1. Perlindungan Kesehatan Petugas-PPI WS Adinkes 21 Des 24 - Askar.pdf

fpsrosemary 7 views 45 slides Oct 19, 2025
Slide 1
Slide 1 of 45
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14
Slide 15
15
Slide 16
16
Slide 17
17
Slide 18
18
Slide 19
19
Slide 20
20
Slide 21
21
Slide 22
22
Slide 23
23
Slide 24
24
Slide 25
25
Slide 26
26
Slide 27
27
Slide 28
28
Slide 29
29
Slide 30
30
Slide 31
31
Slide 32
32
Slide 33
33
Slide 34
34
Slide 35
35
Slide 36
36
Slide 37
37
Slide 38
38
Slide 39
39
Slide 40
40
Slide 41
41
Slide 42
42
Slide 43
43
Slide 44
44
Slide 45
45

About This Presentation

Perlindungan Kesehatan Petugas


Slide Content

PERLINDUNGAN KESEHATAN
PETUGAS
DAN TATALAKSANA PAJANAN
WORKSHOP ONLINE
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI
KERJASAMA ADINKES - KAKP
Tgl 21 Desember 2024
By dr. H. Sakkar, MMR, CRP, CHt (Askar)

dr. H. Sakkar, MMR, CRP, CHt (Askar)
Email: [email protected], Phone: 081387999139
RIWAYAT & PENGALAMAN KERJA :
1.Surveior FKTP KAKP (Purnabakti).
2.Fasilitator Mutu, Akreditasi, AI, KP, RTM dan PPI untuk FKTP ( Editor Pedoman Teknis PPI FKTP 2020-
Kemkes).
3.Konsultan pada beberapa Lembaga/INGO:
▪ Technical Expert Percepatan Penurunan Stunting di wilayah kerja Cargill Gresik – PENALA (2022)
▪ Technical expert Assessment Impact PELVI, PENALA – Kementan – FAO, (2021-2022)
▪ STTA Accreditation – Momentum Project USAID, Jakarta 2021
▪ Design Network of Care – Republic of Kenya – (2021)
▪ Project Director UHC Demonstration Project – Jhpiego Global – (2017)
▪ Provincial Team Leader Banten, Expanding Maternal and Neonatal (USAID - Jhpiego), 2016
▪ Senior Technical Advisor Maternal Child Health Integrated Program (USAID Global), 2012
▪ Maternal and Neonatal Emergency Care Technical Advisor (USAID – JSI), 2011
▪ Technical Advisor Health Service Program (USAID - John Snow Institute), 2010
▪ Provincial Health Sector - Aceh Earthquake Program Rehabilitation (Save the Children) – Aceh (2004)
▪ Project Partner Healthy Mother Healthy Babies (AusAID) – Kendari (2002)
4.Lembaga/Organisasi Mutu dan Akreditasi Faskes :
▪Komisi Akreditasi FKTP, Periode 2016-2020
▪Lembaga Akreditasi Mutu dan Keselamatan Pasien Rumah Sakit (LAM KPRS) 2022 - sekarang
▪Komite Akreditasi Kesehatan Pratama (KAKP), 2022 – sekarang.

SABTU, 21 DESEMBER 2024 PIC : Adinkes
07.30-08.00 WIBPeserta Log in Panitia
08.00-08.45 WIBPengelolaan Tata Udara Ruang Pelayanan V Ns Gortap, MPH
08.45-09.30 WIBDekontaminasi Peralatan Perawatan Pasien
& Linen
Vdrg Tari Tritarayati, SH, MH.Kes, CRP
09.30-10.15 WIBPerencanaan Program PPI
V drg Tari Tritarayati, SH, MH.Kes, CRP
10.15-11.00 WIBTatalaksana Penggunaan Antimikroba
secara bijak
V
dr Yael Esthi Nurfitri Kuncoro,SpKK, CRP,
FISQUA.
11.00-11.45 WIBBundles PPI VWardanela Yunus, CVRN, SKM, MM
11.45 -12.45 WIB ISHOMA
12.45-13.30 WIBPerlindungan Kesehatan Petugas &
Tatalaksana Pajanan
V
dr. H. Sakkar. MMR, CRP, Cht.
13.30-14.15 WIBPeran Dinkes terhadap pemantauan program PPI di
Puskesmas
V
Kadinkes
14.15-15.00 WIBPenerapan PPI di Puskesmas
V
dr. Veronika Evita Setianingrum,MPH
Kepala Puskesmas Mlati 2
15.00 – 15.45Penerapan PPI di Puskesmas
V
dr. Veronika Evita Setianingrum,MPH
Kepala Puskesmas Mlati 2
15.00 -15.30 WIBPOST TEST Panitia
15.30 WIB Penutupan Panitia

