1.konsep dasar kegawatdaruratan. GADAR KEGAWATAN

BebyYohanaOktaAyunin 7 views 24 slides Sep 04, 2025
Slide 1
Slide 1 of 24
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14
Slide 15
15
Slide 16
16
Slide 17
17
Slide 18
18
Slide 19
19
Slide 20
20
Slide 21
21
Slide 22
22
Slide 23
23
Slide 24
24

About This Presentation

1.konsep dasar kegawatdaruratan. GADAR KEGAWATAN


Slide Content

Konsep Dasar kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal Beby Yohana

Kegawatdaruratan adalah kejadian yang tidak diduga atau terjadi secara tiba-tiba , seringkali merupakan kejadian yang berbahaya ( Dorlan , 2011) Pengertian Tindakan pada menit-menit pertama menentukan hidup mati penderita Tindakan harus tepat , cepat , cermat TIME SAVING IS LIFE SAVING = Waktu adalah nyawa

Lanjutan …………. Gawat Darurat adalah keadaan klinis pasien yang membutuhkan tindakan medis segera guna penyelamatan nyawa dan pencegahan kecacatan lebih lanjut Gawat Tidak Darurat Pasien berada dalam keadaan gawat tapi tidak memerlukan tindakan darurat . Tidak Gawat Tapi Darurat Pasien akibat musibah yang datang tiba tiba , tapi tidak mengancam nyawa dan anggota badannya Tidak Gawat Darurat Pasien tidak mengalami kegawatdaruratan . Misal batuk , pilek

kondisi kesehatan yang mengancam jiwa yang terjadi dalam kehamilan atau selama dan sesudah persalinan dan kelahiran . Terdapat sekian banyak penyakit dan gangguan dalam kehamilan yang mengancam keselamatan ibu dan bayinya (Chamberlain, Geoffrey, & Phillip Steer, 1999). Kegawatdaruratan obstetri

tindakan pertolongan harus dilakukan secara sistematis dengan menempatkan prioritas pada fungsi vital sesuai dengan urutan ABC, yaitu :   A (Air Way) : yaitu membersihkan jalan nafas dan menjamin nafas bebas hambatan   B (Breathing) : yaitu menjamin ventilasi lancar   C (Circulation): yaitu melakukan pemantauan peredaran darah

Tujuan Kegawatdaruratan Prioritas Manajemen Darurat Mempertahankan kehidupan Mencegah kerusakan sebelum tindakan / perawatan selanjutnya Menyembuhkan klien pada kondisi yang berguna bagi kehidupan

Triage merupakan suatu tindakan mengklasifikasikan dan menseleksi pasien untuk penanganan , memprioritaskan menurut tingkat kegawatan . Tanda Kegawatdaruratan (EMERGENCY SIGNS) memerlukan penanganan segera Tanda prioritas (PRIORITY SIGNS) diberi prioritas untuk segera mendapat Pemeriksaan Tanpa tanda kegawatdaruratan maupun prioritas (NON URGENT) menunggu sesuai giliran untuk mendapat pemeriksaan Tanda Gejala

Kecelakaan (Accident) Suatu kejadian dimana terjadi interaksi berbagai faktor yang datangnya mendadak , tidak dikehendaki sehingga menimbulkan cedera ( fisik , mental, sosial ) Cedera masalah kesehatan yang didapat / dialami sebagai akibat kecelakaan ( kecelakaan lalu lintas , rmh tangga , pekerjaan dll ) Bencana Alam Penyebab Kegawatdaruratan

Prinsip Penanganan CEPAT TEPAT SEGERA

Bidan seharusnya tetap tenang , jangan panik , jangan membiarkan ibu sendirian tanpa penjaga / penunggu . Bila tidak ada petugas lain, berteriaklah untuk meminta bantuan . Jika ibu tidak sadar , lakukan pengkajian jalan nafas , pernafasan dan sirkulasi dengan cepat . Jika dicurigai adanya syok , mulai segera tindakan membaringan ibu miring ke kiri dengan bagian kaki ditinggikan , longgarkan pakaian yang ketat seperti BH/Bra. Ajak bicara ibu / klien dan bantu ibu / klien untuk tetap tenang . Lakukan pemeriksaan dengan cepat meliputi tanda tanda vital, warna kulit dan perdarahan yang keluar . Penatalaksanaan kegawatdaruratan kebidanan

