Uji Normalitas dengan aplikasi SPSS dalam data kesehatan

kodingirma2024 0 views 17 slides Sep 26, 2025
Slide 1
Slide 1 of 17
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14
Slide 15
15
Slide 16
16
Slide 17
17

About This Presentation

langkah langkah uji normalits


Slide Content

Uji Normalitas dengan SPSS Langkah-langkah Praktis disertai Penjelasan

Tujuan Pembelajaran - Memahami pentingnya uji normalitas - Mengenal jenis uji normalitas - Menjalankan uji normalitas dengan SPSS - Menafsirkan hasil uji

Pengertian Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal. Distribusi normal merupakan syarat penting untuk analisis statistik parametrik seperti t-test dan ANOVA.

Jenis Uji Normalitas - Kolmogorov-Smirnov (n > 50) - Shapiro-Wilk (n ≤ 50) - Visualisasi: Histogram dan Q-Q Plot

Langkah 1: Buka Dataset Buka file data Anda di SPSS.

Langkah 2: Akses Menu Explore Klik menu Analyze > Descriptive Statistics > Explore.

Langkah 3: Pilih Variabel Masukkan variabel yang ingin diuji ke dalam kotak 'Dependent List'.

Langkah 4: Pilih Opsi Plot Klik tombol 'Plots', centang opsi 'Normality plots with tests', lalu klik Continue.

Langkah 5: Jalankan Analisis Klik OK untuk menjalankan uji normalitas dan melihat hasil output.

Langkah 6: Interpretasi Output - Perhatikan tabel 'Tests of Normality' - Lihat nilai Sig.: * Sig. > 0.05 → data normal * Sig. ≤ 0.05 → data tidak normal

Langkah 7: Visualisasi Grafik Periksa Histogram dan Q-Q Plot untuk melihat distribusi data secara visual.

Kesimpulan - Uji normalitas penting untuk memilih metode analisis statistik yang tepat. - SPSS mempermudah pelaksanaan uji normalitas. - Interpretasi didasarkan pada nilai Sig. dan grafik distribusi.

Mengapa Normalitas Itu Penting? - Uji statistik parametrik mengasumsikan data berdistribusi normal. - Distribusi tidak normal dapat menghasilkan kesimpulan yang salah. - Uji alternatif: uji non-parametrik jika data tidak normal.

Kolmogorov-Smirnov vs Shapiro-Wilk - Kolmogorov-Smirnov: * Digunakan untuk sampel besar (> 50) * Kurang sensitif terhadap deviasi kecil - Shapiro-Wilk: * Lebih akurat untuk sampel kecil (≤ 50) * Lebih sensitif terhadap ketidaksesuaian - Keduanya tersedia di SPSS secara otomatis.

Contoh Output SPSS (Teks) Tests of Normality ----------------------------- | Kolmogorov-Smirnov | Shapiro-Wilk Sig. | 0.200 | 0.115 Interpretasi: Karena nilai Sig. > 0.05, maka data berdistribusi normal.

Alternatif Jika Data Tidak Normal - Transformasi data: log, sqrt, inverse - Gunakan uji non-parametrik: Mann-Whitney, Wilcoxon, Kruskal-Wallis - Gunakan teknik bootstrap/resampling

Tips Praktis Uji Normalitas - Jangan hanya andalkan nilai Sig. - Periksa juga Q-Q Plot dan Histogram - Identifikasi outlier sebelum uji - Gunakan uji tambahan jika perlu
Tags