1. MATERI 1 PENGGOLONGAN OBAT BASUKI.pdf

mhadiprayitno001 7 views 68 slides Sep 23, 2025
Slide 1
Slide 1 of 68
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14
Slide 15
15
Slide 16
16
Slide 17
17
Slide 18
18
Slide 19
19
Slide 20
20
Slide 21
21
Slide 22
22
Slide 23
23
Slide 24
24
Slide 25
25
Slide 26
26
Slide 27
27
Slide 28
28
Slide 29
29
Slide 30
30
Slide 31
31
Slide 32
32
Slide 33
33
Slide 34
34
Slide 35
35
Slide 36
36
Slide 37
37
Slide 38
38
Slide 39
39
Slide 40
40
Slide 41
41
Slide 42
42
Slide 43
43
Slide 44
44
Slide 45
45
Slide 46
46
Slide 47
47
Slide 48
48
Slide 49
49
Slide 50
50
Slide 51
51
Slide 52
52
Slide 53
53
Slide 54
54
Slide 55
55
Slide 56
56
Slide 57
57
Slide 58
58
Slide 59
59
Slide 60
60
Slide 61
61
Slide 62
62
Slide 63
63
Slide 64
64
Slide 65
65
Slide 66
66
Slide 67
67
Slide 68
68

About This Presentation

MATERI PENGGOLONGAN OBAT


Slide Content

PENGGOLONGAN
OBAT
MATA KULIAH FARMAKOLOGI KEPERAWATAN
Basuki, A.Md.K.G.,S.Si.,M.S.Farm.,Apt

DEFINISI OBAT
“bahan, paduan bahan, termasuk produk biologi, yang
digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki system
fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka penetapan
diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan,
peningkatan kesehatan, dan kontrasepsi untuk manusia.”
(Undang – Undang Tentang Kesehatan nomor 17
tahun 2023)

Tujuan Penggolongan Obat
Penggolongan obat bertujuan
untuk peningkatan
keamanan dengan
memahami potensi risiko
obat apapun yang dapat
terjadi pada pasien.
Penggolongan obat
juga dimaksudkan menjaga
ketepatan penggunaan obat
serta pengamanan distribusi
Obat – obat
dikelompokkan bersama
dengan yang
memiliki kesamaan.
Penggolongan obat
merupakan metode
untuk mengelompokkan
obat – obatan, dapat
berdasarkan pada
struktur ataupun
penggunaan terapeutik

Penggolongan Obat
Berdasarkan
Kegunaan Obat

1. MENURUT KEGUNAAN OBAT
TERAPEUTIK
(Untuk menyembuhkan)
PROFILAKTIK
(Untuk mencegah)
DIAGNOSTIK
(Untuk diagnosis)

Penggolongan Obat
Berdasarkan Cara
Penggunaannya

ORAL
01
❑Obat yg dikonsumsi melalui mulut ke
dalam saluran cerna.
❑Obat yang diberikan secara oral
kelebihannya adalah relatif aman,
praktis dan ekonomis.
❑Untuk tujuan terapeutik dan efek
sistematis yang diinginkan
Contoh:
tablet, serbuk, sirup

ORAL
01
❑Sisi negatifnya adalah efek lambat . Tidak
cocok bagi klien yang sering muntah,
diare, dan tidak sadar dan tidak
kooperatif.
❑Untuk obat dengan rasa yang
mengganggu dan tidak enak,
penggunaannya terbatas.
❑Obat yang tidak aktif/terdegradasi oleh
cairan saluran cerna tidak berguna (penisilin
G, insulin).
❑Pemberian oral tidak dianjurkan jika pasien
muntah, koma, memerlukan onset cepat.

Sublingual
02
❑Penggunaan, obat diletakkan di bawah
lidah.
❑Pembuluh darah di bawah lidah adalah
pusat rasa sakit, jadi tujuannya adalah untuk
mendapatkan efek yang lebih cepat.
❑Keuntungan dari cara ini adalah obat efektif
dan menghindari kerusakan obat pada
saluran cerna dan metabolisme pada
dinding usus dan hati (tanpa melalui vena
porta)
Contoh:Isosorbidinitrat (Obat jantung)

Penghirupan
02
❑Keuntungan dari cara ini adalah obat
efektif dan menghindari kerusakan obat
pada saluran cerna dan metabolisme
pada dinding usus dan hati (tanpa melalui
vena porta) Aplikasi dilakukan dengan cara
disemprotkan (di dalam mulut). Misalnya
obat asma.
Contoh: Obat asma

