suatu filsafat pendidikan yang membantu
para pemimpin untuk menjawab pertanyaan-
pertanyaan yang bermuatan nilai dan
membuat keputusan di antara banyaknya
pilihan yang ada.
McNeil membagi delapan pertanyaan yang berguna dalam
mengembangkan asumsi filsafat layar asumsi yang diperlukan untuk
tujuan pendidikan :
1. Apakah tujuan sekolah untuk berubah, beradaptasi, atau
menerima tatanan sosial?
2. Apa yang dapat dilakukan sekolah agar lebih baik daripada
lembaga lain?
3. Apakah tujuan umum bisa untuk semua ?
4. Akankah tujuan dapat menekan kerjasama atau persaingan ?
5. Akankah tujuan harus berurusan dengan masalah-masalah
kontroversial, atau hanya hal-hal yang berkaitan dengan
pembentukan pengetahuan ?
6. Akankah sikap harus diajarkan? Keterampilan dasar? Strategi
pemecahan masalah?
7. Akankah guru harus menekankan pokok pelajaran atau mencoba
untuk menciptakan perilaku di luar sekolah?
8. Akankah tujuan harus didasarkan pada kebutuhan masyarakat
setempat? Masyarakat pada umumnya? Dinyatakan untuk kebutuhan
siswa ?
TEORI ILMU SOSIAL
TEORI ILMU
PENDIDKAN
TEORI
PENGAJARAN
TEORI
KURIKULUM
TEORI
EVALUASI
TEORI
KONSELIN
G
FILS
Fils
Pendd
Ilmu Pendd
Teoritis
Ilmu Pend
Praktis
Perbuatan
Pendd
Kuriklm
Keyakinan
Bhn
empiris
pendd
KETERKAITAN FILSAFAT PENDIDKAN DGN TEORI
PENDIDIKAN
EVALUASI
STRATEGI
KURIKULUM
TUJUAN BAHAN
KERJA
PENDIDIK
Aliran filsafat yang mempengaruhi
pendidikan, seperti:
Idealisme
Realisme
Perenialisme
Esensialisme
Pragmatisme & progresivisme
Pancasila sebagai Landasan Filosofis Sistem
Pendidikan Nasional
pengantar ilmu pendidikan 8
Essensialisme merupakan aliran pendidikan
yang menerapkan filsafat idealisme dan
realisme secara eklektis. mengutamakan
gagasan-gagasan pokok-pokok, yang hakiki
( essensial )
Dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah
formal adanya penetapan berbagai mata pelajaran
yang disajikan atau dituangkan dalam kurikulum
sekolah. Namaun demikian hal tersebut tidak
berarti memisahkan antar mata pelajaran tetapi
semuanya merupakan satu kesatuan yang tak
terpisahkan.
Pembagian dalam berbagai mata pelajaran
tersebut dapat memudahkan dan membantu siswa
untuk mempelajari dan memahami tahap demi
tahap, yang pada akhirnya menyeluruh (holistik).
Karena semua mata pelajaran tersebut diperlukan
oleh manusia dalam menjalani kehidupannya
sebagai makhluk sosial.
Perenialisme hampir sama dengan essensialisme,
tetapi lebih menekankan pada keabadian atau
ketetapan atau kehikmatan ( perennial = konstan
).
Yang abadi adalah
1) pengetahuan yang benar,
2) keindahan,
3) kecintaan kepada kebaikan.
Prinsip-prinsip pendidikannya:
1) pendidikan yang abadi,
2) inti pendidikan mengembangkan keunikan
manusia yaitu kemampuan berfikir, (3) tujuan
belajar mengenalkan kebenaran abadi dan
universal,
4) pendidikan merupakan persiapan bagi
hidup yang sebenarnya,
5) kebenaran abadi diajarkan melalui
pelajaran dasar, yang mencakup bahasa,
matematika, logika, IPA dan sejarah.
Dalam Perenialisme pendidikan menekankan
pentingnya penanaman nilai kebenaran,
keindahan, kebaikan. Hal ini juga sesuai
dengan relaitas kehidupan manusia yang di
dalam dirinya selalu condong kepada
kebaikan dan kebenaran yang bisa diterima
oleh masyarakat umum.
Jika hal tersebut tidak tampak dalam
penyelenggaraan pendidikan maka akan tidak
bisa diterima dan menimbulkan pro dan
kontra.
Ada persamaan antara perenialisme dan esensialisme, yakni keduanya
membela kurikulum tradisional yang berpusat pada mata pelajaran
yang pokok-pokok (subject centered). Perbedaannya ialah pernialisme
menekankan keabadian teori kehikmatan, yaitu:
1)Pengetahuan yang benar (truth).
2)Keindahan (beauty).
3)Kecintaan kepada kebaikan (goodness).
Juga sebaliknya kurikulum bersifat wajib dan berlaku umum, yang
harus mencakup:
1)Bahasa.
2)Matematika.
3)Logika.
4)Ilmu Pengetahuan Alam.
5)Sejarah.
Pragmatisme aliran filsafat yang menekankan
pada aspek manfaat atau kegunaan praktis.
Progresivisme menginginkan kemajuan,
mengkritik, essensialisme dan perenialisme
karena mengutamakan pewarisan budaya
masa lalu,
1) anak hendaknya diberi kebebasan,
2) gunakan pengalaman langsung,
3) guru bukan satu-satunya,
4) sekolah hendaknya progresif menjadi
laboratorium untuk melakukan berbagai
pembaharuan pendidikan dan eksperimentasi.
Penerapan konsep pragmatisme secara
eksperimental melalui 5 tahap, yaitu:
1)Situasi tak tentu.
2)Diagnosis.
3)Hipotesis.
4)Pengujian Hipotesis.
5)Evaluasi.
Progresivisme (gerakan pendidikan progresif)
mengembangkan teori pendidikan yang
mendasarkan diri pada beberapa prinsip:
Anak harus bebas untuk dapat berkembang
secara wajar.
Pengalaman langsung merupakan cara terbaik
untuk merangsang minat belajar.
Guru harus menjadi seorang peneliti dan
pembimbing kegiatan belajar.
Sekolah progresif harus merupakan suatu
laboratorium untuk melakukan reformasi
pedagosis dan eksperimentasi.
Rekonstruksionisame merupakan kelanjutan dari
progresivisme. Mazab ini berpandangan bahwa
pendidikan/ sekolah hendaknya memelopori
melakukan pembaharuan kembali atau
rerekonstruksi kembali masyarakat agar menjadi
lebih baik.
Karena itu pendidikan/sekolah harus
mengembangkan ideologi kemasyarakatan yang
demokratis.
Pancasila merupakan filsafat yang dijadikan
landasan pendidikan, UU No. 2 tahun 1989
tentang Sisdiknas (akan segera diubah )
mengaturnya dalam pasal 2, pendidikan
nasional berdasarkan pancasila dan UUD 1945.