Hal hal utama penerbitan SEBI 18/32/DPSP - 29.11.2016Tentang BG dan PBI 18/41/PBI/2016 Tentang Bilyet Giro
SEBI18/32/DPSP - 29.11. 2016 Tentang Bilyet Giro : diterbitkan sebagai ketentuan pelaksana dari Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 18/41/PBI/2016 tentang Bilyet Giro dan dengan penerbitan SEBI perihal Bilyet Giro, maka SEBI Nomor 28/32/UPG tanggal 4 Juli 1995 perihal Bilyet Giro dicabut dan tidak berlaku lagi . Pokok Pengaturan Dalam SEBI Bilyet Giro Meliputi : 1. pemenuhan syarat formal Bilyet Giro oleh Bank Tertarik dan Penarik ; 2. kewajiban masing-masing pihak pengguna Bilyet Giro; 3. koreksi kesalahan penulisan dalam Bilyet Giro; 4. penolakan Bilyet Giro; 5. penatausahaan Bilyet Giro oleh Bank Tertarik ; 6. kewajiban penahanan dan penundaan pembayaran Bilyet Giro dalam hal Bilyet Giro diduga palsu atau dimanipulasi ; 7. pembatalan dan pemblokiran Bilyet Giro; dan 8. spesifikasi warkat Bilyet Giro.
Bank Tertarik dan Penerima wajib memenuhi syarat formal bilyet Giro, yaitu : 1. Untuk Bank Tertarik , wajib memenuhi syarat formal Bilyet Giro berupa : a. nama “ Bilyet Giro” dan nomor Bilyet Giro; b. nama Bank Tertarik ; c. perintah yang jelas dan tanpa syarat untuk memindahbukukan sejumlah dana atas beban Rekening Giro Penarik ; 2. Untuk Penarik , wajib memenuhi syarat formal Bilyet Giro berupa : a. nama dan nomor rekening Pemegang ; b. nama Bank Penerima ; c. jumlah dana yang dipindahbukukan baik dalam angka maupun dalam huruf secara lengkap ; d. Tanggal Penarikan ; e. Tanggal Efektif ; f. nama jelas Penarik ; dan g. tanda tangan Penarik .
Bank Tertarik wajib memenuhi syarat formal Bilyet Giro secara lengkap , yaitu : dilakukan pada saat pencetakan warkat Bilyet Giro; dilakukan dalam bahasa Indonesia dan dapat ditambahkan padanan katanya dalam Bahasa Inggris ; dan khusus nomor Bilyet Giro, pemenuhannya dapat dilakukan oleh perusahaan percetakan dokumen sekuriti atau oleh Bank Tertarik sebelum diserahkan kepada nasabah . Penarik wajib memenuhi syarat formal Bilyet Giro secara lengkap pada saat penerbitan Bilyet Giro, sebelum Bilyet Giro diserahkan oleh Penarik kepada Penerima , yaitu : Pemenuhan syarat formal dilakukan dalam bahasa Indonesia serta dapat ditambahkan padanan katanya dalam bahasa Inggris ; jumlah dana yang dipindahbukukan dicantumkan dalam mata uang Rupiah; pencantuman Tanggal Efektif harus berada dalam Tenggang Waktu Pengunjukan , yaitu berada dalam tenggang waktu 70 ( tujuh puluh ) hari sejak Tanggal Penarikan ; dan pencantuman tandatangan berupa tandatangan basah sesuai dengan spesimen tanda tangan yang ditatausahakan oleh Bank Tertarik 4. Waktu Pemenuhan Syarat Formal oleh Bank Tertarik dan Penarik
5. Cara Pencantuman Tandatangan Penarik yang Berupa Badan Hukum dan/ atau Badan Usaha Untuk Penarik berupa badan hukum dan/ atau badan usaha , tanda tangan dilakukan oleh: pihak yang berwenang mewakili badan hukum dan/ atau badan usaha ; atau pihak yang diberi kuasa oleh pihak yang berwenang mewakili badan hukum dan/ atau badan usaha , yang nama dan spesimen tanda tangannya ditatausahakan pada Bank Tertarik .
6. Penarik Wajib Menyediakan Dana yang Cukup dalam Rekening Gironya Dalam Rangka Penarikan Bilyet Giro Penarik wajib menyediakan dana yang cukup pada saat Bilyet Giro diunjukkan kepada Bank Tertarik dalam Tenggang Waktu Efektif . 7. Batas Maksimal Penarik Dapat Melakukan Koreksi Kesalahan Penulisan Bilyet Giro Koreksi kesalahan penulisan dalam Bilyet Giro dibatasi paling banyak 3 ( tiga ) kali koreksi .