Penghirupan
02
❑Keunggulanadalah penyerapannya cepat
dan seragam, kadar obat dapat dikontrol,
efek lintas pertama dapat dihindari, dan
dapat diberikan langsung ke bronkus.
❑Kerugiannya adalah membutuhkan alat
dan metode khusus, sulit untuk
menyesuaikan dosis dan sering mengiritasi
sekret epitel paru-paru, toksisitas pada
jantung. Ketika dihirup, obat menjadi gas
atau menguap dan dengan cepat diserap
melalui alveoli dan mukosa selama inhalasi.

Rektal
03
❑Digunakan melalui rektum atau anus.
❑Tujuannya adalah untuk mempercepat aksi
obat dan sifat lokal dan sistemiknya.
❑Obat oral sulit/tidak mungkin diberikan
karena radang lambung dan rusak di
lambung, menghasilkan efek lintas pertama.
Misalnya, asetosal, parasetamol,
indometasin, teofilin, barbituratKeunggulan
Contoh: asetosal supp, parasetamol supp,
teofilin supp, barbiturat supp, diazepam
rectal

Parental
04
❑Istilah injeksi mencakup semua bentuk obat
yang diberikan secara parenteral
❑Diberikan bila obat tidak diserap dari
saluran cerna dan memerlukan tindakan
cepat.
❑Injeksi dapat berupa larutan, suspensi,
atau emulsi.
❑Jika obat tidak stabil dalam cairan, itu dibuat
dalam bentuk kering.
❑Saat digunakan, cukup tambahkan air
steril untuk mendapatkan larutan atau
suspensi untuk injeksi
Contoh: Ceftriaxon inj, Ranitidin Inj,
Neurobion inj

5. Ovula
05
❑Bentuknya mirip dengan obat dubur,
dimasukkan ke dalam vagina dan lurus ke
tengah sasaran.Misalnya untuk keputihan
dan jamur.
Contoh: metronidazol ovula, flagystatin
ovula, microgest caps

Penggolongan Obat
Berdasarkan Cara
Kerja Obat

3. MENURUT CARA KERJA OBAT
•LOKAL
(Obat yang bekerja pada jaringan
setempat) obat/zat aktif yg
hanyab
erefek/menyebar/mempengaruhi
bagian tertentu tempat obat
tersebut berada, seperti pada
hidung, mata, kulit, dll
•SISTEMIK
(obat yang didistribusikan ke
seluruh tubuh) obat/zat aktif
yang masuk ke dalam peredaran
darah

Penggolongan Obat
Berdasarkan Sumber
Obat

1
TUMBUHAN
(flora, nabati), misalnya
digitalis, kina, minyak jarak
HEWAN
(fauna, hayati), misalnya
minyak ikan, adeps lanae,
cera
MINERAL
(pertambangan), misalnya
iodkali, garam dapur, parafin,
vaselin.
SINTESIS
(tiruan/buatan), misalnya
kamper sintetis, vitamin C.
4. MENURUT SUMBER OBAT
MIKROBA/FUNGI/
JAMUR
misalnya antibiotik (penicillin).
2 3 4 5

Penggolongan Obat
Berdasarkan Bentuk
Sediaan

5. MENURUT BENTUK SEDIAAN OBAT
BENTUK PADAT
(serbuk, tablet, pil, kapsul, suppositoria)
BENTUK SETENGAH PADAT
(salep/unguentum, krim, pasta, cerata, gel/jelly, occulenta
(salep mata)
BENTUK CAIR/LARUTAN
(larutan , sirup, eliksir, obat tetes, gargarisma, clysma,
epithema, injeksi, infus intravena, douche, lotio, dan mixture)
BENTUK GAS
(inhalasi/spray/aerosol)

❑Pulvis (bubuk)
Yaitu campuran kering dari obat-obatan
ataupun bahan kimia bubuk untuk
pengunaan oral atau eksternal.
❑Pulveres
Adalah bubuk yang dibagi menjadi kira-kira
sama berat dan dikemas dengan bahan
kemasan yang cocok untuk minuman.
❑Tablet (dikompresi)
Adalah untuk mengompres dalam bentuk
tabung datar ataupun bulat dengan
permukaan datar atau cembung yang
kandungannya terdiri dari satu atau lebih
jenis zat dengan atau tanpa aditif

