin Gunung adalah salah satu jenis angin yang terjadi di sekitar daerah
pegunungan. Angin ini disebut demikian karena ciri khasnya adalah angin yang
bergerak naik ke atas melalui lereng pegunungan. Angin Gunung biasanya terjadi
ketika matahari memanaskan permukaan tanah di sekitar pegunungan. Udara panas
yang naik ini dapat membawa kelembaban yang terkandung dalam udara, dan
ketika udara panas tersebut mencapai ketinggian tertentu, ia mendingin dan
mengalami kondensasi. Kondensasi inilah yang dapat menyebabkan pembentukan
awan dan hujan di wilayah pegunungan (Hermawan dan Arifin, 2021).
Angin lembah adalah salah satu jenis angin yang terjadi dalam konteks
geografi dan meteorologi. Angin lembah biasanya terjadi di daerah-daerah
pegunungan atau lembah di mana udara mengalir di antara lembah-lembah atau
ngarai dengan pola arus tertentu. Angin lembah terjadi ketika udara panas di lembah
atau ngarai naik ke atas dan kemudian mengalir ke lembah atau ngarai lain yang
lebih tinggi. Proses ini biasanya terjadi karena perbedaan suhu antara lembah dan
7
lembah yang lebih tinggi. Udara panas cenderung naik, menciptakan tekanan
rendah di lembah, dan udara dingin mengalir ke lembah tersebut, menciptakan
angin Lembah (Bachtiar et al., 2018).
Angin Fohn, juga dikenal sebagai Angin Terjun atau Angin Jatuh, adalah
fenomena cuaca yang terjadi ketika angin kering dan hangat mengalir turun dari
dataran tinggi ke dataran rendah. Angin ini sering terjadi di sebelah leeward (sisi
terlindungi) pegunungan atau perbukitan. Karakteristik utama Angin Fohn adalah
penurunan suhu yang cepat, peningkatan kecepatan angin, dan penurunan
kelembapan udara saat angin mengalir turun ke dataran rendah. Proses terjadinya
Angin Fohn biasanya dimulai ketika udara lembah di sisi leeward bergerak menuju
pegunungan. Ketika udara ini naik, tekanannya turun, mengakibatkan pendinginan
adiabatik (Muhyiddin et al., 2022).
Angin Musim Barat, juga dikenal sebagai Angin Muson Barat, adalah salah
satu jenis angin musim yang umum terjadi di wilayah-wilayah tropis dan subtropis
di Bumi. Angin ini terjadi sebagai akibat dari perbedaan tekanan udara antara
daratan dan lautan yang terjadi selama berbagai musim. Pada musim panas, daratan
menjadi sangat panas lebih cepat daripada lautan, sehingga udara di atas daratan
naik. Sebaliknya, di atas lautan, udara yang lebih dingin turun ke permukaan laut.
Ini menciptakan aliran udara dari lautan ke daratan, yang dikenal sebagai Angin
Musim Barat. Angin ini membawa kelembaban dari lautan ke daratan, yang sering
menghasilkan curah hujan yang signifikan (Rifai et al., 2020).
Angin Musim Timur, yang juga dikenal sebagai Angin Muson Timur, adalah
jenis angin musiman yang bertiup dari daratan ke laut. Angin ini merupakan bagian
dari pola angin musiman yang umum terjadi di sebagian besar wilayah Asia Selatan,
seperti India, Nepal, dan sekitarnya. Angin Musim Timur biasanya terjadi pada
musim panas. Angin ini membawa udara yang lembab dari Samudra Hindia ke
daratan, membawa hujan musim panas yang penting untuk pertanian di wilayah
tersebut. Pada musim dingin, arah angin berubah, dan Angin Musim Barat (Angin
Muson Barat) menggantikannya, membawa udara kering dari daratan ke laut.
Pergantian antara Angin Musim Timur dan Angin Musim Barat adalah karakteristik
utama dari pola angin musiman di wilayah Asia Selatan. Pola ini memiliki dampak
signifikan pada iklim (Fadika et al., 2014).
