Week 15 - Perubahan Iklim global di bumi.pptx

rudyyogalesmana 0 views 71 slides Sep 23, 2025
Slide 1
Slide 1 of 71
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14
Slide 15
15
Slide 16
16
Slide 17
17
Slide 18
18
Slide 19
19
Slide 20
20
Slide 21
21
Slide 22
22
Slide 23
23
Slide 24
24
Slide 25
25
Slide 26
26
Slide 27
27
Slide 28
28
Slide 29
29
Slide 30
30
Slide 31
31
Slide 32
32
Slide 33
33
Slide 34
34
Slide 35
35
Slide 36
36
Slide 37
37
Slide 38
38
Slide 39
39
Slide 40
40
Slide 41
41
Slide 42
42
Slide 43
43
Slide 44
44
Slide 45
45
Slide 46
46
Slide 47
47
Slide 48
48
Slide 49
49
Slide 50
50
Slide 51
51
Slide 52
52
Slide 53
53
Slide 54
54
Slide 55
55
Slide 56
56
Slide 57
57
Slide 58
58
Slide 59
59
Slide 60
60
Slide 61
61
Slide 62
62
Slide 63
63
Slide 64
64
Slide 65
65
Slide 66
66
Slide 67
67
Slide 68
68
Slide 69
69
Slide 70
70
Slide 71
71

About This Presentation

iklim lingkungan global


Slide Content

Perubahan Iklim

Pemanasan Global dan Perubahan Iklim

Mitigasi dan Adaptasi Arah dan laju Pembangunan sosial-ekonomi ( populasi , teknologi , pertumbuhan ekonomi , Tata Kelola Kepemerintahan ) ADAPTASI EMISI dan KONSENTRASI GAS RUMAH KACA PERUBAHAN IKLIM Dampak pada manusia dan sistem alam ( Pangan , ekosistem , kesehatan lain-lain) Keragaman Iklim ( banjir , kekeringan , kenaikan suhu & muka air laut ) ADAPTASI DIRENCANAKAN MITIGASI “ Kalau tidak ada upaya mitigasi .... maka dampak perubahan iklim di negara berkembang 20-30 tahun mendatang akan semakin parah dan semakin sulit diatasi dan investasi adaptasi semakin mahal ( Kermal Dervis -UNDP)

0-29 30-119 >119 Source: Guha -Sapir et al, 2004 1900 2004 Bencana kekeringan Bencana terkait Banjir Angin badai Bencana geologi Jumlah bencana terkait iklim meningkat secara eksponensial setelah 1950s 1950 Number of Disasters 180 140 100 6 20 Frekuensi Bencana

Bencana Iklim Cenderung Meningkat Kebakaran hutan Banjir Angin kecang Kekurangan air Robs dan ombak besar

Perubahan iklim historis dan Masa Datang di Indonesia: Tren perubahan h istoris DJF JJA MAM SON 22 18 14 10 6 2 -2 -6 -10 -14 -18 -22 -26 -30 mm/ th Peningkatan hujan musiman DJF secara signifikan di sebagian besar wilayah Jawa , wilayah Indonesia bagian Timur dan Sulawesi Penurunan hujan musiman JJA secara signifikandi sebagian besar wilayah Jawa , Papua, Sumatra Bagian Barat dan Kalimantan bagian Timur Selatan Sumber : Boer et al., 2009

Perubahan iklim historis dan Masa Datang di Indonesia: Tren perubahan historis Panjang MK Memendek Tetap Memanjang Sumber : Boer et al., 2009

Perubahan iklim historis dan Masa Datang di Indonesia: Tren Kenaikan Muka Air Laut Historis Kainaikan air laut di Indonesia 1993-2008 berkisar antara 02-0.6 cm per tahun . Suhu muka air laut juga meningkat dengan rata-rata sekitar 0.020° - 0.023°C/ th Sumber : Sofian , 2010

Berubahnya suhu global juga menyebabkan gangguan pada sistim siklon tropis . Kekuatan dari siklon tropis ( hijau ) meningkat sejalan dengan meningkatnya suhu ( biru ) Source: Kerry Emanuel, MIT, http://wind.mit.edu/~emanuel/anthro2.htm . SST anomaly (deg C) with arbitrary vertical offset. PDI scaled by constant. Sumber: Kerry Emanuel, MIT, 2006

