[1] Modul Profesional Akidah Akhlak Topik 3 (2).pdf

ZulfikarRidwan2 160 views 28 slides May 05, 2025
Slide 1
Slide 1 of 28
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14
Slide 15
15
Slide 16
16
Slide 17
17
Slide 18
18
Slide 19
19
Slide 20
20
Slide 21
21
Slide 22
22
Slide 23
23
Slide 24
24
Slide 25
25
Slide 26
26
Slide 27
27
Slide 28
28

About This Presentation

PPG Kemenag


Slide Content

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU DALAM JABATAN
KEMENTERIAN AGAMA RI
TOPIK 3

Akhlak Mahmudah dan Akhlak
Mazmumah

ii






MODUL PROFESIONAL
Akidah Akhlak
PENANGGUNG JAWAB

Prof. Dr. Suyitno, M.Ag. (Direktur Jenderal Pendidikan Islam)
Prof. Dr. Phil. Sahiron, M.Ag. (Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam)
Dr. Thobib Al-Asyhar, M.Si. (Direktur GTK Madrasah)
Dr. Munir, M.Ag. (Direktur PAI)

Penulis:
Dr. Muhammad B., M.Pd.I dan Dr. Rappe, M.Pd.I

Editor:
Fatkhu Yasik, M.Pd. | Dr. Rofiq Zainul Mun’im, M.Ag. | Dr. Khaerul Umam, M.Ag.

Hak cipta dilindungi undang-undang
All right reserved


Edisi Revisi ke-IV, Januari 2025
Desain Sampul dan Tata Letak: Nur Handi Faruq Al Ayyubi
Halaman: viii + 139

DITERBITKAN OLEH:
Direktorat Jenderal Pendidikan Islam
Kementerian Agama RI

iii

SAMBUTAN
DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM


Program Pendidikan Profesi Guru—selanjutnya disebut PPG—memiliki tujuan
untuk menghasilkan guru profesional. Guru profesional adalah guru yang memiliki
seperangkat kompetensi meliputi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional. Pada
tahun 2025, desain PPG telah mengalami perkembangan yang cukup mendasar,
sehingga dibutuhkan modul baru yang sesuai dengan inovasi yang dikembangkan di
tahun 2025.
Untuk itu, keberadaan Modul PPG ini sangat penting karena menjadi salah satu
sumber belajar mahasiswa PPG di Kementerian Agama RI. Melalui modul ini para
mahasiswa Program PPG dapat melakukan reskilling (melatih kembali) atau bahkan
upskilling (meningkatkan kemampuan) sehingga memenuhi syarat untuk menjadi guru
profesional.
DI samping itu, penulisan modul pembelajaran PPG ini menambah koleksi karya
yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI.
Aktifitas ini juga menunjukkan bahwa kita sebagai regulator dan juga sebagai instansi
pembina para guru agama dapat mengambil peran dalam penyediaan sumber belajar
bagi masyarakat.
Terakhir, kami sampaikan terimakasih kepada seluruh pihak yang terlibat dalam
penyusunan dan penyuntingan Modul PPG di lingkungan Direktorat Jenderal Pendidikan
Islam. Semoga Modul PPG ini bermanfaat bagi Lembaga Pendidikan dan Tenaga
Kependidikan (LPTK) dan dapat digunakan sebagai rujukan bagi dosen dan mahasiswa
Program PPG di lingkungan Direktorat Jenderal Pendidikan Islam.

Direktur Jenderal Pendidikan Islam,
Prof. Dr. Suyitno, M.Ag.

iv


PENGANTAR PENULIS

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas limpahan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga buku modul "Profesional Akidah Akhlak untuk Mahasiswa
PPG" ini dapat diselesaikan dengan baik. Buku ini dirancang khusus untuk mendukung
proses pembelajaran dalam Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) yang bertujuan
mencetak pendidik profesional yang mampu menghadapi tantangan pendidikan di abad
ke-21.
Modul ini hadir sebagai upaya untuk memberikan panduan praktis dan teoritis
kepada mahasiswa PPG dalam menguasai profesional secara holistik. Modul
Pendalaman Materi (PM) Profesional akiah akhlak memuat delapan topik pembahasan.
Sistematika modul ini terdiri dari bagian pendahuluan, isi, tugas mandiri dan tugas
terstruktur, test akhir modul, dan lampiran. Dilengkapi juga pada bagian penutup
terdapat jendela hikmah dan kata penutup. Kami berusaha memastikan mahasiswa tidak
hanya memahami konsep, tetapi juga mampu mengaplikasikannya dalam praktik
mengajar di lapangan.
Sebagai penulis, kami menyadari bahwa proses belajar mengajar terus
berkembang seiring dengan dinamika kebutuhan peserta didik, perkembangan
teknologi, serta kebijakan pendidikan. Oleh karena itu, buku ini dirancang untuk bersifat
fleksibel, memberikan ruang eksplorasi dan diskusi bagi mahasiswa dalam
mengeksplorasi beragam pendekatan pedagogik yang relevan.
Kami berharap modul ini dapat menjadi referensi utama sekaligus inspirasi bagi
mahasiswa PPG dalam mengembangkan kompetensi profesional dan pedagogik. Kami
juga mengundang pembaca untuk memberikan masukan dan kritik yang konstruktif guna
perbaikan modul ini di masa mendatang.
Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan buku ini. Semoga karya sederhana ini dapat memberikan
manfaat yang sebesar-besarnya bagi dunia pendidikan di Indonesia dan mencetak guru-
guru profesional yang berdedikasi tinggi.

Salam hormat,
Tim Penulis

v

DAFTAR ISI

SAMBUTAN ........................................................................................... iii
DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM .......................... iii
PENGANTAR PENULIS ..................................................................... iv
DAFTAR ISI .............................................................................................. v
PENDAHULUAN ................................................................................... 1
A.Capaian Pembelajaran Mata Kuliah (CPMK) ............................... 1
B.Ruang Lingkup Materi .................................................................. 2
C.Proses Pembelajaran Mata Kuliah............................................... 4
D.Penilaian ...................................................................................... 5
E.Refleksi dan Tindaklanjut ............................................................. 5
F.Organisasi Waktu Belajar ............................................................. 5
Topik 1: AKIDAH ISLAM .................................................................... 6
A.Definisi Akidah Islam .................................................................... 6
B.Konsep dan Teori Akidah Islam .................................................... 7
C.Urgensi dan Manfaat Akidah Islam ............................................ 11
D.Prosedur Implementasi Akidah Islam ......................................... 12
E.Kontekstualisasi (Sesuai Dengan Kearifan Lokal) ..................... 15
F.Metakognisi Akidah Islam ........................................................... 15
G.Kesimpulan ................................................................................ 16
H.Daftar Pustaka ........................................................................... 17
Topik 2: ASMAUL HUSNA .............................................................. 19
A.Definisi Asmaul Husna ............................................................... 19
B.Konsep dan Teori Asmaul Husna ............................................... 19
C.Urgensi dan Manfaat Asmaul Husna ......................................... 23
D.Prosedur Implementasi Asmaul Husna ...................................... 26
E.Kontekstualisasi (Sesuai Dengan Kearifan Lokal) ..................... 28
F.Metakognisi Akidah Islam ........................................................... 28
G.Kesimpulan ................................................................................ 29
H.Daftar Pustaka ........................................................................... 31
TOPIK 3: AKHLAK MAHMUDAH - AKHLAK MAZMUMAH . 33
A.Definisi Akhlak Mahmudah dan Akhlak Mazmumah ................... 33
B.Konsep dan Teori ....................................................................... 33
C.Urgensi dan Manfaat ................................................................. 39
D.Prosedur Implementasi .............................................................. 40
E.Kontekstualisasi (Sesuai Dengan Kearifan Lokal) ..................... 44

vi

F.Metakognisi Akhlak Mahmudah dan Akhlak Mazmumah ............ 45
G.Kesimpulan ................................................................................ 47
H.Daftar Pustaka ........................................................................... 47
Topik 4: ALIRAN-ALIRAN ILMU KALAM .................................. 49
A.Definisi Aliran-Aliran Ilmu Kalam ................................................ 49
B.Konsep dan Teori ....................................................................... 50
C.Urgensi dan Manfaat ................................................................. 54
D.Prosedur Implementasi .............................................................. 56
E.Kontekstualisasi ......................................................................... 57
F.Metakognisi Aliran-aliran Ilmu Kalam .......................................... 58
G.Kesimpulan ................................................................................ 58
H.Daftar Pustaka ........................................................................... 59
Topik 5: ALIRAN TASAWUF DAN TOKOH -TOKOHNYA ..... 60
A.Definisi Aliran Tasawuf dan Tokoh-Tokohnya ............................. 60
B.Konsep dan Teori ....................................................................... 61
C.Urgensi dan Manfaat Aliran-Aliran Tasawuf dan Tokohnya ........ 67
D.Prosedur Implementasi Aliran-Aliran Tasawuf dan Tokohnya .... 69
E.Kontekstualisasi (Sesuai Dengan Kearifan Lokal) ..................... 72
F.Metakognisi Aliran-aliran Ilmu Kalam .......................................... 73
G.Kesimpulan ................................................................................ 74
H.Daftar Pustaka ........................................................................... 75
Topik 6: OBJEK PEMBAHASAN TASAWUF ............................ 78
A.Definisi Objek Pembahasan Tasawuf ......................................... 78
B.Objek Pembahasan Tasawuf ..................................................... 79
C.Urgensi dan Manfaat Objek Pembahasan Tasawuf ................... 85
D.Prosedur Implementasi Objek Pembahasan Tasawuf ................ 87
E.Kontekstualisasi (Sesuai Dengan Kearifan Lokal) ..................... 89
F.Metakognisi Objek Pembahasan Tasawuf .................................. 90
G.Kesimpulan ................................................................................ 91
H.Daftar Pustaka ........................................................................... 92
Topik 7: PENDIDIKAN NILAI - PENDIDIKAN KARAKTER . 95
A.Definisi Pendidikan Nilai dan Pendidikan Karakter .................... 95
B.Konsep dan Teori ....................................................................... 95
C.Urgensi dan Manfaat ............................................................... 111
D.Prosedur Implementasi ............................................................ 112
E.Kontekstualisasi (Sesuai Dengan Kearifan Lokal) ................... 115
F.Metakognisi Pendidikan Nilai dan Pendidikan Karakter ............ 116
G.Kesimpulan .............................................................................. 117
H.Daftar Pustaka ......................................................................... 118
TOPIK 8: MODERASI BERAGAMA .......................................... 120
A.Definisi Moderasi Beragama .................................................... 120
B.Konsep dan Teori Moderasi Beragama .................................... 121
C.Urgensi dan Manfaat Moderasi Beragama .............................. 128

