power pointt anak sakit sindrom down r.pptx

vivi211570 1 views 28 slides Nov 02, 2025
Slide 1
Slide 1 of 28
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14
Slide 15
15
Slide 16
16
Slide 17
17
Slide 18
18
Slide 19
19
Slide 20
20
Slide 21
21
Slide 22
22
Slide 23
23
Slide 24
24
Slide 25
25
Slide 26
26
Slide 27
27
Slide 28
28

About This Presentation

anak sakit sindrom down


Slide Content

ASKEP PADA ANAK SAKIT KRONIS DAN TERMINAL DENGAN MASALAH ARTERIAL SEPTAL DEFECT (ASD) DOSEN PENGAMPU : Ns. CONNY OKTIZULVIA, M.Kep

APRILLIA DWI ANUGRAH ANGGOTA ANGGUN NUR’AINI RINI RAHMAWATI KUTZI MARATIS SALIMAH REZA JUNAITA JIHAN YULIANDA

LATAR BELAKANG Defek Septum atrial atau atrial septal Defect ( ASD) adalah Penyakit jantung kongenital asianotik yang paling sering ditemukan pada pasien dewasa dengan inseidensi 10 %

LATAR BELAKANG Dari berbagai macam kejahatan yang ada, masalah perdagangan orang sangat kompleks, sehingga upaya pencegahan maupun penanggulangan korban perdagangan harus dilakukan secara terpadu. Adapun beberapa factor pendorong terjadinya perdagangan orang antara lain meliputi kemiskinan, desakan kuat untuk bergaya hidup materialistik, ketidakmampuan system pendidikan yang ada maupunmasyarakat untuk mempertahankan anak supaya tidak putus sekolah dan melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi serta petugas Kelurahan dan Kecamatan yang membantu pemalsuan KTP.

RUMUSAN MASALAH Jelaskan Definisi Trafficking Human! Jelaskan Faktor - Faktor Penyebab Human Trafficking! Jelaskan Bentuk dan Modus Human Trafficking Jelaskan Undang - undang tentang Human Trafficking Jelaskan Dampak / Pengaruh Human Trafficking! Jelaskan Pencegahan dan Penanggulangan Human Trafficking Jelaskan Strategi Pelaksanaan Asuhan Keperawatan

TUJUAN Untuk Mengetahui dan Memahami Definisi Human Trafficking Untuk Mengetahui dan Memahami Faktor - Faktor Penyebab Human Trafficking. Untuk Mengetahui dan Memahami Bentuk dan Modus Human Trafficking Untuk Mengetahui dan Memahami Undang - undang tentang Human Trafficking Untuk Mengetahui dan Memahami Dampak / Pengaruh Human Trafficking Untuk Mengetahui dan Memahami Pencegahan dan Penanggulangan Human Trafficking

Trafficking Trafficking adalah konsep dinamis dengan wujud yang berubah dari waktu kewaktu, sesuai perkembangan ekonomi, sosial dan politik. Sampai saat ini tidak ada definisi trafficking yang disepakati secara internasional, sehingga banyak perdebatan dan respon tentang definisi yang dianggap paling tepat tentang fenomena kompleks yang disebut trafficking ini. Perdagangan manusia melakukan pemindah tanganan seseorang dari satu pihak ke pihak yang lainnya dengan menggunakan ancaman, penipuan dan penguasaan. Perdagangan manusia mengandung elemen pengalihan yang tujuannya bisa untuk apa saja baik eksploitasi tenaga kerja, pembantu rumah tangga, pengambilan organ tubuh dan sampai kepada eksploitasi seks komersil

Faktor Penyebab Trafficking Human Faktor Ekonomi Posisi Subordinat Perempuan dalam Sosial dan Budaya Faktor Pendidikan T idak Ada Akta Kelahiran Kebijakan yang Bias Gender Pengaruh Globalisasi

Bentuk dan Jenis Trafficking Human b. Modus Trafficking Tawaran Kerja Salah satu modus human trafficking yang sering dilakukan adalah penawaran kerja ke luar pulau atau luar negeri dengan gaji tinggi Selain aspek pemaksaan yang menyalahi aturan, aspek upah juga sangat merugikan para korban. Bius Rayuan dan iming-iming pekerjaan bukan lagi menjadi modus yang paling sering dilakukan dalam human trafficking, tetapi saat ini orang bisa menjadi korban perdagangan manusia dengan kekerasan seperti dibius Bentuk Traficcking Human Eksploitasi Seksua Pekerja Rumah Tangga Penjualan Bayi Jeratan Hutang Pengedar Narkoba dan Pengemis Pengantin Pesanan Pos (Mail order bride) Donor Paksa Organ Tubuh