MENGAPA PERLINDUNGAN
KESEHATAN PETUGAS
PENTING?
1.DATA KASUS PAJANAN TINGGI
2.PERLINDUNGAN KESEHATAN PETUGAS MASUK DALAM STANDAR AKREDITASI

1. DATA KASUS PAJANAN TINGGI

1.Canada Comunicable Disease Report 2001 :
✓Akibat tertusuk jarum pada petugas kesehatan mempunyai
prosentase terhadap infeksi sebagai berikut :HBV10-35%,HCV
2,7%,HIV0,3%.
2.Hasil penelitian di beberapa rumah sakit di Jakarta 2003
(Costy Panjaitan, dkk) :
✓Prosentase petugas kesehatan yang terpajan berdasarkan tindakan yang
dilakukan sbb:Penyuntikan36,9%,Pemasanganinfus26,6%,
tindakanoperasi14,9%,dantindakanmedislainnya33%.
BEBARAPA DATA KASUS PAJANAN

3. Pelaksanaan PPP (Profilaksis Pasca Pajanan) di RSCM Th 2014-16 :
HepB, HepC dan HIV. ---Terdapat 318 Laporan Pajanan

2. PERLINDUNGAN KESEHATAN PETUGAS
MASUK DALAM STANDAR AKREDITASI

TATA KELOLA FASKES (Bab I PKM)
TENTANG PELAYANAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) ---1.3.6
•PROGRAM K3, MELIPUTI:
1.Pegawai mempunyai hak untuk mendapatkan pelayanan dan
perlindungan kesehatan: karena risiko terpapar infeksi dan
menimbulkan penyakit akibat kerja, terjadinya kecelakaan kerja (baik
langsung maupun tidak langsung) : Pelaporan, Tindaklanjut,
Pemeriksaan kesehatan berkala, pemberian imunisasi.
2.Promosi kesehatan & kesejahteraan (well being) pegawai :
manajemen stres, pola hidup sehat, monitoring beban kerja,
keseimbangan kehidupan, dan kepuasan kerja) serta pencegahan
penyakit akibat kerja.
3.Perlindungan terhadap tindak kekerasan fisik, pelaporannya,
tindak lanjut dan konseling.

ELEMEN PENILAIAN (PKM)
1.3.6a
Ditetapkan petugas yang bertanggung jawab program K3 dan
ada program K3 Puskesmas, dilakukan evaluasi terhadap
pelaksanaan program K3 (R, D, W).
b
Dilakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala terhadap
pegawai untuk menjaga kesehatan pegawai sesuai dengan
program yang telah ditetapkan oleh kepala Puskesmas (R, D, W).
c
Ada program dan pelaksanaan imunisasi bagi pegawai sesuai
dengan tingkat risiko dalam pelayanan (R, D, W).
d
Apabila ada pegawai yang terpapar penyakit infeksi, kekerasan,
atau cedera akibat kerja, dilakukan pelaporan, konseling dan
tindak lanjutnya (D, W).