Pemanasan global telah menganggu sistem iklim global dan menyebabkan meningkatnya frekuensi dan intensitas kejadian iklim ekstrim Lebar garis menunjukkan karakter dari kejadian , yaitu lama berlangsungnya El-Nino ( berkisar antara 6-18 bulan . AKhir-akhir ini kejadian El_nino semakin sering dan intensitas juga cenderung menguat dan ini berasosiasi dengan semakin kuatnya intensitas kejadian cuaca dan iklim ekstrim . Hal ini diperkirakan berkaitan dengan adanya pemanasan global Sumber:http://www.ncdc.noaa.gov/oa/climate/research/1998/enso/10elnino.html

In Indonesia, the first climate hazards categorized as global hazard occurred in 1953 and then the hazards occurred more frequent after 1980s. Source: Boer and Perdinan (2008) based on data from OFDA/CRED International Disaster Database (2007) Number of climate hazards (extreme climate events) also increased

Jumlah bencana terkait iklim di Indonesia antara 1950 dan 2007 Sumber: Boer dan Perdinan (2008), diolah dari data from OFDA/CRED International Disaster Database (2007) KAJADIAN IKLIM EKSTRIM DIPERKIRAKAN AKAN SEMAKIN SERING DI MASA DEPAN

Adaptasi perubahan iklim Adaptasi adalah berbagai tindakan penyesuaian diri terhadap k ondisi perubahan iklim yang terjadi . Menyesuaikan kegiatan ekonomi pada sektor-sektor yang rentan sehingga mendukung pembangunan berkelanjutan . Hingga saat ini , kegiatan adaptasi difokuskan pada area-area yang dianggap rentan terhadap perubahan iklim yaitu daerah pantai , sumber daya air, pertanian , kesehatan manusia dan infrastruktur .

Dasar P emikiran tentang Adaptasi Adaptasi terhadap perubahan iklim merupakan hal yang sangat penting dan harus segera dilakukan, mengingat rentannya Indonesia terhadap dampak perubahan iklim dan rendahnya kapasitas dalam beradaptasi . Strategi adaptasi terhadap perubahan iklim harus segera disusun dan diadopsi dalam strategi pembangunan nasional . Rancangan tersebut memerlukan pengarus-utamaan ( mainstreaming ) dalam kerangka tujuan pembangunan berkelanjutan yang bersifat lintas sektoral (antar departemen) . Arah dan kegiatan adaptasi memerlukan konsistensi dari seluruh jenjang lembaga pemerintah yang terkait . Sumber : TroFCCA, 2006

Tujuan adaptasi : Perencanaan yang lebih baik dengan mempertimbangkan kondisi iklim ( perubahan iklim ) untuk mencapai pembangunan berkelanjutan ( contoh : pengelolaan sumberdaya air, pertanian ) Mengurangi kemungkinan bencana dikarenakan iklim ( contoh : banjir , kekeringan , kebakaran hutan , longsor ) Tipe data iklim yang diperlukan untuk kajian dampak: Perubahan iklim rata-rata jangka panjang ( exposure’s mean change ) Potensi intensitas dan frekuensi iklim ekstrim ( variability of exposures ) Dampak Respon Adaptasi Mitigasi Perubahan dan V ariabilitas I klim Sumber : Santoso, 2006

Alur mainstreaming adaptasi ke dalam agenda pembangunan nasional jangka panjang Isu Internasional Perubahan Iklim dan UNFCCC SASARAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG RI Strategi Pembangunan RI Arah MAINSTREAMING Arah pembangunan National Communication Keterangan : = Unit organisasi = Konsep/ide = Garis hirarki organisasi = Masukan/ mandat = Luaran/ konsep usulan Peran Depkeu dan Badan Legislatif ?

Peran Adaptasi dalam M engurangi K erusakan A kibat P erubahan I klim Biaya Akibat perubahan Iklim tanpa adaptasi Keuntungan ‘net’ adaptasi Biaya total akibat perubahan iklim setelah adaptasi Biaya adaptasi + sisa kerusakan akibat perubahan iklim Sisa Kerusakan akibat perubahan iklim Keuntungan ‘gross’ adaptasi Biaya akibat perubahan iklim Sumber : HM Treasury, 2006 Keuntungan ‘gross’ adaptasi  kerusakan yang dapat dihindari Keuntungan ‘net’ adaptasi  kerusakan yang dapat dihindari, dengan biaya adaptasi yang kecil Adaptasi akan mengurangi dampak negatif perubahan iklim namun tetap akan ada sisa kerusakan yang terjadi, bahkan terkadang sangat besar Untuk memudahkan, hubungan antara peningkatan suhu dan perbedaan biaya akibat perubahan iklim/adaptasi dibuat linear. Pada kenyataannya, biaya akibat perubahan iklim akan meningkat seiring kenaikan suhu, sementara keuntungan ‘net’ adaptasi akan turun dibandingkan dengan biaya akibat perubahan iklim.

