UNIVERSITAS PAMULANG PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN
SOSIOLOGI POLITIK 9
Secara institusional, lembaga-lembaga negara merupakan lembaga
kenegaraan yang berdiri sendiri yang satu tidak merupakan bagian dari yang
lain. Akan tetapi, dalam menjalankan kekuasaan atau wewenangnya, lembaga
Negara tidak terlepas atau terpisah secara mutlak dengan lembaga negara
lain, hal itu menunjukan bahwa UUD 1945 tidak menganut doktrin pemisahan
kekuasaan.
Dengan perkataan lain, UUD 1945 menganut asas pembagian kekuasaan
dengan menunjuk pada jumlah badan -badan kenegaraan yang diatur
didalamnya serta hubungan kekuasaan diantara badan-badan kenegaraan
yang ada, yaitu;
a. Sebelum perubahan
1. MPR, sebagai pelaksana kedaulatan rakyat, mempunyai kekuasaan
untuk menetapkan UUD, GBHN, memilih Presiden dan Wakil Presiden
serta mengubah UUD
2. Presiden, yang berkedudukan dibawah MPR, mempunyai kekuasaan
yang luas yang dapat digolongkan kedalam beberapa jenis:
a. Kekuasaan penyelenggaran pemerintahan;
b. Kekuasaan didalam bidang perundang undangan, menetapakn PP,
Perpu;
c. Kekuasaan dalam bidang yustisial, berkaitan dengan pemberian
grasi, amnesti, abolisi dan rehabilitasi;
d. Kekuasaan dalam bidang hubungan luar negeri, yaitu menyatakan
perang, membuat perdamaian dan perjanjian dengan Negara lain,
mengangkat duta dan konsul.
3. DPR, sebagai pelaksana kedaulatan rakyat mempunyai kekuasaan
utama, yaitu kekuasaan membentuk undang-undang (bersama-sama
Presiden dan mengawasi tindakan presiden.
4. DPA, yang berkedudukan sebagai badan penasehat Presiden,
berkewajiban memberikan jawaban atas pertanyaan presiden dan
berhak mengajukan usul kepada pemerintah
5. BPK, sebagai “counterpart” terkuat DPR, mempunyai kekuasaan untuk
memeriksa tanggung jawab keuangan Negara dan hasil
pemeriksaannya diberitahukan kepada DPR.
6. MA, sebagai badan kehakiman yang tertinggi yang didalam menjalankan
tugasnya tidak boleh dipengaruhi oleh kekuasaan pemerintah.
b. Setelah perubahan
1. MPR, Lembaga tinggi negara sejajar kedudukannya dengan lembaga
tinggi negara lainnya seperti Presiden, DPR, DPD, MA, MK, BPK,
menghilangkan kewenangannya menetapkan GBHN, menghilangkan
kewenangannya mengangkat Presiden (karena presiden dipilih secara
langsung melalui pemilu), tetap berwenang menetapkan dan mengubah