PROGRAM PENGENDALIAN INFEKSI
(Bab V : PKM dan Bab II : Klinik)
PUSKESMAS ----13 ELEMEN PENILAIAN KLINIK ---5 ELEMEN PENILAIAN

SALAH SATU KEWASPADAAN STANDAR

ELEMEN PENILAIAN (PKM)
5.5.1a
Puskesmas menyusun rencana dan melaksanakan
program PPI yang terdiri atas (R, D):
1.ImplementasiKewaspadaanStandardanKewaspadaan
Transmisi.
2.Pendidikan dan pelatihan PPI (pelatihan atau lokakarya)
: petugas, pasien dan keluarga, serta masyarakat,
3.Penyusunan dan penerapan Bundle Infeksi,
4.Pemantauan pelaksanaan kewaspadaan isolasi (Standar
dan Transmisi)
5.Surveilans PPI
6.Penggunaan Anti Mikroba secara bijak

ELEMENPENILAIAN(1)
ELEMENPENILAIAN KELENGKAPAN BUKTI
1)Klinikmenetapkankebijakandanprosedur
PPIdiklinik.
1.TerdapatkebijakanPPIdi klinik.
2.TerdapatSPOpelaksanaanprogramPPIsesuai
dengan pelayanandanrisikoyangadadi klinik.
2)Ditetapkan programPPIdiklinik. 1.TerdapatProgramPPIyangditetapkanoleh
Penanggungjawabklinik.
2.TerdapatbuktipelaksanaanprogramPPIyangsesuai
denganpelayanankesehatan,risikodansumberdaya
yangadadiklinik.
3.ObservasidanwawancarapelaksanaanprogramPPI.
3)Ada petugasyangkompetenyang
bertanggungjawabmelaksanakan,
monitoring,mengevaluasiimplementasi
PPIdikliniksertamelakukan edukasidan
sosialisasisecaraberkaladan
terdokumentasi.
TerdapatSK penetapanpenanggungjawabPPI.

SUMBER RUJUKAN

PMK 27/2017 & PEDOMAN
TEKNIS PPI DI FKTP 2020
1 2

ISI SUMBER RUJUKAN - SALING MELENGKAPI
PMK 27 TAHUN 2017
(Hal 54-65):
PERLINDUNGAN KESEHATAN :
1.Tatalaksana Pajanan
2.Tatalaksana Pajanan Bahan
Infeksius di Tempat Kerja.
3.Tatalaksana Profilaksis Pasca
Pajanan (PPP) HIV Pada Kasus
Kecelakaan Kerja
PEDOMAN TEKNIS PPI DI
FKTP, KEMKES 2020 (Hal
71-73)
PERLINDUNGAN KESEHATAN PETUGAS:
1.Maksud dan Tujuan
2.Prosedur Perlindungan Kesehatan
3.Tatalaksana Pasca Pajanan:
•Tertusuk benda tajam bekas pakai
•Cairan tubuh pasien
4.Alur Paparan Pasca Pajanan

PMK 27 TAHUN 2017
1
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
270/Menkes/SK/III/2007tentang Pedoman Manajerial
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit
dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Lainnya

POINTERS PMK 27 TAHUN 2017
•Lakukan pemeriksaan kesehatan berkala terhadap semua
petugas baik tenaga kesehatan maupun tenaga non-kesehatan.
•Fasyankesharus mempunyaikebijakanuntuk penatalaksanaan
akibattusukanjarumatau bendatajambekaspakaipasien;
✓Yang berisikan antara lain siapa yang harus dihubungi saat terjadi kecelakaan
✓Pemeriksaan serta konsultasi yang dibutuhkan oleh petugas yang
bersangkutan.
✓Petugas harus selalu waspada ….saat menangani jarum, scalpel dan
alat tajam lain yang dipakai setelah prosedur, saat membersihkan
instrumen dan saat membuang jarum.

