Webinar UPI - memaknai kata damai di sekolah

novriwandi 8 views 6 slides Sep 13, 2025
Slide 1
Slide 1 of 6
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6

About This Presentation

Damai di sekolah


Slide Content

Membangun Budaya Damai di Sekolah Dody Wibowo Magister Perdamaian dan Resolusi Konflik Universitas Gadjah Mada

Memaknai kata DAMAI Apakah arti kata damai ? Apakah damai diartikan sebagai situasi ketika di sekolah tidak ada tindak perundungan oleh siswa saja ? Jika ada siswa menyontek , apakah sekolah itu damai ? Jika ada guru menuliskan karya tulis yang kemudian digunakan oleh siswa untuk mendaftar beasiswa , apakah sekolah itu damai ? Jika petugas keamanan sekolah membuang sampah sembarangan , apakah sekolah itu damai ? Jika manajemen sekolah membuat peraturan wajib memakai sepatu hitam untuk seluruh warga sekolah dengan alasan menghilangkan kesenjangan sosial , apakah sekolah itu damai ?

Dalam studi perdamaian , damai yang terbaik ialah ketika setiap individu terpenuhi hak dan kebutuhan dasarnya sehingga ia bisa menjadi manusia yang bermartabat . Pemenuhan hak dan kebutuhan dasar tiap individu hanya bisa terjadi jika ada keadilan sosial dan semua penghalangnya (yang disebut sebagai kekerasan ) dihilangkan . Kekerasan bukan hanya berupa tindakan fisik dan verbal, tetapi juga termasuk struktur / sistem dan norma/ budaya yang ikut menjadi penghalang terwujudnya keadilan sosial .

Sekolah yang damai seperti apa ? Sekolah yang memastikan warga sekolahnya paham arti damai yang seutuhnya , menghidupi nilai-nilai damai , dan mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari , baik di sekolah maupun luar sekolah . Kepastian itu diimplementasikan melalui : Visi misi sekolah yang eksplisit posisinya terhadap perdamaian . Peraturan sekolah yang jelas dalam mendukung perdamaian dengan pelaksanaan yang konsisten . Pemberian dan penguatan kapasitas kepada seluruh orang dewasa warga sekolah mengenai perdamaian karena mereka adalah role model bagi siswa . Integrasi perdamaian dalam SEMUA kegiatan belajar siswa .

Siapa yang bertanggung jawab ? Semua orang dewasa warga sekolah ialah yang bertanggung jawab . Orang dewasa warga sekolah terdiri dari orang tua siswa , manajemen sekolah , guru, tenaga kependidikan , dan orang dewasa lain yang selalu ada di lingkungan sekolah . Jadi, ini BUKAN tanggung jawab guru Bimbingan dan Konseling sendiri . Ini ialah TANGGUNG JAWAB KOLEKTIF seluruh orang dewasa di sekolah .

Apakah salah menimpakan tanggung jawab SEPENUHNYA kepada siswa ? SALAH! Jika ada tindakan siswa yang membuat sekolah tidak damai , selain siswa mendapat konsekuensi , orang-orang dewasa di sekolah juga HARUS dievaluasi dan melakukan refleksi . Orang-orang dewasa di sekolah harus paham bahwa mereka BELUM MAMPU menjadi role model yang baik .