8
Manfaat Angin
Angin memiliki peran penting dalam konteks oseanografi. Salah satu
manfaat utama angin adalah distribusi panas dan energi di permukaan laut. Angin
laut membawa panas dari daerah tropis ke daerah yang lebih dingin, menjaga suhu
laut relatif stabil. Hal ini berdampak pada pola arus laut dan iklim global. Angin
dari daerah tropis, seperti passat, mendorong air laut ke arah barat, menciptakan
arus panas permukaan yang menghangatkan daerah-daerah yang dilewati oleh arus
ini. Angin lokal, seperti angin Muson di Samudra Hindia, mempengaruhi pola hujan
dan curah salju di daerah tertentu (Wattimena et al., 2022).
Angin juga memengaruhi pembentukan arus laut dengan menciptakan arus
permukaan yang bergerak sejajar dengan arah angin. Angin yang konstan dari arah
tertentu dapat mendorong air laut, menciptakan arus permukaan yang bergerak
sejajar dengan arah angin, sementara angin yang berbeda dapat menciptakan arus
vertikal. Pola arus ini sangat penting dalam mengatur sirkulasi laut global. Dalam
oseanografi, pemahaman tentang arus laut ini berkontribusi pada penelitian tentang
migrasi ikan, distribusi biota laut, serta penentuan rute kapal dan pelacakan polusi
laut (Setyawan et al., 2021).
Pengaruh angin juga terlihat dalam pengangkutan nutrien di laut. Angin
membantu dalam pengangkutan nutrien dari dasar laut ke permukaan laut melalui
proses yang dikenal sebagai "pembelokan Ekman." Dalam hal ini, angin
menciptakan perpindahan air di lapisan atas laut, membawa nutrien dari kedalaman
laut ke zona eufotik di mana proses fotosintesis oleh fitoplankton dapat terjadi. Ini
mendukung produktivitas biologis di laut dan merupakan bagian integral dalam
rantai makanan laut (Wisha et al., 2015).
Angin juga memengaruhi pembentukan gelombang laut, dengan angin kuat
menciptakan gelombang tinggi di permukaan laut. Gelombang laut ini dapat
memengaruhi navigasi kapal, kegiatan perikanan, dan bahkan konstruksi bangunan
di dekat pantai. Akhirnya, pengetahuan tentang pola angin penting dalam
meramalkan cuaca laut dan iklim, serta dalam navigasi dan aktivitas maritim. Oleh
karena itu, angin adalah elemen penting dalam ekosistem laut dan berperan dalam
banyak aspek oseanografi, termasuk sirkulasi laut, distribusi nutrien, pembentukan
arus laut, serta pemahaman cuaca dan iklim laut (Purwono et al., 2018).
9
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Kesimpulan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Angin adalah aliran udara yang bergerak di atmosfer Bumi. Angin merupakan
fenomena atmosfer yang mendalam dan kompleks yang memiliki dampak
signifikan di Bumi. Ini adalah pergerakan udara secara horizontal yang
disebabkan oleh perbedaan tekanan udara. Angin terbentuk ketika udara panas
naik dan udara dingin turun, menciptakan perbedaan tekanan yang mendorong
aliran udara.
2. Setiap jenis angin memiliki karakteristik dan peran yang unik. Jenis angin yang
biasa ditemui dalam oseanografi meliputi Angin Laut (Angin Siang), Angin
Darat (Angin Malam), Angin Gunung, Angin Lembah, Angin Fohn (Angin
Terjun/Angin Jatuh), Angin Musim Barat/Angin Muson Barat, dan Angin
Musim Timur/Angin Muson Timur. Setiap jenis angin ini memiliki manfaat
khusus dalam membentuk ekosistem dan cuaca di berbagai wilayah. Peran
masing-masing jenis angin sangat penting dalam konteks ilmu oseanografi dan
prediksi cuaca.
3. Angin memiliki peran penting dalam konteks oseanografi. Salah satu manfaat
utama angin adalah distribusi panas dan energi di permukaan laut. Angin laut
membawa panas dari daerah tropis ke daerah yang lebih dingin, menjaga suhu
laut relatif stabil. Hal ini berdampak pada pola arus laut dan iklim global. Angin
dari daerah tropis, seperti passat, mendorong air laut ke arah barat, menciptakan
arus panas permukaan yang menghangatkan daerah-daerah yang dilewati oleh
arus ini. Di samping itu, angin-angin lokal, seperti angin Muson di Samudra
Hindia, mempengaruhi pola hujan dan curah salju di daerah-daerah tertentu.