•Jangan melakukan penutupankembali (recap) jarum yang telah
dipakai, memanipulasidengan tangan, menekuk, mematahkanatau
melepasjarumdarispuit.
•Buang jarum, spuit, pisau,scalpel, dan peralatan tajam habis pakai
lainnya kedalam wadah khusus yang tahan tusukan/tidak
tembus sebelum dimasukkan ke insenerator.
•Bila wadah khusus terisi ¾ harus diganti dengan yang baru untuk
menghindari tercecer.
POINTERS PMK 27 TAHUN 2017

•Apabila terjadi kecelakaan kerja berupa perlukaan seperti tertusuk
jarum suntik bekas pasien atau terpercik bahan infeksius maka
perlu pengelolaan yang cermat dan tepat serta efektif untuk
mencegah semaksimal mungkin terjadinya infeksi yang tidak
diinginkan.
•Di seluruhfasyankes, kewaspadaanstandar merupakanlayanan
standar minimal untuk mencegahpenularanpatogenmelalui
darah.
POINTERS PMK 27 TAHUN 2017

•Sebagian besar insiden pajanan okupasional adalah infeksi melalui
darah yang terjadi di fasyankes. HIV, hepatitis B dan hepatitis C
adalah patogen melalui darah yang berpotensi paling berbahaya,
dan ini merupakanpenyebabutamakecemasanbagi petugas
kesehatandi seluruhdunia.
•Risiko mendapat infeksi yang dihantarkan melalui darah
(bloodborne) seperti hepatitis B dan C jauh lebih tinggi
dibandingkan mendapatkan infeksi HIV. Sehingga tatalaksana
pajanan okupasional terhadap penyebab infeksi tidak terbatas pada
PPP HIV saja.
POINTERS PMK 27 TAHUN 2017

PEMBAHASAN PERLINDUNGAN KESEHATAN
DALAM PMK 27 TAHUN 2017, MENCAKUP
1
2
3

1. TATALAKSANA PAJANAN (PMK 27)
a. Tujuan:
1.Mengurangi waktu kontak :
✓Dengan darah,
✓Cairan tubuh, atau
✓Jaringan sumber pajanan
2.Membersihkan dan
3.Melakukan dekontaminasi tempat pajanan.

b. Tatalaksana:
1.Bila tertusuk jarum segera bilas dengan air mengalir dan sabun/cairan
antiseptik sampai bersih
2.Bila darah/cairan tubuh mengenai kulit yang utuh tanpa luka atau
tusukan, cuci dengan sabun dan air mengalir
3.Bila darah/cairan tubuh mengenai mulut, ludahkan dan kumur kumur
dengan air beberapa kali.
4.Bila terpecik pada mata, cucilah mata dengan air mengalir (irigasi),
dengan posisi kepala miring kearah mata yang terpercik.
5.Bila darah memercik ke hidung, hembuskan keluar dan bersihkan
dengan air.
6.Bagian tubuh yang tertusuk TIDAK BOLEH ditekan dan dihisap dengan mulut.

2.TATALAKSANA PAJANAN BAHAN INFEKSIUS DI
TEMPAT KERJA.
1.Langkah 1: CUCI
•Tindakan darurat pada bagian yang terpajan seperti tersebut di atas.
•Setiap pajanan dicatat dan dilaporkan kepada yang berwenang yaitu atasan langsung
dan Komite PPI atau K3. Laporan tersebut sangat penting untuk menentukan langkah
berikutnya. Memulai PPP sebaiknya secepatnya kurang dari 4 jam dan tidak lebih dari
72 jam, setelah 72 jam tidak dianjurkan karena tidak efektif.
2.Langkah 2: TELAAH PAJANAN
•Pajanan (area pajanan)
•Bahan pajanan
•Status infeksi sumber pajanan, bila belum diketahui segera periksa Hbs Ag untuk
Hepatitis B −, Anti HCV untuk Hepatitis C − − Anti HIV untuk HIV.
•Kerentanan (pernah vaksin Hep. B, status serologis, dst)