DAERAH PANTAI KEGIATAN ADAPTASI : Pembangunan tanggul-tanggul di daerah pantai Perlindungan terhadap pelabuhan, bangunan atau infrastruktur lainnya yang rentan terhadap kenaikan air laut Konservasi air a.l . melalui kampanye publik untuk mencegah kontaminasi oleh air laut Penerapan teknologi untuk memperoleh air bersih dari air yang telah tercemar Perubahan pola penangkapan ikan oleh nelayan Dampak Perubahan Iklim: Peningkatan muka air laut Sumber : Armi Susandi

PERTANIAN KEGIATAN ADAPTASI : Konservasi air dan tanah Aforestasi melalui agroforestry dengan tanaman pengikat nitrogen Penyesuaian waktu tanam yang dilakukan oleh petani Penanaman jenis tanaman yang lebih tahan terhadap perubahan iklim Dampak Perubahan Iklim: Erosi pada daerah dataran tinggi Gangguan pada s i stem pertanian Sumber : Armi Susandi

KESEHATAN MANUSIA KEGIATAN ADAPTASI : Pemusnahan tempat perkembangbiakan nyamuk Peningkatan pengetahuan masyarakat terhadap lokasi-lokasi perkembangbiakan nyamuk Peningkatan akses terhadap air bersih Peningkatan imunisasi dan kampanye ASI Peningkatan kebersihan diri dan sanitasi perorangan Peningkatan system drainase dan pengelolaan banjir Dampak Perubahan Iklim: Peningkatan kasus-kasus akibat Malaria Demam berdarah diare

Pemetaan pola dan proyeksi perubahan iklim. Reforestasi dan Aforestasi pada lahan-lahan kritis  daerah resapan. Pengelolaan pengairan dan saluran irigasi. Penyesuai pola tanam, bibit pilihan Penanaman bakau (manggrove)  seawall . Rehabilitasi karang  penyerapan CO2 di laut Penyesuaian perencanaan infrastruktur. Pemahaman perubahan cuaca ekstrim dan perubahan iklim untuk masyarakat umum. Kegiatan berskala nasional apa saja yang dapat dilakukan?

Reforestasi/Aforestasi lahan kritis

Pengelolaan pengairan & saluran irigasi Sumber : Armi Susandi

24 Netting/meshing Boulder fences 24 ROCKFALL Landslide Treatment Sumber : Budhi Setiawan

25 FOR ROAD Kombinasi dinding penahan tanah dan penanaman vegetasi Anchored wall 25 Middle Slope Landslide Treatment Sumber : Budhi Setiawan

26 Forestation 26 Landslide Treatment Sumber : Budhi Setiawan

27 Scaling, splitting and removal of unstable rocks removal rocks, Slope regrading , Cut back, Toe weighting 27 Landslide Treatment

28 Trench drainage Drainage 28 Landslide Treatment

Penanaman bakau (manggrove)  seawall

Rehabilitasi Terumbu Karang  Penyerapan CO 2 di laut Rehabilitasi terumbu karang Pemutihan terumbu karang Sumber : Armi Susandi

Penyesuaian pola tanam dan penggunaan bibit pilihan Sumber : Armi Susandi

Penyesuaian perencanaan infrastruktur Teknologi ramah lingkungan (zero waste technology) Green building Pengolahan sampah Penggunaan energi ramah lingkungan Perluasan ruang terbuka hijau (RTH) dll

Pemahaman perubahan cuaca ekstrim dan perubahan iklim untuk masyarakat umum

Beberapa Jenis Gas Rumah Kaca

Konsentrasi CO 2 di Atmosfer Climate Change 1884-2006

Laporan IPCC (Inter-governmental Panel on Climate Change) Working Group I the physical science basis Working Group II impact adaptation, vulnerability Working Group III mitigation of climate change Tahun 1850 12 Tahun Terakhir Tercatat ada 12 tahun terpanas berdasarkan instrumental record of global surface temperature (diperbaharui untuk 2006 sebelum final plenary ) . Sebelas dari dua belas tahun terpanas tersebut terjadi dalam waktu 12 tahun terakhir ini.