Undang Undang No. 21 Tahun 2007 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang. Berdasarkan Pasal 1 ayat 1 Undang Undang Nomor 21 Tahun 2007 Tentang Tindak Pidana Perdagangan Orang, definisinya adalah tindakan perekrutan, pengangkutan, penampungan, pengiriman, pemindahan, atau penerimaan seseorang dengan ancaman kekerasan, penggunaan kekerasan, penculikan, penyekapan, pemalsuan, penipuan, penyalahgunaan kekuasaan atau posisi rentan, penjeratan utang atau memberi bayaran atau manfaat, sehingga memperoleh persetujuan dari orang yang memegang kendali atas orang lain tersebut,baik yang dilakukan di dalam negara maupun antar negara, untuk tujuan eksploitasi atau mengakibatkan orang tereksploitasi. UU ttg Trafficking 3 Unsur tindak pidana perdagangan orang Proses Cara Eksploitasi Lokus : tempat kejadian

Ciri-ciri perdagangan orang dalam konteks migrasi ketenagakerjaan? Perekrutan tanpa Perjanjian Penempatan; Ditempatkan tanpa perjanjian Kerja; Perekrutan dibawah umur (-18 thn) dokumen dipalsukan; Perekrutan tanpa izin suami/orang tua/wali; Ditempatkan tanpa sertifikat kompetensi (tidak dilatih); Hanya menggunakan paspor dengan visa kunjungan; Ditempatkan oleh perorangan, bukan Perusahaan yang memiliki izin dari Menteri Tenaga Kerja; Dipindahkan ke majikan lain tanpa perjanjian Kerja; Dipindahkan ke negara lain yang peraturannya terbuka walaupun tidak sesuai dengan peraturan Indonesia. Beban biaya diatas ketentuan yang ditetapkan pemerintah (over charging). Lanjutan ……

Dampak dan pengaruh trafficking human Dampak Kesehatan Mental Pengulangan pengalaman trauma, ditunjukkan dengan selalu teringat akan peristiwa yang menyedihkan yang telah dialami itu, flashback (merasa seolah-olah peristiwa yang menyedihkan terulang kembali), nightmares (mimpi buruk tentang kejadian-kejadian yang membuatnya sedih), reaksi emosional dan fisik yang berlebihan karena dipicu oleh kenangan akan peristiwa yang menyedihkan. Penghindaran dan emosional yang dangkal, ditunjukkan dengan menghindari aktivitas, tempat, berpikir, merasakan, atau percakapan yang berhubungan dengan trauma. Selain itu juga kehilangan minat terhadap semua hal, perasaan terasing dari orang lain, dan emosi yang dangkal. Sensitifitas yang meningkat, ditunjukkan dengan susah tidur, mudah marah / tidak dapat mengendalikan marah, susah konsentrasi, kewaspadaan yang berlebih, respon yang berlebihan atas segala sesuatu. Kecemasan terjadi dengan penyebab yang tidak jelas dan dihubungkan dengan perasaan tidak menentu dan tidak berdaya (Videbeck, 2008). Satu studi melaporkan bahwa orang yang selamat dari trafficker mengalami kecemasan dengan gejala kegugupan (95%), panik (61%), merasa tertekan (95%) dan keputusasaan tentang masa depan (76%) (Bradley, 2005). Ketidakberdayaan Ketidakberdayaan adalah persepsi yang menggambarkan perilaku seseorang yang tidak akan berpengaruh secara signifikan terhadap hasil, suatu keadaan dimana individu kurang dapat mengendalikan kondisi tertentu atau kegiatan yang baru dirasakan

Lanjutan ……. 2. Dampak Sosial Secara sosial para perempuan korban trafficking teralenasi, karena sejak awal direkrut, diangkut atau ditangkap oleh jaringan trafficker mereka sudah disekap, diisolir agar tidak berhubungan dengan dunia luar atau siapapun sampai mereka tiba ditempat tujuan. Eksploitasi seksual yang di alami para korban ditempat pekerjaan membatasi mereka untuk bertemu dengan orang lain (Course Instructions, 2011: 3, 4), kecuali harus melayani nafsu bejat para tamu (lelaki hidung belang). Para korban semestinya memandang dunia dan masa depan dengan mata bersinar, hidup aman tentram bersama perlindungan dan kasih sayang keluarganya, tibatiba harus tercabut masuk ke dalam situasi yang eksploitatif dan kejam, menjadi korban sindikat trafficking.

