Here is where my presentation begins
Konsep Dasar Keuangan
Negara dalam Al-Qur’an
dan Hadist
By Yanisa Asrika T - 042011433093
Fungsi
pemerintah dalam Islam
02
Overview
pengelolaan keuangan
publik dari Al Quran dan As
Sunnah.
01
Implementasi
keuangan publik pada masa
Nabi Muhammad SAW dan
para Sahabat.
03
Landasan Hukum
Landasan hukum pengelolaan
keuangan publik
01
Berdasarkan Al Quran dan As Sunnah
Agar tercipta kebijakan yang baik dari pihak
pengelola adalah publik harus mengoptimalkan
tiga peran utama, yaitu mengajak pada kebaikan
universal (alkhair), memerintahkan kemakrufan
dan melarang kemungkaran, sebagaimana
firman Allah ‘Azza wa Jalla berikut:
“Dan hendaklah ada di antara kamu
segolongan umat yang menyeru kepada
kebajikan, memerintahkan kepada yang makruf
dan mencegah dari yang mungkar; merekalah
orang-orang yang beruntung.” (Q.S Ali ‘Imran [3]
ayat 104)
Kerjasama antara pihak pengelola dengan
publik diarahkan pada hal-hal yang positif secara
sosia linsaniyah (al-birr) maupun spiritual-Ilahiyah
(al-taqwa), seperti yang dikumandangkan firman
Allah ‘Azza wa Jalla:
“Dan tolong-menolonglah kamu dalam
(mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan
tolong-menolong dalam berbuat dosa dan
pertikaian” (Q.S Al-Maidah [5] ayat 2)
Program kerja yang dinamis-kontekstual
didasarkan pada falsafah hidup (syariat) dan gaya
hidup (minhaj) yang dianut oleh publik, dengan
menekankan pada realisasi kompetisi yang positif
(istibaq al-khairat) di kalangan publik,
sebagaimana yang diserukan ayat berikut:
“Untuk tiap-tiap umat di antara kamu, Kami
berikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya
Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya
satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu
terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka
berlomba-lombalah berbuat kebajikan” (Q.S
Al-Maidah [5] ayat 2).
Dalil nash yang menyatakan sumber
keuangan negara bisa diperoleh dari ghanimah
adalah Firman Allah SWT di dalam QS. Al-Anfâl:
41.
“Ketahuilah, sesungguhnya apa saja yang
dapat kamu peroleh sebagai ghanimah
(rampasan perang), maka sesungguhnya
seperlima untuk Allah, Rasul, kerabat rasul, anak
yatim, dan orang miskin serta Ibnu Sabil, jika
kalian beriman kepada Allah dan kepada apa
yang Kami turunkan kepada hamba Kami
(Muhammad) di hari al-Furqân, yaitu hari
bertemunya dua pasukan. Allah Maha Kuasa
atas segala sesuatu.” (QS. Al-Anfâl: 41)
Q.S Al-Maidah [5] ayat 2 Q.S Al-Anfal:41
Dari Abu Hurairah, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda,
“Sesungguhnya Allah meridlai tiga hal bagi kalian dan murka apabila
kalian melakukan tiga hal. Allah ridha jika kalian menyembah-Nya dan tidak
mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apapun, dan (Allah ridla) jika kalian
berpegang pada tali Allah seluruhnya dan kalian saling menasehati terhadap
para penguasa yang mengatur urusan kalian. Allah murka jika kalian sibuk
dengan desas-desus, banyak mengemukakan pertanyaan yang tidak berguna
serta membuang-buang harta.” (HR. Muslim no.1715)
HR. Muslim No.1715
Implementasi keuangan publik pada
masa Nabi Muhammad SAW dan para
Sahabat
02
Prinsip penerimaan & pengeluaran publik
Prinsip penerimaan publik
Dari kaum muslimin Dari kaum Non-Muslim Umum (primer dan sekunder)
Zakat Jizyah Ghanimah
Ushr Kharaj Fai
Ushr Ushr Uang tebusan
Zakat Fitrah Hadiah dari pemimpin atau
pemerintah negara lain
Wakaf
Amal Fadilah
Sedekah Lain
Khums
Prinsip pengeluaran publik
Primer Sekunder
Biaya pertahanan seperti persenjataan, umat dan
persediaan