Jalan nafas dan pernafasan Keluaran darah , adanya kontraksi uterus, pucat , lemah , pusing , sakit kepala , pandangan kabur , pecah ketuban , demam dan gawat nafas Perhatikan adanya cyanosis, gawat nafas , lakukan pemeriksaan pada kulit , suara paru : adakah weezhing , sirkulasi tanda tanda syok , kaji nadi ( cepat >110 kali/ menit dan lemah ), tekanan daarah ( rendah , sistolik < 90 mmHg) Perdarahan pervaginam . Bila ada perdarahan pervaginam , tanyakan : Apakah ibu sedang hamil , usia kehamilan , riwayat persalinan sebelumnya dan sekarang , bagaimana proses kelahiran placenta, kaji kondisi vulva ( jumlah darah yang keluar , placenta tertahan ), uterus ( adakah atonia uteri), dan kondisi kandung kemih ( apakah penuh ). Pengkajian awal kegawatdaruratan kebidaman

Lanjutan ……….. 4. Klien tidak sadar / kejang Tanyakan pada keluarga , apakah ibu sedang hamil , usia kehamilan , periksa : tekanan darah ( tinggi , diastolic > 90 mmHg), temperatur ( lebih dari 38 o C ), tingkat kesadaran , abdomen, vulva(purulent), payudara bengkak  

Pengenalan segera kondisi gawat darurat Stabilisasi keadaan pasien Pemberian oksigen Infus Terapi cairan Transfusi darah Pemberian medikamentosa Penatalaksanaan Merujuk secara Cepat , Tepat dan Aman . Salah satu unit di RS yg menyediakan penanganan awal Unit Gawat Darurat (UGD ) dengan mengatasi kondisi kedaruratan dan mengatasi kecemasan pasien dan keluarga .

Definisi Kegawatdaruratan maternal perdarahan yang mengancam nyawa selama kehamilan dan dekat cukup bulan meliputi perdarahan yang terjadi pada minggu awal kehamilan , persalinan , postpartum , hematoma dan koagulopati obstetric Tujuan Asuhan Mencegah kematian dan cacat (to save life and limb) pada ibu dengan kegawatdaruratan . Merujuk ibu dengan kegawatdaruratan melalui sistem rujukan untuk memperoleh penanganan yang lebih memadai . Kegawatdaruratan Maternal

Ruang lingkup Masa kehamilan Kegawatdaruratan dapat terjadi selama proses kehamilan , meliputi : Abortus Solusio plasenta Plasenta Previa Pre eklamsia dan Eklamsia Masa Persalinan Kegawatdaruratan dapat terjadi selama proses Persalinan meliputi : Distosia Bahu Perdarahan Post Partum Atonia Uteri Perlukaan jalan lahir Retensio Plasenta Masa nifas Kegawatdaruratan pada masa nifas meliputi : Infeksi Nifas Bendungan Payudara Infeksi Payudara

Kegawatdaruratan Neonatal Kegawatdaruratan neonatal adalah situasi yang membutuhkan evaluasi dan manajemen yang tepat pada bayi baru lahir yang sakit kritis ( kurang dari sama dengan usia 28 hari ) membutuhkan pengetahuan yang dalam mengenali perubahan psikologis dan kondisi patologis yang mengancam jiwa yang bisa saja timbul sewaktu-waktu ( Sharieff , Brousseau , 2006)   Tujuan Untuk mengetahui kegawatdaruratan pada neonatus Untuk mengetahui kondisi-kondisi yang menyebabkan kegawatdaruratan pada neonatus . Untuk mengetahui penanganan kegawatdaruratan pada neonates

Ruang lingkup Ruang lingkup kegawatdaruratan neonatal yaitu : BBLR ( Berat Badan Lahir Rendah ) Asfiksia pada Bayi Baru Lahir Kejang pada Bayi Baru Lahir

Peran Bidan dalam Kegawatdaruratan Kebidanan Melakukan pengenalan segera kondisi gawat darurat Triase Pasien : Pasien Gawat Darurat (Merah) Pasien Gawat Tidak Darurat (Biru) Pasien Darurat Tidak Gawat (Kuning) Pasien Tidak Gawat Tidak Darurat (Hijau) Pasien Meninggal (Hitam) Stabilisasi klien ( ibu ), dengan oksigen , terapi cairan , dan medikamentosa dengan : Menjamin kelancaran jalan nafas , memperbaiki fungsi system respirasi dan sirkulasi Menghentikan perdarahan Mengganti cairan tubuh yang hilang Mengatasi nyeri dan kegelisahan

Ditempat kerja , menyiapkan sarana dan prasarana di kamar bersalin , yaitu : Menyiapkan radiant warmer/ lampu pemanas untuk mencegah kehilangan panas pada bayi Menyiapkan alat resusitasi kit untuk ibu dan bayi Menyiapkan alat pelindung diri Menyiapkan obat obatan emergensi Memiliki ketrampilan klinik , yaitu : Mampu melakukan resusitasi pada ibu dan bayi dengan peralatan yang berkesinambungan . Memahami dan mampu melakukan metode efektif dalam pelayanan ibu dan bayi baru lahir Lanjutan ………

