Implementasi Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Satuan Pendidikan BBPMP Provinsi Jawa Barat 30-31 Juli 2025 Tim MBG BBPMP Jawa Barat
Tujuan Pembelajaran 1 Menjelaskan latar belakang dan urgensi Program MBG 2 Men jelas kan dasar hukum yang melandasi pelaksanaan Program MBG 3 Menguraikan tujuan dan sasaran Program MBG 4 Menguraikan peran dan tanggung jawab pemangku kepentingan
Sinergi dengan Program Lain Latar Belakang Program MBG Merupakan program prioritas nasional dan langkah strategis dalam mempersiapkan generasi unggul menuju visi Indonesia Emas 2045 Gerakan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat dan Pagi Ceria Gerakan Sekolah Sehat (GSS) Revitalisasi Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) Gerakan Masyarakat Hidup Sehat Sadar Pangan Aman (Germas SAPA) PROGRAM MBG Persiapan menyambut bonus demografi 2035 Pemenuhan gizi = Fondasi utama kualitas SDM Cegah stunting, tingkatkan konsentrasi & kehadiran sekolah Mendukung Penguatan Pendidikan Karakter
Dasar Hukum Program MBG Undang- Undang terkait Gizi dan Pendidikan UU No. 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan, UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2025 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2025- 2029 Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2O24 Tentang Badan Gizi Nasional Peraturan Presiden/Menteri: Penetapan MBG sebagai Proyek Strategis Nasional
Tujuan dan Sasaran Program MBG Tujuan Utama Membangun generasi sehat, cerdas, dan produktif menuju Indonesia Emas tahun 2045 Tujuan Khusus Bidang Pendidikan Meningkatkan prestasi, partisipasi dan kehadiran siswa, dan mengurangi anak putus sekolah Tujuan Program MBG Sasaran Program MBG Seluruh peserta didik di satuan pendidikan di bawah Kemendikdasmen dan Kemenag
SASARAN PEMENUHAN GIZI Peserta Didik : Pendidikan anak usia dini ( Siswa TK/PAUD/RA) Pendidikan dasar ( Siswa SD/MI) Pendidikan menengah di lingkungan Pendidikan umum ( Siswa SMP/MTs dan SMA/MA) Pendidikan kejuruan ( Siswa SMK) Pendidikan keagamaan ( Siswa Sekolah Keagamaan Lainnya ) Pendidikan khusus (SLB) Pendidikan layanan khusus *) Pendidikan pesantren ( santri ) Non Peserta Didik : Ibu Hamil Ibu Menyusui Anak Balita KELOMPOK SASARAN
Peran dan Tanggung Jawab Pemangku Kepentingan Program MBG Kemendikdasmen & Kemenag Badan Gizi Nasional (BGN) Kemenkes Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Tingkat Pusat Tingkat Daerah UPT di bawah Kemendikdasmen (BBPMP/BPMP) Pemerintah Daerah Dinas Pendidikan Provinsi, Kab/Kota Satuan Pendidikan Puskesmas Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Kantor/Kanwil Kemenag Dinas Kesehatan Provinsi, Kab/Kota
Peran dan Tanggung Jawab Pemangku Kepentingan Tingkat Daerah Dinas Pendidikan Provinsi Mendukung melalui kebijakan di tingkat provinsi dalam hal pemenuhan kesiapan dan persiapan satuan pendidikan dalam program MBG, dan menjalankan supervisi dan evaluasi pelaksanaan program MBG di satuan pendidikan dan melaporkannya kepada Kemendikdasmen Dinas Pendidikan Kab/Kota Mendukung melalui kebijakan di tingkat Kabupaten/Kota dalam hal pemenuhan kesiapan dan persiapan satuan pendidikan dalam program MBG, dan menjalankan supervisi dan evaluasi pelaksanaan program MBG di satuan pendidikan dan melaporkannya kepada Kemendikdasmen
Peran dan Tanggung Jawab Pemangku Kepentingan Tingkat Daerah Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Pelaksana teknis implementasi program MBG di daerah Kantor/Kanwil Kemenag Peran Kanwil/Kantor Kemenag sejalan dengan peran Dinas Pendidikan, yaitu mendukung melalui kebijakan di tingkat daerah dalam hal pemenuhan kesiapan dan persiapan madrasah terhadap program MBG, serta menjalankan fungsi supervisi dan evaluasi pelaksanaan program di madrasah dan melaporkannya kepada Kementerian Agama
Peran dan Tanggung Jawab Pemangku Kepentingan Tingkat Daerah Dinas Kesehatan Provinsi Pembinaan dalam pendampingan edukasi gizi dan kesehatan di satuan pendidikan di kabupaten/kota Pembinaan dalam pengawasan keamanan pangan program MBG di Kabupaten/Kota Membantu dalam penanganan KLB keracunan pangan dalam program MBG Dinas Kesehatan Kab/Kota Pembinaan dalam pendampingan edukasi gizi dan kesehatan di satuan pendidikan di wilayah kerja puskesmas Melakukan pengawasan keamanan pangan bersama puskesmas program MBG Melakukan penanganan KLB keracunan pangan dalam program MBG
Peran dan Tanggung Jawab Pemangku Kepentingan Tingkat Daerah Puskesmas Pendampingan edukasi gizi dan kesehatan di satuan pendidikan Menangani dan memberi layanan kesehatan pendukung Melaksanakan pengawasan keamanan pangan dalam bentuk inspeksi kesehatan lingkungan pelaksanaan standar higiene dan sanitasi pangan pada SPPG Memantau kualitas pemberian MBG Satuan Pendidikan Sebagai penerima manfaat memberikan dukungan dalam hal: menerima dan mendistribusikan MBG kepada peserta didik di satuan pendidikannya, mengkoordinasikan setiap kejadian dengan pemangku kebijakan terkait, dan melaksanakan proses sosialisasi dan edukasi gizi dan PHBS baik dalam kegiatan intrakurikuler, kokurikuler, maupun ekstrakurikuler secara berkesinambungan.