❑Pilae (Pil)
Bentuk sediaan kecil,bulat, padat yang
terdiri dari bahanan obat dan dimaksudkan
untuk penggunaan oral. Saat ini sudah
digantikan oleh tablet dan kapsul, sehingga
jarang ditemukan. Masih banyak teh herbal.
❑Kapsul
Formulasi padat yang mengandung bahan
aktif dalam cangkang keras atau lunak yang
larut.
❑Larutan
Formulasi liqiud yang didalamnya
terkandung 1 atau lebih bahan kimia yang
mmapu larut, yang sebagian besar larut
dalam air.

❑Suspensi
Formulasi cairan yang didalamnya terkandung
partikel padat yang tersebar dalam fase cair. Jenis
suspensi adalah suspensi oral (termasuk susu /
magma), suspensi topikal (digunakan pada kulit),
aulets (telinga luar), suspensi thalamic, cairan
suspensi sirup kering.

❑Emulsion
Campuran dua fase fluida dalam sistem dispersi,
dan satu fase cair dispersal dalam fase cair sangat
halus dan didistribusikan secara seragam, dan
umumnya stabil dengan emulsi.

❑Galenik
Adalah formulasi yang dibuat dari
bahan baku yang berasal dari hewan
atau ekstrak tumbuhan.
❑Extractum
Mengekstraksi zat dari tumbuhan atau
komponen hewan menggunakan
pelarut yang sesuai, menguapkan
pelarut sepenuhnya atau hampir
seluruhnya, dan membuat sisa massa

❑Infusa
Adalah formulasi cair yang dibuat dengan
mengekstraksi herba Simplicia dengan air pada suhu
900°C selama 15 menit.
❑Immunsera (Imunoserum)
Adalah formulasi yang mengandung imunoglobulin
khas yang diperoleh dengan memurnikan dari serum
hewan. Efektif menetralkan toksin bakteri (bisa ular)
dan mengikat bakteri/ virus/antigen.
❑Unguenta (salep)
Adalah formulasi semi-padat untuk aplikasi topikal pada
kulit atau selaput lendir. Dapat dikatakan bahwa itu
adalah formulasi semi-yang mudah diterapkan dan
digunakan. Bahan zat aktif harus dilarutkan atau
terkandung dalam basis yang sesuai.

❑Supositoria
merupakan formulasi padat dari beragam berat dan
bentukan yang cara pemberiannya dalam rektum,
vagina, atau uretra dan umumnyaleleh, lunak, ataupu
larut dalam suhu tubuh.
❑ Guttae (tetes)
Adalah formulasi cair dalam bentuk larutan, emulsi,
atau suspensi.diperuntukan untuk medis atau obat luar,
menggunakan tetes obat tetes mata dapat dilakukan
antara lain Guttae ( Deep Medicine), Guttae Oris (Tetes
Oral), Guttae Auriculares (Tetes Telinga), Guttae
Nasales (Tetes Hidung), Guttae Ophtalmicae (Tetes
Mata).

❑Injeksi
Formulasi steril dalam bentuk larutan, emulsi, suspensi,
atau bubuk, yang larut atau tersuspensi sebelum
digunakan, yang disuntikkan ke dalam kulit dengan
merobek jaringan, atau injeksi.kulit atau lendir selaput.

Penggolongan Obat
Berdasarkan
Permenkes

7. BERDASARKAN PERMENKES N0 949/
MENKES/ PER/IV/2000
Obat bebas
Obat yang dapat dijual
bebas kepada umum
tanpa resep dokter
Minyak kayu putih, OBH, OBP,
Paracetamol, Vit. C, dll
Obat bebas terbatas
Obat bebas yang pada
penjualannya disertai
tanda peringatan
Antihistamin (CTM),
Antimuntah dalam perjalanan (
Antimo), Obat cacing, dll
Obat keras
Obat berbahaya jika
pemakaiannya tanpa
resep dokter
Adrenalin, antibiotika, dll.
Obat Wajib Apotek
(OWA)
Obat keras yang dapat
diserahkan oleh
apoteker tanpa resep
dokter
Salbutamol, asam mefenamat,
ranitidin, dll