vii

D.Prosedur Implementasi Moderasi Beragama ........................... 129
E.Kontekstualisasi (Sesuai Dengan Kearifan Lokal) ................... 130
F.Metakognisi Moderasi Beragama ............................................. 132
G.Kesimpulan .............................................................................. 134
H.Daftar Pustaka ......................................................................... 135
GLOSARIUM ........................................................................................ 137

Page | 1

PENDAHULUAN

A. Capaian Pembelajaran Mata Kuliah (CPMK)
1. Capaian Pembelajaran Mata Kuliah (CPMK) pada topik Akidah Islam
Mahasiswa mampu Menguasai, Memahami dan menghayati makna Akidah Islam dan
berbagai aspeknya, serta mengidentifikasi ruang lingkup akidah Islam
Subcapaian Pembelajaran Mata Kuliah
a. Memahami hakikat Akidah Islam dan posisi Akidah dalam ajaran Islam.
b. Memahami dan meyakini tentang Allah dan Kemaha-Esaan Allah.
c. Memahami tauhid dan berbagai aspeknya
2. Capaian Pembelajaran Mata Kuliah (CPMK) pada topik Asmaul Husna
Mahasiswa mampu menguasai, memahami dan menghayati makna asmaul husna dan
berbagai aspeknya, serta mengidentifikasi ruang lingkup asmaul Husna.
Subcapaian Pembelajaran Mata Kuliah
a. Memahami konsep dasar Asmaul Husna.
b. Memahami makna dan sifat Asmaul Husna.
c. Mengaplikasikan Nilai-Nilai Asmaul Husna dalam Kehidupan sehari-hari.
3. Capaian Pembelajaran Mata Kuliah (CPMK) pada topik Akhlak Mahmudah dan
Akhlak Mazmumah
Mahasiswa mampu memahami makna Akhlak dalam Islam, pembagiannya serta
berbagai aspeknya, serta mengidentifikasi macam-macam akhlak terpuji (mahmudah)
dan tercela (Mazmumah)
Subcapaian Pembelajaran Mata Kuliah
a. Memahami hakikat akhlak Islam dan kedudukan akhlak dalam ajaran Islam.
b. Memahami konsep akhlak terpuji (mahmudah) dan akhlak tercela (mazmumah).
c. Mengidentifikasi macam-macam akhlak terpuji (mahmudah) dan akhlak tercela
(mazmumah).
d. Mempraktekkan akhlak terpuji (mahmudah) dan akhlak tercela (mazmumah) dalam
kehidupan sehari-hari.
4. Capaian Pembelajaran Mata Kuliah (CPMK) pada topik Aliran-Aliran Ilmu Kalam,
Tokoh, dan Objek Pembahasannya
Mahasiswa mampu memahami dan menganalis aliran-aliran dalam ilmu kalam beserta
tokohnya dan objek utama pembahasan ilmu kalam.
Subcapaian Pembelajaran Mata Kuliah
a. Memahami konsep aliran-aliran dalam ilmu kalam.
b. mengidentifikasi dan membedakan karakteristik utama dari berbagai aliran dalam Ilmu
Kalam, seperti Mu'tazilah, Asy'ariyah, Maturidiyah, Khawarij, Syiah, dan lainnya.
c. Mendeskripsikan kontribusi tokoh-tokoh utama dalam Ilmu Kalam.

2

d. Menganalisis objek pembahasan Ilmu Kalam, seperti sifat-sifat Allah, qadha dan
qadar, kebebasan manusia, iman dan kufur, serta hubungan akal dan wahyu.
5. Capaian Pembelajaran Mata Kuliah (CPMK) pada topik Aliran Tasawuf dan Tokoh-
Tokohnya
Mahasiswa mampu memahami dan menganalisis aliran-aliran tasawuf beserta ajaran dan
kontribusi tokoh-tokohnya dalam perkembangan spiritualitas Islam.
Subcapaian Pembelajaran Mata Kuliah
a. Menjelaskan definisi, hakikat, dan tujuan tasawuf dalam Islam.
b. Mendeskripsikan sejarah munculnya tasawuf, faktor-faktor yang melatarbelakanginya,
dan perkembangannya dalam peradaban Islam.
c. Mendeskripsikan aliran-aliran dalam tasawuf serta konttribusi para tokoh dalam
perkembangan spiritualitas Islam.
6. Capaian Pembelajaran Mata Kuliah (CPMK) pada topik Objek Pembahasan Tasawuf
Mahasiswa mampu memahami objek pembahasan dalam tasawuf, serta mengaitkan
konsep tasawuf dengan praktik spiritual dan kehidupan sosial dalam tradisi Islam.
Subcapaian Pembelajaran Mata Kuliah
a. Menjelaskan dan memahami makna objek pembahasan tasawuf beserta dalilnya.
b. Mengidentifikasi ruang lingkup pembahasan tasawuf dalam hubungan antara makhluk
dengan Tuhan (hablum min Allah) dan hubungan antar sesama makhluk (hablum min
al-nas)
7. Capaian Pembelajaran Mata Kuliah (CPMK) pada topik Pendidikan Nilai dan
Pendidikan Karakter
Mahasiswa mampu memahami konsep dasar dan tujuan pendidikan nilai dan pendidikan
karakter
Subcapaian Pembelajaran Mata Kuliah
a. Menjelaskan pengertian pendidikan nilai dan pendidikan karakter.
b. Mengidentifikasi tujuan dan macam-macam pendidikan nilai dan pendidikan karakter
dalam pendidikan
8. Capaian Pembelajaran Mata Kuliah (CPMK) pada topik Moderasi Beragama
Mahasiswa mampu memahami konsep moderasi beragama dalam konteks pluralitas
agama dan budaya, serta mengidentifikasi tantangan dinamika moderasi beragama
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Subcapaian Pembelajaran Mata Kuliah
a. Memahami Konsep dan urgensi moderasi beragama.
b. Mengidentifikasi prinsip-prinsip moderasi beragama (tengah, adil, toleransi, saling
menghormati).
c. Mengidentifikasi tantangan sosial, politik, dan budaya yang menghambat moderasi
beragama

B. Ruang Lingkup Materi
Ruang lingkup materi pada bagian pertama, "Akidah Islam" meliputi pembahasan
tentang tauhid dan iman kepada sifat-sifat Allah, iman kepada Malaikat, iman kepada kitab-