8. Cara melakukan koreksi penulisan pada Bilyet Giro Koreksi kesalahan penulisan dalam Bilyet Giro dilakukan dengan cara mencoret tulisan yang salah dan harus dilakukan perbaikan dalam hal terdapat kesalahan penulisan pada: 1. nama Penerima ; 2. nomor rekening Penerima ; 3. nama Bank Penerima ; 4. jumlah dana yang dipindahbukukan dalam angka ; 5. jumlah dana yang dipindahbukukan dalam huruf ; 6. Tanggal Penarikan ; 7. Tanggal Efektif ; dan/ atau 8. nama jelas Penarik . Masing-masing kesalahan dianggap sebagai 1 ( satu ) kali koreksi dan jika terdapat koreksi kembali pada koreksi kesalahan penulisan dianggap sebagai penambahan jumlah koreksi . Setiap koreksi harus ditandatangani oleh Penarik di tempat kosong yang terdekat dengan tulisan yang dikoreksi dan perbaikannya dilakukan di tempat kosong yang terdekat dengan koreksi .
9. Bank Wajib Menolak Bilyet Giro Bank wajib menolak Bilyet Giro apabila Bilyet Giro memenuhi alasan penolakan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia, dan khusus untuk alasan penolakan : 1. tidak memenuhi syarat formal Bilyet Giro; 2. pencantuman Tanggal Efektif tidak dalam Tenggang Waktu Pengunjukan ; 3. diunjukkan tidak dalam Tenggang Waktu Efektif ; 4. Bilyet Giro diblokir pembayarannya ; dan 5. Bilyet Giro diduga palsu atau dimanipulasi , dilakukan tanpa memperhatikan ketersediaan dana dalam Rekening Giro Penarik .
10. Yang harus dilakukan oleh Bank apabila menerima Bilyet Giro yang diduga palsu atau dimanipulasi Bank wajib menahan dan menunda pembayaran Bilyet Giro dan menindaklanjutinya dengan melakukan verifikasi paling lama sampai dengan 1 ( satu ) hari kerja berikutnya , dengan mengacu pada ketentuan Bank Indonesia yang mengatur mengenai daftar hitam nasional penarik cek dan/ atau bilyet giro kosong .
11. Dapatkah Bilyet Giro dibatalkan Bilyet Giro tidak dapat dibatalkan dan hanya dapat diblokir dengan alasan hilang , dicuri , dan/ atau rusak . 12. Pengaturan Mengenai Standar Keamanan Bilyet Giro Bilyet Giro wajib memenuhi standar keamanan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia dan mengacu pada ketentuan Bank Indonesia yang mengatur mengenai penyelenggaraan transfer dana dan kliring berjadwal oleh Bank Indonesia. 13. Berlakunya SE Bilyet Giro PBI ini mulai berlaku sejak tanggal : 1 April 2017.
TERIMA KASIH ATAS PERHATIAN DAN KONTRIBUSI SAUDARA SUMARNA PRADJA [email protected] 081513012685
APA ITU DHN? DHN adalah informasi mengenai identitas pemilik rekening yang melakukan penarikan cek dan/ atau bilyet giro kosong yang berlaku secara nasional . APA ITU CEK/BG KOSONG? Cek dan/ atau bilyet giro kosong adalah cek dan/ atau bilyet giro yang ditunjukkan oleh Pemegang baik melalui kliring maupun melalui loket Bank secara langsung (over the conter ) dan ditolak pembayarannya atau pemindahbukuannya oleh Bank dengan alasan penolakan .
APAKAH SEMUA PEMILIK REKENING YANG MELAKUKAN PENARIKAN CEK DAN/ATAU BILYET GIRO KOSONG MASUK DHN? Pemilik rekening akan dicantumkan identitasnya dalam DHN jika : a. melakukan penarikan cek dan/ atau bilyet giro kosong yang berbeda sebanyak 3 ( tiga ) lembar atau lebih dengan nilai nominal masing-masing di bawah Rp500.000.000,- (lima ratus juta tupiah ) pada bank yang sama dalam jangka waktu 6 ( enam ) bulan ; atau b. melakukan penarikan cek dan/ atau bilyet giro kosong 1 ( satu ) lembar dengan nilai nominal Rp500.000.000,- (lima ratus juta rupiah) atau lebih . SIAPA YANG MENETAPKAN IDENTITAS PEMILIK REKENING MASUK DHN? Pencantuman identitas pemilik rekening masuk DHN dilakukan oleh Bank Tertarik3 secara self assessment.