Menurut penelitian yang dilakukan oleh cibro dkk (2016), dengan judul " Effectiveness of the Expanded Maternal and Neonatal Survival Program in the Reduction of Maternal Mortality in Tegal , Central Java ", yang bertujuan untuk mengevaluasi keefektifan program survival ibu dan bayi yang diperluas dalam pengurangan kematian ibu di Tegal , Jawa Tengah. Program EMAS dilaksanakan di Tegal karena tingkat kematian ibu yang tinggi dan kurangnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya mengunjungi fasilitas perawatan kesehatan . Selama program implementasi pemerintah kabupaten mensinergikan berbagai pemangku kepentingan untuk mewujudkan pemerintahan yang baik . Stakeholder bekerja bersama sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing . Program EMAS telah mengakibatkan peningkatan keterampilan para dokter , bidan , dan perawat dalam menangani kasus darurat , sehingga kasus darurat dapat ditangani lebih cepat , dan kesadaran masyarakat menggunakan fasilitas kesehatan . Faktor penghambat adalah kurangnya jumlah tenaga kesehatan yang membimbing . Sehingga , Program EMAS di kabupaten Tegal , yang bertujuan untuk mengurangi angka kematian ibu telah diterapkan secara efektif . Sistem rujukan darurat diterapkan dengan baik . Kerja kelompok telah melakukan tugas dan fungsinya dengan baik dengan tanggung jawab yang memadai .

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Hariani (2017), dengan judul " Evaluasi kinerja kebijakan kesehatan ibu dan anak ", bahwa kinerja Program EMAS di Sidoarjo cukup baik . Ini karena , dari tujuh indikator keluaran kebijakan ( akses , bias, cakupan , frekuensi , penyediaan layanan , akuntabilitas , kesesuaian program dengan kelompok sasaran ), enam indikator telah tercapai . Sementara , satu indikator , yang disebut cakupan , belum tercapai . Selain itu , indikator hasil kebijakan ( hasil awal , menengah dan jangka panjang ), telah tercapai . Penelitian ini juga menemukan faktor yang paling mempengaruhi kinerja program adalah sumber daya , disposisi dan komunikasi antar organisasi dan pelaksana . Studi ini merekomendasikan pemerintah Sidoarjo untuk melanjutkan program EMAS menggunakan keuangan independen sumber daya . Meskipun MMR dan IMR belum menurun secara signifikan dalam 5 tahun terakhir , hasilnya dapat meningkatkan komunitas partisipasi dalam meningkatkan kualitas layanan ibu dan bayi baru lahir .

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Wiwik dkk (2018 ), dengan judul “Hubungan antara Program Expanding Maternal And Neonatal Survival (Emas) dengan Peningkatan Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Bidan dalam Pengelolaan Kasus Kegawatdaruratan Obstetrik Pra Rujukan ”, bahwa program tersebut menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan mengenai pengetahuan, sikap dan perilaku bidan di bidang kegawatdaruratan kebidanan. Hasil analisis regresi logistik menunjukkan bahwa program EMAS berhubungan dengan hasil peningkatan pengetahuan, kemampuan, sikap dan perilaku bidan dibidang pengelolaan prarujukan kasus kegawatdaruratan obstetrik, managemen aktif kala III, pengetahuan PEB, sikap managemen aktif kala III . Selain penelitian tersebut, Sri dkk (2018) juga melakukan penelitian Program EMAS serupa dengan judul “ Evaluasi pelaksanaan program expanding maternal and neonatal survival (EMAS) untuk menurunkan angka kematian ibu dan anak ”, dengan hasil bahwa kehadiran program EMAS ini dirasakan manfaatnya terutama dalam hal pengembangan keterampilan karena ada pelatihan yang diberikan kepada bidan dalam hal penanganan gawat darurat pada ibu hamil dan pelatihan tentang resusitasi bayi .

Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Carwoto dan Bambang Wijayanto (2013) dengan judul “ Pengembangan dan Implementasi Sistem Informasi Jejaring Rujukan Kegawatdaruratan Maternal-Neonatal berbasis Web dan SMS ( short message service ) ” , menunjukkan bahwa sistem ini terbukti dapat mencegah terjadinya penolakan permintaan rujukan oleh semua rumah sakit , meningkatkan kesiapan pihak rumah sakit untuk menerima rujukan , serta mengurangi keterlambatan penanganan rujukan dalam jejaring pelayanan rujukan kegawatdaruratan maternal dan neonatal Dengan begitu penanganan kegawatdaruratan dapat efektif , sehingga dapat menurunkan penyebab keadaan gawat darurat maternal neonatal yang tidak teratasi dengan baik , meningkatkan keselamatan ibu hamil (maternal) dan bayi baru lahir (neonatal)
Tags