PROFILAKSIS
PASCA
PAJANAN (PPP)
HEV.B

3.TATALAKSANA PROFILAKSIS PASCA PAJANAN
(PPP) HIV PADA KASUS KECELAKAAN KERJA
1.Menetapkan memenuhi syarat untuk PPP (Profilaksis Pasca Pajanan) HIV.
2.Memberikan informasi singkat mengenai HIV untuk mendapatkan
persetujuan (informed consent).
3.Memastikan bahwa korban tidak menderita infeksi HIV dengan
melakukan tes HIV terlebih dahulu.
4.Pemberian obat-obat untuk PPP HIV (ARV : Antiretroviral)
5.Melaksanakan evaluasi laboratorium.
6.Menjamin pencatatan.
7.Memberikan follow-up dan dukungan

PEDOMAN TEKNIS
PPI DI FKTP
KEMKES TAHUN 2020.
2

PERLINDUNGAN KESEHATAN PETUGAS
•Tercipta tatanan kerja di setiap
FKTP yang mempertimbangkan
aspek keselamatan dan kesehatan
petugas kesehatan terutama dari
risiko pajanan penyakit infeksi.
•Melindungi kesehatan dan
keselamatan petugas
sebagai orang yang paling
berisiko terpapar penyakit
infeksi,

PERLINDUNGAN KESEHATAN PETUGAS
1.Semua petugas kesehatan menggunakan APD (sesuai
indikasi) saat memberi pelayanan yang berisiko terjadi
paparan darah, produk darah, cairan tubuh, bahan infeksius
atau bahan berbahaya lainnya.
2.Tersedia sistem atau skema pembiayaan yang disediakan oleh
FKTP bagi petugas kesehatan yang memerlukan perawatan
kesehatan pasca pajanan.

SAAT MELAKSANAKAN TUGAS
Memperhatikan hal hal, sbb:
1.Segera melakukan kebersihan tangan saat tiba di tempat kerja
2.Menggunakan baju kerja yang berbeda dengan baju kerja yang dipakai dari
rumah (dianjurkan diganti dengan baju kerja saat tiba di fasilitas kesehatan dan
ditukar kembali saat akan pulang kerja),
3.Tidak menggunakan asesoris di tangan, kuku tidak panjang pada saat akan
melakukan tindakan medis.
4.Dilakukan pemeriksaan berkala terutama petugas pada area risiko tinggi
(misalnya: ruang TB, ruang VCT dan lain lain), diberikan imunisasi sesuai risiko
paparan misalnya imunisasi Hepatitis B.

TERSEDIA KEBIJAKAN
penatalaksanaan akibat tusukan jarum/benda tajam bekas pakai pasien sbb :
1.Prosedur pemeriksaan, alur penanganan pasca pajanan dan
pemberian imunisasi.
2.Tersediaobat-obatan terkait penanganan pasca pajanan dantim
kesehatanyangditunjukuntukmenangani.
3.Mekanisme pelaporan kejadian.
4.Sistem pendokumentasian kejadian pasca pajanan.

PRINSIF PENANGANAN SAAT PAJANAN
1.Bertindak tenang dan jangan panik.
2.Pembersihan area luka dilakukan dengan air mengalir tanpa melakukan pemijatan dengan
maksud mengeluarkan darah (biarkan darah keluar secara pasif) kemudian cuci dengan sabun
dan air mengalir.
3.Percikan yang mengenai mulut, segera ludahkan dan berkumur-kumur dengan air bersih
berulang kali.
4.Percikan yang mengenai mata, segera cuci mata dengan air mengalir dengan posisi kepala
miring kearah area mata yang terkena percikan.
5.Bila percikan mengenai hidung segera hembuskan keluar dan bersihkan dengan air mengalir.
6.Laporkan pada atasan langsung untuk proses tindak lanjut sesuai ketentuan yang berlaku.