Pesan Kunci Kebijakan Program MBG di Satuan Pendidikan Program MBG adalah prioritas nasional untuk SDM unggul. Keberhasilan bergantung pada kejelasan peran, tugas, dan tanggung jawab setiap pemangku kepentingan. Kolaborasi dan sinergi adalah kunci implementasi yang terpadu. Satuan pendidikan memiliki peran sentral sebagai pelaksana dan edukator.
Pelatihan Nasional Implementasi Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Satuan Pendidikan Jakarta 6- 8 Juli 2025 BAB 2: Persiapan Program MBG di Satuan Pendidikan
Tujuan Pembelajaran 1 Menjelaskan persiapan sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk Program MBG 2 Menjelaskan persiapan database pendukung Program MBG 3 Menjelaskan persiapan sumber daya pendukung Program MBG 4 Menjelaskan rencana pembiayaan Program MBG
Empat Pilar Persiapan Program MBG di Satuan Pendidikan 04 Rencana Pembiayaan 03 Sumber Daya Pendukung 02 Database Peserta Didik 01 Sarana dan Prasarana
Pilar 1 Persiapan Sarana dan Prasarana Minimal terdapat: Sarana CTPS dengan Air bersih mengalir (min 1/kls) Sabun cuci tangan Saluran pembuangan air bekas Ruang tertutup, bersih, aman, bebas dari binatang Makanan diletakkan di atas meja 1 Sarana Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) Area Transit Makanan Kelas atau ruang lain yang bersih dan nyaman dengan ketersediaan meja dan kursi yang memadai Area Makan Satuan Pendidikan perlu menyediakan APD minimal berupa sarung tangan dan masker bagi petugas penerima dan pendistribusi makanan Alat Pelindung Diri Timbangan berat badan, stadiometer, dan pita LILA Alat Antropometri Tempaat sampah tertutup dan terpilah (organik dan anorganik) Pengangkutan dan pengelolaan sampah dapat dilakukan melalui kerja sama dengan dinas atau mitra terkait Sarana Prasarana Pembuangan Sampah Sapu, alat pel, lap, dan disinfektan Perlengkapan Kebersihan 2 3 4 5 6 7
Pilar 2 Persiapan Database Pendukung Sumber data Data pokok pendidikan (Dapodik) untuk satuan pendidikan di bawah Kemendikdasmen Education Management Information Center (EMIS.) untuk satuan pendidikan di bawah Kemenag Yaitu status alergi/intoleransi makanan (jika ada), kondisi khusus lainnya Sumber data: Formulir isian siswa/orang tua Pengumpulan data kesehatan awal 3. Wawancara dengan orangtua dan wali Kolaborasi dengan tenaga kesehatan Observasi perilaku siswa Komunikasi terbuka dengan siswa Pendataan Jumlah Murid Penerima Manfaat MBG Pendataan Kondisi Khusus Murid Informasi diberikan kepada SPPG setiap bulan maupun H- 2 jika ada perubahan kegiatan pembelajaran, misalnya libur atau jadwal peserta didik pulang lebih awal Penyediaan Informasi Kalender Akademik dan Jadwal Libur 1 2 3
Penyiapan Petugas Pelaksana Pembentukan Tim Pelaksana MBG: Merujuk pada Modul 3 (Kepala Sekolah, Guru Pembina UKS, Petugas Pelaksana Harian, Guru Pendamping) Peran Serta Warga Sekolah Lainnya Komite sekolah, orangutua (Melibatkan orang tua dalam pemahaman program dan edukasi gizi di rumah), peserta didik, petugas kantin, dll melalui sosialisasi Persiapan Sumber Daya Pendukung Sumber daya pendukung yang perlu disiapkan dalam pengoptimalisasian pelaksanaan Program MBG antara lain: rangka Pilar 3 Penyiapan Materi Edukasi Tambahan Materi edukasi gizi akan diberikan sebelum dimulainya makan bersama (durasi ± 5 menit) Edukasi gizi dibawakan oleh guru di kelas