3

kitab Allah, iman kepada Rasul-rasul Allah, iman kepada hari akhir, dan iman kepada takdir
baik dan takdir buruk. Materi ini akan menjelaskan definisi Akidah Islam. Pembahasan lebih
lanjut mengenai sintaks atau tahapan akan memberikan gambaran praktis tentang
bagaimana menerapkannya dalam pembelajaran. Selain itu, bagian ini juga akan
mengkontekstualisasikan bagaimana akidah Islam dapat diterapkan dalam pembelajaran
Akidah Akhlak.
Ruang lingkup materi pada bagian kedua, "Asmaul Husna" meliputi meliputi
pemahaman tentang 99 nama-nama Allah yang mencerminkan sifat-sifat-Nya yang agung,
penerapannya dalam kehidupan sehari-hari, serta bagaimana nama-nama tersebut dapat
meningkatkan keimanan dan memperbaiki akhlak umat Islam. Dengan mengenal, menghafal,
dan mengamalkan Asmaul Husna, umat Islam diajarkan untuk mendekatkan diri kepada
Allah, memperbaiki diri, dan menciptakan kehidupan sosial yang lebih baik. Materi ini akan
menjelaskan definisi Asmaul Husna. Pembahasan lebih lanjut mengenai sintaks atau tahapan
akan memberikan gambaran praktis tentang bagaimana menerapkannya dalam
pembelajaran. Selain itu, bagian ini juga akan mengkontekstualisasikan bagaimana Asmaul
Husna dapat diterapkan dalam pembelajaran Akidah Akhlak.
Ruang lingkup materi pada bagian ketiga, "Akhlak Mahmudah dan Akhlak
Mazmumah" meliputi pembahasan Ruang Lingkup Akhlak Mahmudah mencakup berbagai
aspek dalam kehidupan manusia yang mengacu pada perilaku terpuji. Secara umum, ruang
lingkup ini meliputi hubungan manusia dengan Allah SWT, dengan sesama manusia, dengan
diri sendiri, dan dengan lingkungan dan ruang lingkup Akhlak Mazmumah mencakup berbagai
aspek kehidupan manusia yang dipengaruhi oleh perilaku tercela atau sifat buruk yang ada
pada diri individu. Akhlak mazmumah berhubungan dengan karakter dan tindakan yang
bertentangan dengan ajaran Islam dan nilai-nilai kemanusiaan yang baik Materi ini akan
menjelaskan definisi Akhlak Mahmudah dan Akhlak Mazmumah. Pembahasan lebih lanjut
mengenai sintaks atau tahapan akan memberikan gambaran praktis tentang bagaimana
menerapkannya dalam pembelajaran. Selain itu, bagian ini juga akan
mengkontekstualisasikan bagaimana Akhlak Mahmudah dan Akhlak Mazmumah dapat
diterapkan dalam pembelajaran Akidah Akhlak.
Ruang lingkup materi pada bagian keempat, " Aliran-aliran Ilmu Kalam, Tokoh, dan
Objek Pembahasannya" meliputi pembahasan tentang aliran-aliran Ilmu Kalam mencakup
berbagai topik utama yang menjadi fokus diskusi dalam teologi Islam. Setiap aliran memiliki
pendekatan dan kontribusi yang khas dalam membahas isu-isu ini, dipengaruhi oleh
perkembangan sejarah, sosial, dan intelektual pada masanya. Materi ini akan menjelaskan
definisi aliran-aliran ilmu kalam, tokoh, dan objek pembahasannya. Pembahasan lebih lanjut
mengenai sintaks atau tahapan akan memberikan gambaran praktis tentang bagaimana
menerapkannya dalam pembelajaran. Selain itu, bagian ini juga akan
mengkontekstualisasikan bagaimana aliran-aliran ilmu kalam, tokoh, dan objek
pembahasannya dapat diterapkan dalam pembelajaran Akidah Akhlak.
Ruang lingkup materi pada bagian kelima, " Aliran Tasawuf dan Tokoh-tokohnya"
meliputi pembahasan tentang Aliran-aliran tasawuf memiliki ruang lingkup yang sangat luas,
mencakup aspek spiritual, sosial, budaya, bahkan hingga politik. Materi ini akan menjelaskan
definisi aliran tasawuf dan tokoh-tokohnya. Pembahasan lebih lanjut mengenai sintaks atau
tahapan akan memberikan gambaran praktis tentang bagaimana menerapkannya dalam

4

pembelajaran. Selain itu, bagian ini juga akan mengkontekstualisasikan bagaimana aliran
tasawuf dan tokoh-tokohnya dapat diterapkan dalam pembelajaran Akidah Akhlak.
Ruang lingkup materi pada bagian keenam, "Objek Pembahasan Tasawuf " meliputi
pembahasan tentang tasawuf sebagai salah satu dimensi penting dalam Islam, memiliki
ruang lingkup pembahasan yang sangat luas dan mendalam. Objek pembahasan dalam
tasawuf tidak hanya terbatas pada aspek teoritis, namun juga mencakup praktik-praktik
spiritual dan pengalaman batin. Materi ini akan menjelaskan definisi objek pembahasan
tasawuf. Pembahasan lebih lanjut mengenai sintaks atau tahapan akan memberikan
gambaran praktis tentang bagaimana menerapkannya dalam pembelajaran. Selain itu,
bagian ini juga akan mengkontekstualisasikan bagaimana objek pembahasan tasawuf dapat
diterapkan dalam pembelajaran Akidah Akhlak.
Ruang lingkup materi pada bagian ketujuh, "Pendidikan Nilai dan Pendidikan
Karakter" meliputi pembahasan tentang pembahasan pendidikan nilai adalah: nilai agama,
nilai moral dan etika, nilai sosial, nilai kebangsaan dan patriotisme, nilai lingkungan, nilai
kemanusiaan, nilai personal atau diri nilai professional dan ruang lingkup pembahasan
pendidikan karakter adalah akhlak kepada allah, akhlak kepada rasulullah, akhlak kepada
sesama manusia, akhlak kepada lingkungan, akhlak kepada alam semesta, akhlak kepada
bangsa dan Negara. Materi ini akan menjelaskan definisi pendidikan nilai dan pendidikan
karakter. Pembahasan lebih lanjut mengenai sintaks atau tahapan akan memberikan
gambaran praktis tentang bagaimana menerapkannya dalam pembelajaran. Selain itu,
bagian ini juga akan mengkontekstualisasikan bagaimana pendidikan nilai dan pendidikan
karakter dapat diterapkan dalam pembelajaran Akidah Akhlak.
Ruang lingkup materi pada bagian kedenapan, "Moderasi Beragama" meliputi
pembahasan tentang moderasi beragama mencakup berbagai aspek yang bertujuan untuk
menciptakan harmoni dalam keberagaman serta mencegah ekstremisme dalam praktik
keagamaan. Materi ini akan menjelaskan definisi moderasi beragama. Pembahasan lebih
lanjut mengenai sintaks atau tahapan akan memberikan gambaran praktis tentang
bagaimana menerapkannya dalam pembelajaran. Selain itu, bagian ini juga akan
mengkontekstualisasikan bagaimana moderasi beragama dapat diterapkan dalam
pembelajaran Akidah Akhlak.
C. Proses Pembelajaran Mata Kuliah
Agar anda dapat mencapai hasil belajar yang memuaskan sesuai dengan kompetensi
yang diharapkan, anda dapat mengikuti petunjuk berikut:
1. Bacalah secara cermat tujuan belajar yang hendak dicapai.
2. Cermati materi akidah islam, asmaul husna, akhlak mahmudah dan akhlak mazmumah,
aliran-aliran ilmu kalam, tokoh, dan objek pembahasannya, aliran tasawuf dan tokoh-
tokohnya, pendidikan nilai dan pendidikan karakter, dan moderasi beragama.
3. Kerjakan latihan soal dengan baik, untuk memperlancar pemahaman anda.
4. Setelah anda mempersiapkan segala peralatan yang diperlukan, mulailah membaca
modul ini secara teliti dan berurutan.
Bacalah daftar buku rujukan/referensi tambahan dalam rangka menunjang
pembelajaran dan memperluas pengetahuan

5

D. Penilaian
Penilaian dalam modul ini berupa resume materi Akidah Islam, Asmaul Husna, Akhlak
Mahmudah dan Akhlak Mazmumah , Aliran-Aliran Ilmu Kalam, Tokoh, dan Objek
Pembahasannya, Aliran Tasawuf dan Tokoh-Tokohnya, Pendidikan Nilai dan Pendidikan
Karakter, dan Moderasi Beragama, menganalisis bahan ajar pada masing-masing topik,
membuat refleksi pembelajaran, mengembangkan bahan ajar berbasis advanced material,
mendiskusikan setiap topik dan langkah implementasinya dalam pembelajaran bermakna dan
tes akhir modul.
E. Refleksi dan Tindaklanjut
Materi Akidah Islam, asmaul husna, akhlak mahmudah dan akhlak mazmumah, aliran-
aliran ilmu kalam, tokoh, dan objek pembahasannya, aliran tasawuf dan tokoh-tokohnya,
pendidikan nilai dan pendidikan karakter, dan moderasi beragama. Dalam pembelajaran
Akidah Akhlak telah membantu siswa memahami konsep pembelajaran berbasis masalah dan
proyek, serta mengaplikasikan nilai-nilai Islam seperti toleransi dan kerja sama. Siswa
menunjukkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif, meskipun beberapa masih mengalami
kesulitan dalam diskusi atau menyelesaikan proyek tepat waktu. Hambatan teknis dan
keterbatasan sumber daya juga menjadi tantangan yang perlu diatasi.
Berdasarkan refleksi tersebut, langkah-langkah tindak lanjut dirancang untuk
memperbaiki proses pembelajaran ke depannya. Pertama, bimbingan lebih intensif perlu
diberikan kepada siswa yang menghadapi kendala, baik dalam memahami materi maupun
dalam menyelesaikan proyek. Kedua, pelatihan bagi guru tentang strategi perlu ditingkatkan,
terutama dalam aspek manajemen waktu dan penggunaan teknologi. Ketiga, variasi dan
materi harus diperkaya untuk menjaga minat siswa. Contoh-contoh kontekstual dan relevan,
seperti peran ulama lokal atau aplikasi nilai-nilai Islam dalam masyarakat modern, dapat
memperkuat pengalaman belajar mereka.
F. Organisasi Waktu Belajar
Pembelajaran pada materi akidah islam, asmaul husna, akhlak mahmudah dan akhlak
mazmumah, aliran-aliran ilmu kalam, tokoh, dan objek pembahasannya, aliran tasawuf dan
tokoh-tokohnya, pendidikan nilai dan pendidikan karakter, dan moderasi beragama. Dalam
pembelajaran Akidah Akhlak dilaksanakan 8 pertemuan, dan setiap pertemuan 1x13,5 jam
pelajaran.

