1. Tahapan prevalence of undernourishment Penghitungan PoU.pdf
RendyFranata2
1 views
9 slides
Sep 19, 2025
Slide 1 of 9
1
2
3
4
5
6
7
8
9
About This Presentation
Pou
Size: 588.27 KB
Language: none
Added: Sep 19, 2025
Slides: 9 pages
Slide Content
TAHAPAN PENGHITUNGAN
PREVALENCE OF
UNDERNOURISHMENT
Jakarta,2 Mei 2025
Jakarta, 21 Agustus 2025
Disampaikan pada Focus Group Discussion (FGD) Penyusunan
Prevalence of Undernourishment (PoU) Series Ke-3
2
PENGANTAR KONSEP POU
Proporsi penduduk di suatu wilayah
yang mengkonsumsi pangan lebih
rendah dari standar kecukupan energi
untuk dapat hidup sehat, aktif dan
produktif, yang dinyatakan dalam
bentuk persentase.
Fokus pada kurangnya asupan energi dibandingkan dengan kebutuhan minimal biologis—
indikasi pangan tidak cukup atau kelaparan
3
KERANGKA DASAR METODOLOGI FAO
Bentuk distribusi konsumsi energi (f(x))—diasumsikan log-normal
PARAMETER DALAM PENGHITUNGAN POU
Rataan Konsumsi: Per Kapita Dietary Energy
Consuption (DEC) sebagai mean dari distribusi01
02
Variabilitas: koefisien variasi (CV) sebagai
cerminan skewness distribusi
03
Titik cut-off (rₗ): kebutuhan energi minimum
agregat menurut jenis kelamin-usia-populasi
4
LANGKAH 1 ─ ESTIMASI MEAN
Dietary Energy Consuption (DEC) adalah
estimasi rata-rata konsumsi energi (kalori) per
kapita per hari, yang diperoleh dari data
konsumsi pangan rumah tangga
DIETARY ENERGY CONSUMPTION
SUMBER DATA DEC : SUSENAS
Susenas (Survei Sosial Ekonomi Nasional)
menyediakan data konsumsi pangan rumah
tangga yang cukup rinci, baik jenis maupun
jumlah bahan makanan. Dari data tersebut, dapat
dihitung energi yang dikonsumsi oleh setiap
rumah tangga.
PERBEDAAN DES vs DEC
Sebelumnya FAO menggunakan DES dari Food
Balance Sheets sebagai proksi rata-rata (mean)
konsumsi energi, maka penggunaan DEC lebih
unggul karena:
a.DES menggambarkan pangan tersedia di
tingkat nasional, belum tentu benar-benar
dikonsumsi individu.
b.DEC mencerminkan pola konsumsi aktual
rumah tangga, sehingga lebih dekat pada
realitas.
c.DEC dapat menangkap variasi konsumsi
energi antar rumah tangga di lapangan. Lebih
adaptif terhadap perubahan pola konsumsi
yang dipengaruhi faktor sosial-ekonomi,
geografi, maupun musim
5
LANGKAH 2 ─ MENENTUKAN VARIABILITAS (CV)
Koefisien variasi (CV) adalah ukuran
statistik yang menggambarkan tingkat
ketimpangan atau keragaman
konsumsi energi antar individu atau
rumah tangga. Dalam konteks PoU, CV
digunakan untuk merepresentasikan
sebaran distribusi konsumsi energi di
dalam populasi.
DEFINISI CV PERAN CV DALAM DISTRIBUSI ENERGI
a.CV menentukan bentuk kurva distribusi f(x): semakin
besar CV, semakin lebar sebaran konsumsi energi,
artinya ketimpangan konsumsi makin besar.
b.Dengan hanya dua parameter—rata-rata (mean/DEC)
dan CV—distribusi konsumsi energi dapat
didefinisikan (asumsi log-normal).
c.Tanpa CV, PoU hanya akan mencerminkan rata-rata
(mean), padahal kerawanan pangan sangat
dipengaruhi ketimpangan distribusi.
6
LANGKAH 3 ─ MENENTUKAN CUT -OFF
Dalam metodologi FAO, cut-off kebutuhan energi minimum adalah titik batas yang digunakan
untuk menentukan apakah seseorang dikategorikan undernourished atau tidak. Penentuan
nilai ini melalui tahapan berikut:
a.Dasar perhitungan kebutuhan energi
Kebutuhan energi dihitung berdasarkan karakteristik biologis: usia, jenis kelamin, tinggi
badan, serta tingkat aktivitas fisik minimal untuk hidup sehat.
b.Lower Limit Energy (LLE)
Untuk masing-masing kelompok usia dan jenis kelamin, dihitung kebutuhan energi
minimum rata-rata. Penghitungan LLE ini menggunakan rumusan yang beragam tergantung
dari kelompok usia dan jenis kelamin.
a.Contoh: kebutuhan minimum untuk anak usia 5 tahun berbeda dengan orang dewasa
laki-laki. Semua kebutuhan ini nanti dirata-ratakan sesuai proporsi demografi dalam
populasi.
c.Bobot populasi
Agar representatif, kebutuhan energi setiap kelompok diberi bobot sesuai proporsi jumlah
penduduk dalam kelompok tersebut.
7
LANGKAH 4 ─ HITUNG PROPORSI POPULASI DI BAWAH CUT -OFF
Setelah diketahui distribusi konsumsi energi (f(x)), rata-rata (DEC), variabilitas (CV), dan cut-off kebutuhan
energi minimum (MDER), langkah terakhir adalah menghitung berapa persen populasi yang berada di
bawah cut-off tersebut.
Konsep Distribusi Probabilitas
Konsumsi energi dipandang sebagai distribusi log-normal. Artinya, tidak semua orang
mengonsumsi energi sama, ada yang jauh di bawah rata-rata dan ada yang jauh di atas
Hitung luas kurva di bawah cut-off (MDER)
Dengan distribusi log-normal, kita menghitung luas area di bawah kurva f(x) sampai titik MDER.
Luas area ini menunjukkan proporsi populasi yang tidak mencapai kebutuhan energi minimum.
Proses teknis (Z-score & CDF)
oMDER dinormalisasi menjadi Z-score dengan membandingkannya terhadap rata-rata (DEC)
dan variabilitas (CV).
oLalu digunakan fungsi distribusi kumulatif normal standar (CDF) untuk menghitung persentase
penduduk dengan konsumsi energi < MDER.
8
TAHAPAN PENGHITUNGAN POU
1
2
3
Menentukan DEC
DEC merupakan rata-rata kalori (yang telah
disesuaikan) per kapita per hari
Menghitung CVinc
CVinc merupakan variasi kalori karena
pendapatan (disini digunakan pendekatan
pengeluaran) yang merupakan hubungan
antara pendapatan dan konsumsi makanan
untuk mengontrol variasi data.
Menentukan CVr
CVr merupakan suatu komponen yang tetap,
sebagian besar negara menggunakan angka
0,20 tetapi Indonesia menggunakan angka
0,178589
4
5
Menentukan CV Total
CV=
2
(CVinc)
2
+(CVr)
2
Menentukan Log-normal of
cutoff point
r
L=Ln(MDER)
�??????????????????�=
??????� (���)
���
6Menentukan Parameter dari Log-
normal distribusi
μ=lnDEC−
CV
2
2
σ=ln(CV
2
+1
Mean :
Standar Deviation :
7Menghitung PoU
PoU=100×NormDistr(r
L;μ;σ;TRUE)