7. BERDASARKAN KEPMENKES (2)
Narkotika
zat atau obat yang berasal dari tanaman atau
bukan tanaman, baik sintetis maupun
semisintetis, yang dapat menyebabkan
penurunan atau perubahan kesadaran,
hilangnya rasa, mengurangi sampai
menghilangkan rasa nyeri, dan dapat
menimbulkan ketergantungan
Kokain, ganja,
heroin, morfin, dll
Psikotropika
zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis
bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif
melalui pengaruh selektif pada susunan saraf
pusat yang menyebabkan perubahan khas
pada aktivitas mental dan perilaku.
Diazepam,
phenobarbital

OBAT BEBAS
01
Paracetamol
Antasida DoenOralitVit. C
Vit B.complex
disebut obat OTC (Over The Counter), obat yang boleh digunakan
tanpa resep dokter .
Obat bebas dapat dijual bebas di warung kelontong, toko obat
berizin, supermarket serta apotek.
tidak memerlukan pengawasan tenaga medis selama diminum
sesuai petunjuk yang tertera pada kemasan obat
Obat golongan ini ditandai dengan lingkaran berwarna hijau dengan
garis tepi berwarna hitam.

OBAT BEBAS
TERBATAS
02
CTM
Antimo
HeparinDaktarinBetadine
Dulu obat ini disebut daftar W = Waarschuwing
(Peringatan)
Obat bebas terbatas adalah obat yang sebenarnya
termasuk obat keras tetapi masih dapat dijual atau dibeli
bebas tanpa resep dokter, dan disertai dengan tanda
peringatan (P No. 1 s/d P No. 6).
tanda peringatan berupa empat persegi panjang berwarna
hitam berukuran panjang 5 cm, lebar 2 cm dan memuat
pemberitahuan berwarna putih.
Obat golongan ini ditandai dengan lingkaran berwarna
biru dengan garis tepi berwarna hitam.

OBAT BEBAS
TERBATAS
02
Peringatan tertulis untuk
Obat Bebas Terbatas
P. No. 1;
Awas Obat keras :
Bacalah Aturan Pakai !
P. No. 2 ;
Awas Obat Keras :
Hanya untuk dikumur,
jangan ditelan !
P. No. 3 ;
Awas Obat Keras :
Hanya untuk bagian luar badan !
P. No.4 ;
Awas Obat Keras :
Hanya untuk dibakar !
P. No. 5 ;
Awas Obat Keras :
Tidak Boleh ditelan !
P.No.6 ;
Awas Obat Keras :
Obat wasir,
jangan ditelan!
Dituliskan dalam bentuk tulisan putih dengan
latar belakang hitam

P. No. 1;
Awas Obat keras :
Bacalah Aturan Pakai !
Contoh

Contoh
P. No. 2 ;
Awas Obat Keras :
Hanya untuk dikumur,
jangan ditelan !

Contoh
P. No. 3 ;
Awas Obat Keras :
Hanya untuk bagian luar badan !

Contoh
P. No.4 ;
Awas Obat Keras :
Hanya untuk dibakar !
Sediaan untuk obat asma
(berbentuk rokok) sudah tidak
ada

Contoh
P. No. 5 ;
Awas Obat Keras :
Tidak Boleh ditelan !

Contoh

OBAT KERAS
03
dulu disebut obat daftar G = gevaarlijk =
berbahaya
merupakan obat berkhasiat keras yang untuk
memperolehnya harus dengan resep dokter
Obat keras ditandai dengan lingkaran bulat
berwarna merah dan garis tepi berwarna hitam
serta huruf K yang menyentuh garis tepi.
Obat-obatan yang termasuk dalam golongan ini
adalah antibiotik (tetrasiklin, penisilin, dan
sebagainya), serta obat-obatan yang mengandung
hormon (obat kencing manis, obat penenang, dan
lain-lain)

OBAT KERAS
03
Metildopa
Captopril
Misoprostol
Rhinos SR
Cefixime Tramadol

OBAT
WAJIB
APOTEK
04
merupakan obat keras yang dapat diberikan oleh
Apoteker kepada pasien dengan memenuhi
persyaratan dalam penyerahan OWA
obat-obat yang digolongkan dalam OWA adalah obat
yang diperlukan bagi kebanyakan penyakit yang
diderita pasien dan memenuhi kriteria obat yang
sesuai dengan Permenkes No.919/MENKES/PER/X/1993
Antara lain: obat antiinflamasi (asam mefenamat), obat
alergi kulit (salep hidrokotison), infeksi kulit dan mata
(salep oksitetrasiklin), antialergi sistemik (CTM), obat KB
hormonal