33

TOPIK 3: AKHLAK MAHMUDAH DAN
AKHLAK MAZMUMAH

A. Definisi Akhlak Mahmudah dan Akhlak Mazmumah
1. Akhlak Mahmudah
Dalam bahasa Arab, istilah akhlak berasal dari kata "khuluq" ( قلخ) yang berarti sifat,
tabiat, atau kebiasaan. Sementara itu, mahmudah (ةدومحم) berarti terpuji atau baik. Jadi,
secara bahasa, akhlak mahmudah berarti sifat atau perilaku yang terpuji.
Secara istilah, akhlak mahmudah adalah sifat atau perilaku manusia yang baik,
sesuai dengan tuntunan syariat Islam, yang mencerminkan kebaikan hati, keimanan, dan
kepatuhan kepada Allah SWT. Akhlak mahmudah mencakup perilaku yang membawa
kebaikan bagi diri sendiri, sesama manusia, dan lingkungan, seperti kejujuran, kesabaran,
kerendahan hati, kasih sayang, dan rasa syukur.
2. Akhlak Mazmumah
Secara istilah, akhlak mazmumah merujuk pada sifat-sifat atau perilaku yang tercela,
buruk, atau tidak sesuai dengan ajaran Islam. Mazmumah berasal dari kata "zamama"
yang berarti tercela atau buruk. Jadi, akhlak mazmumah dapat diterjemahkan sebagai
"akhlak yang tercela" atau "sifat-sifat yang buruk."
Akhlak mazmumah adalah sifat-sifat yang harus dijauhi oleh seorang Muslim karena
dapat merusak hubungan dengan Allah, sesama manusia, dan lingkungan sekitar
B. Konsep dan Teori Akhlak Mahmudah dan Akhlak Mazmumah
1. Peta Konsep Akhlak Mahmudah dan Akhlak Mazmumah












2. Konsep Akhlak Mahmudah dan Akhlak Mazmumah

34

a. Konsep Akhlak Mahmudah
Konsep akhlak mahmudah mencakup berbagai aspek dalam kehidupan manusia
yang mengacu pada perilaku terpuji. Secara umum, ruang lingkup ini meliputi
hubungan manusia dengan Allah SWT, dengan sesama manusia, dengan diri sendiri,
dan dengan lingkungan.
1) Hubungan manusia dengan Allah (Hablum Minallah) merujuk pada hubungan
spiritual dan keagamaan yang dijalin oleh seorang Muslim dengan Allah SWT
sebagai Pencipta, Pemelihara, dan Pengatur alam semesta. Hubungan ini adalah
dasar dari seluruh kehidupan seorang Muslim, yang mencakup pengabdian,
ketaatan, dan rasa syukur kepada Allah.
2) Hubungan dengan sesama manusia (Hablu Minannas) merujuk pada interaksi,
hubungan, dan sikap yang harus dijalin oleh seorang Muslim terhadap sesama
manusia. Dalam Islam, hubungan dengan sesama manusia sangat ditekankan
karena mencerminkan moralitas dan kualitas iman seseorang. Islam mengajarkan
agar setiap individu menjalankan hubungan sosial dengan penuh kasih sayang,
saling menghormati, dan memelihara kebaikan dalam masyarakat.
3) Pengertian Hubungan dengan Diri Sendiri (Hablum Minan-Nafs) merujuk pada cara
seseorang berinteraksi dan menjaga keseimbangan dengan dirinya sendiri,
termasuk dalam hal perasaan, pikiran, dan tindakan. Hubungan ini sangat penting
dalam Islam karena mencakup bagaimana seseorang menjaga kondisi spiritual,
emosional, dan fisiknya, serta bagaimana ia memperlakukan diri sendiri dalam
menjalani kehidupan.
4) Pengertian Hubungan dengan Lingkungan (Hablum Minal Alam) dalam Islam
merujuk pada interaksi dan sikap yang dimiliki seorang Muslim terhadap alam
semesta, termasuk flora, fauna, dan semua yang ada di bumi. Hubungan ini
mencerminkan bagaimana seorang Muslim menjaga, merawat, dan memanfaatkan
alam sesuai dengan prinsip-prinsip Islam. Islam mengajarkan bahwa bumi dan
segala isinya adalah ciptaan Allah SWT yang harus dihormati dan dilestarikan
sebagai bentuk amanah dan tanggung jawab.
b. Konsep Akhlak Mazmumah
Konsep Akhlak Mazmumah mencakup berbagai aspek kehidupan manusia yang
dipengaruhi oleh perilaku tercela atau sifat buruk yang ada pada diri individu. Akhlak
mazmumah berhubungan dengan karakter dan tindakan yang bertentangan dengan
ajaran Islam dan nilai-nilai kemanusiaan yang baik. Berikut adalah ruang lingkup yang
mencakup akhlak mazmumah:
1) Akhlak mazmumah terhadap Allah berkaitan dengan perilaku buruk yang
mencoreng hubungan seorang hamba dengan Sang Pencipta
2) Akhlak mazmumah terhadap sesama manusia mencakup sifat-sifat tercela yang
merusak hubungan sosial antar individu dalam masyarakat
3) Akhlak mazmumah juga merujuk pada perilaku buruk terhadap diri sendiri yang
merusak moralitas dan karakter pribadi.
4) Akhlak mazmumah juga berkaitan dengan bagaimana seseorang memperlakukan
buruk lingkungan sekitar, baik itu alam, hewan, maupun fasilitas umum
3. Teori terkait Akhlak Mahmudah dan Akhlak Mazmumah

35

a. Akhlak Mahmudah
Akhlak mahmudah adalah tingkah laku terpuji yang merupakan tanda keimanan
seseorang. Akhlak mahmudah atau akhlak terpuji ini dilahirkan dari sifat-sifat yang
terpuji pula”.
1) Dalil tentang Akhlak Mahmudah
َهاللّٰ اوُجْرَي َناَك ْنَمِ ل ٌةَنَسَح ٌةَوْسُا ِهاللّٰ ِلْوُسَر ْيِف ْمُكَل َناَك ْدَقَل َرِخْٰلْا َمْوَيْلاَو
اًرْيِثَك َهاللّٰ َرَكَذَو
Terjemahnya:
Sungguh, pada (diri) Rasulullah benar-benar ada suri teladan yang baik bagimu,
(yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat
serta yang banyak mengingat Allah.
2) Prinsip-prinsip Akhlak Mahmudah
Prinsip-prinsip Akhlak Mahmudah adalah dasar nilai-nilai akhlak yang mulia
yang diajarkan dalam Islam. Akhlak mahmudah mencakup berbagai sifat dan
perilaku yang terpuji, yang harus dimiliki oleh setiap Muslim agar dapat hidup sesuai
dengan ajaran Islam dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Berikut adalah
beberapa prinsip utama dalam akhlak mahmudah:
a) Kejujuran: adalah prinsip dasar akhlak yang sangat ditekankan dalam Islam.
Seorang Muslim harus selalu berkata benar dan tidak berbohong dalam setiap
situasi, baik dalam perkataan maupun perbuatan.
b) Kesabaran: adalah sikap untuk tetap teguh dan tabah dalam menghadapi ujian,
kesulitan, atau cobaan hidup. Islam mengajarkan untuk bersabar dalam setiap
situasi, baik saat menerima kebahagiaan maupun kesulitan.
c) Rendah hati: adalah sifat yang mencerminkan kesadaran diri tentang kelemahan
dan keterbatasan. Seorang Muslim yang rendah hati tidak merasa sombong
meski memiliki kelebihan, dan ia tidak merendahkan orang lain.
d) Kedermawanan: Seorang Muslim harus dermawan dan suka membantu orang
lain, terutama yang membutuhkan. Kedermawanan adalah sikap yang
menunjukkan kemurahan hati dan kepedulian terhadap sesama.
e) Pemaaf: adalah kemampuan untuk memaafkan orang lain yang telah melakukan
kesalahan terhadap kita. Islam mendorong umatnya untuk selalu memaafkan
orang lain, meskipun mereka telah berbuat salah.
f) Tanggung jawab: adalah prinsip yang mengajarkan agar setiap Muslim
menunaikan kewajiban dengan penuh amanah dan tidak mengabaikan tanggung
jawab yang telah diberikan.
g) Empati dan kasih sayang: adalah prinsip untuk menunjukkan kepedulian kepada
orang lain dengan memahami perasaan mereka dan memberikan dukungan
emosional, terutama kepada mereka yang lemah dan membutuhkan.
h) Keadilan: adalah prinsip yang mengajarkan untuk memperlakukan setiap orang
secara adil tanpa memihak. Seorang Muslim harus selalu berusaha untuk
berlaku adil dalam segala hal.
i) Sikap syukur: Seorang Muslim harus selalu bersyukur kepada Allah atas segala
nikmat yang diberikan-Nya, baik nikmat berupa harta, kesehatan, maupun