Pilar 4 Rencana Pembiayaan Dapat digunakan untuk mendukung operasional MBG (contoh: pembelian sabun cuci tangan, tempat sampah, alat kebersihan, dll.) selama sesuai dengan Permendikdasmen Nomor 8 Tahun 2025. Untuk Madrasah dapat melihat juga ke Kepdirjen Pendidikan Islam No. 3540 Tahun 2025 dan No. 2067 Tahun 2025 untuk madrasah. Pengeluaran yang tidak dibiayai BOSP dapat didukung oleh dana dari pemerintah pusat, daerah (APBD), atau partisipasi masyarakat sesuai peraturan yang berlaku Dukungan Dana Bantuan Operasional Satuan Pendidikan (BOSP)
STUDI KASUS Persiapan Program MBG di Satuan Pendidikan
Soal 1 Studi Kasus: Pengumpulan Database Kondisi Khusus Siswa dalam Program MBG Satuan Pendidikan "Harapan Bangsa" akan menjadi salah satu pelaksana Program Makan Bergizi Gratis (MBG) pada tahun ajaran baru. Sebelum pelaksanaan program, pihak sekolah diminta untuk menyiapkan database kondisi khusus siswa, terutama yang berkaitan dengan alergi makanan, fobia makanan, dan intoleransi makanan, guna menghindari risiko kejadian yang tidak diinginkan selama pemberian makanan. Pihak sekolah memiliki waktu dua minggu sebelum program dimulai dan telah mendapat beberapa rekomendasi metode pengumpulan data sebagai berikut: Pengisian formulir atau kuesioner oleh orang tua/wali murid pada saat pendaftaran ulang atau awal tahun ajaran. Wawancara langsung dengan orang tua/wali murid. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan seperti puskesmas untuk melakukan pemeriksaan awal terhadap kondisi gizi dan alergi. Observasi langsung terhadap perilaku siswa, terutama saat makan di kantin atau kegiatan sekolah
Soal 1 Studi Kasus: Pengumpulan Database Kondisi Khusus Siswa dalam Program MBG La1įuta1 Soal 1 Namun, sekolah menghadapi beberapa tantangan: Tidak semua orang tua mengembalikan formulir tepat waktu. Beberapa siswa belum terdiagnosis alergi secara medis. Tenaga kesehatan terbatas dan tidak semua siswa dapat diperiksa secara menyeluruh dalam waktu singkat. Guru belum terlatih untuk melakukan observasi terkait alergi atau intoleransi makanan. Pertanyaan Studi Kasus: Sebagai tim pelaksana MBG di satuan pendidikan tersebut, bagaimana strategi yang paling efektif dan efisien untuk mengumpulkan database kondisi khusus siswa? Jelaskan urutan langkah- langkah yang akan Anda lakukan berdasarkan metode yang tersedia, serta bagaimana Anda akan mengatasi keterbatasan yang ada?
Soal 2 Studi Kasus: Rencana Pembiayaan Program MBG SDN Harapan Makmur berencana memulai pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG) untuk siswa kelas 1 hingga kelas 3 sebanyak 180 siswa. Berdasarkan hasil survei awal, sekolah memiliki beberapa kendala: Toilet siswa dalam kondisi rusak dan saluran air kotor tersumbat. Sekolah belum memiliki sumber air bersih yang memadai. Tidak tersedia alat pengukur berat dan tinggi badan. Tempat cuci tangan ada tetapi tidak memiliki sabun cuci tangan yang cukup. Sekolah ingin membeli seragam khusus makan untuk siswa agar tetap bersih saat makan. Sekolah ingin menyediakan botol minum seragam bagi seluruh siswa. Pihak sekolah ingin menggunakan Dana BOSP semaksimal mungkin untuk mendukung pelaksanaan program MBG. Pertanyaan : Berdasarkan ketentuan dalam Permendikbudristek No. 63 Tahun 2022, identifikasi item mana saja dari rencana program MBG SDN Harapan Makmur yang dapat dibiayai menggunakan Dana BOSP. Jelaskan alasannya! Sebutkan kendala yang tidak dapat dibiayai oleh Dana BOSP dan mengapa? Buatlah rencana singkat alokasi anggaran Dana BOSP (maksimal Rp50 juta) untuk mendukung program MBG SDN Harapan Makmur berdasarkan kasus di atas!