OBAT WAJIB APOTEK
04
Salep
Hydrocortison
Famotidine
Salep
gentamisin
Antalgin
•Meningkatkan kemampuan masyarakat dlm menolong dirinya sendiri
•Meningkatkan pengobatan sendiri secara tepat, aman, dan rasional
Tujuan Penggunaan OWA

NARKOTIK
05
❑Disebut sebagai obat bius atau daftar O
(Golongan Opiat/Opium)
❑Ditandai dengan logo yang berbentuk seperti
palang (+)
❑Menurut UU No.22 tahun 1997, narkotika adalah
zat atau obat yang berasal dari tanaman atau
bukan tanaman baik sintesis maupun semi sintesis
yang dapat menyebabkan penurunan atau
perubahan kesadaran, hilangnya rasa,
mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri,
dan dapat menimbulkan ketergantungan

NARKOTIK
05
Tujuan Penggunaan NARKOTIK
•Menjamin ketersediaan narkotika utk kepentingan pelayanan
kesehatan dan atau pengembangan ilmu pengetahuan.
•Mencegah terjadinya penyalahgunaan narkotika
•Memberantas peredaran gelap narkotika
Morfin dan garam-garamnya Pethidin Methadon
Etil morfinaCodein

PSIKO
TROPIKA
06
Tujuan Penggunaan PSIKOTROPIKA
•Menjamin ketersediaan psikotropika guna kepentingan
pelayanan kesehatan dan ilmu pengetahuan
•Mencegah terjadinya penyalahgunaan psikotropika
•Memberantas peredaran gelap psikotropika
Menurut UU No.5 Tahun 1997, psikotropika adalah zat atau obat baik
alamiah atau sintesis bukan narkotika yang bersifat psikoaktif melalui
pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan
perubahan aktivitas mental dan perilaku
Contohnya adalah amfetamin, ectasy, sabu-sabu. Termasuk juga yang
sering disalah gunakan adalah obat anti depressan (seperti diazepam,
clobazam, lithium), obat antiansietas (seperti benzodiasepin,
alprazolam) atau anti-psikotik (seperti chlorpromazine, haloperidol).

Penggolongan Obat
Berdasarkan Bentuk
Nama

OBAT GENERIK
❑Yaitu obat dengan nama generik, nama
resmi yang telah ditetapkan dalam
Farmakope Indonesia dan INN
(International Non-propietary Names)
dari WHO (World Health Organization)
❑Untuk zat berkhasiat yang dikandungnya
ditempatkan sebagai judul dari
monografi sediaan-sediaan obat yang
mengandung nama generik tersebut
sebagai zat Tunggal
❑Kesamaan kualitas obat generik dan
bermerek ini dibuktikan dengan studi
bioavailabilitas dan bioekuivalen
(BA/BE).

Obat dengan nama resmi yang
ditetapkan dalam Farmakope
Indonesia (FI) untuk zat
berkhasiat yang dikandung
1. Obat generik berlogo

❑Obat generik yang menggunakan
nama dagang dari produsen.
❑Disebut juga sebagai merek terdaftar.
❑Merupakan nama sediaan obat yang
diberikan oleh pabriknya dan terdaftar
di departemen kesehatan suatu
negara.
❑Obat nama dagang yang telah habis
masa patennya dapat diproduksi dan
dijual oleh pabrik lain dengan nama
dagang berbeda yang biasa disebut
sebagai me-too product
2. Obat Generik Bermerk (OGB)

❑Obat yang masih memiliki hak paten dan hanya dapat
diproduksi oleh produsen pemegang hak paten, diedarkan
dengan nama paten (merek) dari produsen.
❑Jika masa paten sudah berakhir, obat paten dapat
diproduksi oleh produsen lain dan disebut obat generik.
Obat generik dapat diberi nama sesuai zat berkhasiat yang
dikandungnya, dikenal sebagai “obat generik berlogo”
(OGB) atau nama dagang (merek), dikenal sebagai “obat
generik bermerek”/branded generic.
❑Obat paten disebut juga sebagai obat inovator atau
originator.
3. Obat Paten

Penggolongan Obat
Bahan Alam

OBAT TRADISIONAL
❑adalah bahan atau ramuan
bahan yang berupa bahan
tumbuhan, bahan hewan, bahan
mineral, sediaan sarian (galenik)
atau campuran dari bahan
tersebut, yang secara turun-
temurun telah digunakan untuk
pengobatan berdasarkan
pengalaman.
❑Pengelompokan obat bahan
alam Indonesia ini dibagi menjadi
jamu sebagai kelompok yang
paling sederhana, obat herbal
terstandar sebagai yang lebih
tinggi, dan fitofarmaka sebagai
yang paling tinggi
tingkatannya.