Profil Emisi GRK Dunia

Profil Emisi GRK Indonesia 2000 2001 2002 2003 2004 2005 Energy 280,937.58 306,774.25 327,910.62 333,950.21 372,123.28 369,799.88 Industrial Process 42,813.97 49,810.15 43,716.26 47,901.63 47,985.20 48,733.38 Agriculture 75,419.73 77,500.80 77,029.94 79,828.80 77,862.54 80,179.31 LUCF 649,254.17 560,546.00 1,287,494.79 345,489.33 617,423.23 674,828.00 Peat Fire 172,000.00 194,000.00 678,000.00 246,000.00 440,000.00 451,000.00 Waste 157,327.96 160,817.76 162,800.37 164,073.89 165,798.82 166,831.32 Total with LUCF&Peat fire 1 1,377,753.41 1,349,448.96 2,576,951.98 1,217,243.86 1,721,193.07 1,791,371.89 2 Total without LUCF&Peat fire 556,499.24 594,902.96 611,457.19 625,754.53 663,769.84 665,543.89 Ringkasan Emisi GRK 2000-2005 (Gg) Sumber: Indonesia Second National Communication revised

Indonesia Trend Emisi : Meningkat LUCF: sumber emisi relatif konstan 50.5% dari Energi (without LUCF) 47 % dari LUCF (with LUCF) 80.7% total GRK : CO 2 [Data GRK 2000-2005] LUCF menjadi sumber GRK Without LUCF With LUCF

Jepang Tren Emisi: Meningkat LUCF: serapan (sink) konstan 90.5% dari Energi 94.7% total GRK : CO 2 (89.9% = CO 2 dari Energi) LULUCF meningkatkan serapan GRK [Data GRK 1990-2005]

Selandia Baru Trend Emisi: Meningkat LUCF: serapan (sink) besar secara konstan 46.6% dari Agriculture 34.6% total GRK : CH 4 (30.3% = CH 4 dari livestock) LUCF meningkatkan serapan GRK [Data GRK 1990-2008]

KEBIJAKAN PENURUNAN EMISI GRK 26%

R PJMN 2010-2014 “ Konservasi dan pemanfaatan lingkungan hidup mendukung pertumbuhan ekonomi & kesejahteraan yang berkelanjutan , disertai penguasaan & pengelolaan r e siko bencana untuk mengantisipasi perubahan iklim ” PRIORITAS 9 - LINGKUNGAN HIDUP & PENGELOLAAN BENCANA:

Emisi Netto Indonesia diperkirakan bertambah dari 1.38 ( tahun 2000) menjadi 2.95 GtCO 2 e (Tahun 2020) Key source categories are peat emission, forestry, energy and waste. Emission from peat fire was taken from van der Werf et al (2007). The figure in the charts did not include emission from emission from liming and fertilizing 1.3 8 1.76 2.95 2000 2005 2020

26 % (Dana Dalam Negeri) * BAU – Business as Usual tahun 15% (Dana Bantuan Luar) 41 % (Pengurangan Emisi Total) Gton CO2-eq Emisi Netto Indonesia diperkirakan bertambah dari 1.38 GtCO 2 e (Th 2000) menjadi 2.95 GtCO 2 e (Th 2020 ) *Asumsi : mempertahankan pertumbuhan ekonomi,pertumbuhan PDB 7,2%/tahun, pertumbuhan penduduk, perilaku tidak berubah. BAU Merupakan jumlah total proyeksi emisi dari sektor Energi, IPPU, AFOLU, dan Waste Pengurangan Emisi GRK 26% di 2020

Rencana Penurunan Emisi GRK di Indonesia

RAN- GRK : Dokumen rencana kerja utk pelaksanaan berbagai kegiatan langsung & tidak langsung menurunkan emisi GRK sesuai target pembangunan nasional (RAD - GRK  target pembangunan daerah) T erdiri dari Kegiatan Inti & Kegiatan Pendukung Pedoman K/L utk perencanaan, pelaksanaan, & monev rencana aksi penurunan emisi GRK Pedoman Pemda utk menyusun RAD – GRK Acuan bagi masyarakat & pelaku usaha dlm perencanaan & pelaksanaan penurunan emisi GRK PERPRES 61 / 2011 RENCANA AKSI NASIONAL PENURUNAN EMISI GRK