SMP Harapan Bangsa akan memulai pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) minggu depan. Pihak sekolah telah menerima informasi bahwa makanan akan diantar ke ruang transit khusus di dekat kantor guru. Namun, sekolah masih perlu menyusun tim petugas pelaksana yang akan membantu pelaksanaan di lapangan, antara lain: Petugas yang akan menerima makanan dari Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Petugas yang akan mendistribusikan makanan ke kelas- kelas dan mengembalikan kembali tray makanan ke ruang transit Petugas yang mengatur siswa untuk secara bergantian mencuci tangan sebelum dan setelah makan Petugas yang mengatur keterlibatan siswa di kelas serta memberikan edukasi singkat sebelum proses makan Pertanyaan: Berdasarkan kebutuhan petugas tersebut, siapakah yang paling tepat ditugaskan untuk membantu pelaksanaan Program MBG di satuan pendidikan guna memastikan kesiapan pelaksanaan program? Soal 3 Studi Kasus: Persiapan Sumber Daya Pendukung Program MBG di Satuan Pendidikan
Soal 4 Studi Kasus: Persiapan Sarana dan Prasarana Pelaksanaan Program MBG SMP Sejahtera sedang mempersiapkan pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang akan dimulai bulan depan. Kepala sekolah meminta tim pelaksana untuk melakukan pengecekan sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk mendukung kelancaran program tersebut. Setelah dilakukan pengecekan, ditemukan beberapa hal berikut: Di setiap kelas sudah tersedia meja dan kursi, tetapi belum ada fasilitas cuci tangan. Tempat transit makanan masih berupa ruangan terbuka tanpa meja di dekat kantin. Tempat sampah hanya tersedia tiga buah di halaman sekolah, tanpa pemilahan. Guru piket sudah disiapkan untuk menerima makanan, namun belum dilengkapi sarung tangan, masker, atau penutup kepala. Sekolah sudah memiliki beberapa alat kebersihan, dan desinfektan. Belum tersedia alat ukur tinggi badan dan berat badan. Pertanyaan: Berdasarkan kondisi di atas, langkah- langkah apa yang harus dilakukan oleh SMP Sejahtera untuk memastikan kesiapan sarana dan prasarana pelaksanaan program MBG sesuai standar yang ditetapkan?
Pesan Kunci Persiapan MBG di Satuan Pendidikan Persiapan yang matang adalah kunci utama keberhasilan implementasi MBG. Pastikan sarana dan prasarana memadai serta higienis. Database peserta didik harus akurat untuk distribusi yang tepat. Sumber daya manusia pendukung harus siap dan terinformasi. Manfaatkan sumber pembiayaan yang tersedia (misal: BOSP) secara akuntabel.
Pelatihan Nasional Implementasi Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Satuan Pendidikan Jakarta 6- 8 Juli 2025 Modul 3: Pelaksanaan Program MBG di Satuan Pendidikan
Tujuan Pembelajaran Menjelaskan peran dan tanggung jawab petugas pelaksana Program MBG di satuan pendidikan 1 Mampu menjalankan prosedur pelaksanaan makan bergizi gratis di satuan pendidikan 2 Menjelaskan prosedur pelaksanaan makan bergizi gratis yang efektif dan efisien 3 Mampu memaknai nilai- nilai karakter yang tersirat dalam program MBG di satuan pendidikan 4 5 Menjelaskan pentingnya edukasi gizi dan sosialisasi PHBS dalam Program MBG. 6 Menjelaskan pentingnya edukasi gizi dan sosialisasi PHBS dalam Program MBG.
Isu Pelaksanaan Program MBG 1. Pembagian Peran & Tantangan Identifikasi siapa saja yang akan mengisi peran- peran tersebut di sekolah Bapak/Ibu. Diskusikan potensi tantangan dalam pembagian peran dan pelaksanaannya. Bagaimana sekolah Anda akan memastikan koordinasi antarperan? Alur Pelaksanaan Makan Bergizi di Sekolah Penerimaan Makanan Uji Organoleptik Distribusi Makanan Pelaksanaan Makan di Kelas Implementasi Edukasi Gizi & PHBS Program MBG sebagai wadah penanaman kebiasaan sehat. Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran siswa tentang gizi seimbang dan PHBS. Menciptakan budaya sekolah yang sehat.
Pembagian Peran Memilih Peran Masing- masing peserta dalam kelompok membagi peran sesuai dengan petugas pelaksana yang diharapkan ada sebagai pendukung pelaksanaan program MBG di satuan pendidikan Tugas Setiap Peran Masing- masing peserta yang telah mendapatkan peran sebagai petugas pelaksana, memastikan memahami tugasnya dalam mendukung program pelaksanaan MBG di satuan pendidikan seperti yang telah direkomendasikan dalam buku panduan. catatan: pasang identitas peran masing- masing di bagian depan tubuh peserta agar mudah teridentifikasi fasilitator
Petugas Pelaksana MBG di Satuan Pendidikan Siapa Saja Pelaksana MBG di Sekolah? Program MBG adalah tanggung jawab bersama di sekolah. Terstruktur dan terkoordinasi. Peran Kunci: Kepala Sekolah Tugas & Tanggung Jawab: Memastikan ketersediaan sarana prasarana. Menunjuk penanggung jawab teknis dan pelaksana harian. Mendukung penuh implementasi program. Berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan dan SPPG. Catatan: Pemimpin tertinggi dalam implementasi MBG di sekolah.