No.Tanaman Obat Bagian Tanaman Indikasi potensi
1. Temulawak (Curcuma xantorrhiza) Umbi Hepatitis, Artritis
2.Kunyit (Curcuma domestica) Umbi Hepatitis, artritis, antiseptik
3.Bawang Putih (Allium sativum) Umbi Kandidiasis, hiperlipidemia
4. Jati Belanda (Guazuma ulmitblia) Daun Anti hiperlipidemia
5.Handeuleum/Daun Ungu (Gratophyllum picium)Daun Hemoroid
6.Tempuyung (Sonchus arvensis) Daun Nefrolitiasis, Diuretik
7.Kumis Kucing (Orthosiphon stamineus) Daun Diuretik
CONTOH TANAMAN PROSPEKTIF (1)

No. Tanaman Obat Bagian Tanaman Indikasi potensi
8. Seledri (Apium graveolens) Daun Hipertensi
9. Pare (Momordica charantia) Buah, Biji Diabetes melitus
10. Jambu Biji (Psidium guajava) Daun Diare
11. Jambu Mede (Anacardium accidentale) Daun Analgetik
12. Sirih (Piper betle) Daun Antiseptik
13. Pegagan (Centella asiatica) Daun
Diuretika, antiseptik,
antikeloid, hipertensi
14. Legundi (Vitex trifolia) Daun Antiseptik
15. Pala (Myristica fragrans) Buah Sedatif
16. Jahe (Zingibers officinale) Umbi
Analgetik, Antipiretik,
Antiinflamasi
CONTOH TANAMAN PROSPEKTIF(2)

Berdasarkan cara pembuatan
serta jenis klaim penggunaan
dan tingkat pembuktian khasiat,
Obat Bahan Alam Indonesia
dikelompokkan menjadi :
JAMU
KEPUTUSAN
KEPALA BADAN PENGAWAS
OBAT DAN MAKANAN
REPUBLIK INDONESIA
Nomor : HK.00.05.4.2411
T E N T A N G
Ketentuan Pokok
Pengelompokan Dan Penandaan
Obat Bahan Alam Indonesia OBAT HERBAL
TERSTANDAR
FITOFARMAKA

JAMU
❑Jamu (Empirical based herbal
medicine)
❑obat tradisional yang disediakan
secara tradisional, misalnya dalam
bentuk serbuk seduhan, pil, dan cairan
yang berisi seluruh bahan tanaman
yang menjadi penyusun jamu tersebut
serta digunakan secarengan mengacu
pada resep peninggalan leluhur yang
disusun dari berbagai tanaman obat
yang jumlahnya cukup banyak.
❑tidak memerlukan pembuktian ilmiah
sampai dengan klinis, tetapi cukup
dengan bukti empiris
Logo berupa “RANTING DAUN TERLETAK
DALAM LINGKARAN”, dan ditempatkan pada
bagian atas sebelah kiri dari wadah /
pembungkus/brosur
Logo (ranting daun dalam lingkaran)
dicetak dengan warna hijau di atas dasar
warna putih atau warna lain yang menyolok
kontras dengan warna logo.
Tulisan “JAMU” sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) harus jelas dan mudah dibaca, dicetak
dengan warna hitam di atas dasar warna putih
atau warna lain yang menyolok kontras
dengan tulisan “JAMU”

Contoh
Jamu

Obat Herbal Terstandar
(scientific based herbal medicine)
•obat tradisional yang disajikan dari ekstrak
atau penyarian bahan alam (dapat berupa
tanaman obat, binatang, maupun mineral)
•Dibutuhkan peralatan yang lebih rumit dan
berharga mahal, ditambah dengan tenaga
kerja yang mendukung dengan
pengetahuan maupun keterampilan
pembuatan ekstrak.
•sudah terstandarisasi komposisinya, dan
sudah diujikan dan terbukti berkhasiat
lewat penelitian pada hewan.
Tulisan “OBAT HERBAL TERSTANDAR” harus jelas dan mudah
dibaca, dicetak dengan warna hitam diatas dasar warna putih
atau warna lain yang menyolok kontras dengan tulisan “OBAT
HERBAL TERSTANDAR”
Logo sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) berupa “JARI – JARI
DAUN (3 PASANG) TERLETAK DALAM LINGKARAN”, dan
ditempatkan pada bagian atas sebelah kiri dari wadah
/pembungkus /brosur
Logo (jari – jari daun dalam lingkaran) dicetak dengan warna
hijau di atas dasar warna putih atau warna lain yang menyolok
kontras dengan warna logo.