Lanjutan …… 3. Dampak Kesehatan secara fisik C edra aktual para perempuan korban trafficking terjadi, karena mereka mengalami kekerasan fisik dan seksual. Mereka seringkali terpaksa harus tinggal di lingkungan yang tidak manusiawi dan bekerja dalam kondisi berbahaya. Mereka tidak memiliki gizi yang cukup dan dikenakan penyiksaan secara brutal pada fisik dan psikis, apabila mereka tidakmemberikan pelayanan seksual yang diinginkan pelanggan (“lelaki hidung belang”) atau karena penolakan para korban terhadap eksploitasi seksual.

Pencegahan dan penanggulangan Trafficking Perdagangan orang, khususnya perempuan sebagai suatu bentuk tindak kejahatan yang kompleks, tentunya memerlukan upaya penanganan yang komprehensif dan terpadu. Tidak hanya dibutuhkan pengetahuan dan keahlian professional, namun juga pengumpulan dan pertukaran informasi, kerjasama yang memadai baik sesame apparat penegak hokum seperti kepolisian, kejaksaan, hakim maupun dengan pihak- pihak lain yang terkait yaitu lembaga pemerintah (Kementrian terkait) dan lembaga non pemerintah (LSM) baik local maupun internasional. Upaya Masyarakat dalam pencegahan trafficking yakni dengan meminta dukungan ILO dan Yayasan Kesejahteraan Anak Indonesia (YKAI) yang melakukan Program Prevention ofChild Trafficking for Labor and Sexual Exploitation. Tujuan dari program ini adalah: Memperbaiki kualitas pendidikan dari tingkat Sekolah Dasar sampai Sekolah Menegah Atasuntuk memperluas angka partisipasi anak laki-laki dan anak perempuan. Mendukung keberlanjutan pendidikan dasar untuk anak perempuan setelah lulus sekolah dasar Menyediakan pelatihan keterampilan dasar untuk memfasilitasi kenaikan penghasilan Menyediakan pelatihan kewirausahaan dan akses ke kredit keuangan untuk memfas ilitasi usaha sendiri. Merubah sikap dan pola pikir keluarga dan masyarakat terhadap trafficking anak.

Umur : 12 Tahun Alamat : Jl. Merdeka No. 23, Gunung Pangilun Kota Padang Pendidikan : SD   Agama : Islam   Jenis Kelamin : Perempuan Tanggal Dirawat : 22 Maret 2025 Tanggal Pengkajian : 25 Maret 2025 No. RM : 09.16.15 Informasi : Klien dan buku rekam medik Asuhan Keperawatan Nama : Tn. O   Umur : 40 Tahun   Alamat : Jl. Merdeka No. 23, Gunung Pangilun Kota Padang   Pendidikan : SMA   Agama : Islam   Hubungan : Paman Pekerjaan : Buruh Tani

Kasus Nn . R merupakan gadis cantik berusia 12 tahun tinggal bersama adiknya di rumah pamannya karena kedua orang tuanya meninggal dunia, untuk membiayai sekolah adiknya yang berusia 7 tahun lalu pamannya menawarkan pekerjaan di luar kota sebulan setelah ajakan tersebut ia berangkat bersama pamannya setelah sampai ia langsung dijemput oleh seseorang tidak dikenal dan setelah itu barulah ia mengetahui bahwa pekerjaanya sebagai PSK (Pekerja seks komersial) ia kaget dan kecewa, selain itu identitas yang digunakan saat ia berangkat juga dipalsukan ia merasa tidak nyaman dan ingin segera Kembali ke kampung halaman ya namun tidak segampang ini karena ia tidak mempunyai biaya dan bekerjater paksa selama 4 bulan setelah Kembali ke kampung halamanya ia merasa frustasi dan tidak tahan kondisi keluarga, merasa cemas, sering teringat kembali kejadian traumatis dan tidak mau membicarakan kejadian trauma karena merasa sanggat malu, kurang percaya diri dan kurang bersosialisasi dengan lingkunganya selalu mengurung diri di kamar karena tidak percaya keepada orang lain serta merasa berdosa dan bersalah. Keluarga klien sudah membawa klien berobat ke poliklinik jiwa namun tidak berhasil. Dan akhirnya klien di rawat di rumah sakit jiwa .  