INVENTARISASI- GRK : Kegiatan memperoleh data dan informasi tingkat, status, dan kecenderungan perubahan emisi GRK secara berkala Dari berbagai sumber emisi ( source) dan penyerapnya (sink) termasuk simpanan karbon (carbon stock). Meliputi : (1) Pertanian, Kehutanan, Lahan Gambut, dan Penggunaan Lahan Lainnya ; (2) Pengadaan dan Penggunaan Energi ; (3) Proses Industri dan Penggunaan Produk. ; dan (4) Pengelolaan Limbah. PERPRES 71 / 2011 INVENTARISASI GAS RUMAH KACA NASIONAL

Arahan Presiden, 19 Okt 2011 49

Pe nyelenggaran Inventarisasi GRK Nasional

KESEPAKATAN PARA PIHAK UNFCCC UNTUK INVENTORI GRK Para pihak setuju untuk “ membangun, mengupdate secara periodik, menyediakan … inventarisasi emisi nasional menurut sumber ( source ) dan rosot ( sink ) untuk semua jenis gas yang tidak diatur dalam Protokol Montreal, dengan menggunakan metodologi yang dapat diperbandingkan yang disetujui oleh para pihak (UNFCCC, 1992). Metodologi yang dapat diperbandingkan: disusun Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC)

Adanya basis legal pada tingkat nasional untuk melaksanakan inventarisasi GRK Adanya mekanisme kelembagaan yang menjamin keterwakilan dan konsistensi seri data yang dikumpulkan Adanya sistem untuk menduga ketidaktepatan (uncertainties) data pada berbagai kategori Adanya prosedur untuk menilai kepastian dan kualitas data (QA/QC) sehingga bisa dilakukan pengecekan ulang Adanya dokumentasi dan sistem penyimpanan data dan laporan yang baik Membangun Inventarisasi GRK: Pembelajaran dari Negara Maju

Pe nyelenggaraan Inventarisasi GRK Nasional

KESEPAKATAN PARA PIHAK UNFCCC UNTUK INVENTORI GRK Para pihak setuju untuk “ membangun, mengupdate secara periodik, menyediakan … inventarisasi emisi nasional menurut sumber ( source ) dan rosot ( sink ) untuk semua jenis gas yang tidak diatur dalam Protokol Montreal, dengan menggunakan metodologi yang dapat diperbandingkan yang disetujui oleh para pihak (UNFCCC, 1992). Metodologi yang dapat diperbandingkan ialah metode-metode yang disusun oleh Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC)

DASAR HUKUM Penyelenggaraan inventarisasi grk nasional R atifikasi Konvensi Perubahan Iklim melalui UU 6/1994, yang mewajibkan Indonesia untuk melakukan pelaporan melalui dokumen komunikasi nasional ( national communication/NATCOM; pasal 12 Konvensi ) yang salah satunya berisi tentang Inventarisasi GRK nasional. Pasal 65 ayat (3) huruf a, UU nomor 31/2009 tentang Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika: untuk perumusan kebijakan perubahan iklim, dilakukan inventarisasi emisi GRK UU 32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup: bahwa salah satu tugas & kewenangan Pemerintah, Pemerintah Propinsi, Kabupaten/Kota adalah melakukan inventarisasi emisi GRK (pasal 63). Peraturan Presiden Nomor 61 Tahun 2011 tentang RAN-GRK Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Inventarisasi GRK Nasional

TUJUAN Penyelenggaraan inventarisasi grk nasional Inventarisasi GRK Nasional bertujuan untuk menyediakan : Informasi secara berkala mengenai tingkat , status dan kecenderungan perubahan emisi dan serapan GRK termasuk simpanan karbon di tingkat nasional , provinsi dan kabupaten /kota. Informasi pencapaian penurunan emisi GRK dari kegiatan mitigasi perubahan iklim nasional .