TATALAKSANA PAJANAN TERTUSUK BENDA TAJAM
BEKAS PAKAI
1.Jangan panik
2.Cuci di bawah air mengalir, biarkan
darah yang keluar dan jangan memijit
area luka kemudian obati luka.
3.Lapor pada atasan, segera membuat
laporan ke Penanggung jawab PPI
sebagai bahan upaya pencegahan dan
pengobatan di klinik.
4.Dilakukan penelusuran jarum bekas
pakai pasien dengan tujuan memastikan
apakah betul bekas pakai pasien, dan
apakah pasien terpapar HIV, Hep B atau
lainnya:
•jika pasien negatif makakasustidak
dilanjutkan,
•jika pasien positif maka pastikan
status petugas (korban) tidak terpapar
dari HIV, Hepatitisdenganpemeriksaan
laboratorium,
✓jika negatif maka petugas diberikan
konseling dan immunisasi sesuai
ketentuan.
5.Setelah diberikan immunisasi kepada
petugas dilakukan pengawasan 3, 6, 12
bulan atau sesuai standar yang ditetapkan
oleh fasilitas pelayanan kesehatan

TATALAKSANA PAJANAN
CAIRAN TUBUH
•Cuci atau bilas dengan air mengalir sebanyak
banyaknya.
•Jika ada luka pada area percikan maka lakukan
prosedur di atas (sebagaimana telah dibahas
sebelumnya)

CONTOH:
ALUR PASCA
PAJANAN

CONTOH FORMULIR
PAJANAN

CATATAN PENUTUP

FRAMEWORK PENERAPAN PPI DI FKTP
HAIs
INFEKSI YG BERSUMBER
DARI MASYARAKAT
INDIKATOR KINERJA PPI
Insiden rate (Kamus Indikator)
AUDIT
ICRA
DITUANGKAN
DALAM
RENCANA KERJA
TAHUNAN PPI
FKTP
PI
P2
P3
RESISTENSI ANTIMIKROBA
DETEKSI DINI DAN CEGAH KLB
SURVEILANS
UNTUK
MENCEGAH,
MENURUNKAN
DAN
MENGENDALIKAN
KEJADIAN
PENERAPAN PPI SESUAI
STANDAR DI FKTP
(di dalam dan luas faskes):
•Kewaspadaan Standar
•Kewaspadaan Transmisi
•Bundles
•Pengg. AM yang rasional
•Monev (audit, Surv, ICRA)
•Diklat PPI
a
b
c
Keterangan:
Penerapan PPI di FKTP dituangkan
dalam rencana kerja tahunan FKTP
(P1), dilaksanakan (P2), Monitoring
dan Penilaian (P3).
MONITORING DAN EVALUASI KEBERHASILAN PROGRAM PPI
SETIAP FKTP:
•Membuat regulasinya : SK tim, struktur
organisasi, dll
•Kebijakan PPI: menambahkan PPI pada
Pedoman Internal dan Renstra FKTP.
•Membuat Pedoman/Panduan PPI
•Membuat/melengkapi SOP setiap
pelayanan nya sesuai dengan Juknis PPI

CATATAN TAMBAHAN

PengobatanuntukHepatitisByangHBsAgpositifmelibatkanbeberapala
ngkahutama:
1.ObatAntivirus:Obatsepertilamivudine,entecavir,tenofovir,danade
fovirdapatdigunakanuntukmenghambatreplikasivirushepatitisBda
nmengurangiaktivitasvirusdalamtubuh.
2.Vaksinasi:Untukmencegahpenyebaran,vaksinasihepatitisBdapatdi
berikankepadaorangyangbelumterinfeksi.
3.PantauanRutin:Pemeriksaanrutindanteslaboratoriumuntukmema
ntaukondisihatidanaktivitasvirus.
4.PerubahanGayaHidup:Menjagapolahidupsehatdenganolahragate
ratur,makanmakananbergizi,danmenghindarikebiasaanmerokok.
5.PerawatanDukungan:Dukunganmedisdanpsikologisuntukmemban
tupasienmenghadapikondisimereka.

RuangVCTadalahsingkatandariVoluntaryCouns
ellingandTesting(VCT):
•Yangberartikonselingsukareladantes.
•RuangVCTadalahtempatdimanaseseorangdapat
menjalanitesHIVsecarasukareladanmendapatkan
konselingsebelumdansetelahtes.
•Layananinibertujuanuntukmembantupencegahan,
perawatan,danpengobatanbagimerekayangterinfe
ksiHIV.
Tags