36

kebahagiaan. Sikap syukur mencakup pengakuan atas nikmat Allah dan
penggunaan nikmat tersebut untuk kebaikan.
b. Akhlak Mazmumah
Akhlak madzmumah adalah tingkah laku yang tercela atau perbuatan jahat yang
merusak iman seseorang dan menjatuhkan martabat manusia
1) Dalil tentang Akhlak Mazmumah
َك�دَخ ْرِّ عَصُت َلََو �لُك �بِّحُي َلَ َهاللّٰ �نِّا
ۗ
اًحَرَم ِّضْرَْلَا ىِّف ِّشْمَت َلََو ِّسا�نلِّل
ٍرْوُخَف ٍلاَتْخُم
Terjemahnya:
Janganlah memalingkan wajahmu dari manusia (karena sombong) dan janganlah
berjalan di bumi ini dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai setiap
orang yang sombong lagi sangat membanggakan diri.
2) Prinsip-prinsip Akhlak Mazmumah
Prinsip-prinsip Akhlak Mazmumah mengacu pada sikap-sikap buruk atau
sifat-sifat tercela yang sebaiknya dihindari oleh seorang Muslim. Prinsip-prinsip ini
mencakup berbagai aspek moral yang bertentangan dengan ajaran Islam dan dapat
merusak hubungan manusia dengan Allah, sesama manusia, dan lingkungan.
Berikut adalah beberapa prinsip dasar dari akhlak mazmumah yang perlu dijauhi:
a) Kesombongan: adalah sikap merasa diri lebih tinggi, lebih baik, atau lebih penting
daripada orang lain. Ini adalah salah satu prinsip akhlak mazmumah yang sangat
dilarang dalam Islam.
b) Dengki: adalah perasaan iri terhadap keberhasilan atau kebahagiaan orang lain
dan keinginan untuk melihatnya hilang. Sifat ini mengarah pada kebencian dan
permusuhan.
c) Kebohongan: adalah sifat untuk berbicara tidak sesuai dengan kenyataan atau
menyampaikan informasi yang salah dengan tujuan menipu.
d) Ghibah: adalah berbicara tentang orang lain di belakang mereka dengan cara
yang tidak disukai orang tersebut.
e) Marah: yang tidak terkendali atau berlebihan bisa menjadi akhlak mazmumah
yang merusak hubungan dengan orang lain. Marah dapat menyebabkan
seseorang berkata atau berbuat hal yang tidak bijak.
f) Kikir: adalah sifat enggan untuk memberikan atau berbagi kepada orang lain,
meskipun mampu.
g) Tamak: adalah sifat rakus atau serakah yang selalu ingin lebih, meskipun sudah
cukup.
h) Penipuan adalah tindakan tidak jujur yang dilakukan dengan tujuan mengelabui
orang lain demi keuntungan pribadi.



4. Penelitian yang relevan terkait Akhlak Mahmudah dan Akhlak Mazmumah
a. "Peran Keluarga Maslahah dalam Membentuk Akhlak Mahmudah pada Anak di Masa
Pandemi Covid-19" oleh Siti Aisyah (2021). Penelitian ini mengkaji bagaimana peran

37

keluarga maslahah dalam membentuk akhlak mahmudah pada anak selama masa
pandemi Covid-19. Hasil penelitian menunjukkan bahwa akhlak mahmudah dalam
perspektif keluarga maslahah dikonsepkan sebagai masalih usra (kemaslahatan bagi
keluarga) dan kemaslahatan bagi masyarakat.
b. "Analisis Akhlak Mazmumah dalam Al-Qur'an" oleh Zulbadri (2020). Penelitian ini
bertujuan untuk membahas akhlak mazmumah dalam Islam. Banyak ditemukan bentuk
ungkapan akhlak buruk dalam pergaulan sehari-hari. Akhlak merupakan perilaku
manusia dalam kehidupan sehari-hari yang telah melekat pada diri seseorang. Salah
dalam tindakan seseorang manusia yang panutannya bersumber dari Al-Qur’an dan
Hadis Rasulullah saw. Metode penulisan ini adalah dengan metode library research.
c. "Implementasi Akhlak Mahmudah dan Mazmumah dalam Pembelajaran Pendidikan
Agama Islam" oleh Ahmad Fauzi (2022). Penelitian ini meneliti bagaimana
implementasi akhlak mahmudah dan mazmumah dalam pembelajaran Pendidikan
Agama Islam di sekolah menengah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemahaman
dan penerapan kedua konsep akhlak ini dapat meningkatkan karakter siswa secara
signifikan.
d. "Pengaruh Akhlak Mahmudah terhadap Prestasi Belajar Siswa" oleh Nurul Hidayah
(2023). Penelitian ini mengkaji pengaruh akhlak mahmudah terhadap prestasi belajar
siswa di tingkat sekolah dasar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa yang
memiliki akhlak terpuji cenderung memiliki prestasi belajar yang lebih baik
dibandingkan dengan siswa yang kurang menerapkan akhlak mahmudah.
e. "Studi Komparatif antara Akhlak Mahmudah dan Akhlak Mazmumah dalam Perspektif
Pendidikan Islam" oleh Muhammad Iqbal (2021). Penelitian ini membandingkan
konsep akhlak mahmudah dan akhlak mazmumah serta implikasinya dalam pendidikan
Islam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemahaman yang mendalam tentang
kedua konsep ini penting untuk membentuk karakter peserta didik yang sesuai dengan
nilai-nilai Islam.
5. Praktik Baik Implementasi Akhlak Mahmudah dan Akhlak Mazmumah
a. Akhlak Mahmudah (Akhlak Terpuji)
Akhlak Mahmudah adalah perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai Islam dan
mencerminkan kebaikan, kejujuran, dan keadilan. Praktik baik implementasi akhlak
ini bertujuan untuk membentuk individu yang berkepribadian mulia, berintegritas, dan
bermanfaat bagi sesama. Contoh Praktik Baik Implementasi Akhlak Mahmudah:
1) Kejujuran:
- Menjaga amanah dalam pekerjaan dan kehidupan sehari-hari.
- Tidak berbohong saat memberikan informasi, baik dalam konteks pendidikan,
pekerjaan, maupun keluarga.
Video praktik baik sifat jujur pada pembelajaran akidah akhlak dapat diakses
melalui link youtube: https://www.youtube.com/watch?v=8BQxal6O34U

2) Kesabaran:
- Menerima dan menghadapi ujian hidup dengan tenang, tidak mudah marah atau
frustrasi.
- Sabar dalam mendidik anak-anak atau siswa, memberikan penjelasan dengan

38

cara yang lembut.
Video praktik baik sifat sabar pada pembelajaran akidah akhlak dapat diakses
melalui link youtube: https://www.youtube.com/watch?v=xYBSDUjHwBg
3) Kedermawanan:
- Membantu fakir miskin atau mereka yang membutuhkan melalui sedekah atau
infak.
- Aktif dalam kegiatan sosial seperti donasi, kerja bakti, atau membantu tetangga.
Video praktik baik sifat dermawan pada pembelajaran akidah akhlak dapat
diakses melalui link youtube: https://www.youtube.com/watch?v=CkTfgrrsP1A
4) Tawadhu’ (Rendah Hati):
- Tidak sombong meskipun memiliki kelebihan, baik dalam ilmu maupun harta.
- Menghormati orang lain, baik yang lebih tua maupun lebih muda.
Video praktik baik sifat rendah hati pada pembelajaran akidah akhlak dapat
diakses melalui link youtube: https://www.youtube.com/watch?v=T7W_Zlmu8RQ
5) Husnuzhan (Berbaik Sangka):
- Tidak cepat menuduh orang lain tanpa bukti.
- Berusaha memahami niat baik seseorang meskipun dalam situasi yang tidak
jelas.
Video praktik baik sifat Husnuzhan (Berbaik Sangka) pada pembelajaran akidah
akhlak dapat diakses melalui link youtube:
https://www.youtube.com/watch?v=JX6Sw4nYJnA
b. Akhlak Mazmumah (Akhlak Tercela)
Akhlak Mazmumah adalah perilaku yang buruk dan dilarang dalam ajaran Islam
karena dapat merugikan diri sendiri dan orang lain. Praktik baik implementasi dalam
konteks ini adalah dengan cara mencegah dan menghindari perilaku tersebut serta
menggantinya dengan kebiasaan yang baik. Contoh Praktik Pencegahan dan
Penanganan Akhlak Mazmumah:
1) Hasad (Iri Hati):
- Membiasakan bersyukur atas nikmat yang dimiliki dan mengapresiasi
keberhasilan orang lain.
- Mengingatkan diri bahwa rezeki setiap orang sudah ditentukan oleh Allah SWT.
2) Riya (Pamer Amal):
- Meluruskan niat dalam beribadah hanya untuk Allah, bukan untuk mendapatkan
pujian dari orang lain.
- Menjaga amal kebaikan tetap ikhlas dan tidak diumbar ke publik jika tidak
diperlukan.

3) Ghibah (Menggunjing):
- Menghindari pembicaraan yang menjatuhkan nama baik orang lain.
- Mengganti pembicaraan negatif dengan diskusi yang membangun atau berbagi
ilmu.
4) Takkabur (Sombong):
- Menanamkan kesadaran bahwa segala kelebihan yang dimiliki berasal dari
Allah.