Petugas Pelaksana MBG di Satuan Pendidikan Peran Teknis: Guru Pembina UKS Tugas & Tanggung Jawab: Melakukan pendataan peserta didik (termasuk kondisi khusus/alergi). Mengidentifikasi kesiapan sarana prasarana pendukung program. Menyusun rencana sosialisasi dan edukasi gizi & PHBS. Berkoordinasi dengan SPPG dan Puskesmas. Catatan: Detail teknis pelaksanaan program ada di tangan Guru Pembina UKS. Peran Harian: Petugas Pelaksana Harian Tugas & Tanggung Jawab: Menerima dan menghitung makanan dari SPPG. Melakukan uji organoleptik makanan. Mendistribusikan makanan ke kelas. Mengumpulkan kembali tempat makan yang sudah kosong. Persyaratan: Sehat, bersih, menggunakan APD (masker, sarung tangan). Mendata, mencatat, dan melaporkan kondisi terkait ke dalam dashboard implementasi MBG di Satuan Pendidikan https://s.id/Program-MBG- Kemendikdasmen
Petugas Pelaksana MBG di Satuan Pendidikan Peran di Kelas: Guru Pendamping Tugas & Tanggung Jawab: Bertanggung jawab atas persiapan dan pelaksanaan MBG di kelas. Memimpin proses makan di kelas. Melakukan edukasi gizi dan PHBS sederhana. Memastikan kebersihan setelah makan. Edukasi gizi dan sosialisasi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dalam program makan bergizi gratis di satuan pendidikan dapat diintegrasikan secara holistik melalui 5 pendekatan: Pada saat pelaksanaan MBG , guru pendamping mengelola waktu makan di satuan pendidikan untuk menyampaikan edukasi gizi harian dan mendorong pembiasaan makan bergizi; Intrakurikuler ,dengan menyisipkan materi gizi seimbang, keamanan pangan, serta PHBS dalam mata pelajaran melalui metode proyek atau diskusi berbasis kasus; Kokurikuler , seperti praktik mencuci tangan sebelum makan, pengolahan sampah makanan, atau pembuatan jadwal makan di rumah dengan menu bergizi bersama guru dan siswa; Ekstrakurikuler , melalui kegiatan kreatif (lomba poster gizi, pentas drama tentang PHBS) atau pembentukan peer educator untuk mengampanyekan hidup sehat di lingkungan sekolah; serta Pembiasaan di kehidupan sehari- hari , satuan pendidikan mendorong komunikasi berkelanjutan dengan orang tua/wali untuk membangun kebiasaan makan bergizi dan PHBS siswa di lingkungannya.
Prosedur Pelaksanaan MBG di Satuan Pendidikan
Prosedur Pelaksanaan MBG di Satuan Pendidikan
Prosedur Pelaksanaan MBG di Satuan Pendidikan
Penerimaan Makanan Key Point: Petugas harian menerima dan menghitung jumlah makanan dari Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Memastikan jumlah makanan untuk peserta didik dengan kebutuhan khusus (alergi, intoleransi, fobia) sudah sesuai Mengisi formulir penerimaan Mengkordinasi pemindahan makanan ke area transit Tempat makanan boleh ditumpuk dengan tinggi tertentu dengan mempertimbangkan kekuatan material agar tidak merusak yang di bawah.
Ya Tidak Makanan boleh dibagikan Makanan Dikembalikan ke SPPG Uji Organoleptik Yaitu penilaian mutu makanan dengan indera manusia untuk mengevaluasi penampilan, bau, rasa, dan tekstur *Panelis: petugas pelaksana harian Sampel makanan, panelis, formulir uji, alat makan, air minum PERSIAPAN Warna, aroma, rasa, tekstur, keseluruhan PENILAIAN UJI ORGANOLEPTIK Hitung rata-rata skor untuk setiap aspek dan identifikasi apabila ada skor rendah (<3) PENGOLAHAN DATA Berikan rekomendasi perbaikan jika ada aspek yang perlu ditingkatkan dan kumpulkan formulir PENGUMPULAN FORMULIR Langkah Uji Organoleptik di Satuan Pendidikan Skor Rendah
Penilaian Warna Nilai apakah warna makanan segar , menarik , dan sesuai dengan jenis makanan Penilaian Aroma Nilai apakah aroma makanan segar , tidak tengik , atau memiliki bau yang tidak sedap Pelaksanaan Uji Organoleptik Penilaian Rasa Nilai apakah rasa makanan sesuai dengan yang diharapkan ( tidak terlalu asin, manis, atau pahit ) Penilaian Tekstur Nilai apakah tekstur makanan sesuai Amati apakah makanan menunjukkan tanda tidak layak konsums i Penilaian Keseluruhan Nilai apakah makanan tersebut layak disajikan kepada siswa.