Contoh
Obat
Herbal
Terstandar

FITOFARMAKA •Fitofarmaka adalah sediaan obat yang telah
dibuktikan keamanannya dan khasiatnya
secara klinis, bahan bakunya terdiri dari
simplisia atau sediaan galenik yang telah
memenuhi persyaratan yang berlaku.
•Istilah cara penggunaannya menggunakan
pengertian farmakologik seperti diuretik,
analgetik, antipiretik dll.
•OT yang dapat disejajarkan dengan obat
modern karena proses pembuatannya telah
terstandar dan ditunjang bukti klinis pada
manusia.
•Pembuatan memerlukan tenaga ahli, waktu
yang lama dan biaya yang tinggi
Tulisan “FITOFARMAKA” harus jelas dan mudah dibaca, dicetak
dengan warna hitam di atas dasar warna putih atau warna lain
yang menyolok kontras dengan tulisan “FITOFARMAKA
Logo “JARI-JARI DAUN (YANG KEMUDIAN MEMBENTUK BINTANG)
TERLETAK DALAM LINGKARAN”, dan ditempatkan pada bagian
atas sebelah kiri dari wadah /pembungkus / brosur;
Logo (jari-jari daun dalam lingkaran) dicetak dengan warna
hijau di atas dasar putih atau warna lain yang menyolok kontras
dengan warna logo
(Clinical based herbal medicine)

Contoh
FITOFARMAKA

CONTOH FITOFARMAKA (1)
Fitofarmaka Diabetes (Kencing Manis)
mengandung ekstrak momordica fructis
yang membantu mengurangi konsentrasi
gula darah.
Diabmeneer Nyonya Meneer
Stimuno Dexa Medica
Fitofarmaka Modulator Imun
(Imunomodulator); ekstrak Phylanthus
niruri atau meniran di dalamnya berkhasiat
merangsang tubuh lebih banyak
memproduksi lebih banyak antibodi dan
mengaktifkan sistem kekebalan tubuh
agar bekerja optimal
Tensigard Phapros
Fitofarmaka
Hipertensi (Darah
Tinggi); ekstrak apii
herba dan ekstrak
orthosiphonis
berkhasiat untuk
menurunkan tekanan
darah sistolik dan
diastolik

CONTOH FITOFARMAKA (2)
Fitofarmaka Rematik; mengandung ekstrak
Curcumae Rhizoma yang berkhasiat
melancarkan peredaran darah,
menghilangkan nyeri dan kaku sendi,
menghangatkan, dan menyegarkan badan
Rheumaneer Nyonya Meneer
X-Gra Phapros
Fitofarmaka Lemah Syahwat (Impoten
Aphrodisiaka); terbuat dari ekstrak
ginseng, royal jelly, ekstrak ganoderma,
dan lainnya. Obat ini berkhasiat
meningkatkan stamina pria dan membantu
mengatasi disfungsi ereksi serta ejakulasi
dini.
Nodiar Kimia Farma
Fitofarmaka Diare
(Mencret); yang
terbuat dari ekstrak
apel dan rimpang
kurkuma. Kandungan
attapulgite dan pectin
di dalamnya diklaim
dapat mengabsorpsi
virus, bakteri, gas,
dan toksin yang
terdapat dalam usus

DISKUSI KELOMPOK
Jelaskan mengenai:
a.Pengertian
b.Jenis-jenis obat
c.Indikasi
d.Mekanisme kerja
e.Dosis
f.Rute penggunaan
g.Efek samping

a.
1.Obat Otonom
2.Obat Kardiovaskuler
3.Antibiotik
4.Obat Susunan Saraf Pusat
5.Obat antagonis hormon
6.Vitamin dan mineral (nutrisi
parental)
7.Produk biologi (vaksin)
8.Obat Kemoterapi