SIAPA YANG MENERBITKAN DHN? DHN diterbitkan oleh Bank Indonesia c.q . Bagian Kliring Jakarta melalui Sistem Informasi Daftar Hitam Nasional (DHN), berdasarkan laporan yang dikirim oleh Bank Tertarik secara online. KAPAN DHN DITERBITKAN? a. Cek dan/ atau bilyet giro kosong pada Periode-1 yaitu tanggal 1 sampai dengan tanggal 15, disampaikan oleh Bank kepada Bank Indonesia mulai tanggal 16 sampai dengan paling lambat tanggal terakhir pada bulan yang bersangkutan , diterbitkan dalam DHN pada tanggal 1 bulan berikutnya . b. Cek dan/ atau bilyet giro kosong pada Periode-2, yaitu tanggal 16 sampai dengan tanggal berakhirnya pada bulan yang bersangkutan , disampaikan oleh Bank kepada Bank Indonesia mulai tanggal 1 sampai dengan paling lambat tanggal 15 pada bulan berikutnya , diterbitkan dalam DHN pada tanggal 16 pada bulan yang sama dengan penyampaian laporan ke Bank Indonesia. Jika pada penerbitan DHN pada tanggal 1 atau tanggal 16 adalah hari Sabtu / Minggu / hari libur nasional maka penerbitan DHN dilakukan pada hari kerja berikutnya .
APA IMPLIKASI BAGI PEMILIK REKENING JIKA IDENTITASNYA MASUK DHN? Pemilik rekening akan dikenakan sanksi pembekuan hak penggunaan cek dan/ atau bilyet giro selama 1 ( satu ) tahun sejak tanggal penerbitan DHN oleh Bank Tertarik dan Bank selain Bank Tertarik . APA ITU PEMBEKUAN HAK PENGGUNAAN CEK DAN/ATAU BILYET GIRO? 1. Pembekuan hak penggunaan cek dan/ atau bilyet giro adalah hilangnya hak nasabah atas penggunaan cek dan/ atau bilyet giro. 2. Pembekuan hak penggunaan cek dan/ atau bilyet giro tidak menyebabkan penutupan rekening giro pemilik rekening sehingga pemilik rekening masih dapat menggunakan sarana lain diluar cek dan/ atau bilyet giro misalnya form transfer dana atau slip penarikan tunai . 3. Pembekuan hak penggunaan cek dan/ atau bilyet giro dilakukan untuk seluruh rekening giro yang dimiliki oleh pemilik rekening baik berupa rekening giro perorangan , rekening giro gabungan maupuan rekening giro yang dimaksudkan hanya untuk menampung kredit / pinjaman .
ADAKAH SANKSI TERHADAP PEMILIK REKENING YANG IDENTITASNYA MASUK DHN BILA MELAKUKAN PENARIKAN KEMBALI CEK DAN/ATAU BILYET GIRO KOSONG? 1. Seluruh rekening giro pemilik rekening di Bank Tertarik akan ditutup Cek dan/ atau Bilyet Giro Kosong Tgl 16 s.d akhir bulan Proses di Bank Proses di Bank Indonesia Kompilasi , Proses, dan Kirim ke BI Terbitkan DHN Periode 2 Periode 1 Tgl . 1 - tgl 15 Awal bulan berikutnya Tgl . 16 akhir bulan Tgl 1 15 bulan berikutnya Tgl . 16 2. Bank Tertarik akan mencantumkan kembali identitas pemilik rekening dalam DHN periode berikutnya .