Distribusi Paket makanan dari SPPG Distribusi dapat melibatkan pengurus kelas, pengurus ekstrakurikuler, pengurus OSIS, atau peserta didik lain Area Transit Kelas Petugas pelaksana harian bertugas mengkordinasikan proses distribusi ke kelas Waktu tunggu dari makanan diterima hingga konsumsi sebaiknya tidak >30 menit
JENJANG WAKTU MAKAN PAUD Sebelum Pukul 09.00 SD Sederajat Kelas 1- 3 SD Sederajat Kelas 4- 6 Diantara pukul 11.00 - 13.00 (Sebagai makan siang) SMP Sederajat SMA Sederajat Pelaksanaan Makan di Kelas Pembiasaan Makan Bersama di Kelas: SEBELUM MAKAN SAAT MAKAN SETELAH MAKAN
Wali kelas/guru pendamping memastikan siswa: Mencuci tangan dengan sabun Berdoa sebelum makan SEBELUM MAKAN Wali kelas/guru pendamping: Memotivasi siswa menghabiskan makanan Memberi edukasi gizi singkat Bila ada menu susu, dianjurkan dikonsumsi min 1 jam setelah makan SAAT MAKAN SETELAH MAKAN Pelaksanaan Makan di Kelas Pembiasaan Makan Bersama di Kelas: Wali kelas/guru pendamping memastikan siswa: Berdoa setelah makan Sisa makanan dibiarkan di tempat makan Mencuci tangan setelah makan
Penanganan Kejadian Alergi Murid ruam, gatal, bengkak di wajah/bibir, mual, muntah, sesak nafas setelah konsumsi MBG CATAT! kronologi kejadian, jenis makanan yg dikonsumsi, gejala yang muncul Hentikan konsumsi makanan Beri murid pertolongan pertama Bawa murid ke petugas kesehatan sekolah atau puskesmas terdekat Informasikan ke orang tua Update riwayat alergi ke SPPG
Penanganan Kejadian Keracunan Murid dengan gejala keracunan dipisah ke ruangan cukup ventilasi, diistirahatkan, dan diberi air secukupnya Satuan pendidikan melapor ke dinkes/puskesmas terdekat untuk penyelidikan Bawa murid ke petugas kesehatan sekolah atau puskesmas/rumah sakit terdekat Amankan sisa makanan untuk di periksa lab Satuan pendidikan membuat laporan insiden ke dinas pendidikan Monitoring perkembangan keracunan
Penanganan Sampah Sisa Makanan Sampah Non- Edible Makanan yang secara fisik masih bisa dikonsumsi namun tidak dimakan lagi Contohnya : sisa nasi/sayur Makanan yang tidak bisa atau tidak layak dikonsumsi lagi Contohnya : tulang, kotak susu, kulit buah Tetap diletakkan di dalam tray Dibuang ke tempat sampah terpilah sesuai jenis sampahnya Tray dikembalikan ke ruang transit untuk dikembalikan ke SPPG
Pesan Kunci Tim pelaksana yang terstruktur dan terlatih adalah kunci. Fokus pada kebersihan, keamanan pangan, dan efisiensi prosedur. Satuan pendidikan bertanggung jawab menjamin makanan layak konsumsi. Edukasi gizi dan PHBS adalah bagian integral, bukan sekadar pelengkap. Integrasikan edukasi ke dalam berbagai kegiatan sekolah.
Tindak Lanjut dan Harapan Rencana Tindak Lanjut: Pembentukan/penguatan tim pelaksana MBG di sekolah. Penyesuaian jadwal sekolah untuk program MBG. Sosialisasi internal kepada seluruh warga sekolah. Mempersiapkan sarana prasarana pendukung. Harapan: Implementasi Program MBG yang efektif dan berkelanjutan untuk generasi yang lebih sehat dan cerdas.