39

- Belajar menghargai kelebihan orang lain tanpa merasa lebih unggul.
5) Malas:
- Membiasakan hidup disiplin dengan membuat jadwal harian.
- Memotivasi diri untuk lebih produktif dengan mengingat tujuan akhirat dan
manfaat dunia.
C. Urgensi dan Manfaat Akhlak Mahmudah dan Akhlak Mazmumah
1. Urgensi Akhlak Mahmudah dan Akhlak Mazmumah
a. Urgensi Akhlak Mahmudah dalam Kehidupan Sosial
1) Membangun Keharmonisan: Akhlak terpuji membantu menciptakan lingkungan
sosial yang damai dan harmonis. Sifat seperti sabar, empati, dan kejujuran
memperkuat hubungan antarindividu.
2) Meningkatkan Kepercayaan: Masyarakat yang dipenuhi individu berakhlak mulia
lebih mudah membangun kepercayaan, baik dalam hubungan pribadi maupun kerja
sama sosial.
3) Mencegah Konflik: Sifat seperti toleransi dan kasih sayang mengurangi potensi
konflik dalam masyarakat yang heterogen.
4) Meningkatkan Kesejahteraan Bersama: Sifat dermawan dan peduli sesama
mendorong budaya gotong royong dan saling membantu, yang berkontribusi pada
kesejahteraan kolektif.
b. Urgensi Akhlak Mazmumah dalam Kehidupan Sosial
1) Merusak Hubungan: Sifat buruk seperti iri hati dan dengki sering kali memicu
perpecahan dalam hubungan sosial.
2) Meningkatkan Konflik: Sifat seperti egoisme dan amarah menyebabkan
kesalahpahaman yang dapat berujung pada perselisihan.
3) Menghambat Pembangunan Sosial: Ketidakjujuran, malas, dan sikap tidak
bertanggung jawab menciptakan lingkungan yang tidak produktif dan merugikan
masyarakat secara keseluruhan.
4) Menciptakan Ketidakadilan: Sifat sombong atau tamak dapat menyebabkan
ketimpangan sosial dan ketidakadilan dalam masyarakat.
2. Manfaat Menanamkan Akhlak Mahmudah dan Menghindari Akhlak Mazmumah
Kehidupan Sosial Kemasyarakatan
a. Membentuk Generasi Berkarakter: Pendidikan akhlak yang baik sejak dini melahirkan
generasi yang bermoral dan berkontribusi positif bagi masyarakat.
b. Memperkuat Ikatan Sosial: Sifat saling menghormati dan peduli membantu memperkuat
solidaritas sosial.
c. Menciptakan Masyarakat yang Madani: Dengan mengedepankan akhlak mulia,
masyarakat akan lebih adil, damai, dan sejahtera.
d. Menjadi Teladan bagi Orang Lain: Individu dengan akhlak mulia menjadi contoh yang
baik bagi lingkungan sekitar.
3. Contoh Penerapan Akhlak Mahmudah dan Akhlak Mazmumah Kehidupan Sosial
Kemasyarakatan
a. Akhlak Mahmudah (Akhlak Terpuji)
1) Jujur

40

Contoh: Seorang pedagang selalu menimbang barang dagangannya dengan jujur.
Dampak: Menumbuhkan kepercayaan konsumen, memajukan perekonomian, dan
menciptakan hubungan sosial yang harmonis.
2) Amanah
Contoh: Seorang pegawai mengembalikan barang temuan kepada pemiliknya
Dampak: Meningkatkan integritas individu, memperkuat kepercayaan antar sesama,
dan menciptakan lingkungan kerja yang kondusif.
3) Tolong-menolong
Contoh: Warga bergotong royong membersihkan lingkungan
Dampak: Mempererat tali persaudaraan, meningkatkan rasa kepedulian sosial, dan
menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat.
4) Sabar
Contoh: Seorang pasien sabar menunggu giliran berobat
Dampak: Menjaga ketenangan diri, menghindari konflik, dan menciptakan suasana
yang nyaman.
5) Rendah hati
Contoh: Seorang pemimpin selalu mendengarkan pendapat bawahannya
Dampak: Memudahkan komunikasi, meningkatkan kerjasama, dan menciptakan
lingkungan yang demokratis.
b. Akhlak Mazmumah (Akhlak Tercela)
1) Bohong
Contoh: Seorang siswa mencontek saat ujian
Dampak: Merusak kepercayaan, menurunkan prestasi, dan merusak reputasi.
2) Korupsi
Contoh: Seorang pejabat menyalahgunakan wewenang untuk kepentingan pribadi.
Dampak: Merugikan negara, menghambat pembangunan, dan menciptakan
ketidakadilan.
3) Mengghibah
Contoh: Sekelompok orang membicarakan keburukan orang lain
Dampak: Merusak hubungan sosial, menimbulkan permusuhan, dan menjatuhkan
martabat orang lain.
4) Sombong
Contoh: Seseorang meremehkan orang lain karena latar belakang sosial yang
berbeda
Dampak: Menimbulkan perpecahan, menghambat kerjasama, dan menciptakan
suasana yang tidak nyaman.
5) Dengki
Contoh: Seseorang iri hati melihat keberhasilan orang lain
Dampak: Menimbulkan perasaan negatif, menghambat pengembangan diri, dan
merusak hubungan sosial.
D. Prosedur Implementasi Akhlak Mahmudah dan Akhlak Mazmumah
Langkah-langkah implementasi Akhlak Mahmudah dan Akhlak Mazmumah:
1. Akhlak Mahmudah

41

a. Hubungan manusia dengan Allah (Hablum Minallah) merujuk pada hubungan spiritual
dan keagamaan yang dijalin oleh seorang Muslim dengan Allah SWT sebagai Pencipta,
Pemelihara, dan Pengatur alam semesta. Hubungan ini adalah dasar dari seluruh
kehidupan seorang Muslim, yang mencakup pengabdian, ketaatan, dan rasa syukur
kepada Allah. Contoh Implementasi Hablum Minallah dalam Kehidupan Sehari-hari
1) Ibadah
- Shalat: Melaksanakan shalat lima waktu dengan khusyuk dan tepat waktu.
- Puasa: Menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan dengan penuh keikhlasan.
- Zakat: Membayar zakat sesuai ketentuan agama.
- Haji: Melaksanakan ibadah haji bagi yang mampu.
2) Doa
- Berdoa: Meminta kepada Allah SWT dalam segala hal, baik dalam keadaan
senang maupun susah.
- Bersyukur: Mengucapkan syukur atas segala nikmat yang telah diberikan.
3) Tadabbur Al-Qur'an
- Membaca Al-Qur'an: Membaca Al-Qur'an dengan tartil dan memahami
maknanya.
- Mengamalkan Al-Qur'an: Menerapkan nilai-nilai yang terkandung dalam Al-Qur'an
dalam kehidupan sehari-hari.
4) Berdzikir
- Mengingat Allah: Selalu mengingat Allah SWT dalam setiap keadaan.
- Membaca tasbih, tahmid, dan tahlil: Membaca dzikir-dzikir yang dianjurkan dalam
Islam.
5) Menjauhi Larangan Allah
- Menghindari dosa: Menjauhi segala perbuatan yang dilarang oleh Allah SWT.
- Menjaga lisan: Berbicara yang baik dan benar.
6) Bersabar
- Menerima cobaan: Bersabar dalam menghadapi cobaan dan yakin bahwa Allah
SWT selalu memberikan yang terbaik.
b. Hubungan dengan sesama manusia ( Hablu Minannas) merujuk pada interaksi,
hubungan, dan sikap yang harus dijalin oleh seorang Muslim terhadap sesama
manusia. Dalam Islam, hubungan dengan sesama manusia sangat ditekankan karena
mencerminkan moralitas dan kualitas iman seseorang. Islam mengajarkan agar setiap
individu menjalankan hubungan sosial dengan penuh kasih sayang, saling
menghormati, dan memelihara kebaikan dalam masyarakat. Contoh Implementasi
Hablum Minannas dalam Kehidupan Sehari-hari
1) Silaturahmi
- Menjaga hubungan baik: Selalu menjaga hubungan baik dengan keluarga,
kerabat, dan teman.
- Berkunjung: Mengunjungi kerabat dan teman yang sedang sakit atau mengalami
kesulitan
2) Tolong menolong
- Membantu sesama: Membantu orang yang membutuhkan, baik secara materi
maupun non-materi.