Keterangan Gambar : 1. Nasabah melakukan penarikan cek dan/ atau bilyet giro melalui kliring atau loket Bank Tertarik (over the counter). 2. Cek/ bilyet giro oleh Bank Tertarik akan diverifikasi terhadap kecukupan dana di rekening giro. a. Jika dana pada rekening giro mencukupi , cek / bilyet giro dibayarkan secara tunai atau dengan pemindahbukuan . b. Jika dana pada rekening giro tidak mencukupi atau rekening telah ditutup , Bank Tertarik : - menatausahakan penarikan cek / bilyet giro kosong - menyampaikan surat peringatan kepada pemilik rekening / nasabah 3. Bank Tertarik melakukan verifikasi terhadap penarikan cek / bilyet giro kosong yang telah memenuhi kriteria DHN. Jika memenuhi kriteria DHN maka : a. Identitas nasabah akan dimasukan ke dalam Daftar Hitam Individual Bank (DHIB) untuk selanjutnya dilaporkan ke Bank Indonesia melalui aplikasi SIDHN b. Bank Tertarik mengenakan sanksi pembekuan hak penggunaan cek dan/ atau bilyet giro kepada nasabah atau melakukan penutupan rekening nasabah 4. Bank Indonesia melakukan kompilasi seluruh DHIB yang disampaikan Bank Tertarik untuk selanjutnya diproses menjadi DHN dan dipublikasikan sesuai periode yang ditetapkan . 5. Bank mengenakan sanksi pembekuan hak penggunaan cek / bilyet giro kepada nasabahnya yang telah tercantum dalam DHN atau melakukan penutupan rekening giro kepada nasabah yang telah melakukan penarikan cek / bilyet giro kosong setelah identitasnya masuk dalam DHN
APAKAH BANK DAPAT MEMBATALKAN IDENTITAS PEMILIK REKENING YANG TELAH MASUK DHN? Bank hanya dapat melakukan pembatalan identitas pemili rekening ( rehabilitasi DHN) jika terbukti : 1. terdapat kesalahan administrasi yang dilakukan oleh Bank tertarik ; 2. kewajiban pemilik rekening atas penarikan cek dan/ atau bilyet giro kosong kepada Pemegang telah dipenuhi dalam jangka waktu 7 ( tujuh ) hari kerja setelah tanggal penolakan ; 3. terdapat putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum tetap yang menyatakan bahwa Bank harus membatalkan penolakan cek dan/ atau bilyet giro kosong ; 4. keadaaan darurat yang mengakibatkan pemilik rekening tidak dapat memenuhi kewajibannya atas penarikan cek dan/ atau bilyet giro kosong ; dan/ atau 5. pembayaran atau pemindahbukuan dari cek dan/ atau bilyet giro kosong diperuntukan bagi pemilik rekening itu sendiri .
Keterangan Gambar : 1. Nasabah mengajukan permohonan rehabilitasi DHN kepada Bank Tertarik 2. Bank Tertarik melakukan verifikasi permohonan rehabilitasi DHN atas kelengkapan dan kebenaran dokumen yang disampaikan oleh nasabah . 3. Jika hasil verifikasi atas permohonan nasabah : a. tidak lengkap dan benar , Bank Tertarik akan mengembalikan permohonan rehabilitasi DHN tersebut kepada nasabah ; atau b. sudah lengkap dan benar , Bank Tertarik akan meneruskan permohonan rehabilitasi DHN tersebut ke Bank Indonesia untuk meminta persetujuan . 4. Bank Indonesia akan melakukan verifikasi terhadap permohonan rehabilitasi DHN: a. Dokumen permohonan rehabilitasi DHN akan dikembalikan ke Bank Tertarik , jika belum memenuhi persyaratan kelengkapan dokumen sesuai ketentuan yang ditetapkan ; atau . b. Dokumen permohonan rehabilitasi DHN akan diproses oleh Bank Indonesia, jika telah memenuhi persyaratan kelengkapan dokumen sesuai ketentuan yang ditetapkan . Selanjutnya Bank Indonesia: - menginformasikan kepada Bank Tertarik mengenai persetujuan / penolakan rehabilitasi DHN, untuk selanjutnya Bank Tertarik menginformasikannya ke nasabah yang bersangkutan . - membuka akses aplikasi SIDHN untuk kepentingan Bank melakukan rehabilitasi DHN. 5. Melalui Aplikasi SIDHN, Bank Tertarik melakukan rehabilitasi DHN. 6. Bank Tertarik melakukan pembatalan atas sanksi pembekuan hak penggunaan cek dan/ atau bilyet giro kosong kepada nasabah .
BANK INDONESIA DIREKTORAT AKUNTING DAN SISTEM PEMBAYARAN SEPTEMBER 2010 PERLU INFORMASI LEBIH LANJUT? Hubungi help desk DHN di Bagian Kliring Jakarta Direktorat Akunting dan Sistem Pembayaran melalui telepon (021) 381 7926 atau faksimili (021) 2311 902.
TERIMA KASIH ATAS PERHATIAN DAN KONTRIBUSI SAUDARA SUMARNA PRADJA [email protected] 081513012685