Pelatihan Nasional Implementasi Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Satuan Pendidikan Jakarta 6- 8 Juli 2025 BAB 4: Monitoring, Evaluasi, dan Pelaporan
Tujuan Pembelajaran 1 Menjelaskan indikator kinerja Program MBG 2 Melaksanakan monitoring pelaksanaan Program MBG secara berkala 3 Melakukan evaluasi pelaksanaan Program MBG untuk mengidentifikasi keberhasilan dan kendala 4 Menyusun laporan pelaksanaan Program MBG secara terstruktur 5 Memanfaatkan sistem dashboard pemantauan untuk memantau perkembangan Program MBG
Latar Belakang Mengapa MEP (Monitoring, Evaluasi, Pelaporan) Penting? Program MBG adalah investasi besar untuk masa depan bangsa Oleh sebab itu, MEP diperlukan agar: Tanpa MEP, sulit mengukur dampak dan efektivitas program MEP memastikan akuntabilitas, transparansi, dan identifikasi area perbaikan pengambilan keputusan Data dari MEP menjadi dasar yang berbasis bukti
M O N I T O R I N G Program MBG
Apa itu Monitoring Program MBG? Monitoring adalah proses pengamatan dan pencatatan secara sistematis dan berkelanjutan terhadap pelaksanaan program MBG. Tujuan Monitoring Mengetahui perkembangan keterlaksanaan, luaran, serta dampak dari program MBG di satuan pendidikan sesuai dengan panduan Mengidentifikasi tantangan yang dihadapi selama pelaksanaan program agar dapat dilakukan perbaikan Indikator Monitoring Persiapan Pasca Pelaksanaan Pelaksanaan
Indikator Monitoring Pelaksanaan MBG Tahap Persiapan Data Jumlah Sasaran Program Diambil dari DAPODIK Data Peserta Didik dengan Kondisi Khusus Alergi, intoleransi pangan, & fobia yang dicatat dalam form kondisi khusus Ketersediaan Sarana Prasarana Kelayakan area penerimaan dan transit, sarana CTPS, tempat sampah, serta alat ukur tinggi, berat badan, dan LILA Ketersediaan Petugas Pelaksana dan Bahan Materi Edukasi
Area Transit Makanan Tidak Sesuai Sesuai Makanan diletakkan di atas meja Makanan diletakkan di lantai tanpa alas/karpet
Area Cuci Tangan Pakai Sabun
Jumlah paket yang dikirimkan oleh SPPG Jumlah penerima program/manfaat Indikator Monitoring Pelaksanaan MBG Tahap Pelaksanaan Data- data tersebut diinput setiap hari oleh sekolah di dashboard Pemantauan MBG
Kegiatan Reguler Harian Jumlah tray/paket makanan yang dikembalikan Jumlah makanan basi atau tidak lolos uji organoleptik, alasan ketidaklayakan Bulanan Tingkat kepuasan murid terhadap makanan Kegiatan Insidentil Penanganan Keracunan Jumlah murid keracunan, gejala, dan tindak lanjut Dicatat dalam form pencatatan kondisi sakit murid Penanganan Kejadian Tidak Terduga Jumlah hari tidak dapat melaksanakan MBG Dicatat di form pencatatan kejadian tak terduga Indikator Monitoring Pelaksanaan MBG Tahap Pasca Pelaksanaan Di tahap pasca pelaksanaan, terdapat 2 kegiatan yang perlu dimonitor:
Metode dan Alat Monitoring Observasi langsung di kelas/area makan Wawancara singkat dengan guru, siswa, atau petugas pelaksana Pengecekan dokumen (formulir penerimaan, uji organoleptik) Formulir checklist (disediakan dalam panduan) Buku catatan harian Foto/video (jika diperlukan untuk dokumentasi) Metode Alat
Peran Pemangku Kepentingan Monitoring Program MBG Satuan Pendidikan Menunjuk tim pengisi form pemantauan. Mengisi form pemantauan dan indikator MBG di Dapodik secara lengkap dan akurat. Melakukan review atas data yang telah diisi. Dinas Pendidikan Meninjau kelengkapan dan akurasi data dari sekolah. Mengkomunikasikan kekurangan data kepada sekolah. Merekap dan menganalisis data seluruh sekolah di wilayahnya. Melaksanakan kunjungan lapangan untuk observasi dan menerima masukan dari sekolah. Menggunakan hasil analisis untuk meningkatkan kualitas program MBG Lembaga Non Pemerintah Mengelola platform pemantauan elektronik dan helpdesk bersama UPT dan K/L lain sebagai kanal komunikasi dengan sekolah dan daerah. Mengumpulkan dan menganalisis data pemantauan nasional Melakukan kunjungan ke sekolah bersama pemangku kepentingan untuk observasi langsung dan menerima masukan. Merumuskan dan menyempurnakan kebijakan serta program MBG agar lebih efektif dan berkelanjutan.