Saran
Saran dalam penulisan makalah ini adalah banyak membaca jurnal, buku
dan materi bacaan yang menjadi judul yang dibawakan penulis, Penulisan makalah
ini bertujuan agar menambah wawasan dan tentunya makalah ini akan bermanfaat
bagi para pembacanya.
7
7
DAFTAR PUSTAKA
Aji, Sang, dan Mahendra Widyartono. 2020. Pengaruh Jumlah Sudu Terhadap
Kinerja Generator Pada Turbin Angin Sumbu Vertikal. Jurnal Teknik
Elektro. 9(3): 579-586.
Anggraeni, Sisilia Nur Hikmah, Sudarti Sudarti, dan Yushardi Yushardi. 2022.
Pemanfaatan Fenomena Angin Darat dan Angin Laut oleh Nelayan Untuk
Mencari Ikan di Pantai Puger Kabupaten Jember. Jurnal Sains Riset. 12(3):
604-611.
Aprianto, Dody Dwi, Fatahillah Arif, dan Setiawani Susi. 2014. Analisis Aliran
Udara Pada Jembatan Suramadu Dengan Menggunakan Metode Volume
Hingga. Kadikma. 5(3).
Azizi, Wka Intan Kumala Putri, dan Fahrudin Achmad. 2017. Analisis Faktor-
Faktor Yang Mempengaruhi Perubahan Pendapatan Nelayan Akibat
Variabilitas Iklim. Jurnal Sosial Ekonomi Kelautan Dan Perikanan. 12(2):
225-233.
Bachtiar, Antonov, dan Wahyudi Hayattul. 2018. Analisis Potensi Pembangkit
Listrik Tenaga Angin PT. Lentera Angin Nusantara (LAN) Ciheras. Jurnal
Teknik Elektro. 7(1): 35-45.
Dewita, Anggi, Ahmad Shirat Abu Bakar, dan Khalid Dwicahyo. 2015.
Pemanfaatan WRF-ARW Untuk Simulasi Potensi Angin Sebagai Sumber
Energi di Teluk Bone. Jurnal Material dan Energi Indonesia. 5(02): 17-23.
Fadika, Ulha, Aziz Rifai, dan Baskoro Rochaddi. 2014. Arah dan Kecepatan Angin
Musiman Serta Kaitannya dengan Sebaran Suhu Permukaan Laut di Selatan
Pangandaran Jawa Barat. Journal of Oceanography. 3(3): 429-437.
Handriyono dan Eko. 2017. Pembentukan Fungsi Pengaruh Meteorologi Pada
Persamaan Gauss Menggunakaan Software R. Jurnal Iptek. 21(2): 1-8.
Hapsari, Larasati Putri, Anthon Anthonny Djari, dan Thahara Al Ghifara. 2022.
Pemodelan Hidrodinamika Pola Arus dan Pasang Surut di Perairan Pulau
Tidung. Maspari Journal: Marine Science Research. 14(2): 79-89.
Hartanto, Benny, dan Sri Sartini. Kebijakan Pemanfaatan Energi dan Sumberdaya
Energi Mineral Kelautan Indonesia. Jurnal Baruna Horizon. 2(2): 90-106.
Hermawan dan Arifin. 2021. Lingkungan Termal Rumah Vernakular Gunung
Alang, Wonosobo. Jurnal Penelitian Dan Pengabdian Kepada Masyarakat
UNSIQ. 8(2): 140-149.
Hernowo dan Sigit. 2020 Rancang Bangun Turbin Angin Sumbu Horizontal
Sederhana dengan Panjang Sudu 1 Meter. Jurnal Voering. 5(1): 15-21.
8
Irawan dan Hindrasti. 2018. Framework Literasi Kelautan Sebagai Acuan
Pembelajaran Sains di Negara Maritim. Pedagogi Hayati. 2(1), 14-23.
Koehuan, Verdy Ariyanto, Suliha Ni Neonufa, dan Kristomus Boimau. 2015.
Analisis dan Aplikasi Kincir Angin Plat Datar Tipe Trapesium sebagai
Penggerak Pompa Torak pada Sistem Sirkulasi Air Laut di Tambak Garam.