42

- Bergotong royong: Ikut serta dalam kegiatan sosial dan kemasyarakatan.
3) Saling menghormati
- Menghargai perbedaan: Menghargai perbedaan pendapat, keyakinan, dan latar
belakang.
- Menghormati hak orang lain: Tidak mengganggu hak-hak orang lain
c. Hubungan dengan Diri Sendiri (Hablum Minan-Nafs) merujuk pada cara seseorang
berinteraksi dan menjaga keseimbangan dengan dirinya sendiri, termasuk dalam hal
perasaan, pikiran, dan tindakan. Hubungan ini sangat penting dalam Islam karena
mencakup bagaimana seseorang menjaga kondisi spiritual, emosional, dan fisiknya,
serta bagaimana ia memperlakukan diri sendiri dalam menjalani kehidupan. Contoh
implementasi Hubungan dengan Diri Sendiri (Hablum Minan Nafs)
1) Introspeksi Diri
- Merenung: Luangkan waktu untuk merenungkan pikiran, perasaan, dan tindakan
Anda.
- Jurnal: Menulis jurnal dapat membantu Anda mengidentifikasi pola pikir dan
emosi yang berulang.
2) Penerimaan Diri
- Menerima Kekurangan: Setiap orang memiliki kekurangan. Belajar untuk
menerima diri Anda apa adanya adalah langkah penting.
- Menghindari Perbandingan: Membandingkan diri dengan orang lain hanya akan
membuat Anda merasa tidak cukup baik.
d. Hubungan dengan Lingkungan (Hablum Minal Alam) dalam Islam merujuk pada
interaksi dan sikap yang dimiliki seorang Muslim terhadap alam semesta, termasuk
flora, fauna, dan semua yang ada di bumi. Hubungan ini mencerminkan bagaimana
seorang Muslim menjaga, merawat, dan memanfaatkan alam sesuai dengan prinsip-
prinsip Islam. Islam mengajarkan bahwa bumi dan segala isinya adalah ciptaan Allah
SWT yang harus dihormati dan dilestarikan sebagai bentuk amanah dan tanggung
jawab. Contoh implementasi Pengertian Hubungan dengan Lingkungan (Hablum Minal
Alam)
1) Menjaga Kebersihan Lingkungan
- Membuang sampah pada tempatnya: Ini adalah tindakan sederhana namun
sangat berdampak besar.
- Mengurangi penggunaan plastik: Gunakan tas belanja ramah lingkungan dan
hindari penggunaan sedotan sekali pakai.
2) Menghemat Energi
- Mematikan lampu saat tidak digunakan: Tindakan kecil ini dapat menghemat
energi listrik.
- Menggunakan transportasi umum: Mengurangi penggunaan kendaraan pribadi
dapat mengurangi emisi gas buang.
2. Akhlak Mazmumah
a. Akhlak mazmumah terhadap Allah merujuk pada perilaku buruk yang mencoreng
hubungan seorang hamba dengan Sang Pencipta yang berdampak buruk pada
kehidupan dunia dan akhirat. Contoh Akhlak Mazmumah terhadap Allah dan
Implementasinya

43

1) Syirik
- Menerapkan: Menyembah selain Allah, meminta pertolongan pada selain Allah,
atau meyakini adanya kekuatan lain yang setara dengan Allah.
- Dampak: Memutuskan hubungan langsung dengan Allah, menghalangi rahmat
Allah, dan menjadi penghalang masuk surga.
2) Riya
- Menerapkan: Melakukan amal ibadah hanya untuk dilihat orang lain, mencari
pujian, atau ingin dianggap hebat.
- Dampak: Amal ibadah menjadi sia-sia, hati menjadi keras, dan jauh dari
keikhlasan.
3) Ujub
- Menerapkan: Terlalu bangga dengan amal ibadah sendiri, merasa lebih baik dari
orang lain, dan meremehkan orang lain.
- Dampak: Menjauhkan diri dari rahmat Allah, menimbulkan kesombongan, dan
merusak hubungan sosial.
b. Akhlak mazmumah terhadap sesama manusia merujuk pada sifat-sifat tercela yang
merusak hubungan sosial antar individu dalam masyarakat. Contoh Akhlak Mazmumah
terhadap sesama dan Implementasinya
1) Memulai dengan Pikiran Negatif
- Memperbesar kekurangan orang lain: Fokus pada kesalahan kecil orang lain dan
mengabaikan kebaikannya.
- Membandingkan diri dengan orang lain: Selalu merasa kurang dan iri terhadap
pencapaian orang lain.
2) Menyebarkan Gosip
- Membuat cerita yang tidak benar: Mengubah fakta dan menambahkan bumbu-
bumbu agar cerita menjadi lebih menarik.
- Membicarakan aib orang lain: Membuka aib orang lain yang seharusnya
dirahasiakan.
c. Akhlak mazmumah terhadap diri sendiri merujuk pada perilaku yang merusak moralitas
dan karakter pribadi. Contoh Akhlak Mazmumah terhadap diri sendiri dan
Implementasinya
1) Menyalahkan Diri Sendiri
- Memperbesar kesalahan: Memfokuskan pada kesalahan kecil dan mengabaikan
pencapaian.
- Membandingkan diri dengan orang lain: Selalu merasa kurang baik dibandingkan
orang lain.
2) Menghindari Interaksi Sosial
- Mengisolasi diri: Menarik diri dari pergaulan dan menghindari kontak dengan
orang lain.
- Menolak bantuan: Menolak tawaran bantuan dari orang lain.
d. Akhlak mazmumah terhadap lingkungan merujuk pada perbuatan buruk seseorang
pada lingkungan sekitar, baik itu alam, hewan, maupun fasilitas umum. Contoh Akhlak
Mazmumah terhadap lingkungan dan Implementasinya
1) Membuang Sampah Sembarangan

44

- Membuang sampah di sungai atau laut: Mengakibatkan pencemaran air dan
kematian makhluk hidup di dalamnya.
- Membakar sampah: Menyebabkan polusi udara dan merusak lapisan ozon.
2) Merusak Hutan
- Menebang pohon secara liar: Menyebabkan erosi tanah, banjir, dan hilangnya
habitat satwa.
- Membuka lahan hutan untuk pertanian: Menyebabkan kerusakan ekosistem dan
hilangnya keanekaragaman hayati.
E. Kontekstualisasi (Sesuai Dengan Kearifan Lokal)
Kontekstualisasi Akhlak Mahmudah dan Akhlak Mazmumah sesuai dengan kearifan
lokal adalah.
1. Fakta Implementasi Akhlak Mahmudah dalam Kehidupan Sosial
Akhlak mahmudah atau akhlak terpuji memiliki pengaruh yang sangat besar dalam
membentuk tatanan sosial yang harmonis dan beradab. Berikut beberapa fakta dan wujud
implementasinya:
a. Peningkatan Kualitas Hidup: Masyarakat yang menjunjung tinggi akhlak mahmudah
cenderung memiliki kualitas hidup yang lebih baik. Hal ini terlihat dari tingkat kejahatan
yang rendah, lingkungan yang bersih, dan hubungan sosial yang erat.
b. Pertumbuhan Ekonomi: Kejujuran, amanah, dan etika kerja yang tinggi merupakan
pondasi bagi pertumbuhan ekonomi yang sehat. Perusahaan yang menjunjung tinggi
nilai-nilai moral cenderung lebih sukses dan berkelanjutan.
c. Ketahanan Sosial: Masyarakat yang solid dan memiliki ketahanan sosial yang kuat
biasanya dibangun di atas pondasi akhlak yang baik. Gotong royong, toleransi, dan
saling membantu adalah contoh nyata dari implementasi akhlak mahmudah.
d. Pengakuan Internasional: Negara-negara yang memiliki masyarakat berakhlak mulia
cenderung mendapatkan pengakuan positif di mata dunia. Hal ini dapat meningkatkan
citra negara dan menarik investasi asing.
2. Contoh Implementasi Akhlak Mahmudah:
a. Kegiatan gotong royong membersihkan pantai mencerminkan nilai-nilai kepedulian
sosial dan tanggung jawab terhadap lingkungan.
Link video tentang gotong royong dapat diakses:
https://www.youtube.com/watch?v=lP0us35EU_s
b. Donor darah adalah contoh nyata dari tindakan altruisme dan kepedulian terhadap
sesama.
Link video tentang donor darah dapat diakses:
https://www.youtube.com/watch?v=FcNbZTP_34c
3. Fakta Implementasi Akhlak Mazmumah dalam Kehidupan Sosial
Akhlak mazmumah atau akhlak tercela memiliki dampak negatif yang signifikan terhadap
kehidupan sosial. Berikut beberapa fakta dan wujud implementasinya:
a. Kerusakan Sosial: Tindakan korupsi, penipuan, dan kekerasan dapat merusak tatanan
sosial dan menimbulkan ketidakpercayaan antarwarga.
b. Kemerosotan Moral: Penyebaran berita bohong, ujaran kebencian, dan perilaku tidak
sopan dapat merusak moralitas masyarakat.

45

c. Kerugian Ekonomi: Korupsi dan penyalahgunaan wewenang dapat menyebabkan
kerugian ekonomi yang besar bagi negara.
d. Konflik Sosial: Perbedaan pendapat yang tidak dikelola dengan baik, disertai dengan
sikap intoleransi, dapat memicu konflik sosial.
4. Contoh Implementasi Akhlak Mazmumah:
a. Tindakan korupsi oleh seorang pejabat negara dapat merugikan banyak orang dan
menghambat pembangunan.
b. Cyberbullying merupakan bentuk kekerasan verbal yang dapat menyebabkan trauma
psikologis pada korban.
F. Metakognisi Akhlak Mahmudah dan Akhlak Mazmumah
1. Lesson Learned
a. Pentingnya Karakter: Akhlak mengajarkan kita bahwa karakter adalah pondasi yang
kuat untuk membangun kehidupan yang sukses dan bahagia. Dengan memiliki
karakter yang baik, kita dapat mengatasi berbagai tantangan dan meraih tujuan hidup.
b. Hubungan Sebab-Akibat: Setiap perbuatan memiliki konsekuensi, baik itu baik
maupun buruk. Akhlak mahmudah akan membawa kebaikan, sedangkan akhlak
mazmumah akan menimbulkan masalah.
c. Nilai Kebaikan: Akhlak mengajarkan kita untuk selalu berusaha melakukan kebaikan
dan menghindari perbuatan buruk. Kebaikan akan kembali kepada kita dalam bentuk
kebahagiaan dan keberkahan.
d. Pentingnya Toleransi: Akhlak mengajarkan kita untuk hidup berdampingan dengan
perbedaan dan menghargai keberagaman. Toleransi adalah kunci untuk menciptakan
masyarakat yang harmonis.
e. Perlunya Perubahan Diri: Akhlak mendorong kita untuk terus memperbaiki diri dan
menjadi pribadi yang lebih baik. Tidak ada manusia yang sempurna, namun kita selalu
bisa berusaha untuk menjadi lebih baik.
2. Hikmah Mempelajari Akidah Islam
a. Kebahagiaan sejati terletak pada hati yang tenang. Hati yang tenang hanya bisa
dicapai dengan melakukan perbuatan baik dan menghindari perbuatan buruk.
b. Kebaikan akan selalu menang. Meskipun terkadang kejahatan tampak menang, pada
akhirnya kebaikan akan selalu menang.
c. Manusia adalah makhluk sosial. Kita tidak dapat hidup sendiri, kita membutuhkan
orang lain. Oleh karena itu, kita harus selalu berusaha untuk berbuat baik kepada
sesama.
d. Hidup adalah perjalanan untuk menjadi lebih baik. Kita tidak akan pernah berhenti
belajar dan berkembang.
3. Refleksi
Refleksi terhadap akhlak mahmudah (sifat terpuji) dan akhlak mazmumah (sifat
tercela) penting dilakukan untuk memahami bagaimana perilaku kita memengaruhi
kehidupan pribadi dan sosial. Berikut adalah beberapa poin refleksi yang dapat
membantu:
a. Refleksi Akhlak Mahmudah (Sifat Terpuji)
1) Menghargai Orang Lain