EVALUASI Program MBG
Apa itu Evaluasi Program MBG? Evaluasi adalah penilaian sistematis dan objektif terhadap relevansi, efektivitas, efisiensi, dampak, dan keberlanjutan program MBG Tujuan Evaluasi Menilai sejauh mana tujuan program tercapai. Mengidentifikasi faktor keberhasilan dan kegagalan. Memberikan rekomendasi untuk perbaikan program di masa mendatang. Mengukur dampak program makan bergizi gratis melalui ketercapaian hasil (outcome) berdasarkan indikator yang telah ditetapkan
Indikator Evaluasi Program MBG PENGETAHUAN GIZI DAN PHBS MURID Dilakukan oleh pemerintah pusat dengan sampel yang representatif secara kab/kota, provinsi, dan nasional PERILAKU GIZI DAN PHBS Dilakukan oleh pemerintah pusat dengan sampel yang representatif secara kab/kota, provinsi, dan nasional KEHADIRAN MURID Pencatatan kehadiran peserta didik di DAPODIK PARTISIPASI SEKOLAH Dilihat dari data angka partisipasi sekolah yang dikeluarkan satu tahun sekali oleh Kemendikdasmen (ada pada indikator SPM) HASIL BELAJAR MURID Capaian skor literasi numerasi dan karakter STATUS GIZI MURID Berat badan, Tinggi badan, IMT, dan Hemoglobin Pengukuran oleh tim sekolah per 6 bulan sekali, kecuali Hb (oleh puskesmas untuk remaja putri kelas 7 dan 10 tiap tahun) Dilihat di hasil asesmen yang dilakukan oleh pemerintah pusat
Peran Pemangku Kepentingan Evaluasi Program MBG Kemendikdasmen Melakukan evaluasi nasional dampak MBG terhadap kesehatan dan perilaku peserta didik. Bekerja sama dengan UPT daerah, K/L terkait, dan mitra pembangunan. Pemda Melakukan evaluasi di wilayah masing- masing untuk memberi masukan kebijakan. Dapat berkoordinasi dengan pemerintah pusat. Lembaga Non Pemerintah Lembaga riset, swasta, dan universitas dapat berperan dalam evaluasi. Hasilnya dapat dikoordinasikan dengan pemerintah pusat untuk optimalisasi dampak.
PELAPORAN Program MBG
Akuntabilitas dan Transparasi Pelaporan Program MBG Tujuan Pelaporan Menyediakan informasi yang jelas dan ringkas tentang kemajuan program. Sebagai bentuk akuntabilitas kepada pemangku kepentingan (Dinas Pendidikan, SPPG). Dasar untuk perbaikan dan perencanaan program selanjutnya. Jenis Laporan Laporan Harian/Mingguan (Monitoring). Laporan Bulanan/Semesteran (Gabungan monitoring & evaluasi awal). Laporan Akhir Program (Evaluasi komprehensif).
Hal yang Dilaporkan Ketersediaan sarana pendukung Sarana CTPS, alat ukur tinggi dan berat badan, tempat sampah Pelaporan Harian Data penerima program MBG (jumlah murid, jumlah murid dengan kondisi khusus dan keterangannya) Penerimaaan, termasuk hasil uji organoleptik dan jumlah makanan tidak layak Ketersediaan sarana pendukung Sarana CTPS, alat ukur tinggi dan berat badan, tempat sampah Bentuk Pelaporan Pemutakhiran data DAPODIK Panduan Implementasi Program MBG di Satuan Pendidikan Lampiran 1: Instrumen Data Periksa Kesiapan Satuan Pendidikan Panduan Implementasi Program MBG di Satuan Pendidikan Lampiran 2 Lampiran 3 Lampiran 9 Panduan Implementasi Program MBG di Satuan Pendidikan Lampiran 4: Formulir Pencatatan Kondisi Siswa Sakit
Hal yang Dilaporkan Jumlah kejadian tak terduga (terlambat datang dan kondisi yang menyebabkan tidak dapat dilaksanakan) Jumlah pendidik dan tenaga kependidikan yang mendapatkan edukasi (jumlah guru, frekuensi) Bentuk Pelaporan Panduan Implementasi Program MBG di Satuan Pendidikan Lampiran 7 Panduan Implementasi Program MBG di Satuan Pendidikan Lampiran 5 Pengukuran Antropometri (berat/tinggi badan/LILA) Berat badan, tinggi badan, LILA Panduan Implementasi Program MBG di Satuan Pendidikan Lampiran 6
Pesan Kunci Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan MEP adalah siklus tak terpisahkan dari keberhasilan program MBG. Indikator yang jelas dan terukur memandu proses monitoring dan evaluasi. Monitoring berkala penting untuk deteksi dini masalah. Evaluasi menilai pencapaian tujuan dan rekomendasi perbaikan. Pelaporan menjamin akuntabilitas dan transparansi sebagai dasar perencanaan ke depan. Sistem dashboard sangat membantu efisiensi MEP.
S I M U L A S I Pengukuran Antropometri
Pengukuran Antropometri Pengertian Antropometri adalah cara untuk mengetahui status gizi seseorang dengan mengukur ukuran tubuh, seperti berat badan, tinggi badan, dan lingkar lengan atas (LILA). Alat Ukur Antropometri Klik disini Link Video Alat Ukur Antropometri
Pengukuran Berat Badan Klik disini Link Video Pengukuran Berat Badan
Pengukuran Tinggi Badan Klik disini Link Video Pengukuran Tin gg i Badan
Pengukuran Lingkar Lengan Atas (LiLA) Klik disini Link Video Pengukuran LILA
Link RTL Pemda https://drive.google.com/drive/folders/1ISuXefSO0_j7x3Ysmu3RURQS6oVp3o2x?usp=sharing Rencana Tindak Lanjut Implementasi Program MBG di Satuan Pendidikan Jakarta 7 Juli 2025