Faktor predisposisi Riwayat Gangguan Jiwa Masa Lalu Klien mengatakan baru pertama kali menderita penyakit seperti ini, dan sudah berobat ke poliklinik jiwa tetapu tidak ada perubahannya. Pengobatan Sebelumnya Sebelumnya klien pernah mendapatkan pengobatan dari poliklinik jiwa, tetapi hasilnya tidak signifikan karena kondisi mental klien belum membaik. Trauma Aniaya Fisik   Klien mengatakan pernah mengalami aniaya fisik yang dilakukan oleh orang yang memberikan pekerjaan. Aniaya Seksual   Klien mengatakan mengalami aniaya seksual saat menjadi korban Trafficking. Penolakan Klien mengatakan bahwa dirinya sering mendapatkan penolakan baik dari keluarga atau lingkungannya. Kekerasan dalam Keluarga Klien mengatakan sering di pukul oleh pamannya.

Tanda-Tanda Vital TD : 124/82 mmHg N : 78 x/Menit S : 36,4°C   RR : 19 x/Menit Ukuran BB : 39 Kg TB : 145 Cm Keluhan Fisik Klien ada mengeluh kekerasan fisik apapun.   Masalah Keperawatan : Kekerasan Fisik Lanjutan Hubungan Sosial Orang yang Berarti Klien mengatakan adiknya sangat berarti baginya Peran Serta dalam Kegiatan Kelompok/Masyarakat Klien mengatakan tidak pernah ikut serta dalam kegiatan kelompok dan takut bersosialisasi karena nantinya akan di hina lagi oleh teman-temannya. Hambatan dalam Berhubungan dengan Orang Lain Klien tampak ada sedikit hambatan dalam berinteraksi dengan orang lain dan cenderung menutup diri karena takut kejadian trafficking terulang lagi Masalah Keperawatan : Isolasi Sosial   Spiritual Nilai dan Keyakinan Klien beragama islam, klien percaya dan pasrah kepada yang maha kuasa.   Masalah Keperawatan : Tidak Ada

MEKANISME KOPING Koping Adaptif Klien mengatakan jika ada masalah maka klien akan menceritakan kepada ibu dan keluarganya, sehingga masalah tersebut dapat di atasi. Koping Maladaptif Klien belum bisa dalam mengontrol emosinya sendiri   Masalah Keperawatan : Ketidakefektifan Koping Individual   Lanjutan MASALAH PSIKOSOSIAL   Masalah dengan Dukungan Kelompok Klien mengatakan tidak memiliki masalah dengan kelompok manapun.. Masalah Berhubungan dengan Lingkungan Klien mengatakan tidak ada masalah dengan lingkungan sekitar, klien hanya cenderung menutup diri karena takut di ejek oleh temannya. Masalah dengan Pekerjaan Klien mengatakan ada masalah dengan pekerjaannya . Masalah dengan Perumahan Klien mengatakan bahwa tidak ada masalah apapun di rumah dan keluarganya. Tetapi klien merasa takut dengan pamannya nanti akan dibawa lagi bekerja keluar kota dengan pekerjaan yang sama seperti kemarin Masalah dengan Ekonomi Klien mengatakan ekonomi keluarganya sangat kekurangan. Masalah dengan Pelayanan Kesehatan Klien mengatakan bahwa klien tidak memiliki masalah dengan pelayanan kesehatan, karena apabila klien sakit maka keluarganya akan membawa klien ke pelayanan kesehatan Masalah Keperawatan : Isolasi Sosial.  

Analisa data NO DATA MASALAH 1. DS : Harga Diri Rendah   Klien mangatakan bahwa dirinya tidak pantas     berteman dengan orang lain karena dirinya     adalah aib keluarga dan beban keluarga     Klien mengatakan tidak percaya diri Merasa ingin sendiri Merasa tidak mempunyai tujuan yang jelas       DO :     Klien tampak murung     Klien tampak kurang berinteraksi dengan orang     lain.     Klien tampak cenderung menutup diri.   2. DS : Klien mengatakan merasa sangat ketakutan jika teringat kejadian waktu masih bekerja. Klien mengatakan kadang emosi tanpa sebab . DO : Emosi klien tampak labil.   Klien tampak menagis dan ketakutan saat menceritakan kejadian. Klien tampak tidak bisa mengontrol emosinya Perilaku Kekerasan

Lanjutan NO DATA MASALAH 1. DS :   Klien mangatakan tidak mau berinteraksi dengan orang lain. Klien mengatakan masih memiliki trauma ketika berinteraksi dengan orang lain dan takut akan di di ejek lagi. Klien merasa lebih senang sendiri dan jauh dari keramaian DO : Klien tampak murung dan duduk sendiri.   Klien tampak kurang berinteraksi dengan orang lain. Klien tampak cenderung menutup diri Isolasi Diri