46

a) Pertanyaan Refleksi: Apakah saya telah menunjukkan sikap menghormati
terhadap orang lain, terlepas dari status atau perbedaan mereka?
b) Tindakan Nyata: Mulai mendengarkan pendapat orang lain dengan sabar,
memberikan apresiasi atas usaha mereka, dan menghindari sikap meremehkan.
2) Kejujuran
a) Pertanyaan Refleksi: Apakah saya selalu jujur dalam setiap perkataan dan
tindakan, bahkan saat tidak ada yang melihat?
b) Tindakan Nyata: Membiasakan diri berkata benar meskipun sulit, serta
menghindari kebohongan kecil yang dapat merusak kepercayaan.
3) Sabar dan Pemaaf
a) Pertanyaan Refleksi: Bagaimana saya merespons situasi sulit atau konflik
dengan orang lain? Apakah saya cepat marah atau mampu menahan diri?
b) Tindakan Nyata: Melatih diri untuk bersikap tenang dalam menghadapi masalah
dan memberikan maaf kepada mereka yang bersalah.
4) Rendah Hati
a) Pertanyaan Refleksi: Apakah saya cenderung merasa lebih baik dari orang lain
atau bersedia mengakui kelemahan saya?
b) Tindakan Nyata: Menghindari sikap sombong dan membuka diri untuk belajar
dari siapa pun.
5) Kepedulian Sosial
a) Pertanyaan Refleksi: Apakah saya peduli terhadap kebutuhan dan
kesejahteraan orang di sekitar saya?
b) Tindakan Nyata: Berbagi rezeki, membantu orang yang membutuhkan, dan
terlibat dalam kegiatan sosial.
b. Refleksi Akhlak Mazmumah (Sifat Tercela)
1) Kesombongan
a) Pertanyaan Refleksi: Apakah saya sering merasa lebih unggul dari orang lain
atau merendahkan mereka secara tidak langsung?
b) Tindakan Korektif: Menumbuhkan rasa syukur atas karunia yang dimiliki tanpa
merasa lebih baik dari orang lain.

2) Iri Hati dan Dengki
a) Pertanyaan Refleksi: Apakah saya merasa terganggu dengan keberhasilan
orang lain?
b) Tindakan Korektif: Belajar bersyukur atas pencapaian sendiri dan turut bahagia
atas keberhasilan orang lain.
3) Amarah Berlebihan
a) Pertanyaan Refleksi: Apakah saya sering kehilangan kendali emosi saat
menghadapi situasi yang tidak sesuai harapan?
b) Tindakan Korektif: Melatih pengendalian emosi melalui doa, meditasi, atau
berbicara dengan orang yang dipercaya.
4) Egoisme
a) Pertanyaan Refleksi: Apakah saya lebih sering memikirkan kepentingan pribadi
daripada kepentingan bersama?

47

b) Tindakan Korektif: Meningkatkan kesadaran akan pentingnya kebersamaan dan
saling mendukung dalam masyarakat.
5) Ketamakan
a) Pertanyaan Refleksi: Apakah saya cenderung ingin mendapatkan lebih banyak
tanpa peduli dampaknya pada orang lain?
b) Tindakan Korektif: Berlatih berbagi dan merasa cukup dengan apa yang dimiliki.
G. Kesimpulan
Berikut adalah penegasan elemen utama yang membentuk akhlak mahmudah (sifat
terpuji) dan akhlak mazmumah (sifat tercela):
1. Elemen Pembentuk Akhlak Mahmudah
a. Kejujuran: Berbicara dan bertindak sesuai dengan kenyataan, tanpa berbohong atau
berpura-pura.
b. Amanah: Menepati janji dan bertanggung jawab atas tugas yang diberikan.
c. Tanggung Jawab: Mampu mempertanggungjawabkan segala tindakan dan keputusan
yang diambil.
d. Keadilan: Memberikan hak kepada yang berhak dan tidak merugikan orang lain.
e. Kasih sayang: Memiliki rasa empati dan peduli terhadap sesama.
f. Kesabaran: Mampu mengendalikan emosi dan menghadapi cobaan dengan tenang.
g. Syukur: Mensyukuri segala nikmat yang telah diberikan oleh Tuhan.
h. Rendah hati: Tidak sombong dan selalu berusaha untuk memperbaiki diri.
i. Toleransi: Menghargai perbedaan pendapat dan keyakinan.
j. Kerja sama: Bekerja sama dengan orang lain untuk mencapai tujuan bersama.
2. Elemen Pembentuk Akhlak Mazmumah
a. Bohong: Berkata tidak sesuai dengan kenyataan.
b. Khianat: Mengkhianati kepercayaan orang lain.
c. Sombong: Merasa lebih unggul dari orang lain.
d. Dengki: Iri hati terhadap keberhasilan orang lain.
e. Pemarah: Mudah marah dan tidak bisa mengendalikan emosi.
f. Pemalas: Tidak mau berusaha dan selalu menunda-nunda pekerjaan.
g. Serakah: Selalu menginginkan lebih dan tidak pernah merasa cukup.
h. Iri hati: Tidak senang melihat keberhasilan orang lain.
i. Menggosip: Membicarakan keburukan orang lain.
H. Daftar Pustaka
Abduh, Muhammad, nd. Risalah Tauhid
Achmad Farichi, dkk., Agama Islam, Jakarta: Yudhistira, 2005.
Al-Ghazali, Imam.. Ringkasan Ihya Ulumuddin terj. Zeid Husein Al-Hamid. Jakarta: Pustaka
Amani 2007
Al-Yasiin, Jasim Muhammad bin Muhalhal,. Al Jadawil al-jami’ah fi al-ulum an-nafi’ah.
Libanon: Muassah Rayyan. 2010
Akbar S. Ahmed, Living Islam, From Samarkand to Stornoway, New York: Fact on File Inc.,
1994.

48

Bachrum B., Akidah Akhlak, Yogyakarta: Kota Kembang, 2005. Departemen Agama, Al-
Qur’an dan Terjemahnya, 2004. Hamka, Pelajaran Agama Islam, Jakarta: Bulan
Bintang, 1978.
Idris, M. Muslih. Et.al, Akidah Akhlak 3 Jakarta: Departemen Agama RI 1998 Isma’il Raji al-
Faruqi, Tauhid, terj. Rahmani Astuti, Bandung: Pustaka, 1995.
Kementerian Agama Republik Indonesia, Buku Siswa Akidah Akhlak Pendekatan Saintifik
Kurikulum 2013 untuk Madrasah Tsanawiyah Kelas VII, (Jakarta: Kementerian
Agama, 2014).
Kementerian Agama Republik Indonesia, Buku Siswa Akidah Akhlak Pendekatan Saintifik
Kurikulum 2013 untuk Madrasah Tsanawiyah Kelas X, (Jakarta: Kementerian
Agama, 2014).
Kementerian Agama Republik Indonesia, Buku Siswa Akidah Akhlak Pendekatan Saintifik
Kurikulum 2013 untuk Madrasah Tsanawiyah Kelas XII, (Jakarta: Kementerian
Agama, 2014).
Khatib Ahmad Santhut, Menumbuhkan Sikap Sosial, Moral dan Spritual Anak dalam Keluarga
Muslim, Yogyakarta: Mitra Pustaka, 1998.
Masan AF., Aqidah Akhlak, Kurikulum 2004 Madrasah Tsanawiyah, Kls. 1, Semarang: Toha
Putra, 2004.
Mu’ti, Mahyan Imam. Et.al.. Akidah akhlak 1. Jakarta: Departemen gama RI 2001
Rahmad, Jalaluddin et.al,. Petualangan Spiritualitas Meraih Makna Diri Menuju Kehidupan
Abadi, Yogyakarta: Pustaka Pelajar 2008
Shihab, Quraish, Islam Yang Saya Pahami, Tanggerang: Lentera Hati 2018
Tags