LONTAR Jurnal Teknik Mesin Undana (LJTMU). 2(2): 65-72.
Kurniawan. 2018. Analisis Cuaca Ekstrem Terkait Bencana Hidrometeorologi di
Jayapura (Studi Kasus Hujan Lebat Tanggal 22 Februari 2014). Jurnal
Meteorologi Klimatologi Dan Geofisika. 5(3): 25-36.
Kurniawati dan Febryna. 2015. Pendugaan Zona Potensi Penangkapan Ikan Pelagis
Kecil di Perairan Laut Jawa pada Musim Barat dan Musim Timur dengan
Menggunakan Citra Aqua Modis. Geo-Image. 4(2).
Muhidin. 2019. Penamaan Badai Sebagai Pengingat Bencana Alam Dalam Persepsi
Etnolinguistik Storm Naming as Natural Disaster Reminders in
Ethnolinguistics Perceptions. Jurnal Lingko: Jurnal Kebahasaan dan
Kesastraan. 1(2).
Muhyiddin, Abdullah Azzam, Fadlan, Sagita, dan Zakir. 2022. Studi Angin Fohn
Menggunakan WRF-ARW (Angin Kumbang di Gunung Ciremai). Jurnal
Aplikasi Meteorologi. 1(2).
Patriana, Ratna dan Satria. 2013. Pola Adaptasi Nelayan Terhadap Perubahan Iklim:
Studi Kasus Nelayan Dusun Ciawitali, Desa Pamotan, Kecamatan
Kalipucang, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat. Jurnal Sosial Ekonomi
Kelautan dan Perikanan. 8(1): 11-23.
Purwono, Novi Andhi Setyo, dan Ary Sismiani. 2018. Peramalan Kejadian
Gelombang Pantai Watunohu Dengan Pendekatan Empiris Analisa Data
Angin. Teodolita: Media Komunkasi Ilmiah di Bidang Teknik. 19(2).
Rifai, Aziz, Rochaddi, Fadika, Marwoto, dan Setiyono. 2020. Kajian Pengaruh
Angin Musim Terhadap Sebaran Suhu Permukaan Laut (Studi Kasus:
Perairan Pangandaran Jawa Barat). Indonesian Journal of Oceanography.
2(1): 98-104.
Saleh, Anang Supriadi, dan Yuli Hananto. 2013. Rancang Bangun Energi Kincir
Angin Putaran Rendah Tipe Multiblade Hawt Untuk Irigasi Pertanian."
Jurnal Ilmiah Inovasi. 13(3).
Sarinda, Arlik, Sudarti Sudarti, dan Subiki Subiki. 2017. Analisis Perubahan Suhu
Ruangan Terhadap Kenyamanan Termal di Gedung 3 FKIP Universitas
Jember. Jurnal Pembelajaran Fisika. 6(3): 312-318.
Setyawan, Fahreza Okta, Wahida Kartika Sari, dan Dian Aliviyanti. 2021. Analisis
Perubahan Garis Pantai Menggunakan Digital Shoreline Analysis System
Di Kecamatan Kuala Pesisir, Kabupaten Nagan Raya, Aceh. Journal of
Fisheries and Marine Research. 5(2): 368-377.
9
Surya, G., Khoirunnisa, H., Lubis, M. Z., Anurogo, W., Hanafi, A., Rizky, F., dan
Mandala, G. F. T. 2017. Karakteristik Suhu Permukaan Laut dan Kecepatan
Angin di Perairan Batam Hubungannya dengan Indian Ocean Dipole (IOD).
Dinamika Maritim. 6(1): 1-6.
Wattimena, Marlin Chrisye, dan Gerry Giliant Salamena. 2022. Karakterisitik
Angin Permukaan di Teluk Ambon Maluku. Jurnal Laut Pulau: Hasil
Penelitian Kelautan. 1(2): 19-36.
Wisha, Ulung Jantama, Semeidi Husrin, dan Joko Prihantono. 2015. Hidrodinamika
Perairan Teluk Banten Pada Musim Peralihan (Agustus–September). Ilmu
Kelautan: Indonesian Journal of Marine Sciences. 20(2): 101-112.