Rencana tindak lanjut NO DIAGNOSA TUJUAN KRITERIA HASIL INTERVENSI RASIONAL 1. Harga Diri Rendah Agar klien mampu kontrol HDR dengan cara melaku- kan kegiatan terjadwal. Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3 x 24 jam. Klien mampu kontrol harga diri rendah : Klien mampu mengontrol HDR dengan cara melakukan kegi- atan yang dipilih klien Klien mampu mengontrol HDR dengan cara latihan kegiatan kedua. Klien mampu mengontrol HDR SP 1 : Identifikasi kemam- puan melakukan kegiatan dan aspek positif klien. Bantu klien menilai kegiatan yang dapat dilakukan saat ini. Bantu klien memilih salah satu kegiatan yang dapat dilakukan saat ini untuk dilatih. Latih kegiatan yang dipilih Mengidentifikasi menganjurkan klien untuk memasukkan ke dalam jadwal kegiatan harian. Dengan menge- tahui kegiatan aspek positif yang bisa klien lakukan dengan kegiatan terjadwal dan dengan alat dan cara melakukan- nya.

Lanjutan ……       dengan melakukan kegiatan ketiga 4. Klien mampu mengontrol HDR dgn cara melakukan kegiatan keempat. SP 2 :   Evaluasi kegiatan sebelumnya. Bantu klien memilih kegiatan kedua yang akan dilatih. Masukkan pada jadwal kegiatan harian. SP 3 :   Evaluasi kegiatan sebelumnya. Latih kegiatan ketiga   Masukkan dalam jadwal harian. SP 4 :   Evaluasi kegiatan sebelumnya Latih cara melakukan kegiatan yang terjadwal . Masukkan jadwal kegiatan harian  

Lanjutan …… 2. Perilaku Kekerasan Klien mampu mengontrol marah atau PK dengan 4 cara yaitu dengan latihan fisik (tarik nafas   dalam, pukul   bantal dan   kasur), obat,   verbal dan spiritual Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3 x 24 jam. Klien mampu mengontrol PK : Klien mampu menyebutkan penyebab, tanda dan gejala serta akibat dari PK. Klien mampu mempraktekkan cara mengontrol PK dengan latih fisik Klien mampu mengontrol PK dengan minum obat dengan SP 1 : Identifikasi penyebab, tanda dan gejala PK yang dilakukan akibat PK. Menjelaskan cara mengontrol PK : fisik, obat, verbal dan spiritual. Latih cara mengontrol PK fisik 1 dan 2 (Tarik nafas dalam) Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan fisik. SP 2 :   Evaluasi kegiatan sebelumnya. Dengan melakukan kegiatan tersebut di harapkan klien mampu kontrol marah atau perilaku kekerasan dengan cara tarik nafas dalam dan   pukul bantal (fisik 1 & 2). Dengan melaku-kan kegiatan minum obat dengan benar

Lanjutan ……       benar dan teratur.   Klien mampu mengontrol PK dengan verbal meminta dan   menolak serta mengungkapkan dengan baik dan benar. Klien mampu mengontrol PK dengan cara spiritual. Latih cara mengontrol PK dengan obat (Jelaskan prinsip 6 benar) Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan fisik dan minum obat. SP 3 :   Evaluasi kegiatan sebelumnya. Latih cara mengontrol PK secara verbal (meminta, menolak dan mengungkapkan dengan baik). Masukkan dalam jadwal harian. SP 4 :   Evaluasi kegiatan sebelumnya dan diharapkan klien dapat melakukan dengan baik dan teratur. Dengan melakukan kegiatan tersebut diharapkan klien mampu kontrol PK dengan cara verbal memints, menolak dan mengungkapk an dengan bahasa sopan. Dengan melakukan

Lanjutan ……         Latih cara mengontrol spiritual. Masukkan jadwal kegiatan harian. kegiatan tersebut diharapkan klien mampu mengontrol PK dengan spiritual yaitu mendekatkan diri kepada tuhan. 3. Isolasi Sosial Klien mampu membina hu- bungan saling percaya dengan orang lain, klien mampu berinteraksi dengan 2-3 orang, klien mampu berinteraksi dengan 4- 6 Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3 x 24 jam. Klien mamp mengontrol PK : Membina hubu- ngan saling percaya Menyadari pen- yebab isolasi sosial Mengenal keun- SP 1 :   Bina hubungan saling percaya Bantu mengenal penyebab isolasi sosial Bantu mengenal keuntungan dan kerugian tidak berhubungan dengan orang lain. Dengan melaku- kan kegiatan tersebut di harapkan klien mampu kontrol isolasi sosial.

TERIMA KASIH