Bantuan untuk orang yang belajar agama di
Madinah
Penyaluran zakat dan ushr kepada yang berhak
menerimanya menurut ketentuan Al-Qur’an,
termasuk para pemungut zakat
Hiburan untuk para utusan suku dan negara serta
biaya perjalanan mereka
Pembayaran gaji untuk wali, qadi, guru, imam,
muadzin, dan pejabat negara lainnya
UshrHiburan untuk para delgasi keagamaan
Pembayaran upah para sukarelawan Hadiah untuk delegasi keagamaan
Pembayaran utang negara Tunjangan untuk sanak saudara Rasulullah
Bantuan untuk musafir (dari daerah Fadak) Pembayaran untuk pembebasan kaum muslim
yang menjadi budak
Prinsip pengeluaran publik
Sekunder
Pembayaran denda atas mereka yang terbunuh
secara tidak sengaja oleh pasukan kaum Muslimin
Pembayaran tunjangan untuk orang miskin
Pengeluaran rumah tangga Rasulullah SAW (hanya
sejumlah kecil, 80 butir kurma dan 80 butir gandum
untuk setiap istrinya)
Persediaan darurat (sebagian dari pendapatan
Khaibar)
Fungsi Pemerintah
dalam Islam
03
fungsi alokasi, distribusi, stabilisasi dan lainnya
Rasionalitas
peran
pemerintah
Menurut para ulama, dalam ekonomi Islam, negara
memiliki kekuasaan yang paling luas untuk
melaksanakan tugas-tugas tersebut, dengan syarat
bahwa tugas itu dilaksanakan dengan cara
demokratis dan adil, dimana segala keputusan
diambil sesudah bermusyawarah secukupnya
dengan wakil-wakil rakyat yang sebenarnya.
Meskipun Islam memberikan peran kepada negara
secara luas, hal itu tidak berarti bahwa konsep
ekonomi Islam mengabaikan kemerdekaan individu.
2
Peran Negara Dalam Menciptakan Pasar yang Efisien
31
Menjamin kesamaan hak setiap
individu dan menghapuskan
penindasan
Menjaga perekonomian agar
dapat tumbuh dan mengalami
perkembangan yang stabil
Menyediakan barang publik
seperti jalan raya, sekolah dan
keamanan untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat
Mengawasi kegiatan perusahaan
terutama perusahaan yang
menguasai pasar agar tidak
melakukan praktek-praktek yang
merugikan
4
Mengurangi eksternalitas
kegiatan ekonomi yang
merugikan
5
Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara (APBN) dalam
khasanah literasi Islam sering
disebut sebagai Baitul Mal.
Baitul Mal adalah pos yang
dikhususkan untuk semua
pemasukan dan pengeluaran
harta yang menjadi hak kaum
muslimin/warga Negara.
Khalifah sebagai kepala
Negara bisa menyusun sendiri
melalui hak tabbani, dan
alokasi dana masing-masing
sumber pendapatan dan pos
pengeluaran diserahkan
kepada pendapat dan ijtihad
khalifah.
—--- —----
Fungsi Alokasi dalam Pemerintahan Islam:
Fungsi Distribusi dalam
Pemerintahan Islam:
“Harta rampasan (fai') dari mereka yang diberikan Allah
kepada Rasul-Nya (yang berasal) dari penduduk beberapa
negeri, adalah untuk Allah, Rasul, kerabat (Rasul), anak-anak
yatim, orang-orang miskin dan untuk orang-orang yang dalam
perjalanan, agar harta itu jangan hanya beredar di antara
orang-orang kaya saja di antara kamu. Apa yang diberikan
Rasul kepadamu maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya
bagimu maka tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada Allah.
Sungguh, Allah sangat keras hukuman-Nya.” (Al-Hasyr : 7)
Dari ayat diatas menunjukkan bahwa islam mengatur distribusi
harta kekayaan termasuk pendapatan kepada semua
masyarakat dan tidak menjadi komoditas di antara golongan
orang kaya saja.
5 4
1
Melakukan restrukturisasi
keuangan
Rencana kebijakan
strategis
Memberikan
kenyamanan kepada
masyarakat
Fungsi Stabilisasi dalam
Pemerintahan Islam
2 3
Mereduksi konsentrasi
kekayaan
Melakukan restrukturisasi
ekonomi