Prinsip Dasar Inventarisasi GRK Transparan ( Transparancy ): semua dokumen dan sumber data yang digunakan dalam penyusunan inventarisasi GRK tersedia dan terdokumentasi dengan baik Akurat ( Accuracy ): inventori yang disusun harus diupayakan tidak under atau over estimate Komplit ( Completeness ): mencakup semua jenis gas dari semua sumber dan rosot, jika tidak diduga harus disertai justifikasi. Konsisten ( C onsistency) : inventarisasi GRK untuk semua tahun menggunakan metode yang sama, sehingga perbedaan emisi antar tahun benar merefleksikan perubahan emisi dari tahun ke tahun Komparabel ( C omparability ): Inventarisasi GRK harus dilaporkan sedemikian rupa sehingga dapat diperbandingkan dengan iventarisasi GRK negara lain

Siklus Pengembangan Inventarisasi GRK Source: IPCC, 2007

Siklus Inventarisasi GRK dan MRV Source: IPCC, 2007 M R R V V V V M V R M V V V R R

5 Kategori Sumber Emisi/Serapan GRK Pengelolaan Limbah Pertanian , Kehutanan, Penggunaan Lahan Lain (AFOLU) Proses Industri dan Penggunaan Produk IPPU) Pengadaan dan Penggunaan Energi Inventori GRK Nasional

Tahapan Penyelenggaraan Inventarisasi GRK Nasional Tahap Identifikasi & Pengumpulan Data

Tahapan Penyelenggaraan Inventarisasi GRK Nasional Tahap Penghitungan & Analisis

Tahapan Penyelenggaraan Inventarisasi GRK Nasional Tahap Penyusunan Laporan & Koreksi

Tahapan Penyelenggaraan Inventarisasi GRK Nasional Tahap Finalisasi Laporan

Menetapkan pedoman penyelenggaraan inventarisasi GR K K oordinasi penyelenggaraan inventarisasi GRK dan kecenderungan perubahan emisi dan serapan GRK termasuk simpanan karbon di tingkat nasional . M onitoring dan evaluasi terhadap proses dan hasil inventarisasi GRK K oordinasi penyusunan Laporan Komunikasi Nasional Perubahan Iklim (National Communication) Melaporkan hasil penyelenggaraan inventarisasi GRK kepada Menko Kesra. Tugas dan Wewenang Kementerian Lingkungan Hidup

Menyelenggarakan inventarisasi GRK. Menyusun kecenderungan perubahan emisi dan serapan GRK termasuk simpanan karbon. Mengembangkan metodologi inventarisasi dan faktor emisi atau serapan GRK. Menetapkan penanggungjawab yang bertugas melaksanakan inventarisasi GRK di unit kerja instansi. Melaporkan hasil kegiatan inventarisasi GRK kepada Menteri satu kali dalam setahun. Tugas dan Wewenang Kementerian /Lembaga Terkait

M enyelenggarakan inventarisasi GRK di tingkat provinsi; Mengoordinasikan penyelenggaraan inventarisasi GRK di kabupaten dan kota di wilayahnya. Menunjuk unit pelaksana teknis daerah yang lingkup tugasnya di bidang lingkungan hidup. Melaporkan hasil kegiatan inventarisasi GRK dari kabupaten dan/atau kota kepada Menteri satu kali dalam setahun. Tugas dan Wewenang Provinsi

Menyelenggarakan inventarisasi GRK di kabupaten dan kota. Menunjuk unit pelaksana teknis daerah yang lingkup tugasnya di bidang lingkungan hidup. Melaporkan hasil kegiatan inventarisasi GRK kepada Gubernur secara berkala, satu kali dalam setahun. Tugas dan Wewenang Kabupaten/Kota

Pelaporan Inventarisasi GRK Nasional

Experts SISTEM INVENTARISASI GRK NASIONAL (sign) SIGN Center Laporan Inventarisasi GRK Nasional Kementerian Kehutanan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Pemerintah Daerah Sumber Lain: BPS, Bappenas , LAPAN, Bakosurtanal , Universitas , Lembaga Lainnya Kementerian Lingkungan Hidup Kementerian Perhubungan Kementerian Pertanian Kementerian Perindustrian DNPI UNFCCC Kemenko Kesra Kementerian Pekerjaan Umum Steering Committee

K/L terkait GHG inv. Report (Carbon profile) GHG inv. Report (Carbon profile) Laporan Inventarisasi GRK Nasional SKEMA pelaksanaan INVENTARISASI GRK di daerah SIGN CENTER
Tags